Minggu, 22 September 2013

tugas demografi

Syifa Thoyyibah
PMI 5
Tugas ke-2 Demografi
BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Ilmu Kependudukan dan Demografi
Studi kependudukan terdri dari analisis-analisis yang bertujuan dan mencakup:
1.      Memperoleh informasi dasar tentang distribusi penduduk, karakteristik, dan perubahan-perubahannya.
2.      Menerangkan sebab-sebab perubahan dari faktor dasar tersebut.
3.      Menganalisis segala konsekuensi yang munhkin sekali terjadi di masa depan sebagai hasil perubahan-perubahan itu.
Kata demografi berasal dari Greek (Yunani) yang untuk pertama kali digunakan oleh Guilard lebih dari seabad yang silam, digunakan sebagai sinonim bagi studi kependudukan. Sedangkan kata populasi bersumber dari bahasa latin. Demografi adalah studi ilmiah terhadap penduduk manusia, terutama mengenai jumlah, struktur, dan perkembangannya. Demografi dapat dilihat dalam makna yang sempit, yang dalam hal ini sama dengan analisa demografi atau dalam makna yang luas yang mencakup baik analisa demografi maupun studi kependudukan.
Studi kependudukan dapat pula dilihat sebagai mencakup penelitian makro demografi. Penelitian makro demografi terdiri dari penelitian unit skala besar, agregat orang dengan keseluruhan sistem dengan kebudayaan dan masyarakat. sasaran ruang lingkup daerah penelitian makro demografi adalah benua, dan bangsa. Sedangkan penelitian mikro demografi merupakan penelitian unit skala kecil yang umumnya bersifat internal. Penelitian mikro demografi memusatkan diri atas individu.
B.     Robert Thomas Malthus dan Teori-teori Alamiah
Robert Thomas Malthus terkenal sebagai pelopor ilmu kependudukan sebagai bagian dari rentetan perkembangan demografi yang telah dimulai sejak pertenghan abad ke-17. Kritik-kritik terhadap teori kependudukn Malthus yang juga sering dipandang sebagai kelemahan-kelemahan dari teori tersebut antaranya berkisar pada ;
1.      Malthus terlalu menekankan keterbatasan persediaan tanah meskipun dia adalah salah seorang penganjur industrialisasi dan penggunaan tanah secara lebih efisien.
2.      Dia kurang memperhitungkan bahwa, penemuan-penemuan baru, teknologi unggul, dan industialisasi dapat memberikan efek yang cukup berarti pada peningkatan tingkatan hidup.
3.      Dia berpadangan bahwa pengontrolan kelahiran tidak bermoral dan tidak pernah meramalkan penggunaan lat-alat kontrasepsi.
4.      Dengan majunya sistem transportrasi dan berlnagsungnya perdagangan internasional membuka pasaran baru bagi barang-barang hasil pabrik/industri, sumber-sumber bahan mentah tambahan, dan mempermudah emigrasi.
Michael Thomas Sadler menyatakan bahwa ada suatu hubungan terbalik antara jumlah penduduk di suatu wilayah dan daya reproduksi mereka. Sedangkan menurut Herbert Spencer semakin maju manusia mengembangkan dirinya semakin banyak energi dipakai untuk meraih kemajuan itu yang berakibat berkurangnya energi untuk daya reproduksi. Dan pada dasranya mereka berpendapat bahwa penurunan pertumbuhan penduduk terjadi sebagai akibat dari perubahan fekunditas. Dan perubahan fekunditas inilah yang dipandang sebgai kelemahan dari kelompok teori alamiah.
C.     Teori Transisi Demografi dan Aliran-aliran Pemikiran.
Mengenai teori-teori kependudukan sosial khususnya akan disinggung teori transisi demografi. Teori transisi demografi menyatakan bahwa setiap masyarakat memulai dengan fase anka kelahiran-kematoian tinggi, kemudian disususl oleh fase menurunnya angka kematian sementara, angka kelahiran masih tetap tinggi, dan fase menurunnya angka kelahiran secara perlahan-lahan hingga berada pada angka kelahiran dan kematian rendah.
Kritik-kritik terhadap teori demografi antaranya karena terdapat kenyataan bahwa turunnya angka-angka kematian di berbagai negara berkembang dapat berlangsung lebih cepat daripada yang dialami negara-negara industri masa lampau.
Dalam arah perkembangan teori kependudukan ini, telah pula muncul suatu aliran pemikiran yang agak berbeda, dipelopori oleh Caldwell yang umpamanya dapat dilihat dari tulisannya Toward A Restatement Of Demographic Transition Theory, yang mengemukakan bahwa hanya ada 2 tipe rezim fertilitas :
1.      Pertama, tipe rezim dimana indivdu-individu tidak memperoleh keuntungan ekonomis dengan membatasi fertilitas.
2.      Kedua, tipe rezim yang sering atau kemungkinan besar memberikan keuntungan ekonomi bagi individu-individu yang membatasi fertilitas.
BAB 2
BEBERAPA UKURAN DASAR TEKNIK ANALISA KEPENDUDUKAN
A.    Angka Mutlak dan Relatif
Biasanya jumlah peristiwa-peristiwa demografi dihubungkan dengan jumlah penduduk atau bagian penduduk yang menjadi sumber dari peristiwa-peristiwa tersebut, yang mengjhasilkan angka atau ukuran-ukuran relatif. Ada beragam ukuran relatif seperti rasio, presentase, dan reit. Dengan menggunakan angka-angka atau ukuran-ukuran relatif dapat membantu dalam membandingkan keadaan berbagai peristiwa demografi dari penduduk-penduduk yang jumlahnya sangat berbeda.
B.     Rasio dan Reit
Angka-angka mutlak tersedia dari daftar-daftar statistik yang dipelihara atau di publikasikan oleh berbagai instansi/badan yang memuat jumlah orang atau peristiwa-peristiwa demografi. Rasio merupakan besaran hasil perbandingan anatara dua angka. Rasio adalah ukuran relatif, sehingga tidak merupakan indikator besarnya angka-angka yang diperbandingkan. Angka-angka rasio jumlah penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan dalam ilmu kependudukan dikenal sebagai rasio jenis kelamin. Contoh-contoh lain dari rasio adalah rasio anak-wanita dan rasio beban tanggungan.
C.     Distribusi Frekuensi
Dalam ilmu kependudukan distibusi frekuensi merupakan alat untuk menggambarkan profil penduduk menurut kerakteristik tertentu. Karakteristik ini umpamanya, umur, jenis kelamin, daerah tempat tinggal, lapangan pekerjaan, agama, dan kewarganegaraan. Frekuensi dapat berbentuk angka-angka mutlak atau proporsi dan persentase (angka-angka relatif). Proporsi adalah suatu rasio yang menunjukka bagian relatif dari angka total.
D.    Teknik Pro-rating
Jika jumlah penduduk yang tergolong kategori ini relatif sedikit dibandingkan dengan jumlah pendudk secara keseluruhan, penerapan teknik pro-rating dipandang memadai. Melakukan pro-rating terhadap penduduk kategori itu berarti mendistribusikan mereka kedalam struktur umur penduduk yang ada dari penduduk yang bersangkutan. Dan pro-rating biasanya dilakukan untuk masing-masing jenis kelamin. Sebagai ilustrasi ambillah penduduk golongan umur 10-19 tahun yang sebelum pro-rating berjumlah 530.873.
E.     Teknik Perhitungan Umur Median
Biasanya umur median dipakai sebagai salah satu petunjuk untuk melihat struktur umur penduduk suatu negara atau wilayah tertentu dalam suatu negara. Struktrur umur penduduk muda akan memperlihatkan umur median rendah. Dan sebaliknya struktur umur penduduk tua akan menunjukkan umur median tinggi. Kategorisasi yang dapat dipakai adalah dengan penggologan : umur median rendah kurang dari 20 tahun, umur median sedang atau "intermediate", 20-29 tahun, dan umur median tinggi 30 tahun keatas.  Untuk menghitung umur median dengan sendirinya perlu tersedia data penduduk menurut umur. Umur median dapat dihitung masing-masing untuk penduduk laki-laki dan penduduk perempuan disamping untuk penduduk keseluruhan dari suatu wilayah atau negara.
F.      Cara-cara Pengukuran Perkembangan Penduduk.
Jika suatu daerah mempunyai sistem pencatatan penduduk berjalan dengan baik, jumlah penduduk pada akhir suatu periode waktu dari daerah yang bersangkutan dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan : Pt = Po+ B+ D+ I+ E 
Pt: Jumlah penduduk pada kahir perode t,
Po: Jumlah penduduk pada awal periode t,
B: Jumlah kelahiran yang terjadi dalam periode t,
D: Jumlah kematian yang terjadi dalam perode t,
I: Jumlah imigran atau migran yang masuk,
 E: Jumlah emigran atau migran yang keluar.
            Persamaaan diatas dikenal dengan persamaan penduduk berimbang. Walaupun secara teoriti perkembangan penduduk berlangsung secara eksponensial, terjadi setiap saat, setiap detik, pada praktiknya, Reit perkembangan penduduk pertahun yang diperoleh dengan persamaan geometrik tak banyak berbeda dengan Reit perkembnagn penduduk pertahun menggunakan persamaan eksponensial.
 
BAB 3
SEJARAH PERKEMBANGAN PENDUDUK DUNIA DAN INDONESIA
A.    Keseimbangan Lama dan Baru
Keseimbangan lama dari perkembangan penduduk adalah, ketika reit kematian dan kelahiran dari penduduk suatu wilayah masing-masing berada pada tingkat yang tinggi, sehingga perkembangan jumlah penduduk juga sangat lambat, bahkan untuk sebagian besar periode, jumlah kelahiran tidak banyak berbeda dengan jumlah kematian. Keseimbangan yang lama penduduk suatu negeri pada hakekatnya menunjukkan fase sebelum mulainya transisi demografi dari penduduk negeri yang bersangkutan. Dan saat ini hampir tidaka ada negeri yang berada pada keseimbnagan lama, namun masih ada masyarakat-masyarakt yang tergolong mempunyai reit kematian relatif tinggi seperti negara-negara tertentu di Afrika Barat dan Tengah.
Keseimbangan baru berati keadaan dimana reit kelahiran dan kematian berada pada tingkat yang rendah. Sehubungan dengan reot kelahiran dan kematian, perserikatan Bangsa-bangsa mengklasifikasikan penduduk-penduduk dalam tipe-tipe :
1.      Kelahiran tinggi, kematian tinggi.
2.      Kelahiran tinggi, kematian cukup tinggi/sedang menurun.
3.      Kelahiran tinggi, kematian rendah.
4.      Kelahiran sedang menurun, kematian rendah.
5.      Kelahiran rendah, kematian rendah.
Suatu masyarakat yang berada pada keseimbangan baru (kelahiran rendah-kematian rendah) berati masyarakat yang bersangkutan telah melalui fase transisi demografi.
B.     Angka-angka Perkembangan Penduduk Dunia Pada Berbagai Periode.
Hampir keseluruhan periode adanya manusia di bumi, reit perkembangan penduduk tahunandunia hampir mendekati nol. Fenomena perkembangan penduduk cepat (ledakan penduduk) merupakan fenomena yang muncul dalam abad-abad terakhir. Dengan reit perkembnagan tahunan seperti pada masa sekarang (sekitar 1,7 persen pertahun) penduduk dunia akan menjadi 2x lipat hanya dalam wakti 41 tahun.
Perkembangan penduduk yang cepat sedang terjadi di negara-negara berkembang. Dikawasan negara-negara berkembang tidak saja meonjol ciri reit perkembangan penduduk yang cepat, tetapi juga di kawasan ini dijumpai sejumlah negara-negara raksasa ditinjau dari segijumlah penduduk. Sekitar 71% penduduk dunia bertempat tinggal di negara berkembang. Persentase ini diperkirakan akan meningkat menjadi 78% pada tahun 2000.
C.     Perkembangan Penduduk Jawa Abad ke-19
Di Indonesia, sekali pun untuk jawa, informasi atau data demografi abad ke-19 yang tersedia sangat terbatas. Bahkan infomasi yang sangat dasar seperti angka-angka jumlah penduduk sering merupakan sumber perdebatan. Para ahli pada umumnya berpendapat adanya under enumeration bagi angka-angka jumlah penduduk resmi awal abad ke-19. Namun angka-angka tersebut seperti angka sensus.
Breman  berpendapat bahwa angka-angka pertambahan penduduk jawa abad ke-19 atas dasar angka-angka resmi lebih tinggi daripada kenyataan yang sesungguhnya walaupun dibandingkan dengan abad-abad sebelumnya dan dengan masyarakat pra industri lainnya.  Jawa mengalami pertambahan penduduk yang sangat cepat.
Alasan-alasan terpenting yang umumnya dikemukakan untuk menerangkan perkembangan penduduk cepat di Jawa berkisar pada :
1.      Terjadinya perbaikan tingkat hidup dari penduduk pribumi.
2.      Meluasnya pelayanan kesehatan.
3.      Perwujudan ketertiban dan perdamaian oleh pemerintah Belanda.
Perkembangan penduduk dihubungkan dengan meningkatnya pengaruh sistem pemerintah kolonial Belanda terhadap berbagai lapangan kehidupan. Ungkapan-ungkapan seperti ekspansi statis dan kemiskinan berbagi patut pula disebut dalam rangka memahami perkembnagan penduduk di Jawa.
D.    Penduduk Indonesia di Abad Ke-20
Zaman sebelum Indonesia merdeka pengumpulan data jumlah penduduk yang lebih seksama mencakup seluruh wilayah indonesia dilaksnakan pertama kali pada tahun 1920 yang dikenal sebgaia sensus penduduk 1920. Sesudah itu telah berlangsung 5x pengumpulan data penduduk melalui sensus yaitu satu kali sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1930, dan 4x setelah Indonesia merdeka masing-masing pada tahun 1961, 1971, 1980, dan 1990. Data jumlah penduduk dari keempat sumber tersebut cukup dapat dipercaya.
Dalam masa 60 tahun terakhir antara 1930-1990 jumlah penduduk Indonesia hampir menjadi 3x lipat. Suatu percepatan perkembangan penuduk telah terjadi di Indonesia dalam jangka nwaktu 5 dekade terakhir hingga tahun 1980. Namun pada periode 1980-1990reit perkembnagn penduduk Indonesia secara keseluruhan telah menurun menjadi sekitar 2,0 persen pertahun. Reit perkembanagn penduduk tahunan yang sedang berlangsung saat ini lebih rendah di jawa dibandingkan dengan di kebanyakan pulau-pulau lain diluar jawa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini