Kamis, 10 Maret 2016

Dauatus Saidah_PMI 6_Pembanguan Pertanian Berbasis Ekologi_Tugas 1

Dauatus Saidah
1113054000016 (PMI 6)
Tugas ke 1
 
Pembangunan pertanian berbasis ekologi
Pertanian berkelanjutan merupakan pengertian kunci dalam pembahasan pertanian ekologi. Para ilmuan senior dunia mengatakan agar manusia merubah sikap dan tindakannya terhadap alam. Pada awal tahun 1990-an, lima puluh ilmuan Swedan sampai pada konsensus mengenai prinsip keberlanjutan.
Prinsip-prinsip ini pada awalnya menjadi kurikulum sekolah di Swedan, namun kemudian diambil alih oleh Negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris serta menjadi bagian dari gerakan lingkungan.
Prinsip-prinsip keberlanjutan yang kemudia terkenal adalah pertama; alam tidak dapat menanggung beban dari penimbunan secara sistematis dari bahan-bahan hasil penambangan dari kulit bumi. Kedua; alam tidak dapat menanggung beban dari penimbunan secara sistematis dari bahan-bahan rekayasa permanen buatan manusia. Ketika; alam tidak menanggung beban dari perusakan secara sistematis dari kemampuannya untuk memperbarui dirinya.
Dengan demikian, bila kehidupan ingin lestari maka kita harus efisien memanfaatkan sumberdaya, menegakkan keadilan karena kemiskinan akan membawa pada usaha dengan persfektif jangka pendek yang merusak lingkungan (misalnya hutan) yang dibutuhkan oleh  semua makhluk hidup untuk kehidupan jangka panjang.
Pertanian berkelanjutan tidak dapat berdiri sendiri, namun merupakan harus bagian dari suatu paradigma dan gerakan alternatif yang menyangkut keterhubungan antara manusia dan alam. Untuk menggali lebih dalam latar belakang pemikiran atau asumsi dasar pertanian berkelanjutan atau yang disebut juga pertanian alternatif maka kita beralih pada agroekologi.
Definisi formal dari agreologi adalah kajian menyeluruh mengenai agroesistem, termasuk semua unsur lingkungan dan manusia, hubungan unsur-unsur dan proses-proses yang melibatkan unsur-unsur tersebut. misalnya; simbosis, persaingan, dan perubahan secara berurutan.
Dalam arti yang sempit agreologi menunjuk pada studi dan pengetahuan mengenai fenomena ekologis di dalam sistem pertanian, seperti hubungan predator/mangsa atau permasalahan persaingan tanaman pertanian dengan gulma.
Dalam artian lebih luas lagi agreologi mencakup pemikiran mengenai pendekatan pertanian yang lebih peka dna peduli pada lingkungan dan masyarakat. Suatu pendekatan yang tidak selalu berfokus pada produksi, namun menekankan keberlanjutan dari sistem produksi itu sendiri. Dalam pengertian ini, agroekologi merupakan suatu pendekatan dari pertanian berbasis epistemology berbeda dibandingkan pendekatan pertanian yang konvensional.
Asumsi dasar dari agreologi dikemukakan oleh Norgaard adalah; 1. Agroekosistem sebagai sistem kompleks yang berkembang bersama manusia dalam suatu proses yang unik. 2. Karena, the nature of each biological system as evolved to reflect the nature of the people-their social organization, knowledge,technologies and valus. 3. Demikianpun, cirri penduduk mencerminkan sebentuk ciri dari lingkungan fisik dan sistem biologi yang menjadi lingkungan hidupnya. 4. Human culture molds biological system while biological system mold culture each puts selective pressure on the other. People and their biological systems have coevolved.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini