Kamis, 05 November 2015

UTS Sosiologi KPI dan Jurnalistik

Laporan Hasil Analisis Sosiologi

"Peduli Lingkungan dan Masyarakat"

 

 

 

Fizna Sa'diyyah

11150510000028

Nur Baeti

11150510000064

Chairiyani

11150510000115

Khurun Bachtiar

11150510000225

Qurrota Aini

11150510000024

 

 

 

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Jurnalistik

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2015

 

 


KATA PENGANTAR

 

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas impahan rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya, serta anugrah hidup dan kesehatansehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam penyusunan makalah ini. Dan tak lupa, kami ucapkan terima kasih kepada bapak Tantan Hermansyah, selaku dosen Pengantar Sosiologi atas bimbingan dan dukungannya, sehingga kami dapat menyelesaian tugas UTS dalam mata kuliah Pengantar Sosiologi.

Di dalam makalah ini kami menyusun laporan  hasil  studi lapangan dengan tema "Perjuangan hidup, komitmen dan pantang menyerah : Kisah Bapak Agusti Esden", dengan judul "Peduli Lingkungan dan Masyarakat". Dimana di dalam topik ada beberapa hal yang bisa kita pelajari, khususnya perjuangan hidup Bapak Agusti Esden dalam lingkungan masyarakat . Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuaan dan pemahaman kami, menjadikan keterbatasan kami pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang masalah ini. Kiranya mohon dimaklumi apabila masih terdapat banyak kekurangan daan kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Harapan kami, semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang bagaimana perjuangan bapak Agusti Esden dalam lingkungan masyarakat.

 

 

                                                        

 

Ciputat, 03 November 2015

Tim Penyusun.

Daftar Isi :

 BAB I 4

Pendahuluan. 4

A.      Latar Belakang Permasalahan. 4

B.      Pertanyaan penelitian. 5

C.      Tinjauan Teoritis. 6

BAB II 8

GAMBARAN UMUM SUBJEK DAN OBJEK KAJIAN.. 8

A.      Profil umum subjek dan objek. 8

B.      Lokasi Kajian. 10

BAB III 11

HASIL ANALISIS. 11

BAB IV.. 18

KESIMPULAN.. 18

 


 

 

BAB I

Pendahuluan

A.     Latar Belakang Permasalahan

 "Life is struggle" begitulah orang inggris bilang bahwa hidup adalah sebuah perjuangan. Artinya dalam hidup harus ada sebuah usaha dari kita untuk bisa maju. Ketika seseorang sudah tidak memiliki semangat untuk maju maka bisa dipastikan orang itu akan menjadi pecundang seumur hidupnya. Orang tersebut hanya bisa menyalahkan keadaan , diri sendiri dan orang lain. Untuk itu siapa pun kita, jika kita ingin sukses maka haruslah ada sebuah perjuangan dalam hidup ini. Tapi tidaklah mudah berjuang dalam kerasnya hidup ini. Terbukti bahwa hanya beberapa orang saja yang bisa sukses menggapai impian dan cita-citanya sementara yang lainnya masih belum jelas kemana arah hidupnya yang akan mereka tuju.

Lingkungan memiliki hubungan dengan manusia, lingkungan mempengauhi setiap sifat dan perilaku seseorang individu, demikian pula sebaliknya manusiapun mempengaruhi lingkungan yang ia tempati. karena lingkungan memiliki daya dukung , yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung manusia dan makhluk hidup lainnya. Arti penting lingkungan bagi manusia karena lingkungan merupakan tempat hidup manusia, lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia, lingkungan mempengaruhi sifat karakter dan perilaku manusia yang mendiaminya.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan mempunyai arti penting bagi manusia, dengan lingkungan fisik manusia dapat menggunakannya untuk kebutuhan materilnya, dengan lingkungan biologi manusia dapat menggunakannya untuk kebutuhan jasmaninya. Lingkungan dipandang sebagai tempat beradanya manusia dalam melakukan aktifitas kesehariannya.

Karena pada saat ini masyarakat banyak yang tidak lagi peduli dengan keadaan dan kebersihan lingkungannya. Di makalah ini kami akan melaporkan hasil analisis kami kepada salah seorang yang peduli dengan lingkungan sekitar dan juga kepada masyaraktnya. Yang kami beri judul "Peduli Lingkungan dan Masyarakat".

 

 

B.     Pertanyaan penelitian

Dalam menjaga lingkungan sering kali kita lupa akan kesadaran pentingnya menjaga lingkungan  sekitar, bahkan sering kali kita melihat orang yang tidak peduli dengan lingkungannya sendiri , padahal pada dasarnya jika lingkungan tersebut tidak di rawat dan di jaga maka akan berdampak untuk kehidupan kita sehari-hari. Begitu juga dalam bermasyarakat kita harus menghidupkan suasana yang damai dan tentram. Dalam menjalankan hidup ini kita tidak bisa hanya mengandalkan diri sendiri, yang pada akhirnya kita akan membutuhkan bantuan dari orang lain. Hanya saja bagaimana cara kita bersosialisasi pada masyarakat setempat. Dengan melakukan kebaikan untuk adanya perubahan pada lingkungan.

 Dalam penelitian, kami mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber yaitu:

1)                  Bagaimana kondisi lingkungan  dan masyarakat sekitar?

2)                  Apa peran narasumber terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar?

3)                  Bagaimana perjuangan dan apa yang memotivasi narasumber dalam membantu masyarakat?

Pertanyaan tersebut kami ajukan kepada narasumber semata-mata untuk mendapatkan hasil yang baik dalam penelitian kali ini, yang bertujuan untuk mendapatkan data-data narasumber tentang peran, tindakan dan  sikap toleransi terhadap individu lainnya.       

A.                Metode Penelitian

Metode penelitian adalah tata cara bangaimana suatu penelitian akan di laksanakan. Metode penelitian sering di kacaukan dengan prosedur penelitian atau teknik penelitian, Hal ini di sebabkan karena ketiga hal tersebut saling berhubungan dan sulit di bedakan. Metode penelitian membicarakan mengenai tata cara pelaksanaan penelitian, sedangkan prosedur penelitian membicarakan alat-alat yang di gunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data penelitian.  Dengan demikian, metode penelitian meliputi prosedur penelitian dan teknik penelitian.

Metode  yang kami gunakan pada penelitian kali ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif atau biasa yang disebut sebagai riset interpretatif ini meliputi prosedur mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data-data naratif dan visual untuk memperoleh wawasan atau pengetahuan tentang fenomena yang di teliti. Teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.       Wawancara

adalah teknik pengumpulan data dengan caa  memberikan beberapa pertanyaan kepada narasumber untuk di jadikan bahan pokok dalam pengamatan. Metode ini mewajibkan kita untuk langsung bertatap muka secara langsung terhadap narasumber, motode ini sering dipakai oleh orang-orang yang ingin menganalisis sesuatu karena dalam metode ini kita bisa mengajukan banyak pertanyaan.

b.      Survey lapangan

adalah teknik pengambilan data dengancara meneliti keadaan lingkungan sekitar.

C.      Tinjauan Teoritis

Lingkungan menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah berasal dari kata lingkung yang artinya sekeliling, sekitar. Lingkungan adalah bulatan yang melingkari sekalian di suatu daerah sekitarnya. Menurut insiklopedia umum (1977) lingkungan adalah alam sekitar termasuk orang-orangnya dalam hidup pegaulan yang mempengaruhi manusia sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan dan kebudayaan.

Kehidupan manusia tidak bisa disahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam, maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, dan menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.seringkali lingkungan yang terdiri dari sesame manusia disebut juga lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk system pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.

Dalam buku Sosiologi Kelompok dan Masalah Sosial karangan (Abdul Syani,1987), di jelaskan bahwa perkataan masyarakat berasal dari musyarak (Arab) yang berarti bersama-sama, kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Auguste Comte mengatakan bahwa masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan tersendiri. Masyarakat dapat membentuk kepribadian yang khas bagi manusia, sehingga tanpa adanya kelompok, manusia tidak akan mampu untuk dapat membuat banyak dalam kehidupannya. Hasan Syadzili mengatakan bahwa masyarakat dapat di defenisikan sebagai golongan besar atau kecil dari beberapa manusia yang dengan atau sendirinya bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kepentingan satu sama lain.    

Dan pada kali ini, kami akan menganalisis masalah ini menurut pandangan Teori George H.Mead tentang teori Interaksionisme Simbolik. Pada dasarnya, Mead menyetujui keunggulan dan keutamaan dunia sosial. Artinya, dari dunia sosial itulah muncul kesadaran, pikiran, diri dan seterusnya. Unit paling mendasar dalam teori sosial Mead adalah tindakan. Tindakan sosial melibatkan dua  orang atau lebih dan mekanisme dasar tindakan sosial adalah isyarat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

BAB II

GAMBARAN UMUM SUBJEK DAN OBJEK KAJIAN

 

A.     Profil umum subjek dan objek

Bapak Agusti Esden lahir di Padang Pariyaman pada tanggal 23 Agustus 1956. Beliau lahir dari keluarga sederhana. orangtua beliau bekerja sebagai pedagang kaki lima di jalanan dekat pasar.  Sejak kecil beliau sudah membantu orangtua dengan menjual berbagai macam dagangan, mulai dari beragang asongan, sampai menjual gorengan keliling pasar.

Beliau tamatan SDN 2 Padang, dilanjutkan ke ST (Sekolah Tehnik) yang setara dengan Sekolah Menengah Pertama di STN 2 Padang, kemudian dilanjutkan ke STM (Sekolah Tehnik Menengah) yang setara dengan Sekolah Menengah Atas di STM N 1 Padang. Bapak Esden kemudian melanjutkan pendidikan S1 nya di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Beliau mengambil jurusan Tehnik Sipil di Fakultas Tehnik.

Di bangku perkuliahan ini perjuangan hidup bapak Esden begitu besar. Dimulai dari perjuangan beliau untuk meringankan beban orangtua dalam urusan pembayaran kuliah sampai dengan bagaimana cara beliau bisa tetap makan di tanah rantauan. Di tahun pertama kuliah, masih ada sanak saudara beliau yang bisa menampung beliau untuk tinggal bersama. Namun di tahun kedua, beliau mulai berfikir bagaimana caranya beliau tidak merepotkan oranglain. Dalam masalah ini, beliau mulai bekerja sebagai kontraktor proyek bangunan kecil-kecilan. Kemudian seiring berjalannya waktu, beliau bisa menjadi kontraktor proyek pembangunan beberapa perumahan mewah di daerah Jakarta.

Selain giat bekerja, beliau juga aktif dalam beberapa organisasi kemahasiswaan, baik yang internal maupun eksternal. Di dalam kampus, beliau aktif sebagai pegurus SEMA (Senat Mahasiswa) dan DEMA (Dewan Eksekutif Mahasiswa).  Sedangkan dalam organisasi ekstra kampus, beliau aktif di IMM (Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah) Jakarta, IKMM (Ikatan Keluarga Mahasiswa Minang) Jakarta.

Di masa beliau menjabat sebagai pengurus organisasi kemahasiswaan (tahun 1980-an),banyak terjadi gejolak masyarakat kepada pemerintahan orde baru. Begitu sulit hidup di bawah rezim yang menjajah dari segala aspek kehidupan: ideologi, ekonomi, budaya, dll. Saat itu, segala sesuatunya memang kelihatan baik-baik saja, tapi bagi beliau dan masyarakat lainnya, orde baru bagaikan seorang pasien yang terus-menerus menyangkal bahwa dirinya memiliki penyakit. Dalam permasalahan ini, beliau selalu aktif menjadi penyalur aspirasi masyarakat, yakni dengan melakukan protes/demo terhadap rezim Soeharto. 

Karena aktif berorganisasi inilah akhirnya beliau dibertemukan dengan seorang perempuan bernama Yusnima, yang kemudian beliau persunting pada tahun 1982. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai 4 orang anak. Yang pertama bernama Intan yang lahir pada tahun 1984, saat ini Intan sudah memiliki seorang anak. Anak yang kedua bernama Mutiara, lahir pada tahun 1986. Dia lulusan Fakultas Sains dan Teknologi UIN syarif Hidayatullah Jakarta dan saat ini, dia juga sudah dikaruniai seorang anak. Anak  ketiga bapak Esden bernama Berlian, ia lahir pada tahun 1988. Dia lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta fakultas Ekonomi dan Managemen, kemudian melanjutkan program double degree di UNiversitas Padjajaran Bandung. Kemudian anak terakhir bapak Esden bernama Zamrud Muhammad Yusuf, ia lahir pada tahun 1995. Saat ini, dia sedang menjalani studi S1-nya di Universitas Andalas Padang mangambil jurusan Tehnik Sipil.

Setelah menyelesaikan bangku kuliahnya, bapak Esden tak hanya bekerja sebagai kontraktor. Beliau juga mengabdikan dirinya menjadi staff pengajar di sebuah sekolah yang bernaung dibawah  yayasan bernama SMA YAPENAP. Disana beliau mengajar beberapa mata pelajaran, mulai dari Matematika, Fisika, sampai Sejarah. Disana beliau mengabdi selama kurang lebih 10 tahun.

Setelah berhasil mengantarkan anak-anak beliau menuju kesuksesannya masing-masing, bapak Esden berhenti bekerja sebagai kontraktor dan guru. Untuk mengisi waktu luangnya, beliau mendedikasikan dirinya untuk masyarakat, yakni dengan mengurus lingkungan waduk Setukurug yang notabene adalah lingkungan tempat tinggal beliau. Dikarenakan pengurukan waduk secara besar-besaran, menyebabkan fungsi waduk menjadi  tidak maksimal dan nilai guna waduk menjadi nihil.. Air tercemar dan mulai menghitam, banyak sampah yang dibuang sembarangan di waduk, tanah di sekitarnya mulai gersang dan banyak semak belukar yang tumbuh serampangan.  

Bapak Esden kemudian melanjutkan perjuangan beliau dengan cara membersihkan sampah-sampah dan semak belukar di sekitar waduk , menanami pohon d sekitar waduk, membuat empang tempat pemancingan dan sebuah tempat duduk sederhana untuk sekedar melepas penat. Sehingga, nilai guna waduk mulai meningkat kembali yang kemudian manfaatnya bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat sekitar. Seperti memancing secara cuma-cuma, makan buah gratis, lingkungan menjadi bersih, bisa menikmati kebersamaan yang jarang di temukan di kota-kota besar lainnya.

Bukan hanya itu, beliau juga membantu para mahasiswi yang kurang mampu secara financial dengan cara memberikan kos murah, dengan harga paling tinggi 150 ribu perbulan dengan fasilitas yang lengkap plus wifi gratis unlimited, yang mungkin di kos-kos yang lain bisa mencapai harga satu juta rupiah perbulannya. Beliau mempunyai prinsip tidak akan meminta bayaran kos sebelum sang anak (penyewa) membayar uang bulanan dengan kesadaran diri. Selain itu, beliau juga tidak pernah menaikkan biaya kos sampai sang anak (penyewa) keluar dari kos tersebut. Beliau melakukan ini karena beliau pernah merasakan bagaimana pahitnya hidup di ibukota sebagai mahasiswa yang kurang mampu. Beliau hanya memberlakukan dua aturan dalam kos ini. yang pertama adalah semua laki-laki, baik itu orangtua, saudara ataupun teman, tidak boleh naik ke atas (kamar kos). Batasan laki-laki hanya di teras rumah bawah. Kemudian aturan yang kedua yakni seluruh penghuni kos dilarang membuat keributan, baik itu berkelahi, maupun keributan-keributan yang lain.

 

B.     Lokasi Kajian

Lokasi kajian penelitian guna pengambilan data informasi dilakukan di lingkungan kediaman narasumber, yang beralamatkan di Jalan Semanggi 3 Rt.03/Rw.03 Kelurahan Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten. Kediaman beliau terdiri dari dua lantai, lantai pertama untuk kediaman pribadi, sedangkan lantai kedua untuk kamar kos mahasiswi. Teknik pengambilan data melalui wawancara serta analisis lingkungan dengan bukti beberapa dokumentasi.

Wawancara dilakukan kepada beberapa narasumber. Yang pertama,di saung kecil tempat bapak Esden dan masyarakat sekitar biasa bersantai. Wawancara kedua kami lakukan di empang tempat masyarakat biasa memancing. Dan wawancara terakhir kami lakukan di kamar kos salah satu mahasiswi. Selain mewawancarai beberapa narasumber, disana kami juga melakukan survei lingkungan sekitar kediaman narasumber.

 


 

BAB III

HASIL ANALISIS

            Auguste Comte berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya. Jadi sosiologi mempelajari segala aspek kehidupan bersama yang terwujud dalam asosiasi , lembaga-lembaga dan peradaban. J.A.A.Van Doorn dan C.J.Lammars mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.

Auguste Comte ,sebagai bapak sosiologi telah mewarisi sistem teori dalam sosiologi dalam dua bagian terpisah, yakni statistika sosial dan dinamika sosial. Hasil rumusannya itu  kemudian diterjemahkan oleh Herbert Spencer dengan menganalogikan masyarakat dengan organisme biologis. Statistika sosial mempelajari anatomi tubuh manusia yang terdiri dari organ, kerangka dan jaringannya. Sementara dinamika sosial memusatkan perhatian pada psikologi, yakni proses yang berlangsung dalam masyarakat seperti berfungsinya tubuh dan menciptakan hasil akhir berupa perkembangan masyarakat yang dianalogikan dengan pertumbuhan organik. Implikasinya adalah masyarakat dibayangkan berada dalam keadaan tetap yang dapat dianalisis sebelum terjadi, atau terlepas dari perubahan.

            Sebagian para ahli menganggap struktur sosial identik dengan penggambaran tentang sesuatu lembaga sosial, sebagian lain menggambarkan struktur sosial dengan istilah pranata sosial, bangunan sosial dan lembaga kemasyarakatan. Namun pada dasarnya berbagai pendapat tersebut secara umum mengandung pengertian yang relatif sama, oleh karena itu perbedaan istilah dalam kajian ini diusahakan untuk tidak dipersoalkan dengan maksud agar terhindar dari kesalahpahaman. Dalam Antropologi sosial, konsep struktur sosial sering dianggap sama dengan organisasi sosial, terutama apabila dihubungkan dengan masalah kekerabatan dan kelembagaan atau hukum pada masyarakat yang tergolong bersahaja. Menurut Firth (Seorjono Soekanto :1983 ) bahwa organisasi sosial berkaitan dengan pilihan dan keputusan dalam hubungan-hubungan sosial aktual. Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang lebih fundamental yang memberikan bentuk dasar pada masyarakat, yang memberikan batas-batas pada aksi-aksi yang mungkin dilakukan secara organisatoris. Sedangkan E.R.Leach menetapkan konsep tersebut pada cita-cita tentang distribusi kekuasaan di antara orang-orang dan kelompok-kelompok.

            Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa struktur sosial mencakup berbagai hubungan sosial antara individu-individu secara teratur pada waktu tertentu yang merupakan keadaan statis dan suatu sistem sosial. Jadi struktur sosial tidak hanya mengandung unsur kebudayaan belaka, melainkan sekaligus mencakup seluruh prinsip-prinsip hubungan-hubungan sosial yang bersifat tetap dan stabil. 

            Proses sosial pada dasarnya merupakan siklus perkembangan dari struktur sosial yang merupakan aspek dinamis dalam kehidupan masyarakat.Dimana didalamnya terdapat hubungan anatara manusia satu dengan yang lainnya.Proses hubungan tersebut berupa interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara terus-menerus.

            Hubungan individu dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan hubungan fungsional artinya hubungan antara individu dalam suatu kolektifa merupakan kesatuan yang terbuka dan ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Alasan pokok terjadinya kondisi ini bahwa  individu  dalam hidupnya senantiasa menghubungkan kepentingan dan kepuasanya kepada orang lain.

Seperti dalam kasus ini, bapak Esden membuat empang tempat pemancing, menanam buah-buahan dan sayur-sayuran di lahan kosong  yang bisa dimanfaatkan secara cuma-cuma oleh orang lain/masyarakat sekitar.. Selain itu, beliau juga membangun tempat kos dengan fasilitas lengkap untuk mahasiswi yang kurang mampu dan memberikan harga murah, yakni hanya dengan 150 ribu perbulan.

 Hubungan individu dengan masyarakat bermula timbul dari pengaruh keluarga dan dari kondisi sosial keluarga kemudian membawa kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan lingkungan sosialnya.Dengan perbedaan-perbedaan ini berarti individu semakin menyadari akan kekurangan masing-masing, yang apabila tidak dipertukarkan, maka individu-individu itu tidaka akan dapat mecapai harapan hidupnya dengan sempurna. Banyak para ahli berkesimpulan bahwa manusia tidak dapat hidup seorang diri, tanpa berhubungan dan bekerja sama dengan orang lain.

            Setiap satuan individu masing-masing mempunyai kekhususan yang berpengaruh terhadap dinamika kehidupan masyarakat. Individu (baca: pribadi) dianggap sebagai warga atau anggota masyarakat yang hidup terutama untuk mencapai tujuan-tujuan dari masyarakat. Oleh karena itu, maka didalam kehidupan hukum adat ada anggapan yang kuat, bahwa kehidupan pribadi adalah untuk pengabdian dirinya terhadap masyarakat. Akan tetapi pengabdian tersebut tidak dirasakan sebagai beban oleh pribadi-pribadi yang bersangkutan, yang diberikan atau ditugaskan oleh suatu kekuasaan yang berada diluar dirinya. Pengabdian tersebut bukanlah merupakan pengorbanan yang harus diberikan oleh pribadi demi kepentingan umum.

            Seperti halnya para mahasiswi yang bertempat tinggal di kos bapak Esden. Mereka merasa sangat terbantu dengan adanya kos murah ini. Mereka bisa mendapatkan tempat tinggal yang sangat layak dengan fasilitas lengkap tanpa memikirkan bagaimana cara membayar bulanan karena bapak Esden tidak pernah meminta bayaran sebelum sang anak membayar dengan kesadaran diri sendiri. Selain itu, bapak juga tidak mau menerima uang bayaran selain dari orangtua.

Menurut Emil Salih, bahwa lingkungan hidup meliputi hal-hal yang ditimbulkan oleh interaksi antara organisme hidup dengan lingkungan. Organisme hidup terdiri (tertulis mandiri) atas manusia, hewan, dan  tumbuh-tumbuhan yang secara sendiri-sendiri atau bersama mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Dalam lingkungan hidup ini, manusia merupakan unsur yang paling dominan. Manusia memiliki kemampuan untuk nbertambah secara kuantitatif dan berkat akal pikirannnya, maka manusia juga mampu meningkatkan diri secara kualitatif . Oleh karena manusia merupakan factor dominan, maka sasaran telah tertuju pada pengaruh timbal balik antara manusia dengan lingkungan dalam berbagai aspek (ekosistem). Lantas kemudian pengaruh timbal balik tersebut dapat menimbulkan masalah-masalah, baik itu masalah lingkungan sosial, lingkungan biologis maupun lingkungan fisik.

 

 

 

Dengan mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi oleh karena interaksi antara manusia denga lingkungan tadi, maka sesungguhnya tidak ada masalah lingkungan, jika hubungan keselarasan antara berbagai zat, benda, dan organisme itu tidak terganggu. Sebaliknya jika tidak, mungkin karena desakan kebutuhan manusia, kurangnya kesadaran akan lingkungan hidup dan lain-lainnya, segingga menyebabkan terganggunya keserasian antara lingkungan hidup dengan perilaku manusia, maka kalitas lingkungan hidup itu akan semakin rusak.

Menurut Soemitro Djojohadikusumo (dikutip oleh M.T.Zen:1980)…..pokok perhatian pada dewasa ini berkisar pada beberapa aspek yang dirasa sebagai tekanan krisis yang membahayakan kelangsungan hidup manusia. Seperti contoh dalam kasus kami ancaman air tercemar dan mulai menghitam, banyak sampah yang dibuang sembarangan di waduk, tanah di sekitarnya mulai gersang dan banyak semak belukar yang tumbuh serampangan terhadap produktivitas secara kontinu daripada kekayaan alam beserta flora dan fauna, dan sebagainya.

            Dalam bermasyarakat, bapak Esden dinilai sangat membantu dalam pergerakan sadar kebersihan. Beliau memulai aksi itu dengan membersihkan semak belukar yang ada di sekitar waduk Setukurug yang dulunya banyak ditinggali makhluk/hewan berbahaya, seperti: ular,dll. Kemudian beliau merapikan susunan tanah dan menanami tanah tersbut dengan berbagai macam tumbuhan, mulai dari manga, nangka, pisang, papaya, kelapa,cabai, bayam, dll. Selain itu, beliau juga membuat sepetak empang tempat memancing untuk warga yang beliau tanami dengan berbagai macam benih ikan, seperti lele, mujair, dll.  Hal lain yang beliau lakukan pula yaitu membuat pergerakan waduk bersih dengan membersihkan sampah-sampah, tanaman eceng gondok yang tumbuh di tengah-tengah waduk, dll. Dengan begitu, keadaan waduk Setukurug saat ini menjadi lebih bersih, rindang dan nyaman untuk bersantai.

                Di masa kuliah, beliau aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan. Baik itu internal maupun eksternal. Di masa beliau menjabat sebagai pengurus organisasi kemahasiswaan (tahun 1980-an),banyak terjadi gejolak masyarakat kepada pemerintahan orde baru. Begitu sulit hidup di bawah rezim yang menjajah dari segala aspek kehidupan: ideologi, ekonomi, budaya, dll. Saat itu, segala sesuatunya memang kelihatan baik-baik saja, tapi bagi beliau dan masyarakat lainnya, orde baru bagaikan seorang pasien yang terus-menerus menyangkal bahwa dirinya memiliki penyakit. Dalam permasalahan ini, beliau selalu aktif menjadi penyalur aspirasi masyarakat, yakni dengan melakukan protes/demo terhadap rezim Soeharto.  Sampai suatu saat, beliau pernah menjadi salah satu mahasiswa buronan anak buah Soeharto.               

Pribadi merupakan pengkhusan dari masyarakat. Namun walaupun demikian bukan berarti kehidupan individu warga masyarakat sama sekali tidak ada, sehingga sama sekali tidak ada peluang bagi kehidupan yang bersifat pribadi. Sebaliknya kendatipun dalam kehidupan masyarakat yang telah mengalami proses individualis pun, kehidupan bersama tetap tidak akan dapat ditinggalkan.

            Walaupun bapak Esden seorang insinyur lulusan fakultas Teknik, beliau sama sekali tidak membanggakan gelar itu. Beliau tetap rendah hati dan mau berinteraksi dengan warga lainnya. Beliau bisa menempatkan diri disaat berkomunikasi dengan orang lain. Beliau bisa berteman dengan para pejabat tinggi, seperti contoh Din Samsudin yang sekarang menjabat sebagai ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia), yang memang sejak dulu sudah bersahabat dengan beliau. beliau bisa menjadi teman curhat bagi anak-anak atau tetangga yang masih muda. Bahkan pemulung pun juga sering bercengkrama bersama beliau. 

         Setiap kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami suatu perubahan. Peubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang wajar, oleh karena setiap manusia mempunyai kepentingan yang tak terbatas.  Studi modern tentang perubahan sosial tidak secara langsung mewarisi pemikiran Comte maupun Spencer, melainkan melalui aliran sosiologi abad ke-20 yang terkenal dengan teori sistem, teori fungsional atau fungsionalisme struktural.

Teori sistem: menciptakan konsep perubahan

          Pemikiran tentang sistem merupakan satu kesatuan yang kompleks, terdiri dari berbagai antar hubungan dan dipisahkan dari lingkungan sekitarnya oleh batas tertentu. Organisme (seperti Comte dan Spencer) merupakan sebuah sistem, baik pada tingkat makro (masyarakt dunia), mezo (negara bangsa) maupun mikro (komunitas sosial, keluarga dsb). Sehingga perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi dalam atau mencakup sistem sosial. Artinya terdapat perbedaan antara sistem tertentu dalam jangka waktu yang berlainan. Dari sini, maka dapat dikatakan bahwa konsep dasar perubahan sosial mencakup tiga gagasan, yaitu (1) perbedaan; (2) pada waktu yang berbeda; (3) di antara keadaan sistem sosial yang sama. Hawley mengatakan, perubahan sosial adalah setiap perubahan yang tak terulang dari sistem sosial sebagai satu kesatuan.

 Adakalanya perubahan hanya terjadi sebagian, terbatas ruang lingkupnya, tanpa menimbulkan akibat besar terhadap unsur lain dari sistem. Sistem sebagai keseluruhan tetap utuh, tak terjadi perubahan secara menyeluruh atas unsur-unsurnya meski di dalamnya terjadi perubahan sedikit demi sedikit. Tetapi di samping itu, perubahan struktural menampakkan perubahan sistem secara keseluruhan. Struktur sosial merupakan sejenis kerangka pembentukan masyarakat dan operasinya. Jika struktur berubah, maka semua unsur lain cenderung berubah pula. Semua perubahan sosial dihubungkan melalui aktor individual. Karenanya teori-teori tentang perubahan struktural menunjukkan bagaimana cara variabel-variabel mikro mempengaruhi motif dan pilihan individual dan bagaimana cara pilihan individual ini selanjutnya mengubah variabel makro.

            Dalam masa perubahan masyarakat, banyak sekali timbul masalah sosial, yang mengakibatkan perubahan-perubahan pula terhadap nilai-nilai kemasyarakatan lama yang dianggap tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman. Variasi masalah soaial sangat beragam, tergantung pada aspek-aspek kehidupan mana yang sedang dalam keadaan terbatas, yang menyebabkan anggota masyarakat menjadi resah karenanya. Ada yang menganggap masalah sosial itu berupa keresahan maasyarakat yang disebabkan oleh gelaja-gejala kejahatan/kriminal. Namun dalam laporan kali ini, kami menganalisis masalah lingkungan hidup.

Bapak esden adalah sosok anak yang tak pernah lelah membantu orang tua sejak beliau masih kecil hingga dewasa. Hal ini terbukti dengan kesanggupan beliau menjual dagangan asongan seperti rokok,dll serta gorengan keliling pasar. Hingga saat beliau masuk kuliah, beliau tak mau lagi memberatkan beban orang tua, yakni dengan memulai karir sebagai kontraktor bangunan. Hingga saatnya, beliau menjadi kontraktor sukses.

 

Seorang bapak yang tak pernah kenal rasa lelah dalam membantu para mahasiswi agar tetap melanjutkan studinya dengan mendirikan kost-kostan dengan harga murah untuk mahasiswi yang kiranya kurang mampu dan merasa terbebani dengan harga kost yang melambung.Berawal dari putri bapak Agusti yang merasa kasihan kepada temannya yang membutuhkan tempat tinggal di sekitar lingkungan kampus.Dan putrinya ini berinisiatif untuk meminta izin kepada ayahnya agar menyediakan kamar kost untuk temannya.Tanpa memberatkan penghuni kost dengan menagih biaya sewa perbulan yang dilengkapi dengan fasilitas kasur, lemari, wifi unlimited, kelambu. "ada yang sampai tiga tahun ,bahkan sampai lulus wisuda baru melunasi uang sewa tersebut" ujarnya. Karena beliau tidak ingin ada mahasiswa yang pendidikannya terbebani dengan materi. Awal dimulainya karir beliau yaitu di kawasan ciputat bersama sang istri, tidak hanya itu beliau juga menggarap lahan kosong yang dipenuhi banyak sampah tanpa ada pihak manapun yang peduli,lalu beliau berinisiatif untuk menjadikan lahan tersebut menjadi kolam ikan dan ditanami tanaman seperti: cabai, kelapa ,mangaga ,pisang, dll yang mana setiap warga diperbolehkan untuk menikmati hasil perkebunan maupun hasil kolam dengan memancing tanpa dipungut biaya sepeser pun. Karna prinsip beliau adalah  "Dalam hidup ini Berbuat baiklah kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan selagi masih ada nafas yang terhembus"

 


 

BAB IV

KESIMPULAN

            Setiap kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami suatu perubahan. Peubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang wajar, oleh karena setiap manusia mempunyai kepentingan yang tak terbatas. Adakalanya perubahan hanya terjadi sebagian, terbatas ruang lingkupnya, tanpa menimbulkan akibat besar terhadap unsur lain dari sistem. Sistem sebagai keseluruhan tetap utuh, tak terjadi perubahan secara menyeluruh atas unsur-unsurnya meski di dalamnya terjadi perubahan sedikit demi sedikit.

Dengan mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi oleh karena interaksi antara manusia dengan lingkungan, maka sesungguhnya tidak ada masalah lingkungan, jika hubungan keselarasan antara berbagai zat, benda, dan organisme itu tidak terganggu. Sebaliknya jika tidak, mungkin karena desakan kebutuhan manusia, kurangnya kesadaran akan lingkungan hidup dan lain-lainnya, segingga menyebabkan terganggunya keserasian antara lingkungan hidup dengan perilaku manusia, maka kualitas lingkungan hidup itu akan semakin rusak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dokumentasi wawancara bersama narasumber :

         

               



DAFTAR PUSTAKA

Syani,abdul.SOSIOLOGI KKEATIKA,TEORI,DAN TERAPAN.Jakarta:PT. Bumi Aksara.2012

Ritzer,George.J.Goodman. PENGANTAR SOSIOLOGI : Kreasi Wacana.2006

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini