Minggu, 22 September 2013

TUGAS 2 DEMOGRAFI
Merangkum BAB 1-3 (Pengantar Ilmu Kependudukan) karangan Said Rusli
Oleh : Iis Sudiyanti (1111054000006) PMI5
 
BAB 1
Pendahuluan
Demografi adalah study ilmiah terhadap penduduk manusia terutama mengenai jumlah, struktur dan perkembangannya. Batasan format dari demografi telah pula diberika oleh Hauser dan Duncan, yang mengatakan : Demografi adalah suatu studi mengenai jumlah, distribusi territorial, dan komposisi penduduk, perubahan-perubahan yang beryalian dengannya serta komponen-komponen yang menyebabkan perubahan yang bersangkutan yang datat diidentifikasi sebagai mortalitas, natalitas, gerak penduduk teretorial dan mobiltas sosial (perubahan status)
Pemisahan antara studi kependudukan dan analisa demografi umpamanya telah dilakukan oleh Hauser yang menyatakan bahwa
a)      Analisa demografi merupakan analisa statistic terhadap jumlah distribusi, dan komposisi penduduk, serta komponen-komponen variasinya dan perubahan, sedangkan
b)      Studi kependudukan mempersoalkan hubungan-hubungan variable demografi dan variable dari sistem lain.
Robert Thomas Malthus dan Teori-teori Alamiah
            Robert Thomas(1766-1834) terkenal sebagai pelopor Ilmu Kependudukan, sebagai bagian dari rentanan perkembangan demografi yang telah dimulai sejakpertengahan abad ke 17. Inti dari pemikiran Malthus kemudian dikenal dengan Teri Kependudukan Malthus ringkasan dari teori-teori Malthus ada dalam A Sumary View of the Principle of Population yang dipublikasikan tahun1830
 
Malthus memulai dengan merumuskan dengan dua postulat yaitu :
1.      Bahwa pangan dibutuhkan untuk hidup manusia dan
2.      Bahwa kebutuhan nafsu sesuil antar jenis kelamin akan tetap sifatnya sepanjang masa.
Atas dasar postulat tersebut Malthus menyatakan bahwa, jika tidak aada pengekangan, kecenderungan pertambahan jumlah manusia akan lebih cepat dan pertambahan subsisten (pangan). Menurut Malthus, pengekangan perkembangan penduduk dapat berupa pengekangan segera dan pengekangan hakiki.adalah pangan, sedangkan pengekangan segera dapat berbentuk pengekangan prefentif dan pengekangan positife. Pengekangan prefentife adalah faktor-faktor yang bekerja mengurangi angka kelahiran. Pengekangan prefentif yang diajukan Malthus adalah pengendalian diri dalam hal nafsu seksuil antar jenis seperti penundaan perkawinan.
Michael Thomas Sadler menyatakan bahwa ada suatu hubungan terbalik antara jumlah penduduk disuatu wilayah dan daya reproduksi mereka. Meningkatnya jumlah penduduk yang bersangkutan. Sedangkan menurut Herbert Spencer semakin maju manusia mengembangkan dirinya semakin banyak energy dirinya dipakai untuk meraih kemajuan itu yang berakibat berkurangnya energy untuk daya reproduksi.
Teori Transisi Demografi dan Aliran-aliran Pemikiran
Pada saat ini teori transisi demografi merupakan teori kependudukan yang dominan meskipun bukan dengan tanpa kritikan-kritikan. Teori ini merupakan salah satu diantara teori-teorikependudukan yang tergolong Social Theories. Kelompok teori kependudukan sosial baranggapan bahwa perubahan penduduk merupakan hasil dari kondisi sosial ekonomi penduduk yang bersangkutan. Teori transisi demografi menyatakan bahwa setiap masyarakat memulai fase dengan fase angka kelahiran-kematiantinggi, kemudian disusul oleh fase menurunnya angka kematian sementara angka kelahran masih tetap tinggi dan fase menurunnya angka kelahiran secara perlahan-lahan sehingga berada pada angka kelahiran dan kematian rendah.
Fase kelahiran dan kematian tinggi sejajar dengan fase perkembangan masyarakat yang tradisional agraris, dicirikan oleh ekonomi berlandaskan pertanian dengan dengan pendapatan rendah. Unsure-unsur industrialisasi atau modernisasi relative belum berpengaruh. Tahap permulaan atau munculnya industrialisasi atau modernisasi suatu masyarakat untuk pertama kali berpengaruh atas angka kematian hingga mengalami penurunan. Turunnya angka kelahiran secara perlahan-lahan dimulai ketika masyarakat yang bersangkutan mengalami industrialisasi atau modernisasi yang cukup menm. Ketika telah menjadi industry atau masyarakat modern (unsure-unsur modernisasi telah berpengaruh secara mendalam) barulah dicapai angka kelahiran dan kematian mendalam.
Kritik-kritik terhadap ilmu demografi antaranya terdapat kenyataan bahwa turunnya angka-angka kematian di berbagai Negara berkembang padat berlangsung lebih cepat dari pada yang dialami Negara-negara industry dimasa lampau.
Dalam arah perkembangan teori kependudukan ini,telah pula muncul suatu aliran pemikran  yang agakberbeda yang dielopori oleh Caldwell yang umpamanya dapat dilihat dalam tulisannya Toward Restatement Of Demographic Transition Theory. Type rezim pertama dimana individu-individu tidak memperoleh keuntungan ekonomis dengan membatasi fertilisasi, sedangkan tipe yang kedua merupakan rezim yang sering atau kemungkinan besar memberikan keuntungan ekonomi bagi individu-individu yang membatasi fertilisasi
 
BAB 2
Beberapa Ukuran Dasar Teknik Analisa Kependudukan
Angka Mutlak dan Relatif
            Untuk tujuan tetentu angka-angka mutlak berguna secara langsung, bahkan sangat penting. Namun bagi tujuan-tujuan perbandingan, penggunaan angka-angka mutlak saja tidak sering memadai dan bahkan sering tidak banyak member arti. Contohnya menyatakan jumlah penduduk golongan umur yang sama dari dua penduduk yang cukup banyak jumlahnya, tidak akan memberikan gambaran yang jelas perbandingan struktur umur (susunan penduduk menurut golongan umur) antar penduduk yang bersangkutan.
            Jumlah kelahiran yang berbeda dari dua daerah atau dari Negara dengan jumlah penduduk yang berbeda tidak memberikan gambaran yang jelas mengenai perbandingan keadaan kelahiran antar dua daerah atau Negara yang bersangkutan.
Rasio dan Reit
            Angka-angka mutlak tersedia dari daftar-daftar statistic yang dipelihara atau dipublikasikan oleh berbagai instansi atau badan yang memuat jumlah orang atau pristiwa-pristiwa demografi. Tabel-tabel statistik hasil sensus penduduk tahun 1971 yang dipublikasikan oleh biro Pusat Statistik, Jakarta, Indonesia antara lain memuat angka-angka mutlak  jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Untuk mengetahui jumlah penduduk perempuan Indonesia usia 15-24 tahun misalnya angka-angka absolute dapat dihitung langsung dalam table statistic tersebut. Angka-angka mutlak, seperti telah dikemukakan, untuk tujuan-tujuan tertentutelah memadai. Angka-angka mutlak dapat berguna secara langsung bagi berbagai perencanaan.
            Rasio merupakan besaran hasil perbandingan antara dua angka. Rasio adalah ukuran relatif, sehingga tidak merupakan indicator besarnya angka-angka yang diperbandingkan. Ilustrasinya sebagai berikut : Rasio 50 laki-laki terhadap perempuan adalah lebih besar dari rasio 1.000 laki-laki terhadap 1200 perempuan meskipun angka-angka yang diperbandingkan lebih kecil pada kasus pertama dari pada kasus kedua. Tujuan dari pada rasio adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tiap unit angka kedua berapa unitkah pada angka pertama? Dengan demikian angka rasiopun dapat dinyatakan sebagai jumlah unit angka pertama per 100 atau 1000 unit angka kedua. Rasio 50 laki-laki terhadap 40 perempuan dan rasio 1000 laki-laki terhadap 1200 perempuan masing-masing dapat dinyatakan sebagai 125 laki-laki per 100 perempuan dan 83 laki-laki per 100 perempuan. Angka-angka rasio jumlah penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan dalam demografi atau ilmu kependudukan dikenal sebagai rasio jenis kelamin.
            Dalam berbagai studi terhadap berbagai pristiwa demografi, pengukuran dengan menggunakan rasio yang tanpa memasukan unsure waktu dipandang kurang memuaskan. Hal ini karena jumlah pristiwa-pristiwa demografi seperti kelahiran dan kematian dan migrasi bergantung pada interfal waktu. Rasio yang dihitung dengan dasar interfal waktu tertentu, biasanya dengan interfal satu tahun disebut sebagai reit. Contohnya reit kelahiran kasar dan reit kematian kasar dihitung dengan cara :
Reit kelahiran kasar =  jumlah kelahiran selama setahun / jumlah penduduk tengan tahun dari tahun yang sama X 1000 à jumlah kelahiran per 1000 penduduk pertahun
Reit kematian kasar = jumlah kematian setahun / jumlah penduduk tengah tahun dari tahun yang sama X 1000 à jumlah kematian per 1000 penduduk pertahun
Distribusi Frekuensi
            Distribusi frekuensi, dalam ilu kependudukan distribusu frekuensi merupaka alat untuk menggambarkan profil penduduk menurut karakteristik tertentu. Karakteristik ini umpamanya umur, jenis kelamin, daerah tempat tinggal, lapangan pekerjaan, agama dan kewarganegaraan. Frekuensi dapat berbentuk angka-angka mutlak atau proposisi dan persentase angka-angka relatife
            Jika 1200 orang penduduk perempuan diantara 2000 orang penduduk (laki-laki dan perempuan) didesa. Proposisi wanita didesa ini adalah 1200 per 2000 sama dengan 0,60. Dengan demikian proposisi adalah suatu rasio yang menunjukan bagian relative dari angka total. Suatu proposisi dapat dinyatakan dengan rumus-rumus : A per A + B . sedangkan persentase wanita didesa diatas adalah : 100 X 0,60 = 60 Persen. ( 1200 per 2000 X 100 persen). Angka-angka persentase merupakan rasio-rasio khusus yang dihitung dengan dasar bilangan 100.
Teknik Pro-rating
            Dalam table-tabel hasil sensus penduduk mengenai jumlah penduduk menurut golongan umur kadang-kadang dijumpai katagori " tak terjawab". Jika jumlah pendudk yang tergolong katagori ini relatif sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk secara keseluruhan. Penerapan teknik Pro-rating diapandang memadai. Melakukan Pro-rating terhadap penduduk katagori itu berarti mendistribusikan mereka kedalam struktur umur penduduk yang ada dari penduduk yang bersangkutan.
 
 
Berikut adalah data penduduk DKI Jakarta sebelum dan sesudah Pro-rating
Umur
Sebelum Pro-rating
Sesudah Pro-rating
0-9
698.960
701.455
10-19
530.873
532.768
20-29
428.132
429.660
30-39
299.086
300.154
40-49
154.387
154.938
50-59
72.343
72.601
60-69
38.606
28.744
 
18.910
18.978
Jumlah
2.241.297
 
Tak Menjawab
8001
 
Total
2.249.298
2.249.298
 
Sebagai contoh ambillah penduduk umur 10-19 tahun yang sebelum Pro-rating berjumlah 530.873.Jumlah penduduk golongan umur ini setelah Pro-rating :
530.873 + 530.873 per 2.241.297 X 8.001 = 532.768
Pro-rating biasanya dilakukan untuk masing-masing jenis kelamin. Selain terhadap bagian penduduk yang "tak terjawab" seperti pada table tersebut, pro-rating dapat pula dilakukan penduduk perkiraan tahun-tahun didepan ( biasanya untuk jangka waktu yang singkat) dengan menggunakan struktur umur penduduk sebelumnya. Atau terhadap penduduk total yang tak diketahui struktur umurnya dengan mengasumsikan suatu struktur umur penduduk yang polanya dianggap kurang lebih sama.
Teknik Perhitungan Umur Median
            Biasanya umur median dipakai sebagai salah satu petunjuk untuk melihat struktur umur penduduk suatu Negara atau wilayah tertentu dalam suatu Negara, struktur umur penduduk muda akan memperlihatkan umur median rendah, dan sebaliknya struktur umur penduduk tua akan menunjukan umur median tinggi. Semakin mengarah ke struktur umur tua akan semakin tinggi umur median penduduk suatu wilayah. Umur Median adalah umur yang berada pada titik tengah yang membagi penduduk suatu wilayah dalam jumlah yang sama. Meskipun sampai taraf tertentu, yang disebut umur median rendah dan umur median tinggi bersifat relative, suatu katagorisasi yang dapat dipakai adalah engan penggolongan umur median rendah kurang dari 20 tahun, umur median sedang atau Intermediate 20-29 tahun, dan umur median tinggi umur 30 tahun keatas.
            Untuk menghitung umur median dengan sendirinya perlu tersedia data penduduk menurut umur. Umur median dapat dihitung masing-masing untuk penduduk laki-laki dan penduduk perempuan disamping untuk penduduk keseluruhan dari suatu wilayah atau Negara. Dari hasil sensus-sensus penduduk dan survey-survei penduduk sekala besar biasanya dapat diperoleh data penduduk golongan umur 5 tahun, dengan menggunakan prinsip interpolasi
Cara-cara Pengukuran Perkembangan Penduduk
            Jika suatu daerah memiliki suatu sisem catatan penduduk berjalan dengan baik. Jumlah penduduk pada akgir suatu priode waktu dari daerah yang bersangkutan dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan.
Pt = Po + B – D + I – E
Pt = Jumlah penduduk pada akhir priode 1
Po = Jumlah penduduk pada awal priode 1
B = Jumlah kelahiran yang terjadi dalam priode 1
D = Jumlah kematian yang terjadi dalam priode 1
I = Jumlah imigran atau migrasi masuk
E = Jumlah emigrant atau migrant keluar
            Persamaan diatas dikenal dengan persamaan penduduk berimbang. Karena jumlah kelahiran, kematian, migrant/imigran migrasi keluar/ emigrant dapat diketahui dan juga jumlah penduduk untuk setiap saat dapat diketahui
 
 
BAB 3
Sejarah Perkembangan Penduduk: Dunia dan Indonesia
Keseimbangan Lama dan Baru
Yang dimasud dengan keseimbangan lama dari perkembangn penduduk adalah, ketika riset kematian dan kelahiran penduduk suatu wilayah masing-masing berada dalam tingkat yang tinggi, sehingga perkembangan jumlah penduduk sangat lambat, bahkan untuk sebagian besar priode, jumlah kelahiran tak banyak berbeda dengan jumlah kematian.
Dan keseimbangan baru berarti keadaan dimana reit kelahiran dan kematian berada pada tingkat yang renda. Sehubungan dengan reit kelahiran dan kematian, PBB mengklasifikasikan penduduk-penduduk dalam tipe-tipe : kelahiran tinggi-kematian tinggi, kelahiran tinggi-kematian cukup tinggi atau sedang menurun, kelahiran tinggi-kematiian rendah, kelahiran sedang menurun-kematian rendah dan, kelahiran rendah-kematian rendah.
Angka-angka Perkembangan Penduduk Dunia Berbagai Priode
            Seperti telah dikemukakan, fase perkembangan penduduk dunia yang sangat lambat berjalan untuk jangka waktu yang sangat lama. Bagi hampir keseluruhan priode adanya manusia dibumi, reit perkembangan penduduk tahunan dunia hampir-hampir mendekati nol. Sejak munculnya manusia sehingga masa permulaan sejarah, reit perkembangan penduduk tahunan dunia mungkin hanya sekitar 0,002 persen per tahun atau 20 perjuta per tahun. Suatu reit perkembangan yang memerlukan waktu sekitar 35.000 tahun agar penduduk dunia masa itu menjadi lipat dua.
            Fenomena perkembangan penduduk cepat (ledakan penduduk) merupakan fenomena yang muncul pada abad-abad terakhir. Dengan reit perkembangan tahunan seperti pada masa sekarang (sekitar 1,7 pertahun) penduduk dunia akan menjadi dua kali lipat hanya dalam waktu 41 tahun. Perkembangan penduduk dunia yang bermula berjalan lambat hingga "zaman modern" dan kemudian berjalan dengan reit yang makin cepat sepanjang sejarah manusia.
            Kemajuan pesat dalam perkembangan jumlah manusia dengan penemuan-penemua besar yaitu penemuan sistem pertanian, mulainya kehidupan perkotaan dan perdagangan, pengendalian kekuatan-kekuatan non manusiawi dan revolusi teknologi.
            Jika permulaan tahun masehi penduduk bumi ditaksir hanya sekitar 250juta, dan pada tahun 1650 baru menjadi 500juta, pada tahun 1975 telah mencapai sekitar 4 milyar dan pada tahun 1987 menjadi 5 milyar. Ini berarti sejak permulaan tahun masehi telah menjadi 4 kelipatan dua penduduk dunia
            Dikawasan Negara-negara berkembang tidak saja menonjol cirri reit perkembangan penduduk yang cepat, tetapi juga dikawasan ini dijumpai sejumlah Negara-negara raksasa ditinjau dari segi jumlah penduduk.
Sekitar 71 persen penduduk dunia bertempat tinggal di Negara-negara berkembang. Persentase ini diperkirakan akan meningkat menjadi 78 persen pada tahun 2000, pada tahun 1985 jumlah penduduk Cina sekitar 1.042,9 persen dan Pakistan 99,2 juta.
Perkembangan Penduduk Jawa Abad ke-19
            Di Indonesia sekalipun untuk jawa informasi atau data demografi pada abad ke 19 yang tersedia sangat terbatas. Bahkan informasi yang sangat dasar seperti angka-angka jumlah penduduk sering merupakan sumber perdebatan.disajikan angka-angka jumlah penduduk jawa antara tahun 1795-1900 dan reit perkembangan tahunan untuk berbagai priode dalam masa itu. Para ahli para umumnya berpendapat bahwa adanya under enumeration pada jumlah awal angka resmi penduduk jawa pada abad 19. Namun angka-angka tersebut seperti angka sensus.
            Jika angka 1,5 diterima sebagai penduduk jawa pada tahun 1815 sedangkan pada tahun 1900 pennduduk jawa telah menjadi hampir 28,5 juta berarti reit perkembangan penduduk tahunan sebesar 2,2 persen. Memang jawa merupakan ilustrasi klasik perkembangan penduduk dunia.
            Breman berpendapat bahwa angka-angka penduduk jawa pada abad 19 atas dasar angka-angka resmi lebih tinggi dari pada kenyataan yang sesungguhnya walaupun dibandingkan dengan abad-abad sebelumnya dan dengan masyarakat praindustri lainnya, jawa mengalami pertumbuhan penduduk yang sangat cepat.
Penduduk Indonesia di Abad ke-20
            Jumlah penduduk jawa diperkirakan sekitar 28,5 juta pada akhir abad ke 19. Sedangkan untuk lain-lain daerah atau pulau-pulau di Indonesia, bagi priode sampai tahun 1905 informasi demografi yang tersedia secara terbatas diragukan kemanfaatannya karena sangat kurang reabilitasnya. Dalam zaman sebelum Indonesia merdeka pengumpulan data jumlah penduduk yang lebih seksama mencangkum semua wilayah Indonesia dilaksanakan untuk pertama kalipada tahun 1920 dan dikenal sebagai sensus penduduk
            Jumlah penduduk Indonesia pada waktu itu diperkirakan sebanyak 49,3 juta, dan jawa 35,0. Reit perkembangan jumlah penduduk tahunan jawa anatara 1905-1930 mungkin sekitar 1,76 persen. Sesudaj itu telah berlangsung lima kali pengumpulan data penduduk melalui sensus yaitu satu kali sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1930, dan empat kali setelah Indonesia merdeka yaitu pada tahun 1961 1971 1980 dan 1990, data jumlah penduduk dari keempat sumber ini cukup dapat dipercaya.
            Pada masa 60 tahun terakhir antara 1930-1990 jumlah penduduk Indonesia hampir menjadi 3 kali lipat. Secara keseluruhan bagi Indonesia, reit perkembangan penduduk yang sebelumnya 1,5 persen pertahun dalam priode 1930-1961, meningkat menjadi 2,1 persen pertahun dalam priode 1961-1971, dan meningkat lagi menjadi 2,3 persen pertahun. Suatu percepatan perkembangan penduduk telah terjadi di Indonesia dalam jangka waktu 5 dekade terakhir hingga tahun 1980.
            Namun pada priode 1980-1990 reit perkembangan penduduk Indonesia secara keseluruhan telah menurun menjadi sekitar 2,0 persen pertahun. Reit perkembangan penduduk tahunan yang sedang berlangsung dewasa ini lebih rendah dijawa dibandingkan dengan dikebanyakan pulau-pulau lain diluar jawa. Pulau sumatera yang telah berpenduduk sekitar 50,7 persen dari penduduk wilayah luar jawa pada tahun 1990, masih menunjukan reit perkembangan penduduk yang sangat tinggi yaitu 2,7 persen pertahun pada priode 1980-1990.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini