Kamis, 10 September 2015

tintin kurniawati_kpi 1A_pengantar sosiologi_tugas 1

A.    Apa itu Sosiologi ?

 

Istilah sosiologi muncul pertama kali pada tahun 1839 pada keteragan sebuah paragraf dalam pelajaran ke-47 cours de la philosophie (kuliah filsafat) karya August Compte. Pada awalnya August Compte menyebut ilmu pengetahuan masyarakat dengan nama '' fisika sosial''. Namun beberapa bulan sebelumnya seorang ahli matematika dan astronom juga ingin menyebut "fisika sosial'' sebagai ilmu baru, yaitu studi statistik kependudukan. Dengan rasa gundah dan menyesal August Compte harus melepaskan labelnya. Tampaknya ia dipaksa untuk menemukan nama baru untuk ilmunya dan nama itu adalah sosiologi, yaitu sebuah kata yang berasal dari bahasa latin, socius yang berarti masyarakat dan logos yang berarti ilmu. Jadi, dapat dikatan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang membahas tentang interaksi dan fenomena yang terjadi dalam suatu masyarakat.

Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas ilmu itu sendiri, namun sosiologi juga bisa menjadi ilmu terapan (applied science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan masalah praktis atau masalah sosial yang perlu ditanggulangi (Hotton dan Hunt, 1987:41), seorang ahli soiologi yang melahkukan penelitian tentang tekanan ekonomi atau masalah kemiskinan yang dialami keluarga buruh tani misalnya, maka dia adalah seorang ilmuwan murni. Tetapi, kalau peneliti tersebut kemudian meneruskanya dengan melahkuan studi mengenai bagaimana cara menaikan taraf kehidupan keluarga buruh tani, maka dalam hal ini sosiologi menjadi ilmu terapan. Seorang sosiolog yang bekerja di tataran praktis ia tidak sekedar meneliti masalah sosial untuk membangun proposisi dan mengembangkan teori. Tetapi sosiologi bukanlah seperangkat doktrin yang kaku dan selalu menekan apa yang " seharusnya" terjadi melainkan ia adalah semacam sudut pandang baru atau ilmu yang selalu mencoba untuk mengungkap fakta-fakta yang tersembunyi di balik realitas yang tampak. Beberapa ciri sosiologi yang inheren adalah pengakuanya yang rendah hati terhadap realitas dan sifatnya yang subversif. Sosiologi selalu tidak percaya terhadap apa yang tampak sekilas dan selalu mencoba menguak serta membongkar apa yang tersembunyi (latent) di balik realitas nyata (manifes) karena sosiologi berkeyakinan bahwa "dunia baru bisa dipahami jika dikaji secara mendalam dan diinterpretasikan.(Berger dan Kellner,1985:5).

 

B.   Tokoh tokoh sosiologi

 

1.      Auguste Comte (1798-1857)

2.      Eimile Durkheim (1858-1917)

3.      Karl Marx (1818-1883)

4.      Max Weber (1864-1920)

5.      Herbert Spencer (1820-1903)

6.      Georg Simmel (1858-1918)

 

 

 

C.   Teori dasar sosiologi

 

1.      Teori August Compte ( Teori Hukum Tiga Tingkatan).

 

Menurut compte ada tiga tingkatan intelekual yang harus dilalui dunia sepanjang hidupnya. Pertama, tahap teologis yaitu keyakinan bahwa adikodrati, tokoh agama dan keteladanan menjadi dasar segala sesuatu. Kedua, tahap metafisik yaitu kyakinan bahwa kekuatan abstraklah yang menerangkan segala sesuatu, bukanya dewa-dewa personal. Dan yang ketiga adalah tahap positifistik yang ditandai dengan keyakinan terhadap ilmu sains.

 

2.      Teori Karl Mark ( Teori Kapitalis).

 

Manusia pada dasarnya produktif, artinya untuk bertahan hidup manusia perlu bekerja di dalam dan dengan alam. dengan bekerja seperti itu mereka meghasilkan makana, pakaian, peralatan, dan kebutuhan lain yang memungkinkan mereka hidup. Produktivitas mereka bersifat alamiah, yang memungkinkan mereka mewujudkan dorongan kreatif mendasar yang mereka miliki.

 

3.      Teori Harbert Spencer ( Teori Evolusi).

 

Masyarakat tumbuh melalui perkembangbiakan individu dan penyatuan kelompok-kelompok (compounding). Peningkatan ukuran masyarakat menyebabkan strukturnya makin luas dan makin terdiferensiasi serta meningkatkan deferensiasi fungsi yang dilahkukanya. disamping pertumbuhan ukuranya, masyarakat berubah melalui penggabungan yakni, makin lama makin menyatukaan kelompok yang berdampingan. dengan demikian spencer berbicara tentang gerak evolusioner dari masyarakat yang sederhana ke penggabungan dua kali lipat ( doubly compound) dan penggabungan tiga kalilipat (trebly-compound).

 

4.      Teori Max Weber ( Rasionalitas).

 

Proses berfikir aktor dalam membuat pilihan mengenai alat dan tujuan . Dalam hal ini pilihan dibuat dengan merujuk pada kebiasaan, peraturan dan hukum yang diterapkan secara universal. Ketiganya berasal dari berbagai struktur bersekala besar, terutama strukur birokrasi dan ekonomi. Weber mengebangkan teorinya dalam konteks studi perbandingan sejarah masyarakat barat, cina, india, dan beberapa masyarakat lain. Dalam studi ini dia mencoba melukiskan faktor yang membantu mendorong atau merintangi perkembangan rasionalisasi.

 

Daftar Pustaka

 

Narwoko, J Dwi dan Bagong Suyanto.2007. Sosiologi Teks Pengantar Dan     Terapan. Jakarta: Kencana.

Ritzer, George dan Douglas J.Goodman.2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Kencana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini