KARL MARX
Oleh Dwinda Nur Oceani (Jurnalistik B)
A. Pertentangan Kelas
Menurut Marx masyarakat dibentuk pertama kali dari dua kelompok dengan
pertentangan – pertentangan ekonomi yaitu kelompok borjuin dan kaum
proletar. Kaum borjuis adalah kaum pemegang peraturan, mereka adalah
orang – orang kaya yang menontrol sarana produksi ekonomi dan politik.
Mereka juga memiliki jatah kekuasaan untuk melayani kepentingan
mereka. Sedangkan kaum proletar adalah kaum yang bekerja secara
tereksploitasi oleh kaum borjuis, kelas yang tidak memiliki sarana dan
alat produksi sehingga dalam pemenuhan akan kebutuhan ekonominya tidak
lain hanyalah menjual tenaganya. Peran negara disini adalah untuk
melayani dan melindungi orang – orang yang membuat peraturan.
Pandangan tentang kelas, yaitu kelas – kelas dianggap sebagai kelompok
– kelompok sosial yang mempunyai kepentingan sendiri yang bertentangan
satu sama lain sehingga konflik tidak terelakan lagi. Masyarakat
terdiri dari dua kelas yang didasarkan pada kepemilikan sarana dan
alat produksi (properti) yaitu kelas borjuis dan proletar.
B. Ideologi
Marx menempatka ideology sebagai keseluruhan ide yang dominan dan
diusung oleh sebuah masyarakat sebagi kelompok sosial dalam bingkai
superstruktur masyarakat. Ideology ini dikondisikan oleh bingkai atau
batas ekonomi dan menjadi semacam refleksi atas bingkai itu. Dengan
demikian kaum borjuis yang semakin menanjak telah menentukan
pemikiran-pemikiran tentang kebebasa, hak asasi manusia, kesetaraan
di hadapan hukum (hak) dalam bingkai pergulatan mengahadapi orde atau
tatanan lama. Mereka ini cendrung memindahkan apa-apa yang menjadi
ekspresi kepentingan kelasnya menjadi nilai-nilai yang universal.
C. Agama
Marx merujuk agama sebagai candu masyarakat, namun berikut adalah
kutipan catatan Marx : kesukaran agama – agama pada saat yang bersama
merupakan ekspresi dari kesukaran yang sebenarny dan juga protes
melawan kesukaran yang sebenarnya. Agama adalah nafas lega makhluk
yang tertindas, hatinya dunia yang tidak punya hati, spiritnya kondisi
yang tanpa spirit. Agama adalah candu masyarakat.
Bentuk keagamaan ini, mudah dikacaukan dan oleh karena itu selalu
berkemungkinan untuk menjadi dasar suatu gerakan revolusioner. Kita
juga melihat bahwa gerakan – gerakan keagamaan sering berada digarda
depan dalam melawan kapitalisme. Meskipun demikian Marx merasa bahwa
agama khususnya menjadi bentuk kedua ideologi dengan menggambarkan
ketidak adilan kapitalisme sebagai sebuah ujian bagi keyakinan dan
mendorong perubaahan revolusioner ke akhirat. Dengan cara ini,
teriakan orang – orang tertindas justru digunakan untuk penindasan
selanjutnya.
D. Modal Produksi
Di dalam produksi sosial eksistensi, manusia menjalin hubungan dengan
tertentu yang dibutuhkan dan bebas sesuai keinginan mereka. Hubungan –
hubungan produksi ini berkaitan dengan level tertentu yang terkait
dengan perkembangan tenaga produksi material. Keseluruhan kebutuhan
ini membentuk struktur ekonomi masyarakat, sebagai pondasi riil yang
menjadi dasar berdirinya bangunan yuridis dan politik, dan sebagai
jawaban atas bentuk – bentuk tertentu dalam kesadaran sosial. Cara
produksi dalam kehidupan material pada umumnya mendominasi
perkembangan kehidupan sosial, politik dan intelektual. Bukan
kesadaran manusia yang menentukan eksistensinya, namun sealiknya,
eksistensi sosial mereka menentukan kesadaran tersebut. Pada taraf
perkembangan tertentu tenaga kerja produksi material dalam masyarakat
berbenturan dengan hubungan produksi yang ada, mulailah era revolusi
sosial. Perubahan dalam fondasi ekonomi disertai dengan kekacauan
bangunan besar itu cepat atau lambat. Terdapat kekacauan dalam kondisi
– kondisi produksi ekonomi.
Namun ada juga bentuk – bentuk yuridis, politik, religius, artistik
dan filosofis, pendeknya bentuk – bentuk ideologi tempat manusia
didalamnya memperoleh kesadaran akan adanya konflik itu dan akan
mendorongnya hingga ke ujung akhir. Jika direduksi hingga ke garis –
garis besarnya, maka cara produksi ala asia, kuno , feudal, dan
burjois tampak sebagai zaman progresif terbentuknya ekonomi dalam
masyarakat. Hubungan – hubungan produksi model borjuis adalah bentuk
antagonis terakhir dalam proses sosial produksi. Masa prasejarah
kemanusiaan berakhir dengan sistem sosial ini.
Giddens, Anthony dkk. 2008.Sosiologi Sejarah dan Berbagai
Pemikirannya. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar