Rabu, 10 April 2013

Kepemimpinan Fevi Saleha_Tugas 5

NAMA: Fevi Saleha 1111054000024
PMI IV
A.    PENGERTIAN
Kepemimpinan pada dasarnya merupakan suatu sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin, hal tersebut merupakan sebuah kemampuan yang dapat dipelajari dari pengalaman, akan tetapi juga harus memperhatikan kepribadian dasar individual. Dalam teori kepribadian pemimpin itu dilahirkan dengan sifatsifat kepemimpinannya. Sedangkan dalam teori lingkungan pemimpin dibentuk dari stimulus lingkungan, yang mana pemimpin  tidak harus dilahirkan dengan jiwa pemimpin akan tetapi pemimpin dapat belajar dari lingkungan untuk dapat menjadi pemimpin yang baik dan berkharisma.
Pengertian Kepemimpinan dari psikologi sosial merupakan sebuah deskripsi temtang kegiatan seseorang yang dinilai sebagai pemimpin, dan pemimpin itu sendiri mempunyai aspek-aspek,yaitu:
  1. posisi sebagai pusat,
  2. peranannya sebagai pemberi arah,
  3. sebagai penggerak atau stimulus dari aktivitas atau kegiatan,
  4. memberikan bentuk dalam kegiatan secara terarah dan jelas.
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukanya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya."The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission". Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Implikasi kepemimpian
  • Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau bawahan, tidak akan ada pimpinan.
  • Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi.
B.     jenis-jenis kepemimpinan
1. Tipe Kepemimpinan Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut: (1) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap terlalu melindungi, (3) mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif
3. Tipe Kepemimpinan Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan
4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: (1) mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan,
5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri.
6. Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.
8. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Teori-teori kepemimpinan dalam kelompok
1) Teori dengan Pengaruh Kepemimpinan
French dan Raven (1959) ini menyatakan bahwa kepemimpinan bersumber pada kekuasaan dalam satu kelompok atau organisasi. Dengan perkataan lain, orang atau orang-orang yang memiliki akses terhadap sumber kekuasaan dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu akan mengendalikan atau memimpin kelompok atau organisasi itu. Adapun sumber kekuasaan itu sendiri ada tiga macam, yaitu (1) kedudukan, (2) kepribadian, dan (3) politik.
1.      Kekuasaan bersumber pada kedudukan
Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan terbagi dalam beberapa jenis:
a)      Kekuasaan formal atau legal (French & raven,1959)
Seperti komandan tentara, kepala dias, presiden atau apapun yang ditunjuk dan diperkuat dengan peraturan perundang-undangan  yang resmi
b)      Kendali atas sumber dan Ganjaran (French & raven,1959)
Bos atau majikan yang menggaji karyawannya, atau kepala suku dll.
2.      Kekuasaan bersumber pada kepribadian
Berbeda dengan kekuasaan kepemimpinan, kekuasaan kpribadian berawal dari sifat-sifat sebagai berikut:
a)      Persahabatan atau kesetiaan(French & raven,1959) sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia pada kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan, sehingga seseorang bisa dikatakan pemimpin.
b)      Karisma (French & raven,1959) karismatik adalah sifat yang menyebabkan timbulnya wibawa dari bentuk kepribadian dan merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan.
2) Teori Bakat
Teori bakat dinamakan juga teori sifat (trait), teori karismatik atau teori transformasi. Inti dari teori ini adalah bahwa kepemimpinan terjadi karena sifat-sifat atau bakat yang khas yang terdapat dalam diri pemimpin yang dapat diwujudkan dalam prilaku kepemimpinan. Sifat atau bakat itu dinamakan karisma atau wibawa. Sebagai contoh adalah Bung Karno, Adolf Hitler, Fidel Castro, Mahatma Gandhi, Ibu Theresa dan Martin Luther King. Tokoh-tokoh ini memiliki sifat yang tidak dimiliki pemimpin-pemimpin lain.
Teori bakat menurut Conger dan Kanungo (1987) bahwa kepemimpinan karismatik terutama bersifat atributif, yaitu karena adanya ciri-ciri tertentu dari pemimpin yang dipersepsikan oleh para pengikut bersarkan pengamatan pengikut terhadap prilaku pemimpin.
3) Teori Perilaku
Teori prilaku memusatkan perhatiannya pada perilaku pemimpin dalamkaitannya dengan struktur dan organisasi kelompok. Oleh karena itu, teori prilaku ini lebih sesuai untuk kepemimpinan dalam lingkungan organisasi atau perusahaan, karena peran pemimpin digariskan dengan jelas.
4) Teori Situasional
Teori situasional berintikan hubungan antara perilaku pemimpin dan situasi dilingkungan pemimpin itu.dalam hal ini ada dua macam hubungan, yaitu (1) perilaku pemimpin yang merupakan hasil atau akibat dari situasi dan (2) perilaku pemimpin merupakan penentu atau penyebab situasi. Dengan perkataan lain, pada hubungan pertama, pemimpin merupakan variabel ikutan (dependent variable), sedangkan yang kedua masuk dalam variabel bebas (independent variable).
C.    FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SESEORANG MENJADI PEMIMPIN
Wiliam Foote Whyte menyebutkan ada 4 faktor yang menentuan seseorang menjadi pemimpin :
1.      Operational leadership.
Orang yang paling banyak inisiatif, dapat menarik dan dinamis, menunjukan keperibadian yang tulus, serta menunjukan prestasi kerja yang baik pada kelompoknya.
2.      Popularity
Orang yang banyak dikenal mempunyai kesempatan yang lebih untuk menjadi pemimpin.
3.      The assumed representatif
Orang yang mampu mewakili kelompoknya dapat mempunyai kesempatan yang besar untuk menjadi pemimpin.
4.      The promonent talent
Seseorang yang memmiliki bakat kecakapan yang meonjol akan mendapatka peluang yang besar untuk menjadi pemimpi.
D.    TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK
Dalam kepemimpinan terdapat adanya beberapa teori. Bila dilihat dari teori kepribadian, seseorang pemimpi dilahirkan dengan sifat-sifat kepemimpinannya. Namun sebaliknya bila pandangan lebih menekankan kepada pengaruh lingkungan, maka pemimpin itu dibentuk oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan akan memberikan pengaruh sedemikian rupa hingga akan terbentuklah pemimpin itu.
Stogdill (1974) memberikan gambaran adanya berbagai-bagai macam pendapat atau teori mengenai pemimpin dan kepemimpinan ini. Teori-teori tersebut adalah:
1.      Greatman Theory
Sementara ahli kena pengaruh pandangan Galton mengenai latr belakang keturunan dari orang-orang besar (great man), dan mencoba menjelaskan masalah kepemimpinan dikaitkan dengan keturunan. Kelompo teori ini mempelajari sifat-sifat yang menonjol dari para pemimpin yang berhasil. Sifat-sifat apa yang dimiliki oleh pemipin tersebut dan kemudian dikaitkan dengan latar belakang keturunan atau herediternya sebagai faktor pendukung. Kelompok ahli ini menjurus pada teori traits of leadership.
2.      Environmental Theory
Pandangan ini menempatkan faktor lingkungan yang menyebabkan timbulnya pemimpin. Keadaan lingkungan menstimulasi seseorang melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapi pada waktu itu, sehingga keadaan ini menimbulkan pemimpin tertentu. Pendapat atau teori ini tidak memperhatikan aspek-aspek predisposisi yang ada pada diri seseorang, sehingga pandangan ini menimbulkan pendapat bahwa pemimpin itu dibentuk oleh situasi atau keadaan pada waktu itu.
3.      Personal-situasion Theory
Westburg berpendapat bahwa dalam kepemimpinan mencakup baik sifat-sifat yang ada dalam diri individu (the affective, intelektual, and action traits of the individual) maupun kondisi dimana individu berada, atau lingungannya (the specific conditions under which the individual operates). Dengan demikian akan jelas bahwa teori atau pangangan ini melihat pemimpin merupakan hasil interaksi antara individu dengan kondisi atau situasi dimana individu berada.
4.      Interaction-expectation Theory
Teori ini lebih melihat pada interaksi antara pemimpin dengan kelmpok yang dipimpin. Teori ini lebih menitikberatkan dinamika interaksi antara pemimpin dengan yang dipimpin, dan melalui interaksi ini dapat dijaring keinginan-keinginan atau harapan-harapan yang dipimpinnya.
5.      Humanistic Theory
Pandangan atau teori ini lebih melihat pada fungsi kepemimpinan untuk mengatur individu atau kelompok yang dipimpinnya, untuk merealisasikan motivasinya agar dapat bersama-sama mencapai tujuannya. Oleh karena itu yang penting dalam teori ini ialah unsur organisasi yang baik, dan dapat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan kelompok yang dipimpinnya.
6.      Exchange Theory
Dengan interaksi diharapkan adanya saling harga-menghargai antara pemimpin dengan yang dipimpin, sehingga pemimpin dengan yang dipimpin bersama-sama adanya kepuasan dalam mencpai harapan-harapannya, tujuan atas dasar kebersamaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini