Kamis, 05 November 2015

Kisah Sosiologi Individu Pembawa Perubahan Seorang Aktivis yang Memperjuangkan Hak Asasi Manusia Fatia Nurul Ismi (11150510000046) – KPI 1A Novia Hasan Fratiwi (11150510000074) – KPI 1B Farihatun Nasriyah (11150510000113) – Jurnalistik 1A Robiatul Adawiyah (1115051000213) – Jurnalistik 1B tugas UTS

Kisah Sosiologi Individu Pembawa Perubahan

Seorang Aktivis yang Memperjuangkan Hak Asasi Manusia


KATA PENGANTAR

 

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat taufik serta hidayah-nya karena atas berkat dan tuntunan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penelitian  untuk memenuhi syarat Ulangan Tengah Semester.

               Makalah ini membahas hasil wawancara kami tentang "Perjuangan Hidup, Komitmen, dan Pantang Menyerah ; Kisah Sosiologi Individu Pembawa Perubahan". Selain sebagai pelengkap  nilai mata kuliah Sosiologi, makalah ini kami hadirkan untuk teman-teman  mahasiswa agar  kian termotivasi dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri masing-masing individu sehingga tercapainya kemaksimalan dalam melaksanakan sebuah pekerjaaan.   

Banyak sekali kesulitan dan hambatan yang kami hadapi dalam membuat tugas ini, tetapi dengan semangat dan arahan dari berbagai pihak sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.kami menyimpulkan bahwa tugas mandiri ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami sebagai penulis menerima saran dan kritik dari dosen maupun pembaca sekalian.

 

 

 

Ciputat, 03 November 2015

 

 

 

Penyusun

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                

DAFTAR ISI

I.         PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Permasalahan

B.     Pertanyaan Penelitian

C.     Metode Penelitian

D.     Tinjauan Teoritis

 

II.      GAMBARAN UMUM SUBYEK KAJIAN

A.     Profil Umum Subyek

B.     Lokasi Kajian

 

III.   ANALISIS HASIL

IV.  KESIMPULAN

A.     Daftar Pustaka

B.     Kesimpulan

BAB I
PENDAHULUAN

 

   A.               Latar Belakang Permasalahan

 

            Individu merupakan unit terkecil pembentukan masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang  tidak dapat  dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Pada dasarnya, setiap individu  memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung . Manusia harus memutuskan sendiri apa yang akan dimakan dan juga kebiasaan-kebiasaan lain yang kemudian menjadi bagian dari kebudayaannya. Manusia mrngrmbangkan kebiasaan tentang apa yang dimakan, sehingga terdapat perbedaan makanan pokok di antara kelompokn atau masyarakat.

             Demikian juga dalam hal hubungan antara laki-laki dengan perempuan, kebiasaan yang berkembang dalam setiap kelompok menghasilkan bermacam-macam sistem pernikahan dan kekerabatan yang berbeda satu dengan lainnya. Dengan kata lain, kebiasaan-kebiasaan pada manusia atau masyarakat diperoleh melalui proses belajar yang diipelajari seperti kaitannya dengan lingkungan , masyarakat yang berbeda suku, ras dan agama oleh karena itu pentingnya kita bersosialisasi dengan banyak golongan adalah untuk mensejahterakan kehidupan bermasyarakat yang adil dan makmur jika dilihat dari banyak masalah sosiologi yaitu adanya konflik-konflik di berbagai daerah yang mengakibatkan banyak korban jatuh, dari situ kita pelajari apa yang menyebabkan antar daerah bertarung padahal mereka semua sama-sama warga negara indonesia yang mengaku bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia tetapi mengapa mereka bertumpah darah ditanah mereka sendii yang asal usul masalahnya tidak jelas paling tidak hanya masalah batas wilayah dan pernikahan antar suku.

             Pendekatan sosiologi diperlukan dalam masalah ini guna untuk menyelesaikan permasalahan ini dan itu hanyalah contoh dari sekian permasalahan objek dari sosiologi tersendiri. Dalam makalah ini kami memuat hasil field research kelompok kami mengenai individu pembawa perubahan.

1.                

1.1.                

   B.               Pertanyaan Penelitian

 

            Dalam kehidupan bermasyarakat tidak selalu berjalan mulus ada banyak masalah dan konflik yang terjadi di dalam lapisan masyarakat, konflik yang terjadi biasanya bersifat turun temurun. Dan konflik yang terjadi pada umumnya adalah perebutan batas wilayah, perbedaan tradisi, dan perkawinan beda suku. Masalah berikutnya yang terjadi dalam kehidupan masyarakat adalah korupsi dan pelanggaran Hak Asasi Manusia, yang menyebabkan masyarakat tidak mendapatkan haknya sebagai warga negara Indonesia.

            Sebagai salah satu contoh dari kasus korupsi, yang mana korupsi sendiri bersifat merusak, tidak sekedar merusak satu aspek, tetapi juga banyak aspek. Seperti perekonomian, sosial, dan lain-lain. Yang dirugikan bukan hanya perekonomian negara saja, tetapi juga masyarakat, yang mana masyarakat sebenarnya adalah pihak yang paling dirugikan. Sebagai contoh, kasus korupsi di Samarinda yang dilakukan oleh sebuah PT  yang ingin mengambil tanah milik warga yang ingin dijadikan lahan pertambangan. Untuk mengatasi masalah ini narasumber bersama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat ikut serta membantu mengambalikan tanah tersebut.

Maka dari itu kami membuat tiga buah pertanyaaan utama untuk  penelitian yakni:

1.      Mengapa narasumber memilih LSM sebagai ladang untuk berjuang, sedangkan diluar sana masih banyak pekerjaan yang lebih menjanjikan?

2.      Bagaimana pengalaman narasumber saat terlibat langsung dalam kasus terbunuhnya almarhum Munir (pejuang HAM era 90-an) yang sampai saat ini belum tuntas penyelidikanya?

3.      Apa pesan yang dapat disampaikan narasumber untuk generasi muda?

 

            Tiga pertanyaan ini hanyalah beberapa pertanyaan utama yang kami paparkan dalam pembuatan tugas laporan ini.  Dari sinilah kemudian pertanyaan ini berkembang dan meluas sehingga mampu melahirkan banyak pertanyaan-pertanyaaan kecil yang akan menjadi bahan penelitian sekaligus bahan dialog dalam wawancara yang kami lakukan.

 

 

1.                

1.1.                

1.2.                

   C.               Metode Penelitian

Dalam pemecahan masalah yang ada dalam suatu penelitian diperlukan penyelidikan yang hati-hati, teratur dan terus-menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana seharusnya  langkah  penelitian  harus  dilakukan  dengan  menggunakan  metode penelitian. Metode penelitian adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan  atau  mencatat  data,  baik  berupa  data  primer  maupun  data sekunder  yang  digunakan  untuk  keperluan  menyusun  suatu  karya  ilmiah  dan kemudian  menganalisa  faktor-faktor  yang  berhubungan  dengan  pokok-pokok permasalahan  sehingga  akan  terdapat  suatu  kebenaran  data-data  yang  akan diperoleh.

Terdapat beberapa metode yang  bisa digunakan  dalam sebuah penelitian, yakni  metode observasi, partisipasi, kuesioner/angket, teknik sampling, wawancara dan  lain sebagainya. Dalam penelitian yang penyusun lakukan, penyusun memilih metode wawancara sebagai teknik untuk mendapatkan informasi dan data-data  yang dibutuhkan. Selain itu, wawancara menjawab masalah tertentu yang bersifat kompleks, sensitif atau kontraversial, sehingga kemungkinan jika dilakukan dengan kuesioner atau metode yang lain akan kurang memperoleh tanggapan responden.

Wawancara merupakan teknik  pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap narasumber atau sumber data. Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sempel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya data kualitatif).

Wawancara sendiri terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dbuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan tape recorder, kamera, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari respoden tersebut.

Dalam penelitian ini penyusun menggunakan wawancara terstruktur, karena sebelumnya penyusun telah mendapatkan beberapa informasi terkait narasumber, yang demikian ini lebih memudahkan penyusun karena data yang didapatkan jauh lebih banyak,  dan memudahkan penyusun karena sebelumnya penyusun telah mengetahui poin-poin mana yang akan ditanyakan, adapun jika terdapat kekurangan dalam mendapatkan info, penyusun menggunakan semi terstruktur yang mana penyusun memberikan tambahan pertanyaan-pertanyaan terkait jawaban yang diberikan oleh responden, agar keterangan yang didapatkan lebih luas dan mendalam.

1.                

1.1.                

1.2.                

1.3.                

   D.               Tinjauan Teoritis

            Lembaga swadaya masyarakat ( LSM) adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan ataupun sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada  masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya. Organisasi ini dalam terjemahan harfiahnya dari Bahasa Inggris dikenal juga sebagai Organisasi non pemerintah (disingkat ornop atau ONP (Bahasa Inggris: non-governmental organization; NGO).

Peranan NGO penting untuk membangun suatu masyarakat dan bangsa. Ini disebabkan karena banyak pembiayaan dari perorangan, institusi dan pemerintah untuk masyarakat disalurkan melalui NGO. Berikut peranan LSM/NGO :

 

1.      Pengembangan dan Pembangunan Infrastruktur

            Membangun perumahan, menyediakan infrastruktur seperti sumur atau toilet umum, penampungan limbah padat dan usaha berbasis masyarakat lain.

2.      Mendukung inovasi, ujicoba dan proyek percontohan

            NGO memiliki kelebihan dalam perancangan dan pelaksanaan proyek yang inovatif dan secara khusus menyebutkan jangka waktu mereka akan mendukung proyek tersebut.

3.       Memfasilitasi komunikasi

            NGO dapat memfasilitasi komunikasi ke atas, dari masyarakat kepada pemerintah, dan ke bawah, dari pemerintah kepada masyarakat..

4.      Bantuan teknis dan pelatihan

            Institusi pelatihan dan NGO dapat merancang dan memberikan suatu pelatihan dan bantuan teknis untuk organisasi berbasis masyarakat dan pemerintah.

5.      Penelitian, Monitoring dan Evaluasi

            Monitoring dan evaluasi yang efektif terhadap sifat partisipatif suatu proyek akan memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat dan staf proyek itu sendiri

6.      Advokasi untuk dan dengan masyarakat miskin

            NGO menjadi jurubicara dan perwakilan orang miskin dan mencoba untuk mempengaruhi kebijakan dan program pemerintah. Jadi, NGO memainkan peran mulai dari advokasi kepada orang miskin hingga implementasi program pemerintah dari penghasut (pembuat opini) dan pengkritik hingga rekan kerja dan penasehat dari

sponsor proyek percontohan hingga mediator.

BAB II
GAMBARAN UMUM

1.                

2.                

    A.               Profil Umum Narasumber

          Ainul Yaqin, dilahirkan pada tanggal 15 Januari 1979, di salah satu kota di daerah Jawa Timur, yakni Mojokerto. Dia menghabiskan waktu belia nya dengan cara mengikuti sekolah-sekolah formal secara tidak teratur. Kemudian pada usianya yang ke 10, orang tua nya memutuskan untuk menitipkan Ainul di salah satu pesantren di daerah Jombang, Jawa Timur. Tepatnya di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Di pesantren, Ainul juga menempuh jenjang pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Bahrul Ulum, lalu meneruskan di Madrasah Muallimin Muallimat (MMA) Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.

          Meski usianya masih sangat muda, Ainul termasuk salah seorang santri yang aktif dalam berbagai organisasi. Dia aktif di beberapa kepanitiaan dan kerap kali ditunjuk sebagai pengurus di beberapa lembaga.

          Pada 2002, Ainul memutuskan untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi di UIN Syarif Hidayatullah yang dulu masih dikenal sebagai IAIN Syarif Hidayatullah. Laki-laki yang merupakan anak bungsu dari delapan bersaudara ini memutuskan untuk merantau dikarenakan keinginannya untuk meneruskan jenjang pendidikan di Timur Tengah tidak mendapatkan restu dari kedua orang tuanya. Lalu akhirnya Ibukota dipilhnya sebagai tempat perantauan sekaligus tempat dia menimba ilmu.

          Setelah Ainul menempuh pendidikan di fakultas Syariah dan Hukum selama tiga tahun, dia memutuskan untuk mulai berkecimpung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Selain aktif di HMI, Ainul juga aktif dalam bernama Komite Mahasiswa Anti Kekerasan (KOMPAK) yang merupakan kegiatan ekstra kampus. Kegiatan-kegiatan diskusi yang dilakukan di KOMPAK dan buku-buku bacaan yang di konsumsi Ainul  mengantarkannya pada pemikiran-pemikiran tentang demokrasi, hukum, pidana, dan kepedulian sosial tentang perubahan, pembelaan akan terjadinya penindasan, dan kemauan keras untuk maju. Terlebih Ainul begitu mengagumi sosok Munir, pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) era 90-an. Kekagumannya terhadap sosok Munir semakin mendorongnya untuk terjun di bidang sosial.

          KOMPAK kemudian mengantarkan Ainul pada sebuah organisasi non pemeritah, yakni Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang kemudian LSM ini menuntun Ainul sedikit demi sedikit kepada perjuangannya untuk lingkungan dan masyarakat. Tidak terhitung lagi berapa kali Ainul terjun dalam kasus hukum dan pidana. Diantara kasus-kasus yang pernah dia tangani adalah kasus terbunuhnya almarhum Munir (pejuang HAM era 90-an), Kampung Pilar, Penanganan Korupsi dan Pelanggaran HAM, Kasus perebutan tanah Samarinda, dan lain-lain.

          Sosoknya sudah banyak berjasa bagi banyak kalangan, hingga kini Ainul Yaqin masih berkecimpung dalam dunia LSM Konsorsium Revormasi Hukum Nasional (KRHN) , dan pekerjaan lain yang sekarang dia tekuni adalah mengajar ngaji di sebuah Taman Pendidikan Al Quran di daerah Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

PROFIL PRIBADI NARASUMBER

 

Nama                                       : Ainul Yaqin, S.Hi
Tempat, Tanggal lahir             : Mojokerto, 15 Januari 1979
Alamat                                   : Jl. Anda no.1 rt 7 rw 3, Ciganjur Jagakarsa Jakarta Selatan Jenis kelamin                           : Laki-laki
Agama                                     : Islam
Status                                      : belum menikah
Kewarganegaraan                   : Indonesia
Hobbi                                      : bermain gitar
Telepon                                   : 085780750630
Motto Hidup                           : Lillahita'ala

 

Latar Belakang Pendidikan

A.    Formal

·         MI Bahrul Ulum Tambakberas Jombang

·         MMA Bahrul Ulum Tambakberas Jombang

·         IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

·         UNISNU Jepara

 

B.     Non Formal

·         Madrasah Al Quran Bahrul Ulum Tambakberas Jombang

·         Madrasah Diniyyah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang

·         Madrasah Hukum & HAM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

·         Himpunan Mahasiswa Alumni Bahrul Ulum Ibukota (HIMABI)

·         Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

·         Pelatihan Analisa Sosial (Komite Mahasiswa Anti Kekerasan/KOMPAK)

 

 B.      

1.             

1.1.             

   B.            Lokasi Kajian

 

       Wawancara yang kami lakukan pada hari Minggu, 1 Nopember 2015 ini berlokasi di rumah narasumber langsung, yakni di daerah Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang lebih tepatnya di Jl.Anda no. 1 rt 7 rw 3. Lokasi ini terletak di samping kelurahan Ciganjur atau samping Kober/kuburan bersama.

       Pelaksanaan wawancara berlangsung sekitar satu jam seperempat, yakni antara jam 13.51 WIB -14.31 WIB.  Kegiatan wawancara berjalan dengan lancar dan terkendali, narasumber merupakan orang yang sangat sederhana dengan pembawaan yang santai, sehingga membuat penyusun yang merangkap sebagai pewawancara/penanya tidak merasa tegang dan gerogi.

       Tahapan yang pertama penyusun/pewawancara lakukan dalam proses wawancara ini adalah perkenalan singkat dan basa-basi seputar identitas dan tujuan di lakukannya wawancara. Kemudian diteruskan dengan proses wawancara yang disertai dengan cerita-cerita atau lelucon santai baik dari penyusun/pewawancara ataupun narasumber. Setelah proses wawancara usai, diteruskan dengan pengambilan dokumentasi bersama narasumber sekaligus permintaan izin untuk megundurkan diri atau pulang.

      

BAB III
ANALISIS HASIL

            Analisis  data  adalah  proses  mencari  dan  menyusun  secara  sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi  lapangan, dan dokumentasi dengan  cara  mengorganisasikan data  kedalam  kategori,  menjabarkan kedalam  unit-unit,  melakukan  sintesa,  menyusun kedalam  pola,  memilih mana  yang  lebih  penting  dan  yang  akan  dipelajari,  dan  membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analis data yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

            Kami berhasil mewawancari aktifis yang aktif dipelbagai kegiatan organisasi maupun lembaga swadaya masyarakat. Nama beliau adalah Ainul Yaqin, S.Hi, beliau merupakan salah satu lulusan fakultas Syariah dan  hukum, beliau merupakan  anak bungsu dari 8 bersaudara. Beliau memutuskan merantau ke Jakarta pada tahun 2002. Tujuan beliau merantau adalah meneruskan jenjang pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tepatnya di jurusan Hukum Islam, Fakultas Syariah dan Hukum. Kini beliau dalam proses menempuh jenjang  pascasarjana non reguler di UNISNU (Universitas Islam Nahdathul Ulama) di daerah Jepara, Jawa Tengah.

            Selain demi meneruskan jenjang pendidikan, beliau berkeinginan sekali untuk meneruskan jenjang pendidikan ke Timur Tengah tepatnya di Kota Bahrain, tetapi keinginannya tidak bisa dipenuhi, karena orang tuanya tidak memberikan izin. Menurut orang tuanya, persoalan-persoalan dalam keluargannya masih membutuhkan keterlibatan beliau, sehingga beliau memutuskan  untuk tetap meneruskan jenjang pendidikannya di Indonesia. Beliau memilih Jakarta karena di Jakarta masyarakatnya lebih plural dan Jakarta adalah kota dimana orang-orang Indonesia dari berbagai suku berkumpul. Menurutnya, semuanya bergantung dan kembali kepada diri kita sendiri, apakah mau atau tidak untuk bergaul. Dan menurutnya, apabila orang jawa hanya berteman dengan orang jawa berarti mereka tidak bisa menemukan sesuatu yang berbeda di Jakarta.

            Beliau juga mengikuti Pelatihan Analisa Sosial, dan aktif di organisasi gerakan di Ciputat yang bernama Komite Mahasiswa Anti Kekerasan atau biasa disingkat KOMPAK. Kompak merupakan organisasi ekstra kampus. Beliau juga aktif di Himpunan Mahasiswa islam atau HMI.  Beliau mengikuti HMI ketika beliau memasuki semester 5, beliau mengkuti organisasi tersebut dari semester 5 karena beliau ingin terlebih dahulu mengenal peta kepolitikan mahasiswa yang kira-kira cocok dengan beliau. Dari HMI, beliau mengasah keahliannya dengan berdiskusi tentang kajian keislaman. Dan dari KOMPAK, beliau mendapatkan kajian-kajian sosiolog, demokrasi dan kontemporer.

            Selain di KOMPAK dan HMI beliau juga aktif di Komunitas pesantren yang bernama HIMABI, HIMABI adalah singkatan dari Himpunan Mahasisswa Alumni Bahrul Ulum Ibukota. HIMABI merupakan organisasi yang paling pertama kali beliau ikuti, di HIMABI belajar tentang diskusi-diskusi keislaman seperti Kajian filsafat Islam dan Kajian kebaratan.

            Bapak Ainul Yaqin juga aktif di LSM, Banyak pengalaman beliau ketika bergabung menjadi anggota LSM. KOMPAK adalah organisasi yang mengarahkan beliau untuk masuk menjadi anggota LSM, karena di KOMPAK belajar hak asasi manusia. KOMPAK juga mempunyai jaringan LSM Nasional seperti KONTRAS, LBH Jakarta dan lain sebagainya. Kontras adalah LSM yang bergerak dibidang hak asasi manusia. LBH bergerak dibidang Advokasi. Jadi, LSM yang menjadi mitra KOMPAK adalah LSM yang pergerakannya memang untuk melakukan pendampingan terhadap masyarakat-masyarakat yang tertindas, seperti masyarakat yang rumahnnya digusur paksa oleh pemerintah atau nelayan yang menjadi korban reklamasi.

            Beliau lebih memilih berkecimpung di dunia LSM, karena beliau merasa memang fashionnya disitu. Peluang untuk bekerja dengan gaji yang lebih banyak pun ada, namun beliau merasa itu bukan fashionnya dan beliau lebih nyaman bergelut di LSM sampai saat ini.

            Pendiri KONTRAS adalah Cak Munir yang meninggal pada 7 september 2004. Kemudian tahun 2006 beliau menjadi tim penuntasan kasus munir, nama LSMnya adalah KASUM, KASUM adalah Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir. Kasum adalah organisasi yang terdiri dari  berbagai LSM yang bergerak di bidang Hak asasi manusia, tugas kasum adalah untuk menuntaskan kasus Munir. Saat menangani kasus Kasum beliau masih kuliah pada Semester 8, setelah 2 tahun kasus munir terjadi, beliau diminta untuk membantu menjadi supporting divis investigasi yang tugasnya untuk menyiapkan bahan-bahan analisis.

            Menurut beliau terjun langsung dalam kasus ini merupakan pengalaman yang paling berkesan. Karena kasus ini berkaitan dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Menurut beliau jika pelanggaran HAM di Negara tidak segera dituntaskan maka kasus tersebut akan berkelanjutan terus-menerus.

            Sedangkan pada kasus Samarinda awalnya terkait dengan penelitian kantor LSM KRHN. KRHN yaitu konsorsium Reformasi Hukum Nasional yang bergerak dibidang perundang-undangan konstitusi korupsi. Menurut beliau yang dirugikan dari korupsi bukanlah keuangan negara dan perekonomian negara saja tetapi sebenarnya yang paling dirugikan dari kasus korupsi adalah masyarakatnya. Seperti contohnya kasus dana BOS, misalnya siswa berhak mendapatkan jatah Rp. 1.000.000 per siswa, namun di korupsi, maka pada akhirnya hak siswa tersebut berkurang. Nah inilah yang dimaksud kerugian bagi masyarakat yang tidak terlalu dipandang oleh pemerintah menurut beliau.

            Menurut Prof Sumitro Djojohadikusumo penyebab korupsi adalah kebocoran terhadap dana pembangunan sekitar 30 persen pada tahun 1989 sampai dengan 1993 dari total investasi, jumlah tersebut sekitar Rp 12 triliun. Yang dimaksud dengan kebocoran ialah pemborosan (inefisiensi ekonomi) atas penggunaan sumber daya ekonomi. Menurut Sumitro, ada beberapa penyebab kebocoron. Pertama, karena investasi yang ditanamkan dalam infrastruktur dengan masa pengembalian cukup lama. Kedua, lemahnya penggarapan dan perawatan proyek investasi. Ketiga, adanya penyimpangan dan penyelewengan.

            Ini yang menyebabkan bapak Ainul Yaqin melakukan penelitian untuk membuktikan sejauh mana kerugian yang dialami oleh masyarakat atas kasus korupsi.

            Penelitian di Samarinda sebenarnya untuk mencari keterkaitan antara kerugian yang dialami oleh masyarakat secara langsung dari korupsi yang terjadi di Samarinda. Kebetulan yang diriset pada waktu di Samarinda adalah Sumber Daya Alamnya, menurut cerita yang bapak Ainul paparkan disana banyak perusahaan-perusahaan yang izin perusahaan pertambangannya menyalahi peraturan, disana seharusnya antara jarak pertambangan dengan perumahan seharusnya 5M tetapi ini malah berdempetan dan ini berdampak merugikan bagi masyarakat sekitar. Bahkan hal tersebut menyebabkan meninggalnya anak di lubang tambang. Lubang tambang yang seharusnya ditutup oleh perusahaan tersebut namun hanya dibiarkan terbengkalai begitu saja setelah digunakan. Bahkan seharusnya pemerintah juga turun tangan untuk mengatasi masalah ini tetapi tidak sama sekali sampai-sampai ada kejadian seperti itu.

            Kasus seperti itu menyebabkan konflik sosial, Teori konflik muncul sebagai reaksi dari munculnya teori struktural fungsional. Pemikiran yang paling berpengaruh atau menjadi dasar dari teori konflik ini adalah pemikiran Karl Marx. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, teori konflik mulai merebak. Teori konflik menyediakan alternatif terhadap teori struktural fungsional.  

            Ada beberapa asumsi dasar dari teori konflik Marx . Teori konflik merupakan antitesis dari teori struktural fungsional, dimana teori struktural fungsional sangat mengedepankan keteraturan dalam masyarakat. Teori konflik melihat pertikaian dan konflik dalam sistem sosial. Teori konflik melihat bahwa di dalam masyarakat tidak akan selamanya berada pada keteraturan. Buktinya dalam masyarakat manapun pasti pernah mengalami konflik-konflik atau ketegangan-ketegangan. Kemudian teori konflik juga melihat adanya dominasi, koersi, dan kekuasaan dalam masyarakat. Teori konflik juga membicarakan mengenai otoritas yang berbeda-beda. Otoritas yang berbeda-beda ini menghasilkan superordinasi dan subordinasi. Perbedaan antara superordinasi dan subordinasi dapat menimbulkan konflik karena adanya perbedaan kepentingan.

            Terakhir, beliau menuturkan pesan bagi para generasi muda sekarang. Yaitu baca, diskusi dan aktualisasi. 3 kata yang singkat namun sangat penting bagi kita generasi muda untuk melakukan perubahan. Jika hanya sekedar baca saja tidak akan berpengaruh jika tidak didiskusikan dan dipraktikkan secara langsung dan sungguh-sungguh.

BAB IV
KESIMPULAN

-          Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan sebuah organisasi non pemerintah yang didirikan oleh perorangan ataupun sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada  masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya.

-          LSM disingkat juga ornop atau ONP (Bahasa Inggris: non-governmental organization; NGO).

-          Beberapa peranan LSM :

1.      Pengembangan dan Pembangunan Infrastruktur, mendukung inovasi, ujicoba dan proyek percontohan

2.      Memfasilitasi komunikasi  

3.      Bantuan teknis dan pelatihan

4.      Penelitian, Monitoring dan Evaluasi

5.      Advokasi untuk  masyarakat miskin

-          KRHN yaitu konsorsium Reformasi Hukum Nasional yang bergerak dibidang perundang-undangan konstitusi korupsi.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

1.    https://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_Swadaya_Masyarakat

2.    Surachmin dan Suhandi Cahaya, 2013. Strategi dan Teknik Korupsi (Mengetahui untuk Mencegah). Penerbit Sinar Grafika : Jakarta.

3.    Tom Bottomore, dkk. 1979. Karl Marx: Selected Writings in Sociology and Social Philosphy. Victoria: Penguin Books.

4.    Bernard Raho.2007.Teori Sosiologi Modern. Prestasi Pustaka Publisher: jakarta

5.    http://raachma.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-dan-jenis-jenis-data-metode.html?m=1

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini