Rabu, 03 Oktober 2012

KarlMarx_RizkyAnanda_Jurnalistik1B_TugasKe3

Karl Marx  (1818 -1883)
Oleh: Rizky Ananda, Jurnalistik 1B, 1112051100031
 
        I.            Pertentangan Kelas
Marx berpendapat  bahwa masyarakat dibentuk pertama kali dari dua kelompok yang memiliki kepentingan ekonomi, yaitu kelompok borjuis dan kelompok proletar. Kelompok borjuis merupakan kumpulan beberapa orang kaya/makmur yang memiliki kekuasaan untuk mengontrol dan mengatur sarana produksi, serta memiliki jatah kekuasaan untuk melayani kepentingan  mereka. Kaum proletar adalah kelompok manusia yang diatur dan bekerja secara ter eksploitasi oleh kaum borjuis.  Dalam kasus ini negara ti8dak bertindak sebagai penengah, tetapi sebagai  lembaga yang melayani dan melindungi orang orang yang membuat peraturan , serta menghindarkan mereka (kaum borjuis) dari ancaman orang dan kelompok lain.
Menurt Marx kapitalisme akan menimbulkan hukum hukum kriminal, karena itu dibutuhkan untuk memelihara tatanan yang sudah mapan. Dalam pandangan ini, hukum kriminal datang dari pihak kelas atas melawan kelas bawah. Konsep ini berkaitan dengan konsep kapitalisme.
 
      II.            Ideologi
Marx menempatkan ideology sebagai keseluruhan ide yang dominan dan diusung oleh sebuah masyarakat sebagi kelompok sosial dalam bingkai superstruktur  masyarakat. Ideology ini dikondisikan oleh bingkai atau batas ekonomi dan menjadi semacam refleksi atas bingkai itu. Dengan demikian kaum borjuis yang semakin menanjak telah menentukan pemikiran-pemikiran tentang kebebasa, hak asasi  manusia, kesetaraan di hadapan hukum (hak) dalam bingkai pergulatan mengahadapi orde atau tatanan lama. Mereka ini cendrung memindahkan apa-apa yang menjadi ekspresi kepentingan kelasnya menjadi nilai-nilai yang universal.
    III.            Agama
Marx merujuk agama sebagai candu masyarakat, namun berikut adalah kutipan catatan Marx : kesukaran agama – agama pada saat yang bersama merupakan ekspresi dari kesukaran yang sebenarny dan juga protes melawan kesukaran yang sebenarnya. Agama adalah nafas lega makhluk yang tertindas, hatinya dunia yang tidak punya hati, spiritnya kondisi yang tanpa spirit. Agama adalah candu masyarakat.
Bentuk keagamaan ini, mudah dikacaukan dan oleh karena itu selalu berkemungkinan untuk menjadi dasar suatu gerakan revolusioner. Kita juga melihat bahwa gerakan – gerakan keagamaan sering berada digarda depan dalam melawan kapitalisme. Meskipun demikian Marx merasa bahwa agama khususnya menjadi bentuk kedua ideologi dengan menggambarkan ketidak adilan kapitalisme sebagai sebuah ujian bagi keyakinan dan mendorong perubaahan revolusioner ke akhirat. Dengan cara ini, teriakan orang – orang tertindas justru digunakan untuk penindasan selanjutnya.
   IV.            Modal Produksi
Di dalam produksi sosial eksistensi, manusia menjalin hubungan dengan tertentu yang dibutuhkan dan bebas sesuai keinginan mereka. Hubungan – hubungan produksi ini berkaitan dengan level tertentu yang terkait dengan perkembangan tenaga produksi material. Keseluruhan kebutuhan ini membentuk struktur ekonomi masyarakat, sebagai pondasi riil yang menjadi dasar berdirinya bangunan yuridis dan politik, dan sebagai jawaban atas bentuk – bentuk tertentu dalam kesadaran sosial. Cara produksi dalam kehidupan material pada umumnya mendominasi perkembangan kehidupan sosial, politik dan intelektual. Bukan kesadaran manusia yang menentukan eksistensinya, namun sealiknya, eksistensi sosial mereka menentukan kesadaran tersebut. Pada taraf perkembangan tertentu tenaga kerja produksi material dalam masyarakat berbenturan dengan hubungan produksi yang ada, mulailah era revolusi sosial. Perubahan dalam fondasi ekonomi disertai dengan kekacauan bangunan besar itu cepat atau lambat. Terdapat kekacauan dalam kondisi – kondisi produksi ekonomi.
Namun ada juga bentuk – bentuk yuridis, politik, religius, artistik dan filosofis, pendeknya bentuk – bentuk ideologi tempat manusia didalamnya memperoleh kesadaran akan adanya konflik itu dan akan mendorongnya hingga ke ujung akhir. Jika direduksi hingga ke garis – garis besarnya, maka cara produksi ala asia, kuno , feudal, dan burjois tampak sebagai zaman progresif terbentuknya ekonomi dalam masyarakat. Hubungan – hubungan produksi model borjuis adalah bentuk antagonis terakhir dalam proses sosial produksi. Masa prasejarah kemanusiaan berakhir dengan sistem sosial ini.
 
Referensi :
Huijbers, Theo. 1977. Manusia mencari ALLAH suatu Filsafat Ketuhanan. Yogyakarta: Kanisius.
Suseno, Franz Magnis. 2006. Menalar Tuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Giddens, Anthony dkk. 2008. Sosiologi Sejarah dan Berbagai Pemikirannya. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Bachtiar, wardi. 2006. Sosiologi Klasik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini