TEORI KRITIS ( PENDEKATAN KONTEKS KEPENTINGAN
SITA MAWARNI MURDIATI 109051000167 KPI 6 G
I. Pendahuluan
Teori kritis dikemukakan oleh sekelompok neo-Marxis dari The Institute of Social Research di Frankfurt, Jerman[1]. Teori kritis sendiri berisi tentang kritik terhadap beragam aspek kehidupan sosial yang ada di masyarakat, diantaranya adalah kritik terhadap sosiologi, masyarakat modern, dan kultur (kebudayaan). Teori kritis awalnya timbul karena ketidakpuasannya dengan keadaan teori Marxian. Teori kritis telah berkembang melampaui aliran Frankfurt, dan sebagian besar berorientasi kepada para pemikir Eropa, meskipun pengaruhnya timbul di dalam sosiologi Amerika.[2]
Teori kritis lebih memfokuskan pada ekonomi dan emansipasi atau pembebasan dalam melihat hubungan internasional. Oleh karena teori kritis secara intelektual berakar dari marxisme, maka ekonomi menjadi hal yang diutamakan dalam melihat fenomena hubungan internasional. Kapitalisme dipandang buruk oleh Frankfurt School. Mereka menganggap bahwa negara mendukung kapitalisme yang membuat manusia menjadi tidak bebas dan tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan merupakan tindakan yang dilakukan oleh kapitalis. Mereka juga menganggap bahwa system kapitalis ini membuat kaum buruh semakin terasingkan dan tereksploitasi oleh kaum kapitalis. Dengan kebijakan negara yang didalamnya terdapat pengaruh dari kapitalisme membuat negara seakan-akan tidak mewakili kelompok-kelompok sosial di dalamnya.
II Metode Studi
Metode yang penulis gunakan pada penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan metode studi pustaka.Yakni penulis melakukan pencarian terhadap bahan bacaan relevan yang sesuai dengan judul materi tersebut
III Analisis Isi[1]
Seringkali kita mendengar dan melihat sebuah kekerasan di dalam masyarakat entah itu berbentuk visual, verbal, maupun non verbal. Namun jika dipikir lebih dalam apakah kekerasan itu? Kekerasan secara sosiologis merupakan konflik yang melatarbelakangi interaksi yang terdiri dari pelaku dan korban. Kekerasan tentunya tidak luput dari pandangan media. Media memandang bahwa kekerasan adalah sebuah bahan pemberitaan yang sepatutnya diberikan kepada masyarakat dan masyarakat harus tahu itu. Media dalam memberitakan kekerasan dapat kita lihat seperti dalam hiburan, berita, permainan, film, iklan, bahkan olahraga. Sebagian masyarakat juga menilai bahwa media dalam memberitakan kekerasan merupakan sebuah eksploitasi dari penderitaan manusia. Dengan kita terus menerus melihat atau mendengar sebuah kekerasan tanpa adanya pengawasan dari orang tua, tentu saja itu akan berdampak negative. Karena si anak akan mudah meniru adegan kekerasan tersebut.
IV Daftar Pustaka
Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2007. Teori Sosiologi Modern. Edisi ke-6. Cetakan ke-4. Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar