Kamis, 31 Oktober 2013

Fakhru Aljumrotul Ula_Sosiologi Perkotaan

KEPADATAN PENDUDUK DI DAERAH INDUSTRI JATAKE KOTA TANGERANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.  1.      Latar Belakang   
             
 Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan timbulnya masalah permukiman. Masalah permukiman lebih terasa di daerah perkotaan dari pada di daerah perdesaan. Masalah perumukiman perkotaan di Indonesia pada saat ini di antaranya adalah tempat tinggal serta lingkungan yang pada umumnya jauh dari syarat-syarat kehidupan keluarga yang layak. Permasalahan permukiman perkotaan yang terjadi terdapat pada kota-kota besar yang dapat menarik tingginya jumlah penduduk.
2.      Rumusan Masalah
Alasan penulis memberi judul "Kepadatan Penduduk di Daerah Industri Jatake Kota Tangerang" karena menurut penulis permasalahan kepadatan pemukiman yang terjadi di daerah kawasan industri Jatake ini menarik untuk diteliti. Dahulu daerah Jatake ini adalah daerah yang sangat luas dan renggang akan jumlah penduduk, hanya penduduk pribumi dan beberapa penduduk migrasi karena pernikahan. Akan tetapi, setelah adanya pabrik-pabrik besar daerah Jatake ini sangat penuh dan padat akan penduduk. Bahkan jumlah penduduk pribumi lebih rendah dibandingkan jumlah penduduk pendatang.
3.      Tujuan Penelitian
Menurut penulis hal ini sangatlah menarik dan penting untuk diteliti dan diketahui oleh khalayak apa yang terjadi pada Kota Tangerang saat ini yang konsen dalam permasalahan kepadatan pemukiman penduduk, khususnya di kawasan industri yang berada di Kota Tangerang. Sebenarnya ada beberapa kawasan industri yang ada di kota Tangerang, akan tetapi penulis lebih memilih kawasan Industri Jatake sebagai tempat penelitian karena kawasan industri ini terbesar yang berada di Kota Tangerang.
Oleh karena itu, penulis ingin lebih mengetahui dan meneliti persoalan dan permasalahan kepadatan pemukiman yang terjadi di kawsan industri kota Tangerang dalam kajian sosilogi perkotaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kepadatan Penduduk
Pengertian kepadatan penduduk pemukiman adalah jumlah penduduk setiap satuan luas lokasi. Dengan rinci ada empat macam kepadatan penduduk, yaitu kepadatan penduduk hitung, kepadatan penduduk ekonomi, kepadatan penduduk alami, dan kepadatan panduduk agraris.
ü  Kepadatan penduduk hitung adalah jumlah penduduk setiap satuan luas tanah di lokasi tersebut.
ü  Kepadatan penduduk ekonomi adalah jumlah penduduk setiap luas tanah yang mempunyai kapasitas produksi.
ü  Kepadatan penduduk alami adalah jumlah penduduk setiap satuan luas tanah yang diusahakan.
ü  Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah petani setiap satuan luas tanah pertanian.
Satu lokasi alami kelebihan penduduk bila potensi wilayahnya tidak dapat berikan kehidupan dengan normal. Perbedaan kepadatan penduduk pada lokasi yang satu dengan yang lain menggambarkan adanya persebaran penduduk yang tidak merata. Persebaran penduduk indonesia tidak merata, baik persebaran antarpulau, propinsi, kabupaten, ataupun pada tempat pedesaan dan perkotaan.
Dewasa ini, di indonesia terjadi ketidak seimbangan perkembangan penduduk pada lokasi perkotaan dan lokasi pedesaan. Perkembangan penduduk kota relatif lebih cepat dari penduduk desa, perihal ini jadi disebabkan meningkatnya urbanisasi. Ketimpangan pada perkembangan penduduk desa dengan kota membawa disebabkan munculnya masalah-masalah penduduk perkotaan, layaknya lapangan kerja, perumahan, angkutan kota, dan seterusnya. Adanya kelancaran transportasi desa-kota mengakibatkan munculnya migrasi musiman/migrasi sirkuler, dan nglaju/commute.
B.     Industri dan Penduduk
Kota Tangerang merupakan salah satu kota penyangga bagi Kota Jakarta dan juga Kota Tangerang terdapat industri-industri besar di Kota ini. Keadaan tersebut menjadikan Kota Tangerang sebagai tempat hunian bagi orang-orang yang bekerja di Kota Jakarta dan pendatang yang bekerja di Kota Tangerang, sehingga laju pertumbuhan penduduk menjadi begitu pesat. Hal tersebut mengakibatkan meningkatnya kebutuhan lahan permukiman di Kota Tangerang. Para migran dan para pekerja yang berhuni di Kota Tangerang memiliki penghasilan yang berbeda-beda, sedangkan kebutuhan akan permukiman semakin meningkat sehingga mengakibatkan adanya permukiman dari yang sederhana atau menengah sampai dengan permukiman yang atas atau orang kaya.
Banyaknya kendala yang terjadi di lapangan menjadi salah satu penghambat tersendatnya revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sekaligus mem-Perda-kannya. Kendala urusan anggaran menjadi salah satu faktor disamping terbatasnya SDM yang menangani penataan ruang dan tidak efektifnya fungsi Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Tanah semakin terbatas sedangkan jumlah penduduk terus terjadi peningkatan bersamaan dengan peningkatan akan kebutuhan sarana dan prasarana umum. Konteks dengan kebutuhanlahan masyarakat dan permukiman perlu adanya kebijakan dari pemerintah yang dalam hal ini bertindak sebagai fasilitator dan mediator antara pihak konsumen (penduduk) dengan pihak pengembang bahkan dengan lembaga- lembaga keuangan yang memiliki kompetensi tempat bagi masyarakat sekitar.
 Kota Tangerang merupakan salah satu kota yang sedang mengalami berkembangan, terutama dalam bidang industri, barang dan jasa, serta perumahan. Seperti yang telah kita ketahui bahwa Kota tangerang berbatasan langsung dengan ibukota Jakarta. Kota Tangerang menjadi bagian dari pengembangan pembangunan sekaligus menjadi pintu gerbang masuk dan keluarnya barang dan jasa ke provinsi Banten. Letaknya yang cukup strategis memberkan keuntungan tersendiri bagi kota Tangerang. Ketersediaan sarana dan prasarana, serta cukup mudah berinvestasi membuat kota Tangerang memiliki prospek yang baik dan menjanjikan sebagai wilayah pengembangan dalam berbagai kegiatan perekonomian. Hal demikian diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak dan berkelanjutan.
Tangerang merupakan kota industri yang memiliki perkembangan signifikan. pembangunan kota Tangerang yang diarahkan untuk mendorong terciptanya struktur ekonomi yang seimbang agar landasan perekonomian menjadi kuat dan berkembang menjadi lebih baik. Kemudahan akses terhadap prasarana dan sarana transportasi darat, laut, maupun udara memberikan keunggulan komparatif dan kompetitif bagi pelaku industri. Dengan kata lain, sektor industri memegang peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota Tangerang. berikut ini adalah data industri dengan investasi yang ada di kota Tangerang sejak Otonomi Daerah Tahun 2001 sampai tahun 2008. 
C.    Pengaruh Kepadatan Penduduk Terhadap Lingkungan
Semua kebutuhan manusia dipasok dari lingkungan yang merupakan sumber daya alam. Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang dapat diperoleh dari lingkungan untuk keperluan manusia. Semakin meningkat jumlah popolasi semakin banyak sumber daya alam yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Contoh: kebutuhan pangan, kebutuhan air bersih, kebutuhan udara bersih dan kebutuhan lainnya. Apabila jumlah populasi meningkat akan timbul berbagai masalah, misalnya kepadatan arus lalu Lintas yang mengakibatkan udara terjadi pencemaran, banyak lahan pertanian dijadikan pemukiman penduduk akibatnya terjadi perkampungan yang kumuh, dan ahkirnya air bersih ikut menjadi permasalahan. Apabila hal ini dibiarkan maka akan terjadi penurunan kwalitas lingkungan yang nantinya juga akan merusak lingkungan. Untuk itu dibutuhkan manusia-manusia yang sadar lingkungan. Beberapa hal yang mempengaruhi populasi manusia, yaitu:
1.      Kelahiran atau fertilitas, kepadatan populasi akan bertambah. Angka kelahiran diperoleh menghitung jumlah kelahiran hidup tiap 1000 penduduk per tahun.
2.      Kematian atau mortalitas, kepadatan populasi akan berkurang. Angka kematian diperoleh menghitung jumlah kematian tiap 1000 penduduk per tahun.
3.      Imigrasi, adanya penduduk yang datang akan menambah kepadatan populasi.
4.      Emigrasi, adanya penduduk yang pindah atau pergi akan mengurangi kepadata populasi.
Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas penduduknya. Pada daerah yang kepadatannya tinggi, usaha peningkatan kualitas penduduk lebih sulit dilaksanakan. Hal ini menimbulkan permasalahan sosial, ekonomi, keamanan, kesejahteraan, ketersediaan lahan, air bersih, kebutuhan pangan, dan dapat berdampak pada kerusakan lingkungan. Coba perhatikan tingkat pencemaran yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor antara daerah pedesaan dengan daerah perkotaan. Tentu tingkat pencemaran udara di kota lebih tinggi. Kepadatan penduduk mempengaruhi beberapa aspek yang berkaitan dengan kehidupan penduduk berikut ini.
1. Ketersediaan Udara Bersih
Udara bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia. Udara bersih banyak mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah penduduk berarti semakin banyak oksigen yang diperlukan. Bertambahnya pemukiman, alat transportasi, dan kawasan industri yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak bumi, bensin, solar, dan batu bara) mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara semakin tinggi. Berbagai kegiatan industri juga menghasilkan gas-gas pencemar seperti oksida nitrogen (NOx) dan oksida belerang (SOx) di udara. Zat-zat sisa itu dihasilkan akibat dari pembakaran yang tidak sempurna.
Jadi dapat dipahami bahwa semakin tinggi kepadatan penduduk, maka kebutuhan oksigen semakin banyak. Oleh karena itu pemerintah kota di setiap wilayah gencar mengkampanyekan penanaman pepohonan. Selain sebagai penyejuk dan keindahan, pepohonan berfungsi sebagai hutan kota untuk menurunkan tingkat pencemaran udara. 
2. Ketersediaan Pangan
Untuk bertahan hidup, manusia membutuhkan makanan. Dengan bertambahnya jumlah populasi penduduk, maka jumlah makanan yang diperlukan juga semakin banyak. Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah penduduk dengan bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akibatnya penduduk dapat kekurangan gizi atau bahkan kurang pangan. Sebagian besar lahan pertanian di kota digunakan untuk lahan pembangunan pabrik, perumahan, kantor, dan pusat perbelanjaan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat kota sangat tergantung dengan tersedianya pangan dari desa. Jadi kenaikan jumlah penduduk akan meningkat pula kebutuhan pangan dan lahan.
 Thomas Robert Maltus seorang sosiolog Inggris, mengemukakan teori yang berjudul Essay on The Principle of Population. Maltus menyimpulkan bahwa pertambahan penduduk mengikuti deret ukur, sedangkan pertambahan produksi pangan mengikuti deret hitungJadi semakin meningkat pertumbuhan penduduk, semakin tinggi pula kebutuhan pangan. Oleh karena itu peningkatan produksi pangan perlu digalakkan. Penduduk yang kekurangan makanan akan menyebabkan gangguan pada fungsi kerja tubuh dan dapat terjangkit penyakit seperti busung lapar, anemia, dan beri-beri.
3. Ketersediaan Lahan
Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan sebagainya. Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan memanfaatkan lahan pertanian produktif untuk perumahan dan pembangunan sarana dan prasarana kehidupan. Selain itu pembukaan hutan juga sering dilakukan untuk membangun areal industri, perkebunan, dan pertanian. Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi peluang terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk.
4. Ketersediaan Air Bersih
Meskipun 2/3 dari luasan bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan secara langsung. Oleh karena itu persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industri, untuk memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dan sebagainya. Jumlah penduduk yang meningkat juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan.
Pembuatan sumur artesis untuk keperluan industri dan kompleks perumahan mengakibatkan sumur-sumur tradisional mengering. Selain itu, kawasan pemukiman padat penduduk sering hanya menyediakan sedikit kawasan terbuka sebagai daerah serapan air hujan. Kawasan yang tertutup rapat oleh aspal dan beton membuat air tidak dapat meresap ke lapisan tanah, sehingga pada waktu hujan air hanya mengalir begitu saja melalui permukaan tanah. Akibatnya cadangan air di dalam tanah semakin lama semakin berkurang sehingga pada musim kemarau sering kekurangan air bersih
5. Pencemaran lingkungan
Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak buruk pada lingkungan. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan kertas, maka kayu di hutan ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/lahan gambut dikeringkan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk mempercepat transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan hutan yang tidak terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor, serta dapat melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Apabila daya dukung lingkungan terbatas, maka pemenuhan kebutuhan penduduk selanjutnya menjadi tidak terjamin
Di daerah yang padat, karena terbatasnya tempat penampungan sampah, seringkali sampah dibuang di tempat yang tidak semestinya, misalnya di sungai. Akibatnya timbul pencemaran air dan tanah. kebutuhan transportasi juga bertambah sehingga jumlah kendaraan bermotor meningkat. Hal ini akan menimbulkan pencemaran udara dan suara. Jadi kepadatan penduduk yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan metodologi yang telah dibahas diatas penulis menyimpulkan bahwasannya pemukiman yang padat penduduknya didaerah kawasan industri khususnya daerah kawasan industri Jatake ini sangatlah memprihatinkan, mengingat akan dampak dan bahaya tinggal dikawasan padat pemukiman baik bagi individu, masyarakat, bahkan daerah Kota Tangerang sendiri.
Hal ini karena pihak daerah kawasan industri Jatake baik dari pihak pejabat setempat tingkat Camat dan Lurah maupun individu yang memiliki lahan terlalu membebaskan imigran/penduduk baru yang ingin memiliki tempat tinggal di kawsan tersebut sehingga terjadinya kepadatan penduduk diatas rata-rata.
B.     Saran-saran 
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan tentang pembahasan penelitian ini ialah :
-        Pemerintah harus membuat undang-undang migrasi penduduk masuk setiap tahunnya dalam rangka menghindari padatnya jumlah penduduk
-        Pejabat daerah kawasan-kawasan industri Camat/Lurah harus lebih tegas lagi dalam urusan penambahan tempat pemukiman warga setempat
-        Seharusnya perusahan-perushaan yang ada membuat wisma besar untuk pegawainya yang memang berasal dari luar Kota Tangerang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini