Senin, 18 Maret 2013

teori strukturalisme_Susi Aryani_pertemuan ke-2

Nama: Susi Aryani
Kelas: KPI 6 F
NIM: 1110051000175
TEORI STRUKTURALISME
       I.            PENDAHULUAN
            Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial ( norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, serta lapisan-lapisan sosial atau stratifikasi sosial.
            Stratifikasi sosial[1] adalah perbedaan anggota masyarakat berdasarkan status yang dimilikinya. Menurut Pitirim A. Sorokin stratifikasi sosial adalah pembedaan atau pengelompokkan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang bertingkat, kelas tinggi, menengah, dan rendah.
            Strukturalisme[2] adalah sebuah teoru yang memusatkan perhatiannya pada struktur. Struktur disini adalah struktur linguistik bukan struktur sosial. Teori strukturalisme lahir dari perkembangan studi ilmu bahasa (linguistik).

    II.            METODE STUDI
Dalam pembahasan ini penulis menggunakan metode riset pustaka dan pemaparan deskriptif. Riset Pustaka adalah metode pengambilan data yang dilakukan dengan mengambil data dari perpustakaan dengan bahan sumber buku berupa Ng.Philipus, Nurul Aini, Sosiologi dan Politik, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009) dan Bernard Raho, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2007). Pemaparan deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan membuat gambaran dan penjelasan tentang suatu keadaan secara objektif.
 III.            ANALISIS ISI
            Strukturalisme[3] adalah sebuah teoru yang memusatkan perhatiannya pada struktur. Struktur disini adalah struktur linguistik bukan struktur sosial. Teori strukturalisme lahir dari perkembangan studi ilmu bahasa (linguistik).
            F. Saussure dari Swiss[4] adalah salah satu ahli dalam perkembangan ilmu bahasa struktural. Saussure juga membuat distingsi antara langue dengan parole. Langue adalah sistem tata bahasa formal sedang parole adalah percakapan sehari-hari yang digunakan oleh pembicara guna mengekspresikan dirinya. Para ahli bahasa meneliti langue sebagai sistem bahasa formal dan bukan bahasa yang digunakan oleh individu- individu.
             Studi tentang struktur dalam strukturalisme tidak hanya menyangkut bahasa formal tetapi seluruh sistem tanda. Sistem tanda ini biasa disebut Semiotik.  Menurut Roland Bartes[5] yang mengembangkan gagasan Saussure ke bidang-bidang kehidupan sosial lainnya. Menurutnya studi ini tidak hanya mempelajari bahasa, tetapi perilaku yang mewakili atau menandai sesuatu (simbol-simbol).  
            Levi Strauss[6] mengatakan bahwa struktur yang paling penting adalah struktur dari pikiran manusia yang menghasilkan berbagai hal di dunia. Dalam penemuannya yang paling besar ia mengkonsep ulang segala bentuk fenomena sosial (misalnya hubungan kekeluargaan) sebagai sistem-sistem komunikasi dan sianalisa secara struktural.
            Ada beberapa persamaan dalam membandingkan sistem bahasa dan sistem kekeluargaan, yaitu:
·         Istilah-istilah yang digunakan di dalam sistem kekerabatan adalah seperti fonem-fonem di dalam bahasa.
·         Istilah-istilah dalam hubungan kekerabatan dan fonem-fonem dalam bahasa tidak mempunyai arti dalam dirinya sendiri.
·         Sistem fonem maupun sistem kekerabatan adalah produk dari struktur pikiran.
            Levi Strauss menganalisa data-data antropologisnya dengan menggunakan analisis struktural sama seperti Saussure menganalisa data linguistik. Dalam analisanya tentang masyarakat primitif Levi tertarik untuk menyikapi struktur penting yang ada di balik mite, hubungan kekerabatan, atau masyarakat keseluruhan. Levi menolak orientasi tradisional para antropolog, yang menolak ide bahwa mite dapat dijelaskan menurut isi naratif ataupun melalui fungsinya dalam masyarakat.
            Menurut Strauss terdapat beberapa langkah untuk menganalisa mite dalam tingkat struktural yang tidak sadar, yaitu:
·         Mencari tahu varian-varian dari mite itu,
·         Memisahkan elemen-elemen tematis yang paling dasar dari varian-varian itu,
·         Memetakan pola-pola yang kompleks di dalamnya elemen-elemen tematis bertemu satu sama lain,
·         Menyusun tabel perubahan ,
·         Tabel tersebut akan menjadi struktur untuk menganalisa mite tersebut.
            Selain berpengaruh atas karya antropologis Levi Straus, strukturalisme juga mempengaruhi Marxisme Prancis khususnya dalam karya Althuser dan Poukantzas. Godelier (1972) mengatakan bahwa ketika Marx mengemukakan tentang struktur tidak boleh disamakan dengan hubungan yang kelihatan dan menjelaskan logika mereka yang tersembunyi, maka sejak saat itu dia meluncurkan tradisi strukturalisme modern.


[1] Ng.Philipus, Nurul Aini, Sosiologi dan Politik, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009), hlm.35.
[2] Bernard Raho, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2007), hlm. 189.
[3] Bernard Raho, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2007), hlm. 189.
[4] Bernard Raho, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2007), hlm. 190.
[5] Bernard Raho, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2007), hlm. 191.
[6] Bernard Raho, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2007), hlm. 192.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini