Annisa Rahmah
Jurnalistik 1B
1112051100043
Karl Marx
Karl Heinrich Marx (lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818 – meninggal di London, Inggris, 14 Maret 1883 pada umur 64 tahun) adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia.
1. Pertentangan Kelas
Konflik kelas diambil sebagai titik sentral dari masyarakat. Konflik antara kaum kapitalis dan proletar adalah sentral dari masyarakat. Segala macam konflik mengasumsikan bentuk dari peningkatan konsolidasi terhadap kekacauan. Kaum kapitalis telah mengelompokkan populasi, memusatkan tujuan produksi dan mengkonsentrasikan produksi pada segelintir orang saja. Kaum borjuis telah menciptakan kekuatan produktif dari semua generasi dalam sejarah sebelumnya. Tetapi kelas-kelas itu juga berlwanan antara satu dengan lainnya. Masyarakat terpecah ke dalam dua kelas besar yaitu borjuis dan proletar.
Struktur administratif Negara modern adalah sebuah komite yang mengurus sehari-hari kaum borjuis, yang bagian dari produksi umum tersebuat akan membuat jalan bagi konflik-konflik ini. Hal itu memperkirakan bahwa kelas menengah—pada akhirnya—akan hilang. Semua proletar direkrut dari semua kelas populasi termasuk kaum buruh dan pengrajin modal kecil. Mereka membentuk perkumpulan yang kuat dan dapat memberikan dukungan ketika perjuangan semakin kuat. Bagian dari proletarianisasi kaum borjuis telah menyebabkan kaum proletar dengan unsur-unsur pencerahan dan kemajuan, peningkatan potensial secara revolusioner.
2. Ideology
Marx menempatka ideology sebagai keseluruhan ide yang dominan dan diusung oleh sebuah masyarakat sebagi kelompok sosial dalam bingkai superstruktur masyarakat. Ideology ini dikondisikan oleh bingkai atau batas ekonomi dan menjadi semacam refleksi atas bingkai itu. Dengan demikian kaum borjuis yang semakin menanjak telah menentukan pemikiran-pemikiran tentang kebebasa, hak asasi manusia, kesetaraan di hadapan hukum (hak) dalam bingkai pergulatan mengahadapi orde atau tatanan lama. Mereka ini cendrung memindahkan apa-apa yang menjadi ekspresi kepentingan kelasnya menjadi nilai-nilai yang universal.
3. Agama
Menurut Karl Marx, agama adalah candu masyarakat, karena agama, masyarakat menjadi tidak maju dan bersikap rasional. Agama yang dimaksud Marx adalah agama Kristen Ateisme yang diajarkan Marx adalah ateisme modern. Agama yang mengajarkan Tuhan yang serba bisa hanya menipu dan menyesatkan masyarakat. Marx mengkritik Feuerbach yang hanya menyatakan bahwa Tuhan adalah khayalan, namun tidak mencari sebabnya. Bagi Marx sebab yang diberikan adalah manusia lari kepada Tuhan karena penindasan yang mereka terima dari masyarakat kelas yang dikritiknya. Menurutnya agama hanya menjadi penghalang manusia untuk menyangkal dan memperbaiki hidupnya yang sedang ditindas, seandainya Tuhan dan agama tidak ada, maka manusia bisa hidup bebas dan bermartabat. Di sinilah Tuhan sekiranya dicoret karena tidak diperlukan. Manusia seharusnya menolak kapitalisme yang sedang menindas mereka.
4. Modal Produksi
Di dalam produksi sosial eksistensi, manusia menjalin hubungan dengan tertentu yang dibutuhkan dan bebas sesuai keinginan mereka. Hubungan – hubungan produksi ini berkaitan dengan level tertentu yang terkait dengan perkembangan tenaga produksi material. Keseluruhan kebutuhan ini membentuk struktur ekonomi masyarakat, sebagai pondasi riil yang menjadi dasar berdirinya bangunan yuridis dan politik, dan sebagai jawaban atas bentuk – bentuk tertentu dalam kesadaran sosial. Cara produksi dalam kehidupan material pada umumnya mendominasi perkembangan kehidupan sosial, politik dan intelektual. Bukan kesadaran manusia yang menentukan eksistensinya, namun sealiknya, eksistensi sosial mereka menentukan kesadaran tersebut. Pada taraf perkembangan tertentu tenaga kerja produksi material dalam masyarakat berbenturan dengan hubungan produksi yang ada, mulailah era revolusi sosial. Perubahan dalam fondasi ekonomi disertai dengan kekacauan bangunan besar itu cepat atau lambat. Terdapat kekacauan dalam kondisi – kondisi produksi ekonomi.
Namun ada juga bentuk – bentuk yuridis, politik, religius, artistik dan filosofis, pendeknya bentuk – bentuk ideologi tempat manusia didalamnya memperoleh kesadaran akan adanya konflik itu dan akan mendorongnya hingga ke ujung akhir. Jika direduksi hingga ke garis – garis besarnya, maka cara produksi ala asia, kuno , feudal, dan burjois tampak sebagai zaman progresif terbentuknya ekonomi dalam masyarakat. Hubungan – hubungan produksi model borjuis adalah bentuk antagonis terakhir dalam proses sosial produksi. Masa prasejarah kemanusiaan berakhir dengan sistem sosial ini.
Referensi :
Huijbers, Theo. 1977. Manusia mencari ALLAH suatu Filsafat Ketuhanan. Yogyakarta: Kanisius.
Suseno, Franz Magnis. 2006. Menalar Tuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Giddens, Anthony dkk. 2008. Sosiologi Sejarah dan Berbagai Pemikirannya. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Bachtiar, wardi. 2006. Sosiologi Klasik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar