Senin, 23 September 2013

Ryan Alamsyah KPI 1C_Tugas 2_Teori Durkheim

LAURENT MUCCHIELLI
EMILE DURKHEIM:
BAPAK SOSIOLOGI MODERN
LAHIR pada tahun 1858 di Enipal dari sebuah keluarga tua Yahudi yang berasal dari Alsace,Emile Durkheim sebenarnya diarahkan untuk menjadi rabbi sebagaimana ayah dan kakeknya.Pada tahun 1879 ia memasuki semacam sekolah tingkat atas yang kemudian menjadi sebuah lingkungan intelektual yang sangat dinamis.Selain memiliki teman sekelas seperti Jean Jaures dan Henri Bergson,ia juga mendapat pelajaran dari Emile Boutroux dan Numa Denis Fustel de Coulanges.

Emile Durkheim lulus dengan ijazah guru pada tahun 1882.Ketika bekerja sebagai guru di Bordeaux pada tahun 1887 ia mempersiapkan tesisnya berjudul De la division du travail social (Pembagian Kerja Sosial) yang dipublikasikan pada tahun 1893.Pada tahun 1906 ia masuk ke Sorbonne dan meninggal tahun 1917.
SEBUAH TANGGAL PENTING DALAM SEJARAH ILMU KEMANUSIAAN
Pada tahun 1880 ilmu-ilmu kemanusiaan yang tengah lahir sangat didominasi oleh model biologi.Sebagai pembaca yang tekun karya Montesquieu,Saint-Simon dan Comte,Durkheim mengambil kembali ambisi mereka untuk membangun sebuah ilmu pengetahuan tentang masyarakat manusia yang otonom:yaitu sosiologi.
ILMU PENGETAHUAN TENTANG MASYARAKAT MANUSIA
Dia membuat bagan sosiologi total menjadi tiga tingkat yaitu:
Ø  Morfologi social: di satu sisi merupakan studi tentang dasra-dasar geografi kependudukan dikaitkan dengan organisasi social,namun di sisi lain merupakan studi tentang kependudukan  volume,kepadatan dan pengaturan tanah.
Ø  Fisiologi social: ini merupakan manifestasi kehidupan social,dan sosiologi religious,sosiologi moral (keluarga dan pendidikan),sosiologi yuridis,sosiologi ekonomi,sosiologi seni dsb.Berasal dari sini,mereka sepenuhnya merupakan bidang social.
Ø  Sosiologi umum: inilah tujuan filosofis ilmu ini,yang merupakan sintetis besar sejarah masyarakat manusia.
Meskipun demikian Durkheim sepenuhnya menyadari bahwa generalisasi-generalisasi ini perlu waktu,meskipun:"pekerjaan menganalisis itu merupakan pekerjaan paling mendesak dalam sosiologi".Dengan demikian setelah mendefinisikan aturan-aturan metode sosiologi ia menunjukkan contoh penerapannya,yaitu Le Suicide (Bunuh Diri)(1897).
PERATURAN METODE SOSIOLOGI
Setidaknya kita bisa menyatakan ada lima aturan fundamental dalam metode Durkheim,yaitu:
1.      Mendefinisikan objek yang dikaji secara objektif.
Disini yang menjadi sasaran adalah sebuah peritiwa social yang bias diamati diluar kesadaran individu.Definisi tidak boleh mengandung prasangka terlepas dari apapun yang kira-kira akan menjadi kesimpulan studi.Contohnya sebagai mahasiswa jurusan pendidikan,Durkheim berminat pada tujuan yang definitive:"Pendidikan adalah tindakan yang dilaksanakan oleh generasi-generasidewasa kepada generasi yang belum dewasa dalam kehidupan social.Pendidikan bertujuan untuk membangkitkan dan mengembangkan sejumlah kondisi fisik,intelektual dan moral pada anak seperti yang dituntut masyarakat politik terhadap si anak dalam keseluruhan dan milieu social yang diperuntukkannya."
2.      Memilih satu atau berbagai kriteria yang objektif
Dengan demikian dalam buku pertamanya (De la division du travail social atau pembagian kerja secara social)Durkheim mempelajari berbagai bentuk solidaritas social yang berbeda-beda dari sudut hokum.Begitu pula ia berusaha mencari penyebab tindakan bunuh diri dengan mempergunakan angka kematian akibat bunuh diri .Namun masih harus lebih banyak diperhatikan tentang kriteria-kriteria dalam mengajukan analisis tersebut.
3.      Menjelaskan kenormalan patologi
Ada beberapa situasi yang bersifat kebetulan dan sementara yang bias mengacaukan keteraturan peristiwa.Jadi kita harus bisa membedakan situasi-situasi normal yang menjadi dasar kesimpulan-kesimpulan teoritis.Dapat kita bandingkan pemikiran dengan metode idealtipikal dari Max Weber.Yang riil selalu terlihat orisinal dalam kompleksitasnya,namun bisa pula kita mencari struktur dari ciri khas yang menonjol ini.
4.      Menjelaskan masalah social secara "Sosial"
Sebuah peristiwa social tidak hanya bisa dijelaskan lewat keinginan individual yang sadar,namun juga melalui peristiwa atau tindakan social sebelumnya.Setiap tindakan kolektif mempunyai sejarah,Inilah yang disebut metode fungsionalis.
5.      Mempergunakan metode komperatif secara sistematis
Inilah semua hal yang telah kita singgung diatas.Hanya kompasrativisme terhadap ruang dan waktu yang memungkinkan hal ini berakhir dengan suatu demonstrasi sosiologis.
BUNUH DIRI,PSIKOLOGI ATAU SOSIOLOGI ?
Durkheim sampai pada puncak analisisnya dengan mencari sebuah hokum sosiologi yang menjadi poin umum semua kesimpulan parsial yang terlihat tidak memiliki kaitan.Akhirnya Durkheim mengerahkan segala kemampuannya untuk mengajukan hokum umum yang cukup dahsyat,yaitu bahwa: "bunuh diri bervariasi menurut terbaliknya tingkat integrasi kelompok social dimana individu menjadi anggotanya."
BUNUH DIRI
"Fenomena-fenomena social merupakan benda dan harus diperlakukan sebagaimana benda." Demikian formula yang diungkapkan dalam Les Regfles de la Methode sociologique diterapkan oleh Emile Durkheim dalam studinya tentang bunuh diri(1897).Disini iamendemonstrasikan pengaruh integrasi social terhadap kecenderungan individu untuk mengakhiri hidupnya sendiri.Karena sosiolog tidak bisa melakukan eksperimen didalam laboratorium,maka ia mempergunakan berbagai variasi situasi social untuk melakukan perbandingan.
METODE STATISTIK DAN KOMPARATIF
Jika pada zamannya Durkheim hanya memiliki satu alat statistic dasar yang bahkan bisa dibilang masih "kasar" serta satu aritmetika sederhana,namun dari hasil karyanya muncul serangkaian perbandingan yang cukup membuat kita kagum.Demikianlah,maka dengan membangun hubungan antara angka bunuh diri dalam dua kategori,kita bisa memunculkan jarak dengan mengalkulasi "koefisien perlindungan(preservasi)"atau"keparahan(aggravation)".
PROSES SOSIALISASI
Setelah membantah teori-teori yang mengaggap bunuh diri disebabkan oleh kegilaan,ras dan hereditas,Durkheim lalu mengembangkan teori sosialisasinya dengan membuat suatu tipologi.
"BUNUH DIRI EGOISTIS"
Sebuah studi komparatif yang teliti terhadap angka bunuh diri menurut agama yang dianut oleh para pelakunya di berbagai Negara eropa memberi hasil berikut ini: ternyata lebih banyak penganut protestan yang bunuh diri daripada penganut katolik,dan kaum yahudi lebih sedikit melakukan bunuh diri.Sedangkan jika menyangkut keluarga ternyata "masyarakat domestic sebagaimana sebuah masyarakat religious menjadi kekuatan preservative terhadap upaya bunuh diri.Perlindungan (pengamanan) ini kian sempurna jika keluarga itu lebih padat."
"BUNUH DIRI ALTRUISTIS"
Sebaliknya,jika integrasi social terlalu kuat dan individu terlalu terkungkung,maka bisa saja menghasilkan "altruism intens" yang menyebabkan orang melakukan bunuh diri.
Akan tetapi meskipun masyarakat modern memberi tempat yang lebih luas terhadap individualisme,namun bentuk-bentuk lama ikatan social belum sepenuhnya hilang,dan masih ada kelompok-kelompok yang menganggap moral primitive masih penting.
"BUNUH DIRI ANOMIK"
Jika dalam proses sosialisasi ternyata integrasi social bisa menunjukkan adanya defisiensi lewat ekses atau kekurangannya,maka hal yang sama juga terjadi bagi peraturan social: yakni ketika dominasi intelektual atau moral kelompok melemah,individu akan menghadapi sendiri keinginan dan nafsunya.Terputusnya keseimbangan ini menyebabkan timbulnya anomie,yaitu desosialisasi.
KEMISKINAN MORAL SUATU MASYARAKAT
Durkheim menghubungkan hasil-hasil yang diperolehnya dengan konsep moralmasyarakat .Jika "agama,keluarga dan Negara bisa menjadi pencegah bunuh diri jenis "egoistis" mnaka sebaliknya,peningkatan angka bunuh diri yang dilaporkan pada masa itu bukankah hal tersebut merupakan kenyataan pada masyarakat yang telah melepaskan diri dari ikatan tradisional yang menghubungkan individu dengan masyarakat?bahwa "bunuh diri pada masa sekarang memang merupakan indikasi adanya kemiskinan moral."
WARISAN DURKHEIM
Karya berjudul Le Suicide ini pada saat disusun merupakan suatu inovasi intelektual yang sudah tidak perlu diperdebatkan lagi.Metode statistic yang dipergunakan tetap masih menjadi contoh,meski sejak saat itu permasalahan tentang validitas sumber-sumber dan ketidaksempurnaan atau kelalaian yang bisa diketahui dalam pembahasannya sangat sering diangkat.Beberapa kali penulis Le Suicide ini berbicara tentang "penyebab suicidogenes" atau "aliran suicidogenes" yang beredar dalam masyarakat.
MARTINE FOURNIER
"Jika kita secara cermat memisahkan masalah-masalah teoritis dari praktik,hal itu bukan karena kita tidak memedulikan masalah praktik: bahkan sebaliknya agar kita bisa membuat situasi yang memungkinkan dilakukan pemecahan masalah secara lebih baik"(Dari buku pembagian kerja secara sosial).Proyek ini tidak bisa dipisahkan dari konsep tentang masyarakat dari terbentuknya ikatan social.
JEAN-FRANCOIS DORTIER
SUMBER: Teori Sosiologi Modern by George Ritzer (Douglas J.goodman)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini