Minggu, 11 Oktober 2015

Seli Nursolihat - KPI 1A - Keluarga besarku - tugas5

Nama: Seli Nursolihat

Nim: 11150510000043

Kelas: KPI 1A

 

KELUARGA BESARKU

 

A.    Asal usul

Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta:  kula dan warga "kulawarga" yang berarti "anggota" "kelompok kerabat". Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti ("nuclear family") terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.

 

Banyak istilah yang digunakan oleh para ahli untuk memberikan pengertian atau definisi tentang keluarga. Keluarga bisa berarti bapak, ibu dan anak-anaknya atau seisi rumah. Dapat juga disebut batih, yaitu seisi rumah yang  menjadi tanggungan, dan dapat pula berarti kaum, yaitu sanak saudara serta kaum kerabat. Selain itu, istilah keluarga juga disamakan dengan istilah rumah tangga.

 

Secara umum , keluarga didefinisikan sebagi suatu kelompok yang terdiri dari dua orang tua atau lebih yang diikat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi, serta tinggal bersama

 

Saya bernama Seli Nursolihat, anak sulung dari dua bersaudara. Saya dilahirkan oleh orangtua yang keduanya berdarah sunda. Ibu saya berasal dari Tasikmalaya dan ayah saya berasal dari Kota Ciamis, Jawa Barat. Adapun kakek saya yang bernama H.Sahudin adalah tokoh masyarakat yang mana di desanya terkenal untuk berdakwah islamiah. Nenek saya  HJ. Ukat yang juga aktivis pengajian masyarakat menjadikan keluarga besar ibu saya menjadi pribadi islami, yang mana dalam kelurga itu diharuskan untuk mengaji, belajar di pesantren, dan berlaku sopan santun. Namun dalam keluarga besar ayah saya pun mengajarkan tentang kedisiplinan, kebersihan, kerapihan, dan berprilaku baik.

 

Walaupun kakek tinggal di pedesaan yang mana penduduk disana kebanyakan menjadi petani.  Tapi  tidak dengan kakek, kakek enggan untuk menjadi petani.  kakek mempunyai hobi berternak ayam, ikan, dan usaha pangkas rambut. Menjadikan kakek yang sosoknya banyak di sayangi oleh cucu-cucunya yang pulang setiap setahun sekali.

 

Saat saya menginjak usia lima tahun. Orangtua saya memutuskan untuk pindah ke Depok, untuk mengubah nasib dan mencari pengalaman. Dengan bekal hanya menjual ladang sawah maka kami  memutuskan untuk tinggal di Depok dan membuka usaha disana. Saat itu ibu saya sedang  mengandung  delapan bulan dan saya yang saat itu duduk dibangku TK,  Menjadikan saya harus  pandai cepat-cepat beradaptasi dengan lingkungan, teman baru, dan sekolah baru.

 

B. jejaring sosial

Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.

 

Analisis jaringan jejaring sosial memandang hubungan sosial sebagai simpul dan ikatan. Simpul adalah aktor individu di dalam jaringan, sedangkan ikatan adalah hubungan antar aktor tersebut. Bisa terdapat banyak jenis ikatan antar simpul. Penelitian dalam berbagai bidang akademik telah menunjukkan bahwa jaringan jejaring sosial beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari keluarga hingga negara, dan memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seorang individu dalam mencapai tujuannya.

 

Jaringan sosial di keluarga ayah saya adalah entrepreneurship. Ayah  saya yang berprofesi sebagai pedagang yang membuka toko alat pancing, makanan hewan dsb. Menjadikan ayah saya pedagang yang usahanya di butuhkan oleh pemancing, peternak, dll. Awalnya ayah adalah seorang wiraswata namun, karna faktor usia dan ekonomi maka ayah memutuskan untuk membuka usaha. Dari usaha ini alhamdulillah ayah dapat memberangkatkan ibu umroh dan dapat menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi negri. Awalnya ayah ingin membuka cabang namun, lagi-lagi mencari pegawai yang jujur sangatlah jarang. oleh sebab itu maka ayah hanya mempunyai satu toko saja.

 

 

3.  Nilai – Nilai dan Sistem Sosial Budaya yang Dipergunakan di dalam Keluarga

Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.

 

Adapun nilai-nilai dan sosial budaya yang di gunakan di keluarga saya adalah, menurut penuturan ibu beliau tidak membatasi saya untuk menikah dengan suku dan golongan mana saja. Tapi ibu mengharuskan agar saya menikah dengan lelaki yang seagama, bukan hanya sekedar islam KTP, berakhlak baik, dan Rajin bekerja.

 

Karna dalam keluarga saya sendiri pun sangat kental ajaran islam. Yang mana saya dan adik saya diharuskan untuk pesantren selama enam tahun, berjilbab ketika sudah baligh, mengaji kitab islam, menjadikan keluarga saya harmonis di dunia untuk bekal di akhirat kelak.

 

Ibu yang ramah senyum dan mempunyai sosok keibuan ini mendidik anaknya agar bisa menjadi seorang wanita yang baik, menyuruh anaknya agar dapat menempuh pendidikan tinggi , dan kelak menjadi anak yang sukses. Adapun ayah yang membanting tulang mengajarkan anaknya untuk bekerja keras, disiplin, dan tegas. Yang semuanya itu sudah tertanam dalam diri kami.

 

 

         Membuat penelitian agar pembaca tahu bagaimana keluarga besar saya.

 

         Melalui metode kulitatif

 

         Pertanyaan penelitian benar adanya dari sumber yang terpecaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini