TEORI KARL MARX
Disusun oleh: Harry riandayasa
PERTENTANGAN KELAS
Karl Marx membedakan kelas sebagaimana kondisi dirinya sendiri didefinisikan sebagai keseluruhan individu yang secara umum memiliki kondisi kerja yang sama, status yang sama dan permasalahan yang sama,namun tidak harus terorganisasikan dalam suatu proyek atau rencana bersama. Sedangkan kelas bagi dirinya sendiri merupakan sebuah kelas yang karena telah menyadari akan adanya kepentingan bersama, lalu mengorganisasikan diri menjadi gerakan sosial berbentuk sindikat dan partai, yang berarti menempa diri untuk mencari identitas. Ada 2 kelas sosial yaitu: pertama kelas Borjuis yaitu kaum borjuis yang di dorong oleh persaingan dan haus akan keuntungan tergerak untuk semakin lama semakin mengeksploitasi kaum proletar. Kaum borjuislah yang memegang tempat yang dominan. Contoh: pemilik modal. Kedua kelas proletar adalah kaum yang terperangkap dalam kemelaratan dan pengangguran yang bersifat endemik maka kelas proletar hanya memiliki satu-satunya jalan keluar yaitu pemberontakan sporadis atau melakukan revolusi.contoh rakyat jelata yang miskin dan terdiri dari sekumpulan tukang di pabrik-pabrik dan para petani yang terusir dari tanahnya.
IDEOLOGY
Marx menempatkan ideology sebagai keseluruhan ide yang dominan dan diusung oleh sebuah masyarakat sebagai kelompok social dalam bingkai superstruktur masyarakat. Ideologi ini dikondisikan oleh bingkai atau batas ekonomi dan menjadi semacam refleksi atas bingkai itu. Dengan demikian kaum borjuis yang semakin menanjak telah menetukan pemikiran-pemikiran tentang kebebasan hak asasi manusia,kesetaraan dihadapan hukum(hak) dalam bingkai pergulatan menghadapi orde atau tatanan lama. Mereka ini cenderung memindahkan apa-apa yang menjadi ekspresi kepentingan kelasnya menjadi nilai-nilai yang universal , marx juga memiliki sebuah teori tentang ideology sebagai semacam alineasi.
AGAMA
Karl Marx adalah seorang atheis yaitu tidak memiliki agama, di Negara komunis agama seringkali disamakan dengan ideologi. Marx memiliki pandangan ideologi sebagai berikut, sebagaimana halnya pertanyaan tentang Negara (pemerintahan), Marx tidak memiliki teori yang sistematik tentang ideologi. Sebaliknya, yang ada hanya analisis-analisis parsial dan belum rampung namun seringkali berbobot dan tajam. Analisis ini berkisar pada beberapa tema yang sifatnya fundamental.
Marx menempatkan ideologi sebagai keseluruhan ide yang dominan dan diusung oleh sebuah masyarakat sebagaui kelompok sosial dalam bingkai superstruktur masyarakat. Ideology ini dikondisikan oleh bingkai itu. Dengan demikian kaum bojuis yang semakin menanjak telah menentukan pemikiran-pemikiran tentang kebebasan, hak asasi manusia, kesejahteraan di hadapan hukum (hak) dalam bingkai pergulatan menghadapi orde atau tatan lama. Mereka ini cenderung memindahkan apa-apa yang menjadi ekspresi kepentingan kelasnya menjadi nilai-nilai yang universal.
Marx juga memiliki sebuah teori tentang ideologi sebagai semacam alienasi. Pengertian ini dipinjam filsuf Ludwig Feuerbach yang merupakan penulis L'Essence du christianisme (Esensi Kristenisme)(1864). Bagi Feuerbach agama itu merupakan proyeksi dalam bentuk "surga bagi pemikiran (ide)", harapan dan keyakinan manusia. Orang bisa mempercayai eksistensi tuhan secara riil seperti yang ditemukannya. Marx mengambil kembali pemikiran ini ( bahwa agama adalah "candu bagi masyarakat".) Selanjutnya ia akan mengusungnya ke dalam analisis komoditas
MODAL PRODUKSI
Marx sangat tertarik terhadap pendirian para ekonom politik. Ia memuji premis dasar mereka yang menyatakan bahwa tenaga kerja merupakan sumber seluruh kekayaan. Pada dasarnya premis inilah yang menyebabkan Marx merumuskan teori nilai tenaga kerja. Dalam teori ini ia menegaskan bahwa keuntunga kapitalis menjadi basis eksploitasi tenaga kerja. Kapitalis melakukan muslihat sederhana dengan membayar upah tenaga kerja kurang dari yang selayaknya mereka terima, karena mereka menerima upah kurang dari nilai barang yang sebenarnya mereka hasilkan dalam suatu periode kerja.
Daftar Pustaka
Forse, michael. Sosiologi sejarah dan pemikirannya.Yogyakarta: Kreasi Wacana ,2004
Bachtiar, wardi. Sosiologi klasik.Bandung: PT Remaja Rasdakarya, 2006
Giddens Anthony, Bell Daniel dan Force Michael, La (Sociologie Histoire et Idees, Bantul, Kreasi Wacana Modal Produksi
TeoriRitzer,George, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007Offset, 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar