Minggu, 11 Oktober 2015

Suci Nurhaliza Hermawati_Jurnalistik 1/A_Keluarga Besarku

Nama : Suci Nurhaliza Hermawati

Kelas : Jurnalistik 1/A

NIM : 11150510000016

 

KELUARGA BESARKU

 

A.    Asal-Usul

            Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Keluarga dapat didefiniskan sebagai sekumpulan orang yang saling berinteraksi dan memiliki rasa ketergantungan satu sama lain karena adanya hubungan darah, dipersatukan dalam perkawinan, kelahiran maupun adopsi. Di dalam sebuah keluarga, masing-masing anggota akan memainkan perannya masing-masing sebagai kakek, nenek, ibu, ayah, anak, kakak, adik, dan lain-lain.

            Keluarga berfungsi sebagai pembentuk karakter, sebab keluarga merupakan lingkungan pertama yang mendidik perilaku serta mengawasi tumbuh kembang anak. Selain itu, keluarga juga berfungsi untuk meneruskan keturunan, memberikan identitas kepada seseorang, memberikan kasih sayang, memberikan perlindungan dan rasa aman,serta meneruskan nilai-nilai budaya secara turun-temurun. Keluarga juga berfungsi sebagai unit pelayanan kesehatan pertama apabila ada anggota keluarganya yang sakit. Keluarga juga merupakan tempat meminta nasihat dan sebagai fasilitator dalam membantu menghadapi kendala apapun yang dialami oleh anggota keluarganya.

            Mengenai keluarga, saya akan membahas sedikit mengenai keluarga besar saya. Nama saya Suci Nurhaliza Hermawati. Keluarga besar saya berasal dari suku Sunda, baik dari pihak ibu maupun ayah. Saya merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Ibu saya bernama Holisoh, beliau asli Sukabumi dan merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Kakek dari pihak ibu saya bernama Manta. Namun, beliau meninggal dunia ketika ibu saya belum menikah. Nenek dari pihak ibu saya bernama Sopiah, beliau aktif mengikuti pengajian-pengajian di banyak masjid hingga saat ini. Ayah saya bernama Wanda Hermawan, beliau berasal dari Parakalansalak, sebuah daerah pegunungan di Kabupaten Sukabumi. Ayah saya merupakan anak ke-6 dari 12 bersaudara. Nenek dari pihak ayah bernama Aminah dan kakek bernama Robbani. Karena ayah dan ibu saya sama-sama keturunan Sunda asli, keluarga saya tidak ada percampuran budaya.

 

B.     Jaringan Sosial

Manusia merupakan makhluk sosial yang pasti membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Interaksi antar manusia akan membentuk sebuah jaringan sosial. Keluarga juga memerlukan jaringan sosial untuk menciptakan relasi dengan dunia luar. Jaringan sosial sebuah keluarga dengan lingkungan luar dapat berupa sebuaah rekan bisnis ataupun sekedar bersilaturahmi. Selain itu, jaringan sosial dapat dicipatkan oleh profesi yang ditekuni oleh anggota keluarganya.

Ibu saya bekerja sebagai seorang staff accounting di perusahaan dealer mobil sebuah merk ternama. Dengan profesi tersebut, beliau mendapatkan jaringan yang sangat luas karena banyak menghadiri pertemuan dengan sesama staff accounting ataupun jabatan lain di perusahaan serupa namun di tempat berbeda. Keluarga besar dari pihak ibu saya juga banyak menciptakan jaringan sosial dari profesi mereka. Mereka bekerja di berbagai perusahaan swasta, bank, usaha menjahit dan mendirikan bisnis sendiri. Sedangkan ayah saya, membangun beberapa rumah yang kemudian dijadikan rumah kontakan dan memiliki beberapa petak sawah. Sementara keluarga besar dari pihak ayah banyak yang memulai usaha sendiri, bekerja di perusahaan dan ada juga yang berprofesi sebagai tentara.

 

C.    Nilai Sosial dan Budaya dalam Keluarga

Nilai merupakan sesuatu yang dijadikan pedoman yang mengarahkan tingkah laku sehari-hari. Nilai sosial dan budaya dapat tercipta melalui interaksi dan terbntuk dari adanya sosialisasi. Nilai yang diterapkan dalam sebuah keluarga akan menjadi sbuah kepribadian bagi anggota keluarga tersbut.

 Nilai sosial dan budaya yang diterapkan dalam keluarga kami mungkin tidak jauh berbeda dengan yang diterapkan oleh keluarga-keluarga yang lain. Etika makan, misalnya. Ketika makan tidak boleh ada makanan yang tersisa dan makan dengan tertib, tidak ada suara kecapan. Kemudian jika selesai makan, piring langsung dicuci. Sarapan kami tidak boleh lebih dari jam 08.00 dan makan malam kami dibiasakan tidak lebih dari jam 19.30. Selain itu, anggota keluarga kami dibiasakan untuk tidur cepat, sekitar pukul 21.00 s/d pukul 22.00. Setelah jam-jam tersebut, tidak ada suara televise atau bunyi-bunyi apapun di dalam rumah.

Setiap idul fitri atau idul adha, semua anggota keluarga besar kami selalu berkumpul di salah satu rumah anggota keluarga dan mengadakan syukuran yang kemudian dilanjutkan dengan makan-makan besar. Kami selalu pergi ziarah bersama ke makam anggota keluarga yang sudah meninggal. Kapanpun jika ada libur panjang, kami selalu menyempatkan untuk berkumpul dan berlibur bersama keluarga besar. Hal ini menyebabkan kuatnya ikatan kekeluargaan di antara kami meskipun banyak anggota keluarga yang merantau.

Selain itu, keluarga besar kami juga menganut nilai sosial budaya yang umum dilakukan oleh setiap keluarga, seperti mengadakan syukuran ketika salah satu anggota keluarga mendapatkan keberhasilan.

 

 

·  Informasi didapatkan dari penelitian dan melibatkan narasumber terdekat yang juga merupakan anggota keluarga besar.

·         Penelitian ini menggunakan metode kualitatif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini