Minggu, 30 Maret 2014

Aditiya Awaludin_tugas 4_pembangunan pedesaan, realitas yang menyedihkan

NAMA : ADITIYA AWALUDIN
NIM : 1113054000012
JURISAN : PMI 2
 PEMBANGUNAN PEDESAAN
 PENGERTIAN
Pembangunan pedesaan adalah suatu proses dimana anggota-anggota masyarakat desa pertama-tama mendiskusikan dan menentukan keinginan mereka, kemudian merencanakan dan mengerjakan bersama untuk memenuhi keinginan mereka (T.R. Batten).
Pentingnya Pembangunan Pedesaan
Indonesia baru dapat disebut makmur kalau desa ikut makmur. Pembangunan memang identic dengan hal-hal yang bersifat fisik. Peningkatan kesejahteraan masyarakat desa dapat dilakukan melalui pembangunan yang berbasis kemasyarakatan. Salah satu upaya yang dilakukan melalui Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Berbasis Masyarakat (PKPBM). Dengan program tersebur diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian di desa  secara optimal. Karena cukup banyak potensi desa yang belum maksimal dikembangkan dalam mensejahterakan masyarakat. PKPBM dilaksanakan melalui kemitraan multipihak pemangku kepentingan dengan pembentukan forum PKPBM antardesa dimana tugas forum merumuskan dan membahas hal-hal strategis dalam penyusunan rencana pembangunan desa. Tahap perencanaan PKPBM harus memperhatikan beberapa hal, termasuk permasalahan tata ruang, profil maupun potensi unggulan desa.
 Memang perlu disadari lebih lanjut dan dikaji lebih mendalam, bahwa sejak dahulu kala sampai sekarang desa merupakan dan tetap berfungsi sebagai tulang punggung kehidupan social politik Indonesia. Maka dari itu, sangatlah penting pembanguna desa dalam kondisi sekarang ini.
 
Tujuan pokok pembangunan masyarakat desa, adalah:
1.      Tujuan jangka pendek yang hendak dicapai dalam pembangunan masyarakat desa adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2.      Tujuan jangka panjang adalah mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila yang diridhoi oleh Allah SWT.
PENDEKATAN
1.      Pendekatan Komprehensif
Pendekatan ini lebih menekankan pada keikutsertaan masyarakat secara keseluruhan sebagai unsur partisipan dalam pembangunan
2.      Pendekatan Integraf
Adalah pendekatan yang memandang suatu aspek kehidupan yang mempunyai hubungan yang tak terpisahkan dari aspek kehidupan lain. Pembangunan yang dilakukan berusaha memajukan dan mengembangkan seluruh lapangan kehidupan.
3.      Pendekatan Organis
Pendekatan ini lebih menekankan pada pengembangan sumber-sumber yang potensial yang terdapat di desa yang bersangkutan, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan dan kepentingan pokok masyarakat.
4.      Pendekatan Selektif
Pendekatan ini kebalikan dari pendekatan integral, karena pendekatan ini hanya mengutamakan salah satu atau beberapa bidang yang dianggap dapat menunjang program pokok pembangunan.
5.      Pendekatan Pertumbuhan
Pendekatan ini didasarkan pada pola kemungkinan pertumbuhan atau perkembangan daerah dan pola pertumbuhan tiap tahap yang telah ditentukan. Dalam pendekatan pembangunan semacam ini, setiap desa diberi kategori sesuai dengan tingkat perkembangan dan prasarana yang dimiliki oleh desa tersebut. Prasarana ini menjadi standar penilaian untuk memberikan kategori tertentu bagi setiap desa.
6.      Pendekatan Partisipatif
Pendekatan partisipatif adalah pendekatan yang didasarkan atas asumsi bahwa penduduk pedesaan adaalah subjek pembangunan, sumber daya manusia yang potensial. Oleh karena itu, pendekatan ini lebih menekankan pada pembentukan motivasi dalam diri masyarakat setempat, serta perubahan sikap mental masyarakatnya dalam mewujudkan terciptanya partisipasi aktif dan langsung kelihatan aslinya, karena keberhasilan yang diraih bukanlah dalam bentuk pembangunan fisik dan prasarana, tetapi dalam bentuk sikap mental dan tumbuhnya motivasi yang kuat dalam diri masyarakat itu sendiri.
      FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT
1.      Kondisi fisik
Yaitu letak geografis dan sumber alam yang terkandung di desa dan iklim desa. Letak geografis yang strategis seperti tidak sulit dijangkau. Karena bagaimanapun perkembangan desa tergantung pada mobilitas sosial. Sumber alam yang tersedia menentukan perkembangan desa, karena sumber alam yang memadai merupakan modal yang dapat diolah lebih lanjut. Iklim menentukan usaha pertanian, apa yang cocok untuk  dikembangkan dan apa yang lebih baik dikelola di desa tersebut. Menurut Bintarto, ada lima potensi fisik dalam rangka pengembangan desa, yaitu:
a.       Tanah, yaitu sumber tambang dan mineral serta sumber tanaman sebagai mata pencaharian,
b.      Air, yaitu sumber dan kualitas air,
c.       Iklim,
d.      Ternak, merupakan sumber tenaga, sumber bahan makanan, dan sumber keuangan,
e.       Manusia, artinya tenaga kerja sebagai pengolah tanah dan sebagai produsen.
2.      Kondisi nonfisik
Yaitu aspek sosial budaya dan religi. Sosial budaya adalah adat istiadat dan kebiasaan yang hidup dalam masyarakat yang masih ditaati.
     PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA
Pendidikan adalah modal utama dalam pembangunan. Mustahil rasanya untuk mengatakan bahwa kemajuan suatu Negara dapat dicapai tanpa adanya investasi dalam bidang pendidikan, karena pada dasarnya, pendidikan adalah sumber daya yang terbesar bagi manusia. Melalui pendidikan, manusia dapat berfikir secara sistematis, lebih luas cakrawalanya dan kritis menghadapi persoalan
KESIMPULAN
 
Melihat beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan pedesaan memang sangat penting. Dengan melakukan berbagai progam yang mengutamakan kepentingan masyaraka. Hal ini, menjadikan masyarakat lebih sejahtera dan makmur serta menjadikan bangsa Indonesia mempunyai kekuatan yang tangguh karena pembangunan desa yang merata dengan berbagai macam strategi yang mendukung progam pembangunan pedesaan. Investasi prasarana pun menjadi prioritas utama yang memobilitasi seluruh aktivitas kehidupan masyarakat pedesaan. Seperti yang kita ketahui bahwa sejak dahulu kala sampai sekarang desa merupakan dan tetap berfungsi sebagai tulang punggung kehidupan social politik Indonesia. Maka dari itu, sangatlah penting pembanguna desa dalam kondisi sekarang ini.
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
Leibo, Jefta. 1995, Sosiologi Pedesaan, Andi Offset, Yogyakata.
Marbun, B.N. 1988, Proses Pembangunan Desa, Erlangga, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini