Parsadaan Torsijanggut Saroha Dohot Anak Boruna
Rahma Sari 1112051100033
I Latar Belakang
Yang menarik perhatian adalah saat saya melihat banyak sekali transmigran yang berasal dari Sumatra Utara, khususnya Sumatra bagian Selatan. Mayoritas dari mereka adalah wiraswastawan. Karena banyaknya transmigran dari Sumatra Utara, khususnya berasal dari Desa Hutapungkut dan sekitarnya yang tersebar di daerah Jabodetabek maka didirikanlah organisasi yang diberi nama Parsadaan Torsijanggut Saroha dohot Anak Boruna. Sebagaimana kita tahu,kita butuh teman yang dapat diajak bekerja sama, bermusyawarah dan rela berkorban waktu, tenaga, juga kadang materi dan macam-macam pengorbanan lainnya. Untuk mencapai suatu tujuan, dan agar dapat pilihan terbaik, maka untuk mencapai tujuan tersebut kita perlu usaha dan salah satu usahanya adalah bersatu di dalam suatu wadah organisasi yang berlandaskan kebersamaan atau kegotongroyongan. Dan dengan demikian, organisasi dapat berjalan dengan baik apabila semua unsur-unsur yang ada di dalamnya ikut membantu, mendukung dan saling pengertian agar terwujudnya tujuan yang dimaksud yang kelak akan bermanfaat bagi semua pihak. Parsadaan ini bukan organisasi politik tapi hanya bertujuan mempererat tali silaturrahmi sesama warga Hutapungkut dan sekitarnya yang ada di Jabodetabek. Mengingat hidup bermasyarakat perlu kebersamaan, pergaulan dan saling tolong menolong, tak terkecuali bagi transmigran yang tinggal dan hidup di kota, apalagi berasal dari satu daerah yang tentu masih sangat dekat tali persaudaraannya.
II Pertanyaan Pokok Penelitian
1. Mengapa banyak orang dari Sumatra Utara bagian Selatan yang bertransmigrasi ke Jabodetabek ?
Karena Mayoritas penduduk di Medan adalah bertani dan berkebun. hasil pertanian dan perkebunannya seperti padi, coklat dan karet .
Dengan hasil bertani tersebut banyak masyarakat yang tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, oleh karena itu para pemuda mencoba untuk transmigrasi ke Jabodetabek. Kerena di daerah Jabodetabek tingkat perekonomiannya cukup maju, itu sangat berbeda sekali dengan desa yang tingkat perekonomiannya sangat rendah. Awal yang tidak mudah mencari pekerjaan di kota. Karena sebagian besar transmigran tidak memiliki keahlian khusus dan pendidikan yang tinggi, di bandingkan dengan para pekerja di kota.Meraka bertransmigrasi hanya bermodalkan niat dan tekad dengan uang secukupnya. Oleh karena itu, sebagian besar para transmigran tersebut menjadi wirausahawan yaitu dengan cara berdangang, mulai dari usaha kecil-kecilan sampai usaha yang cukup besar. Bisa dilihat sekarang ini, beberapa pedagang merupakan orang yang berasal dari Sumatera Utara.
2. Bagaimana awal terbentuknya PARSADAAN TORSIJANGUT SAROHA DOHOT ANAK BORUNA ? Awal terbentuknya saat para pemuda-pemuda transmigran yang berasal dari desa Hutapungkut yang sering berkumpul di satu tempat untuk sekedar bersilaturahmi ataupun untuk sekedar bertukar pengalaman, bertukar pikiran tetang usaha ataupun keadaan hidup mereka di kota, namun kegiatan tersesbut tidak memiliki tujuan yang lebih spesifik, serta mereka tidak mempunyai organisasi. Lalu terpikir untuk membentuk sebuah organisasi sebagai wadah untuk mempererat tali silaturrahmi dan rasa tolong menolong antar sesama transmigran asal Desa Hutapungkut. Semenjak di bentuknya organisasi ini, sekarang para transmigrn yang berasal dari desa Hutapungkut mempunyai tujuan yang lebih spesifik, serta memiliki ikatan persaudaraan yang lebih erat, karena sudah terorganisirnya para transmigran dari Hutapungkut.
III Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Dengan mengutamakan segi kualitas data dan memungkinkan dikumpulkannya sejumlah besar data secara rinci mengenai subyek penelitian.
Lokasi penelitian : di lakukan di rumah nara sumber, Jl.Pertanian No.14 Citayam,Depok.
Tanggal penelitian: 12 November 2012.
IV Gambaran subyek penelitian
Yang menjadi nara sumber dari wawancara ini adalah Ketua Umum dari PARSADAAN TORSIJANGGUT SAROHA DOHOT ANAK BORUNA, beliau adalah seorang wiraswastawan. Selama 15 tahun ini iya menjabat sebagai ketua umum.Lahir tanggal 10 Agustus 1965.Menurutnya Kepemimpinannya merupakan sebuah tugas untuk terus bisa mengajak para anggota agar tali silaturrahmi antara warga desa Hutapungkut terus terjalin. Saling berbagi dikala senang, saling membantu dikala susah di karenakan jauhnya jarak dengan kampung halaman.
V Analisis
Parsadaan Torsijanggut saroha Dohot Anak Boruna berdiri di Depok, 1 Juli 1997. Pendirinya adalah Agus salim Lubis, Mirsan Lubis, Makrus Matondang, Mahmud Matondang, Rizal Daulay, Nasaruddin Lubis. Organisasi ini muncul awalnya dari paguyuban. Dasar terbentuknya organisasi ini adalah azas kekeluargaan dan gotong royong sesama anggota. Jumlah anggota nya kurang lebih 150 orang dari desa hutapungkut dengan marga yang berbeda-beda, seperti; Lubis, Batu bara, Matondang, Daulay. Struktur Organisasi nya adalah sebagai berikut :
Pelindung : I. Laksda (PURN.) TNI AL H. Husni Thamrin Matondang
II. KOL (PURN.) TNI AD H. Ayub Lubis
II. KOL (PURN.) TNI AD H. Ayub Lubis
Penasehat : H. Khairul Sa'id Lubis
Amran Lubis
Parhimpunan Lubis
Tahan Lubis
Nasaruddin Lubis
Hj. Kalimah Daulay
H. Anwar Lubis
Amran Lubis
Parhimpunan Lubis
Tahan Lubis
Nasaruddin Lubis
Hj. Kalimah Daulay
H. Anwar Lubis
Ketua : Agus Salim Lubis
Wakil Ketua : Matondang Batubara
Sekretaris : Khoiruddin Matondang
Wakil Sekretaris : Khoiruddin Matondang
Bendahara : H.Ramli Lubis
Koordinator humas : Ucok Makrus Matondang
Divisi keagamaan : 1.Mirsan Lubis
2.Anhar Lubis
3.M.Idris
Divisi Seni/Budaya :Asrin Lubis
Maksud dan tujuan organisasi ini adalah untuk mempererat hubungan silaturrahmi antara warga Hutapungkut yang berada di Jabodetabek, Memperhatikan kesejahteraan sesama anggota, dan berusaha mengembangkan materiil/spirituil anggota.
Anggota parsadaan ini terdiri dari warga desa Hutapungkut dan sekitarnya beserta putra-putri nya yang bertempat tinggal di Jabodetabek.
Kewajiban setiap anggota parsadaan Torsijanggot Saroha adalah:
1.Menjunung tinggi nama baik parsadaan Torsijanggut Saroha
2.Jangan mengatas namakan Parsadaan Torsijanggut Saroha untuk kepentingan pribadi dan politik.
3.Setiap anggota harus patuh terhadap pimpinan pengurus
4.Memberikan uang santunan kepada anggota yang mendapat musibah (meninggal dunia)
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah mengadakan pertemuan setiap bulan, tanggal 15 secara bergilir di rumah setiap anggota. Pertemuan 1 tahun sekali, yaitu acara Halal bihalal, pelestarian kebudayaan batak (Gordang sambilan yang biasanya di tampilkan saat acara halal bihalal, pernikahan, dan acara resmi lainnya), mengadakan kegiatan sosial untuk para anggota maupun yang bukan anggota tetapi yang merupakan orang Sumatera Utara. bantuan bisa juga dikirim untuk warga yang berada di Hutapungkut, Sumatera Utara.Kegiatan sosialnya seperti santunan anak yatim, bantuan bagi warga yang sedang terkena bencana atau musibah.
Hak-hak setiap anggotanya ialah : Setiap anggota dapat mengemukakan pikiran dan pendapatnya, mendapat uang santunan bagi anggota yang mendapatkan musibah (meninggal dunia), mendapat uang konsumsi apabila pertemuan bulanan di rumah salah satu anggota.
Para anggota yang bergabung dalam Parsadaan Torsijanggut Saroha pun merasa kan betul manfaat dari didirikannya organisasi ini, seperti: tidak pernah putus tali silaturrahmi antara mereka, saat terkena musibah organisasi akan membantu.
Daftar Pustaka
Sunarto,Kamanto.Pengantar Sosiologi,(Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,cet.3,2004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar