Kamis, 31 Oktober 2013

siti sudusiah MARXISME HEGELIAN

Siti sudusiah 1110051000157
Rangkuman 5
MARXISME HEGELIAN
Akibat dari kritik yang baru saja didiskusikan tersebut, determinasi ekonomi mulai pudar arti pentingnya, dan sejumlah teoritisi mengembangkan ragam lain dari teori Marxian. Sekelompok Marxis kembali lagi pada akar-akar Hegelian Marxis awal pada level objektif dan material. Marxis Hegelian awal berusaha mengembalikan dialektika antara aspek subjekif dan aspek objektif kehidupan social.
Refikasi. Sejak awal lukacs menjelaskan bahwa ia tidak sepenuhnya menolak karya Maxis ekonomo tentang reifikasi, namun sekedar berusaha memperluas dan menguraikan lagi gagasan-gagasan mereka.
Kelas dan Kesadaran Palsu. Kesadaran Kelas merujuk pada system kepercayaan yang dimiliki bersama oleh mereka yang menempati posisi kelas yang sama dalam masyarakat. Lukacs menjelaskan bahwa kesadaran kelas bukanlah jumlah atau Rata-rata kesadaran individu; dia menjadi milik sekelompok orang yang memiliki tempat serupa dalam sebuah system produksi. Pandangan ini mengarah pada focus kesederhanaan kelas borjuasi dan khususnya proletariat. Dalam karya Lukacs, terdapat kaitan jelas antara posisi ekonomi objektif, kesadaran kelas dan pemikiran manusia yang rill dan Psikologis tentang kehidupan mereka (1992/1968: 51).
TEORI KRITIS
Teori kritis adalah produk dari sekelompok neo-Marxis jerman yang tidak puas dengan kondisi teori Marxian (Bernstein, 1995; Kellner, 1993; untuk pandangan yang lebih luas tentang teori kritis, baca Agger, 1998), khususnya kecenderungan teori ini kearah determinisme ekonomi.
Kritik atas Teori Marxian.  Teori kritis menjadikan teori-teori Marxian sebagai pijakan awal kritiknya. Para teori kritis begitu terusik oleh para determiis ekonomi-para Marxis mekanistis, atau mekanis (Antonio, 1981; Schroyer, 1973; Sewart, 1978).
Kritik Positivisme. Teoretisi kritis juga memusatkan perhatian pada dukungan filosofis terhadap penelitian ilmiah, khususnya yang beraliran positivism (Bottomore, 1984; Halfpenny, 2001; Morrow, 1994). Kritik atas positivisme, paling tidak sebagian, terkait dengan kritik atas determinisme ekonomi, karena beberapa orang yang menganut paham determinis menerima sebagian atau keseluruhan teori pengetahuan positivistik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini