NAMA : KHARISMA UTAMA
109051000179
Perspektif Teori Sosiologi untuk Komunikasi Massa
A. Pendahuluan
Manusia adalah makhluk sosial yang pada dasarnya tidak dapat hidup sendiri di dunia ini. Manusia akan membutuhkan satu sama lainnya untuk saling berkolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, maupun melakukan interaksi antarsesamanya. Aktivitas interaksi sosial dan tindakan komunikasi itu dilakukan baik secara verbal, non verbal, maupun simbolis. Dengan hal tersebut, kemudian melahirkan kebutuhan adanya norma-norma dan nilai-nilai sosial yang mampu mengatur tindakan manusia.
Fokus interaksi sosial dalam masyarakat adalah komunikasi itu sendiri. Seperti dijelaskan sosiologi bahwa komunikasi merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Dominasi perspektif dalam sosiologi yang luas ini, lahirlah kajian khusus yang dinamakan sosiologi komunikasi. Beberapa konsep penting diantaranya, konsep tentang sosiologi, community, communication, dan telematika.[1]
Metode yang digunakan dalam penulisan adalah dengan menggunakan metode studi kepustakaan, yakni dengan mencari sumber-sumber referensi, menghipun dari buku-buku, catatan, dan bacaan yang relevan terkait dengan pembahasan yang akan dianalisis.
C. Analisis dan Hasil Data
Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi mengatakan bahwa, sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.[2]
Harold Laswell mengemukakan bahwa komunikasi berarti, who says what in which channel to whom with what effect.[3]
Defleur dan Dennis mendefinisikan komunikasi massa sebagai suatu proses dalam makna komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.[4]
Menurut Soerjono Soekanto, sosiologi komunikasi merupakan kekhususan sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh-mempengaruhi antara para individu, individu dengan kelompok, maupun antar kelompok.[5]
Dalam sosiologi komunikasi massa terdapat Teori kultivasi (cultivation theory) yang pertama kali dikenalkan oleh Professor George Gerbner, yang ingin mengetahui dunia nyata seperti apa yang dibayangkan dan dipersepsikan penonton televisi. Tradisi pengaruh media dalam jangka waktu panjang dan efek yang tidak langsung menjadi kajiannya. Ada dua istilah yang muncul, yakni heavy viewers dan light viewers.
Heavy viewers akan menganggap bahwa apa yang terjadi di televisi itu adalah dunia yang sebenarnya. Penilaian, persepsi, dan opini masyarakat seperti dibuat sedemikian rupa. Jika melihat acara seperti Buser, terlihat beberapa perilaku kejahatan yang dilakukan masyarakat. Sehingga dalam prespektif kultivasi acara itu menggambarkan dunia kejahatan sebenarnya yang telah merebak di Indonesia. Efek kultivasi memberikan kesan bahwa televisi mempunyai dampak yang sangat kuat pada diri individu. Mereka beranggapan bahwa lingkungan sekitarnya sama seperti yang tergambar di televisi.
Daftar Pustaka
Bungin, Burhan. 2011. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.
Roudhonah. 2007. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press.
[1] Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S.Sos. M.Si., Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2001), Hlm. 27
[2] Ibid., Hlm. 28
[3] Dra. Roudhonah, MA., Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), Hlm. 21
[4] Ibid., Hlm. 137
[5] Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S.Sos. M.Si., Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2001), Hlm. 31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar