- The Division of Labor In Society -
Dikenal sebagai karya sosiologi klasik pertama (Tiryakian, 1994) di dalamnya, Durkheim melacak perkembangan modern relasi individu dengan masyarakat. Sebuah karya yang membahas fakta kehidupan sosial karena selam hidupnya di Prancis Durkheim merasakan adanya krisis moral karena Revolusi Prancis memusatkan hak individual dan keyakinan religius.
Solidaritas Mekanis dan Organis
Durkheim sangat tertarik dengan perubahan cara di mana solidaritas terbentuk. Dalam masyarakat solidaritas mekanis dibentuk oleh sifat-sifat religius sedangkan masyarakat solidaritas organis lebih mementingkan kepentingan individu daripada pedoman moral.
Bagi Durkheim, pembagian kerja adalah fakta sosial material karena merupaka bagian dari interaksi dalam dunia sosial. Ia yakin perubahan solidaritas mekanis menjadi organis sebabnya adalah dinamika penduduk merujuk pada jumlah orang dalam masyarakat dan interaksinya.
Hukum Represif dan Restitutif
Menurut Durkheim sangat sulit mempelajari fakta sosial nonmaterial secara langsung, terutama yang bersifat sangat melingkupi semisal kesadaran kolektif. Masyarakat dengan solidaritas mekanis dibentuk oleh hukum represif yang cenderung pada moralitas bersama. Namun masyarakat solidaritas organis dibentuk oleh hukum restitutif di mana seseorang akan ditegur jika melanggar atau berbuat kejahatan.
Normal dan Patologi
Menurut Durkheim masyarakat yang sehat bisa dilihat dari kondisi yang sama dengan masyarakat yang lain, namun jika masyarakat berada dalam kondisi yang tak semestinya bisa jadi mereka sedang mengalami patologi. Namun sayangnya ide ini banyak ditentang oleh kebanyakan sosiolog saat itu.
Keadilan
Masyarakat modern tidak lagi disatukan oleh pengalaman dan kepercayaan bersama, melainkan melalui perbedaan. Bagi Durkheim kata kunci untuk persoalan ini adalah keadilan sosial. Sudah menjadi kewajiban masyakakat modern untuk menciptakan keadilan.
- Elementary Forms of Religious Life -
Teori Durkheimian Awal dan Akhir
Talcott Parsons percaya bahwa Durkheim awal adalah seorang posivistik yang menerapkan ilmu alam untuk mempelajari masyarakat, sedangkan Durkheim akhir adalah seorang idealis yang meneliti perubahan sosial ke dalam ide kolektif.
Teori Agama (Yang Sakral dan Yang Profan)
Durkheim menemukan hakikat agama dengan cara memisahkan yang sakral, tercipta melalui ritual dan yang profan. Argumen yang berani ini beralih dari ikatan moral menjadi ikatan kognitif karena kategori pemahaman berasal dari ritual keagamaan.
Kenapa Primitif?
Durkheim ingin mempelajari agama dalam budaya primitif karena; 1) dia percaya sistem ide agama primitif kurang berkembang, 2)untuk menyelidiki agama dalam masyarakat modern. Agama dalam masyarakat berkembang menjadi semakin khusus sehingga agama makin terpinggir.
Totenisme
Totenisme adalah sistem agama dimana sesuatu –bisa hewan atau tumbuhan–bisa dinggap sakral dan jadi simbol klan. Durkheim sangat tertarik pada totenisme masyarakat karena Ia percaya bahwa masyarakat adalah sumber agama.
Sosiologi Pengetahuan
Durkheim ingin membuktikan bahwa sosiologi mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tak mampu dijawab oleh filsafat. Filsafat memiliki karakter religius, yang dimaksud Durkheim adalah asal usul agama.
Semangat Kolektif
Menurut pendapat Durkheim, momen paling baik dalam sejarah ialah ketika kolektivitas menerima kolektif baru yang lebih tinggi yang kemudian membawa perubahan baik dalam struktur masyarakat. Ia menemai momen-momen tersebut sebagai Semangat Kolektif.
Daftar Pustaka:
Ritzer, George. Goodman, Douglas J. (2007).Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar