Rabu, 10 April 2013

TEORI KRITIS (PENDEKATAN KOTEKS KEPENTINGAN)_yusly anggriyawan kelana_tugas 4


Nama   :  Yusly Anggriyawan Kelana (109051000155)
Kelas   : KPI 6 F

A. PENDAHULUAN
Teori kritis merupakan salah satu perspektif teoritis yang bersumber pada berbagai pemikiran yang berbeda perti pemikiran Aristoteles, Foucault, Gadamer, Hengel, Marx, Kant, Wittgenstein dan pemikiran-pemikiran lain.[1] Pemikiran-pemikiran berbeda tersebut disatukan oleh sebuah orientasi atau semangat teoritis yang sama, yakni semangat untuk melakukan emansipasi.[2]
Pada dasarnya, teori kritis dipengaruhi oleh dua pemikiran utama. Yang pertama adalah teori kritis Frankfurt School, yang sumber-sumber pemikirannya bisa dilacak dari pemikiran-pemikiran HabermasAdorno, dan Max Horkheimer, serta didukung oleh
pemikir-pemikir lain seperti Herbert MarcuseWalter BenjaminEric FrommAlbrecht WellmerKarl-Otto Apel, dan Axel Honneth. Pengaruh kedua berasal dari karya dan pemikiran Antonio Gramsci.
Walaupun membawa obsesi yang sama, yakni keinginan untuk meninjau kembali pemahaman mengenai masyarakat politik negara, kedua pengaruh ini mendorong perkembangan teori kritis dalam studi hubungan internasional yang bukan hanya membawa orientasi intelektual yang berbeda, akan tetapi cenderung eksklusif satu sama lain, dalam artian bahwa masing-masing tidak mengacu pada sumber-sumber intelektual teori kritis yang lain.[3]
B. METODE STUDI
Dalam penulisan paper ini, penulis menggunakan metode studi pustaka. Dalam pengerjaannya, penulis mencari dan mendapatkan sumber informasi dari buku-buku yang membahas mengenai teori-teori sosiologi. Buku yang dipergunakan dalam penulisan karya ini adalah Teori-Teori Sosiologi: Modernitas-Posmodernitas, ( Bryan Tumer, 2008).



C. ANALISIS
Pada dasarnya, esensi Teori Kritis adalah konstruktivisme, yaitu memahami keberadaan struktur-stuktur sosial dan politik sebagai bagian atau produk dari intersubyektivitas dan pengetahuan secara alamiah memiliki karakter politis, terkait dengan kehidupan sosial dan politik. Tujuan teori kritis adalah menghilangkan berbagai bentuk dominasi dan mendorong kebebasan, keadilan dan persamaan. Teori ini menggunakan metode reflektif dengan cara mengkritik secara terus menerus terhadap tatanan atau institusi sosial, politik atau ekonomi yang ada, yang cenderung tidak kondusif bagi pencapaian kebebasan, keadilan, dan persamaan.
Ciri khas Teori Kritis tidak lain ialah bahwa teori ini tidak sama dengan pemikiran filsafat dansosiologi tradisional. Singkatnya, pendekatan teori ini tidak bersifat kontemplatif atauspektulatif murni. Pada titik tertentu, ia memandang dirinya sebagai pewaris ajaran Karl Marx, sebagai teori yang menjadi emansipatoris.Selain itu, tidak hanya mau menjelaskan, mempertimbangkan, merefleksikan dan menata realitas sosial tapi juga bahwa teori tersebut mau mengubah.
Contoh kasus, misalnya seperti konflik Israel-Palestina ini bukanlah sebuah konflik dua sisi yang sederhana, seolah-olah seluruh bangsa Israel (atau bahkan seluruh orang Yahudi yang berkebangsaan Israel) memiliki satu pandangan yang sama, sementara seluruh bangsa Palestina memiliki pandangan yang sebaliknya. Di kedua komunitas terdapat orang-orang dan kelompok-kelompok yang menganjurkan penyingkiran teritorial total dari komunitas yang lainnya, sebagian menganjurkan solusi dua negara, dan sebagian lagi menganjurkan solusi dua bangsa dengan satu negara sekular yang mencakup wilayah Israel masa kini,Jalur GazaTepi Barat, dan Yerusalem Timur.

DAFTAR PUSTAKA:
Tumer Bryan, Teori-Teori Sosiologi: Modernitas-Posmodernitas. : Pustaka Pelajar, ( Yogyakarta: 2008)




[2] BryanTumer, Teori-Teori Sosiologi: Modernitas-Posmodernitas. : Pustaka Pelajar, ( Yogyakarta: 2008) h. 229

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini