Senin, 11 Mei 2015

Ajeng dwi rahma putri_Tipologi budaya bisnis masyarakat

Nama               : Ajeng dwi rahma putri
Nim                 : 1113054000019

Pengertian Tipologi merupakan suatu pengelompokan bahasa berdasarkan ciri khas tata kata dan tata kalimatnya (Mallinson dan Blake,1981:1-3). Kebudayaan adalah kumpulan nilai, kepercayaan, perilaku, kebiasaan, dan sikap yang membedakam suatu masyarakat dari yang lainnya. Kebudayaan suatu masyarakat menentukan ketentuan- ketentuan yang mengatur bagaimana perusahaan dijalankan dalam masyarakata tersebut.

Beberapa karakteristik kebudayaan adalah: Dipelajari, Dibagi, Perubahan generasi, Symbolic, : Diteladani, Penyesuaian. Unsur- unsur dasar kebudayaan adalah struktur sosial, bahasa, komunikasi, agama, dan nilai- nilai serta sikap. Interaksi unsur- unsur ini mempengaruhi lingkungan lokal yang merupakan tempat bisnis internasional dijalankan.
Para ahli sangat bervariasi dalam memahami apa yang mereka anggap komponen budaya (sosiokultural) antara lain: Estetika, Sikap dan kepercayaan, Sikap terhadap waktu, Sikap terhadap pencapaian pekerjaan, Sikap terhadap perubahan atau ide baru, Agama.
Kebudayaan material merujuk pada semua objek buatan manusia dan berkaitan dengan bagaimana orang membuat benda-benda (teknologi) dan siapa membuat apa dan mengapa (ilmu ekonomi).
Teknologi dari suatu masyarakat adalah bauran pengetahuan yang dapat digunakan, diterapakan oleh masyarakat dan diarahkan kepada pencapaian tujuan –tujuan ekonomi dan budaya. Teknologi adalah signifikan dalam upaya bagi negara-negara berkembang untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan merupakan faktor vital dalam strategi persaingan perusahaan-perusahaan multinasional.
Contoh kasus: Di Jepang procter &Gamble (P&G) menggunakan suatu iklan untuk sabun camay, dimana seorang pria yang menemui seorang wanita untuk pertama kalinya untuk membandingkan kulit wanita tersebut dengan boneka porselen yang indah. Meskipun iklan itu berhasil baik di Amerika selatan & Eropa, namun iklan tersebut dianggap menghina orang jepang." bagi seorang pria jepang mengatakan sesuatu seperti itu kepada wanita jepang menunjukkan bahwa ia bodoh/kasar", kata seorang ahli periklanan yang bekerja untuk klien. Menariknya P&G telah menggunakan iklan tersebut meskipun mendapat peringatan dari agren periklanan itu.
Iklan camay yang gagal di jepang adalah iklan yang memperliatkan seorang wanita jepang yang sedang mandi ketika suaminya masuk ke kamar mandi. Wanita tersebut mulai menceritakan kepada suaminya tentang sabun kecantikannya yang baru, tetapi suaminya mengelus pundak wanita itu, mengisyaratkan bahwa busa sabun bukanlah apa yang dia pikirkan. Meskipun iklan itu diterima dengan baik di Eropa, namun sangat gagal di Jepang, yang memandang campur tangan suami atas istrinya adalah sikap yang tidak baik.
P&G juga telah melakukan kesalahan karena kurang memiliki pengrtahuan mengenai budaya bisnis. Perusahaan itu memperkenalkan deterjen cheer dengan memberikan potonga harga, tetapi hal ini merendahkan reputasi sabun itu.kata seorang pesaing," tidak seperti eropa & amerika serikat, sekali anda memberikan diskon atas produk anda disini sulit sekali untuk menaikkan kembali harganya." Para pedagang besar terasibg karena mereka telah menghasilkan uang yang lebih sedikit sebagaia kibat dari margin yang kecil. Selain itu, tampaknya P&G tidak menyadari bahwa ibu- ibu rumah tangga dijepang tidak memiliki mobil keluarga untuk membawa belanjaan, sehingga mereka berbelanja diwarung- warung sekitar tempat tinggalnya. Para pedagang eceran kecil ini, yang menjual 30% dari semua deterjen yang dibeli dijepang, memiliki ruang rak yang terbatas dan oleh karenanya tidak suka menyimpan produk- produk yang didiskon karena laba yang diperoleh lebih rendah
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini