Fauzia Nurul Khotimah
1113054000007
" SISI GELAP PERTUMBUHAN "
Suatu pandangan dunia yang terpecah-pecah merupakan sesuatu hal yang tidak mengherankan lagi daerah globalisasi seperti sekarang ini. Beberapa orang mengatakan bahwa dunia seperti sebuah bola yang berputar dan bergerak tiada henti, kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan yang sangat amat begitu pesat setidaknya memberikan sebuah andil yang cukup besar bagi pertumbuhan dan perkembangan umat manusia, sisi gelap pertumbuhan adalah sebuah mekanisme negatif yang terdapat di dalam sebuah pertumbuhan manusia yang notabene berorientasi kepada hal-hal yang positif. Sisi gelap ini adalah sebuah kejadian yang tidak bisa dihentikan apalagi dilewatkan begitu saja. Sebab, seperti sebuah hukum alam dimana terdapat kebaikan maka disitu juga terdapat sebuah keburukan, begitupula sebuah keburukan juga terdapat sebuah kebaikan didalamnya.
Manusia sejatinya sangat menginginkan sebuah perkembngan yang positif dan mengarah kepada sebuah kebaikan. Akan tetapi, pernahkah mereka berfikir bahwa ketika mereka ingin menggapai sebauh kemajuan itu maka ada pihak-pihak lain yang menjadi korban dari tidakan mereka itu, mari kita analogikan seperti masyarakat baduy adalah masyarakat yang hidup ditengah-tengah alam dan mereka berdampingan dengan sangat baik, masyarakat baduy sangat menjaga kearifan lokal dan nilai-nilai budaya yang begitu kental di dalamnya. Mereka tidak pernah mengeksploitasi atau memeras kekayaan alam secara berlebihan dan terus menerus, mereka menganggap bahwa alam merupakan sebuah unit kehidupan yang jika inputnya baik maka, outputnya pun akan baik.
Memang jika kita melihat secara kasat mata, masyarakat baduy merupakan masyarakat yang hidup dengan semua hal yang berbau alam, tidak ada teknologi yang canggih, tidak ada perangkat gadget yang mumpuni tidak ada kendaraan yang senyaman dan semewah yang dimiliki oleh orang kota, bila demikian apakah pantas masyarakat baduy dikatakan sebagai masyarakat yang primitif? Jika standar yang dinilai hal-hal yang telah disebutkan diatas tadi maka tentu jawabannya adalah iya, mari kita bandingkan dengan masyarakat kota yang hidup di tengah-tengah peralatan yang begitu canggih, kesibukan yang begitu menyita waktu, berbagai peralatan gadget yang begitu memobilisasi segala kepentingan dan kebutuhan mereka. Selanjutnya, mari kita perhatikan pola kehidupan mereka dari segi makanan apakah masyarakat kota yang cenderung lebih maju dari masyarakat baduy memakan makanan yang lebih sehat dari masyarakat baduy sepertinya jawabannya adalah tidak, mereka adalah spesies omnivore dan pemakan segalanya mereka banyak memakan racun, memakan dari hasil alam yang sudah terlebih dahulu di eksploitasi secara berlebihan dan dirusak secara tidak manusiawi, lalu dari segi kehidupan bersosialisasi masyarakat modern cenderung memiliki sifat antipasti terhadap sesamanya.
Beda halnya dengan masyarakat baduy yang memiliki sifat empati begitu kuat terhadap sesamanya, gadget yang canggih, kendaraan yang mewah , dan tempat tinggal yang indah dan juga nyaman sudah merubah semua nilai kearifan lokal pada masyarakat modern. Selain itu, sifat serakah dan ingin memperkaya diri telah menjadikan masyarakat modern menjadi sebuah monster yang menakutkan bagi alam disekelilingnya. Bila demikian, manakah yang dapat dikatakan manusia modern dan manusia primitif maka jawabannya tergantung pemahaman kita tentang kata manusiawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar