TERM OF REFERENCE (TOR)
PRAKTIKUM MATA KULIAH EKOLOGI MANUSIA
Oleh: Lilis Okviyani (1112054000002) Dan Faisal Amin ( 1112054000017)
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (VI)
Penanggung Jawab Kegiatan : 1. Dr. Tantan Hermansyah, M.Si
2. Muhtad, M.Si
Tema:
" Efek dari Pembangunan Waduk Jati Gede terhadap Kelangsungan Hidup dan Kultur Masyarakat Darmaraja dan Sekitarnya".
A. Latar Belakang
Pembangunan waduk ini telah direncanakan sejak zaman Hindia Belanda. Kala itu, Pemerintah Hindia Belanda merencanakan pembangunan tiga waduk di sepanjang aliran Sungai Cimanuk, dan waduk Jatigede merupakan waduk utama dan yang paling besar. Namun, pembangunan ketiga waduk itu mendapatkan tentangan dari masyarakat sekitar, sehingga pembangunannya pun dibatalkan. Baru pada tahun 1990-an, rencana pembangunan waduk Jatigede kembali menghangat.
Langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah adalah merelokasi masyarakat yang tinggal di wilayah calon genangan. Relokasi pertama dilakukan pada tahun 1982.Seperti waduk lainnya, Waduk Jatigede pun memiliki fungsi. Goldsmith menyatakan bahwa fungsi utama dari sebuah waduk adalah untuk sarana irigasi dan pembangkit listrik tenaga air. Di samping kedua fungsi utama tadi, waduk pun berfungsi sebagai sarana budidaya perikanan air tawar, sarana olahraga air, sarana rekreasi, dan lain sebagainya. Untuk Waduk Jatigede, fungsi utamanya adalah sebagai sarana irigasi dan pembangkit listrik tenaga air. Waduk Jatigede dibangun dengan cara membendung aliran Sungai Cimanuk. Pembendungan ini mengakibatkan aliran air terhalang, sehingga air terakumulasi dalam sebuah kolam yang besar. Air yang terkumpul dalam bendungan tersebut digunakan sebagai cadangan air tawar untuk mengairi areal pertanian di wilayah Majalengka, Indramayu, dan Cirebon. Selain berfungsi sebagai sarana irigasi, Waduk Jatigede pun berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air. Saat ini, di wilayah itu terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Parakan Kondang. Dengan dibangunnya Waduk Jatigede, kapasitas pembangkit listrik tenaga air tersebut dapat ditingkatkan.
Langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah adalah merelokasi masyarakat yang tinggal di wilayah calon genangan. Relokasi pertama dilakukan pada tahun 1982.Seperti waduk lainnya, Waduk Jatigede pun memiliki fungsi. Goldsmith menyatakan bahwa fungsi utama dari sebuah waduk adalah untuk sarana irigasi dan pembangkit listrik tenaga air. Di samping kedua fungsi utama tadi, waduk pun berfungsi sebagai sarana budidaya perikanan air tawar, sarana olahraga air, sarana rekreasi, dan lain sebagainya. Untuk Waduk Jatigede, fungsi utamanya adalah sebagai sarana irigasi dan pembangkit listrik tenaga air. Waduk Jatigede dibangun dengan cara membendung aliran Sungai Cimanuk. Pembendungan ini mengakibatkan aliran air terhalang, sehingga air terakumulasi dalam sebuah kolam yang besar. Air yang terkumpul dalam bendungan tersebut digunakan sebagai cadangan air tawar untuk mengairi areal pertanian di wilayah Majalengka, Indramayu, dan Cirebon. Selain berfungsi sebagai sarana irigasi, Waduk Jatigede pun berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air. Saat ini, di wilayah itu terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Parakan Kondang. Dengan dibangunnya Waduk Jatigede, kapasitas pembangkit listrik tenaga air tersebut dapat ditingkatkan.
Proyek Bendungan Jatigede berlokasi di Jawa Barat tepatnya di daerah Sumedang dan telah tertunda selama 44 tahun dari perencanaannya pada tahun 1963. Pembangunan proyek ini akan menenggelamkan 5 kecamatan dan 30 desa, menggusur sebanyak 70.000 jiwa penduduknya, menenggelamkan areal seluas 6.783 ha dengan 1200 ha hutan milik Perhutani, dan puluhan situs sejarah ikut tersapu.
Dengan hilangnya 3.200 ha, lahan subur yang termasuk di dalamnya adalah pertanian Sumedang yang akan kehilangan 80.000 ton padi per tahun. Selain itu, bahaya proyek ini disebabkan letak pembangunannya di atas daerah rawan gempa dengan adanya struktur patahan yang telah menyebabkan gempa pada tahun 1912 dan 1990 akibat pergeseran zona sesar dalam. Harus dijadikan pertimbangan pula fakta bahwa kondisi DAS Cimanuk yang akan dibendung telah mengalami kerusakan sebesar 47%.
B. Tujuan
Penelitian yang akan kami laksanakan bertujuan untuk mengaplikasikan materi yang telah didapatkan pada saat di kelas untuk berkecimpung langsung ke masyarakat dalam mata kuliah Ekologi Manusia, khususnya di daerah Desa Cipaku , Sumedang.
C. Metodologi
1. Survei Lapangan/ observasi dan wawancara
Survei ini bertujuan untuk memverifikasi: data, informasi, interpretasi dan solusi yang diperoleh dari hasil penelaahan dan analisis. Salah bentuk untuk mandapatkan informasi dengan mengambil sampel warga dan informan penting yang mengetahui banyak hal tentang tempat tersebut untuk dimintai wawancara dan melakukan pengamatan.
2. Dokumentasi dengan objek nyata yang akan kami lalui disana.
D. Hipotesis
Pembangunan waduk yang katanya waduk terbesar di Indonesia itu sampai saat ini masih dalam kontroversi antara pihak, khususnya pengelolah dan masyarakat yang terkena dampak dari pembangunan waduk itu.
1. Akan menimbulkan bencana terhadap lokasi lainnya seperti tanah longsor , retak, menjadi titik rawan gempa karena berada pada titik Ring of fire di Pulau Jawa.
2. 3 Kecamatan akan terisolir dan sebagian penduduknya telah berpindah tempat ke lokasi lain.
3. Lahan pertanian milik masyarakat akhirnya pun lenyap karena untuk lahan pembangunan waduk tersebut.
4. Pembangunan jati gede melenyapkan kawasan hutan dan ekosistemnya
5. Lebih dari 25 Situs Cagar Budaya terancam rusak/ ditenggelamkan, Situs melekat pada koordinat tempatnya, tidak bisa direlokasi atau dipindah.
E. Tahapan Kegiatan
NO
|
TANGGAL & WAKTU
|
KEGIATAN
|
1
|
Kamis, 14 Mei 2015 ( Pagi )
|
Persiapan keberangkatan menuju lokasi
|
2
|
Kamis, 14 Mei 2015 ( Siang)
|
Ishoma, Pembukaan dan pengenalan kepada warga
|
3
|
Kamis, 14 Mei 2015 ( Malam )
|
Evaluasi dan Mempersiapkan bahan untuk penggalian data yang dibutuhkan.
|
4
|
Jum'at, 15 Mei 2015 ( Pagi )
|
Pengenalan medan dan wawancara dengan warga
|
5
|
Jum'at, 15 Mei 2015 ( Siang)
|
Sholat Jum'at, wawancara mendalam kepada warga dan tokoh masyarakat
|
6
|
Jum'at, 15 Mei 2015 ( Malam )
|
Evaluasi kegiatan hari kedua dan melakukan meeting up perencanaan untuk kegiatan hari ketiga
|
7
|
Sabtu, 16 Mei 2015 ( Pagi )
|
Melakukan FGD (Focus Group Discution) bersama warga
|
8
|
Sabtu, 16 Mei 2015 ( Siang )
|
Ishoma, Melanjutkan FGD ( Focus Grpoup Discution ) untuk melengkapi data yang kurang.
|
9
|
Sabtu, 16 Mei 2015 ( Malam )
|
Evaluasi mengenai FGD dan mendiskusikan dengan teman sekelompok
|
10
|
Minggu, 17 Mei 2015 ( Pagi )
|
Persiapan kembali ke Ciputat dan melengkapi data wawancara yang kurang kepada warga.
|
11
|
Minggu, 17 Mei 2015 ( Siang )
|
Penutupan kegiatan dan bersilaturahmi kepada warga.
|
12.
|
Minggu, 17 Mei 2015 ( Sore- Malam)
|
Perjalanan pulang ke Kampus UIN tercinta di Ciputat.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar