Sabtu, 24 November 2012

Atika Suri_Laporan 3_HPMIG cabang Bogor

KELOMPOK SOSIAL : STUDI KASUS HIMPUNAN PELAJAR MAHASISWA INDONESIA GORONTALO (HPMIG) CABANG BOGOR
Nama              : Atika Suri
NIM                : 1112051100009
I.                   Latar Belakang
Menurut Sorjono Soekanto Kelompok Sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena adanya hubungan diantara mereka secara timbal balik dan saling memengaruhi. Sedangkan menurut Hendro Puspit kelompok Sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama. Disisi lain, Paul B. Horton dan Chaster L. Hunt juga mendefinisikan kelompok sosial sebagai suatu kumpulan manusia yang memilikki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi. Dari pengertian-pengertian mengenai kelompok sosial tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok sosial adalah suatu himpunan ataupun kesatuan-kesatuan hidup yang nyata, teratur, dan tetap dari individu-individu yang terjadi karena adanya hubungan diantara mereka secara timbal balik dan saling memengaruhi serta memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi, guna mencapai tujuan bersama.
Kelompok sosial, bagaimanapun juga tak bisa dipungkiri hadir ditengah masyarakat. Kelompok-kelompok sosial ini menjadi wadah bagi terkumpulnya orang-orang yang memiliki kesatuan hidup ataupun kesamaan dalam beberapa kriteria yang membuatnya tergabung dalam suatu kelompok sosial, yang membuat mereka bersatu untuk mencapai tujuan dari suatu kelompok sosial tersebut.
Dasar-dasar pembentukan kelompok sosial adalah karena adanya faktor kepentingan yang sama (common interest), faktor darah atau keturunan yang sama (common in cestry), serta faktor geografis dan faktor daerah asal yang sama. Faktor daerah asal yang sama ini telah menelurkan begitu banyak organisasi-organisasi, ataupun himpunan-himpunan yang menjadi wadah terkumpulnya orang-orang yang berasal dari daerah yang sama, yang sedang merantau di daerah lain, dan mereka ini memiliki wilayah teritorial perantauan yang sama. Contoh dari kelompok sosial ini adalah seperti  himpunan-himpunan mahasiswa yang berasal dari daerah yang sama, yang berkuliah di wilayah yang sama, salah satunya adalah himpunan mahasiswa yag berasal dari gorontalo, yang tergabung dalam Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Gorontalo (HPMIG).
HPMIG ini, khususnya HPMIG cabang Bogor adalah himpunan mahasiswa yang berasal dari Gorontalo, yang berkuliah diwilayah bogor. Himpunan ini memiliki struktur organisasi, aturan, visi, misi, serta tujuan yang jelas. Himpunan ini juga merupakan organisasi resmi, yang memiliki akta organisasi serta merupakan mitra kerja dari pemerintah provinsi Gorontalo. Hal-hal seperti yang telah disebutkan itulah yang mendorong peneliti untuk meneliti lebih lanjut mengenai himpunan ini, Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Gorontalo (HPMIG) cabang Bogor ini. Disamping alasan tersebut, peneliti juga mendapat kemudahan dalam meneliti HPMIG cabang Bogor ini, karena peneliti pernah menjalani pendidikan di Gorontalo selama tiga tahun, sehingga peneliti sudah tidak asing lagi dengan organisasi ini.
 
II.                Pertanyaan Pokok Penelitian
1.      Bagaimana pola hubungan antara Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Gorontalo (HPMIG), khususnya HPMIG cabang Bogor dengan masyarakat sekitar?

 
III.             Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian Kualitatif, dengan menggunakan teknik wawancara. Adapun narasumber pada penelitian ini adalah ketua HPMIG cabang Bogor, Vicky Rizky Katili. Penelitian ini dilakukan pada 23 November 2012, memalui perantara alat komunikasi berupa telepon genggam, karena narasumber yang bersangkutan tengah berada di Gorontalo, sedangkan peneliti berada di Jakarta.
 
IV.             Gambaran Subjek penelitian
HPMIG berdiri pertama kali pada tanggal 20 agustus 1955 di Jogjakarta, di bentuk oleh mahasiswa perantauan Gorontalo yang ada di jogjkarta seiring berjalannya waktu, setiap mahasiswa perantauan membentuk HPMIG disetiap daerah, Bogor salah satunya. Hingga saat ini, HPMIG telah memiliki 13 cabang yang tersebar diwilayah Indonesia. HPMIG Bogor merupakan HPMIG cabang termuda, yang baru didirikan sekitar enam belas bulan lalu, yaitu tanggal 21 Juli 2011.
HPMIG merupakan organisasi resmi, memiliki akta organisasi dan harus mempertanggungjawabkan dana yang telah diberikan pemprov pada BPK (Badan pemeriksa Keuangan) jika sekali-kali ada pemanggilan dari BPK. Aturan-aturan anggota terdapat dalam AD-ART.
Organisasi ini terbagi dalam empat divisi, yang semuanya mengikuti AD-ART dari pengurus pusat HPMIG. Keempat divisi itu adalah:
a.       Divisi kesenian dan olah raga,
b.      Divisi kemahasiswaan dan kajian ilmiah,
c.       Divisi pengabdian dan hubungan masyarakat, dan
d.      Divisi ekonomi dan kewirausahaan.
Program kerja yang ada hingga saat ini adalah genus, futsal, diskusi ilmiah, dan pembuatan buku HPMIG. Masa jabatan pada HPMIG cabang, termasuk HPMIG cabang Bogor ini adalah satu tahun. Setelah itu akan ada pergantian kepengurusan. Berbeda dengan masa jabatan pengurus pusat, yaitu selama dua tahun. Adapun ketua dari HPMIG pusat saat ini adalah Tomi Ishak, mahasiswa pasca UI.
HPMIG ini sangat memiliki pengaruh terhadap masyarakat, karena HPMIG merupakan mitra kerja dari pemerintah. Untuk hubungan langsungnya dengan masyarakat, HPMIG memiliki divisi pengabdian kepada masyarakat, yang pada tahun 2011 lalu mengadakan agenda yang dikoordinir langsung oleh pengurus pusat, yaitu masuk ke daerah gorontalo dengan masyarakat adat gorontalo. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk merasakan langsung kehidupan masyarakat terpencil Gorontalo.
Cara HPMIG merekrut anggota baru adalah dengan mengajak mahasiswa baru yang baru saja memasuki wilayah bogor, dengan mengadakan acara "Temu Mahasiswa Baru". Dari perkumpulan itulah HPMIG mengajak mahasiswa baru untuk bergabung dan menjadi anggota dari HPMIG. HPMIG memang dituntut untuk lebih aktif dalam merekrut anggotanya. Adapun anggota dalam HPMIG ini terbagi menjadi tiga kategori, yaitu:
a.       Anggota biasa
Yaitu anggota yang benar-benar berasal dari Gorontalo.
b.      Anggota luar biasa
Yaitu mahasiswa yang sejiwa dengan tujuan HPMIG dan memiliki keinginan berkontribusi untuk HPMIG meskipun bukan berasal dari Gorontalo.
c.       Anggota kehormatan
Yaitu orang yang telah berjasa untuk HPMIG dan telah ditetapkan oleh pengurus HPMIG.
Azas organisasi ini adalah pancasila dan UUD 1945. Organisasi ini Bersifat independen, yang memiliki visi atau tujuan untuk mewujudkan terciptanya SDM (Sumber Daya Manusia) yang intelektual, religius, yang berakhlak, serta bertanggungjawab atas tercapainya tujuan nasional. Sedangkan misi dari organisasi ini adalah untuk membina pribadi pelajar dan mahasiswa untuk senantiasa mengembangkan potensi kreatif, keilmuan, sosial dan budaya serta ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai dasar dan sifat organisasi untuk mencapai tujuan.
Anggota HPMIG diperbolehkan untuk mengikuti organisasi lain di luar HPMIG, banyak juga dari anggota HPMIG yang merupakan anggota dari HMI, KAMMI, BEM, dan lain-lain, tinggal bagaimana mengatur waktu.
Tidak ada persaingan antara HPMIG dengan organisasi-organisasi lain diluar HPMIG, yang ada adalah bersinergi. Bahkan HPMIG sering melibatkan organisasi lain dalam setiap kegiatannya, seperti LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) masyarakat Gorontalo, karena HPMIG ini adalah mitra kerja Pemerintah Provinsi Gorontalo.
 
V.                Analisis
Pola hubungan HPMIG (Himpunan Pelajar mahasiswa Indonesia Gorontalo), khususnya HPMIG cabang Bogor dapat dikatakan memiliki pola yang ideal, karena HPMIG merupakan organisasi resmi, yang merupakan mitra kerja langsung dari Pemerintah Provinsi Gorontalo sehingga tentunya akan sangat berpengaruh bagi masyarakat.
HPMIG melakukan hubungan langsungnya dengan masyarakat, didukung oleh adanya divisi pengabdian dan hubungan masyarakat, karena seperti yang telah disebutkan bahwa HPMIG ini merupakan mitra kerja dari Pemerintah Provinsi. Pada tahun 2011 yang lalu, divisi ini melaksanakan agenda yang dikoordinir oleh pengurus pusat, yaitu masuk ke daerah Gorontalo, dengan masyarakat adat Gorontalo. Adapun tujuan dari diadakannya agenda ini adalah untuk merasakan langsung kehidupan masyarakat terpencil Gorontalo.
Dari agenda yang telah dilaksanakan, yaitu masuk kedaerah terpencil Gorontalo, serta bergabung dengan masyarakat adat Gorontalo untuk merasakan langsung kehidupan masyarakat terpencil di daerah Gorontalo tersebut, menunjukkan adanya hubungan yang sangat ideal. Para anggota dari HPMIG bersedia untuk berbaur dan bergabung dengan masyarakat, masyarakatpun bersedia menerima keberadaan dari organisasi ini, Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Gorontalo (HPMIG).
Interaksi antara HPMIG cabang Bogor dengan masyarakat juga dapat dipastikan terjadi, karena ada program-program yang dilaksanakan bersama, seperti Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang pernah diadakan di daerah Bogor. Interaksipun tidak hanya terjadi antara HPMIG cabang Bogor dengan masyarakat, namun juga terjadi antar cabang HPMIG disetiap daerah. Interaksi antar sesama cabang HPMIG ini biasanya terjalin saat adanya musyawarah besar (MUBES), setiap cabang harus saling berinteraksi untuk menyukseskan mubes tersebut.
 
DAFTAR PUSTAKA
Narasumber : Vicky Rizky Katili, ketua HPMIG cabang Bogor
teori mengenai kelompok sosial menurut ahli sosiologi di http://www.gudangmateri.com/2010/10/kelompok-sosial-dalam-sosiologi.html
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini