KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN PADA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA
I. PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Selama ini, industrialisasi sering dianggap sebagai 'pintu' masuk untuk membawa masyarakat ke arah kemakmuran, paling tidak sebagai 'motor' penggerak dalam pembangunan ekonomi (Rahardjo, 1986). Pembangunan kawasan industri tentu dapat menciptakan lapangan kerja baru. Artinya kehadiran kawasan industri akan menciptakan peluang kerja, terutama bagi masyarakat setempat yang dekat dengan kawasan industri tersebut. Hal ini tentu saja berkaitan erat dengan kesejahteraan masyarakat.
Industrialisasi tidak hanya berkembang di daerah perkotaan, saat ini industrialisasi juga berkembang pesat di daerah pedesaan. Hadirnya industrialisasi di pedesaan tentu saja mendatangkan banyak pertanyaan. Salah satunya adalah apakah industrialisasi pedesaan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat desa.
Desa Benda, di daerah desa ini telah berdiri industri besar sejak tahun 1989. Semenjak itu telah banyak bermunculan industri baru, baik industri skala kecil, sedang, dan besar. Kehadiran industri tersebut tentu saja membawa beragam perubahan pada kondisi masyarakat, salah satunya adalah kesejahteraan masyarakat desa. Oleh karena itu, menarik untuk dikaji lebih. Bagaimana kontribusi industrialisasi pedesaan pada kesejahteraan masyarakat desa.
B. Metodologi Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Benda Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat, tepatnya di Kantor Kepala Desa Benda. Kantor kepala Desa Benda berdekatan dengan pabrik-pabrik Garment. Hal ini dilakukan secara sengaja karena survey pertama menentukan lokasi di Kantor Kepala Desa Benda. Waktu penelitian dilakukan tertanggal 19 Juni 2015 dan tanggal 22 Juni 2015.
2. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pendekatan kualitatif berfungsi dalam mencari informasi mengenai kontribusi industrialisasi pedesaan pada kesejahteraan masyarakat desa. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam kepada beberapa orang atau tokoh yang cukup berpengaruh di Desa Benda. Sedangkan data sekunder didapatkan melalui dokumen Desa Benda yang menunjang penelitian. Hal ini dikarenakan metode ini bersifat fleksibel, yaitu melihat dari apa adanya bukan dunia yang seharusnya.
Tahapan-tahapan dalam penelitian:
1. Mengangkat permasalahan
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah kontribusi industrialisasi pedesaan pada kesejahteraan masyarakat desa.
2. Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini ada beberapa pertanyaan. Pertanyaan penelitian itu sendiri adalah "Bagaimana kontribusi industrialisasi pedesaan pada kesejahteraan masyarakat desa ?". Sedangkan pertanyaan teknis yaitu:
a. Apa sajakah jenis produksi di Desa Benda ?
b. Siapa sajakah pelaku produksi di Desa Benda ?
3. Mengumpulkan data yang relevan
Pengumpulan data ini diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa orang atau tokoh yang cukup berpengaruh di desa tersebut dan juga dokumen-dokumen Desa Benda. Selain itu juga wawancara yang dilakukan dengan kaur pembangunan di Desa Benda.
II. TINJAUAN TEORI
Teori kritis sering kali dikaitkan dengan karya para teoritisi Aliran Frankfurt dan, khususnya, ide-ide Jurgen Habermas. Para teoritisi kritis memandang bahwa semua teori sosial diarahkan oleh kepentingan tertentu yang dapat memengaruhi perspektif yang diadopsinya. Mereka melihat teori kritis sendiri diarahkan demi kepentingan emansipasi dari kekuasaan dan dominasi dalam kerja dan interaksi. Pengetahuan yang dihasilkan oleh teori kritis berlawanan dengan yang dihasilkan oleh pesitivisme dan hermeneutik dimana pengetahuan diarahkan oleh kepentingan konservatif dalam rangka mempertahankan tradisi dan tatanan sosial.
Pemilihan teori kritis pada penelitian kontribusi industrialisasi pedesaan pada kesejahteraan masyarakat desa karena bagaimana kesejahteraan yang dirasakan oleh masyarakat desa tentu saja berbeda-beda walaupun berada di tempat yang sama.
III. GAMBARAN LOKASI
A. Geografi Desa
Desa Benda terletak di Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi. Memiliki luas wilayah 223,037 Ha/m2 yang terdiri dari 11 Rukun Warga (RW) dan 48 Rukun Tetangga (RT). Desa Benda memilki batas wilayah administratife sebagai berikut:
Sebelah Utara : Cigombong dan Wates Jaya Kec. Cigombong
Sebelah Timur : Areal kehutanan Gd. Pangrango
Sebelah Selatan : Desa Tenjo Ayu dan Desa Nanggerang
Sebelah Barat : Desa Kuta Jaya
Berikut jarak dan waktu tempuh dari Desa Benda ke
Kecamatan : 2,5 KM dengan lama tempuh 15 menit.
Kabupaten : 57,5 KM dengan lama tempuh 3 s/d 4 jam.
Provinsi : 129 KM dengan lama tempuh 7 s/d 8 jam.
Ibu Kota Negara : 90 KM dengan lama tempuh 4 s/d 5 jam.
B. Demografi Desa
Penduduk Desa Benda merupakan penduduk terbanyak kedua di Kecamatan Cicurug setelah Desa Kuta Jaya. Tercatat ada 12.759 jiwa, dengan jumlah laki-laki 6.487 jiwa dan perempuan 6.272 jiwa. Desa Benda terdapat 3.412 Kepala Keluarga (KK). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Jumlah Penduduk Desa Benda
Jenis Kelamin | Jumlah | |
Laki-Laki | Perempuan | |
6.487 | 6.272 | 12.759 |
Sumber: Data Desa Benda
Usia Penduduk
Kelompok Umur (Tahun) | Jumlah Jiwa |
0-5 | 1.121 |
5-10 | 1.356 |
11-15 | 1.347 |
16-20 | 1.216 |
21-25 | 1.247 |
26-30 | 1.295 |
31-35 | 1.153 |
36-40 | 1.095 |
41-45 | 709 |
46-50 | 672 |
51-55 | 547 |
56-60 | 350 |
60-65 | 230 |
>65 | 282 |
Sumber: Data Desa Benda
Jenis Mata Pencaharian
No | Jenis Mata Pencaharian | Jumlah |
1. | Petani | 871 |
2. | BuruhTani | 504 |
3. | Buruh | 2775 |
4. | PNS | 73 |
5. | Pengrajin | 15 |
6. | Pedagang | 257 |
7. | Peternak | 23 |
8. | Nelayan | 3 |
9. | Montir | 22 |
10. | Dokter | 1 |
11. | Bidan | 4 |
12. | Perawat | 3 |
13. | TNI | 5 |
14. | POLRI | 3 |
15. | Pelajar | 1.335 |
16. | Mahasiswa | 41 |
17. | Pensiunan | 37 |
18. | Tidak Bekerja | 1.173 |
Sumber: Data Desa Benda
IV. HASIL PENELITIAN
Dari penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan pertanyaan penelitian dan pertanyaan teknis ada beberapa hasil yang ditemukan. Diantaranya jenis produksi, pelaku produksi, terutama kesejahteraan masyarakat desa dari kegiatan industrialisasi pedesaan tersebut. Berikut hasil yang didapat dari penelitian:
A. Jenis Produksi
Berikut adalah beberapa nama perusahaan dengan skala yang cukup besar beserta jenis produksinya:
No | Nama Perusahaan | Jenis Produksi |
1. | PT. Yongjin Javasuka Garment I | Garment |
2. | PT. Yongjin Javasuka Garment II | Garment |
3. | PT. Monito World | Garment |
4. | PT. KG Fashion | Garment |
5. | PT. Sinwa | Garment |
6. | PT. Dua Sekawan | Garment |
7. | PT. Hit Elektrik | Pembuatan Accesories HP/elektronik |
8. | PT. Sunshine World | Garment |
9. | PT. Lestari Maju | Garment |
10. | PT. Dako | Garment |
11. | PT. Manggis | Peternakan ayam telur |
12. | PT. Fajar Taulus | Peternakan Sapi |
13. | PT. Hae Wae | Tekstil |
14. | PT. Sukabumi Mukti Segara | LPG 3 kg |
Selain itu masih banyak jenis industri lain yang bersakala kecil dan sedang.
B. Pelaku Produksi
Pelaku produksi di Desa Benda sebagian besar investor berasal dari Luar Indonesia namun, masih dari Asia Tenggara. Selain investor pelaku produksi tentu saja para pegawai. Dari jumlah penduduk Desa Benda hampir 40 % berprofesi sebagai pegawai pabrik. Namun, lebih banyak lagi pegawai pabrik di Desa Benda berasal dari luar daerah, bahkan ada yang berasal dari luar Sukabumi. Jika dibuat perbandingan jumlah pegawai yang berasal dari Desa Benda sebesar 40 % sedangkan yang berasal dari luar sebesar 60 %.
Selain itu pelaku produksi didominasi oleh perempuan karena perusahaan yang bergerak rata-rata dibidang garment sehingga tenaga kerja wanita lebih diperlukan daripada tenaga kerja laki-laki. Berdasarkan datapun jelas bahwa penduduk usia 18-56 yang bekerja mayoritas perempuan, dan sebagian besar bekerja di pabrik. Untuk lebih jelas dapat dilihat di tabel berikut:
Penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja (orang) | |
Laki-Laki | Perempuan |
2.532 | 3.334 |
Sumber: Data Desa Benda
C. Analisis
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Benda mengenai kontribusi industrialisasi pedesaan pada kesejahteraan masyarakat desa. Dapat dianalisis sesuai dengan teori yang digunakan, yaitu teori kritis.
Mengenai kesejahteraan masyarakat desa dengan adanya industrialisasi pedesaan tentu sedikit mempengaruhi kesejahteraan masyarakat desa sekitar. Kesejahteraan masyarakat desa dapat dilihat dari berbagai aspek sesuai dengan teori kritis, karena tetap saja tingkat kesejahteraan setiap individu berbeda-beda. Tingkat kesejahteraan setiap individu tetap saja tergantung sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki.
Berbicara mengenai kesejahteraan masyarakat desa dengan adanya industrialisasi pedesaan, sebenarnya belum sepenuhnya dikatakan sejahtera. Bedasarkan sumber data Desa Benda tingkat perkembangan masyarakat, dari 3.412 kepala keluarga (KK) angka kemiskinan di Desa Benda masih cukup tinggi sekitar 40,35 % dan pengangguran 30,75 %. Selain itu sebagian besar pegawai industri berasal dari luar Desa Benda bahkan dari luar Kabupaten Sukabumi. Hampir 60 % pegawai industri di Desa Benda berasal dari luar desa Benda sedangkan pegawai yang berasal dari Desa Benda hanya sekitar 40 %.
Dari berbagai macam jenis mata pencaharian, penduduk Desa Benda mayoritas bekerja sebagai karyawan di pabrik atau industri. Pegawai industripun didominasi oleh perempuan sehingga jumlah pengangguran laki-laki jauh lebih banyak dari pada jumlah pengangguran perempuan. Hal ini dikarenakan jenis produksi sebagian besar berupa garment sehingga peluang untuk wanita lebih banyak. Berikut dapat dilihat dengan jelas jumlah penduduk yang bekerja dan jumlah yang tidak bekerja.
Penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja (orang) | |
Laki-Laki | Perempuan |
2.532 | 3.334 |
Sumber: Data Desa Benda
Penduduk usia 18-56 tahun yang belum & tidak bekerja (orang) | |
Laki-Laki | Perempuan |
1.025 | 617 |
Sumber: Data Desa Benda
Namun, ada pula sebagian yang dapat dikatakan sejahtera. Sumber pendapatan sebagian besar penduduk Desa Benda adalah di bidang industri. Sebagian pendapatan sudah lebih dari Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Sukabumi saat ini yang sebesar Rp. 1.963.000. Pendapatan rata-rata berkisar dari 3 juta rupiah dengan tambahan uang konsumsi, transportasi, dan jaminan kesehatan. Untuk pendapatan seorang manager rata-rata berkisar 12-18 juta rupiah. Semua terlihat jelas bahwa kesejahteraan yang dirasakan tergantung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki, pengalaman kerja yang cukup dan lamanya waktu bekerja.
Selain itu ada juga yang menguntungkan dari adanya industrialisasi pedesaan ini. Tentu saja bagi para pemilik lahan dan modal untuk membuat kontrakan atau rumah yang disewakan. Umumnya bagi para pekerja di luar daerah Desa Benda tentu saja membutuhkan tempat tinggal yang dekat dengan tempat kerja. Tingginya minat yang membutuhkan tempat tinggal ini, tentu saja menjadikan usaha sewa rumah atau kontrakan sebagai usaha yang menjanjikan. Hingga saat ini di Desa Benda banyak dijumpai kontrakan atau rumah yang disewakan.
Secara keseluruhan kontribusi industrialisasi pedesaan pada masyarakat desa belum bisa dikatakan sepenuhnya mensejahterakan namun tidak juga dikatakan tidak mensejahterakan. Jika dilihat masih ada individu yang belum dan tidak bekerja dan sebagian besar laki-laki, yang padahal seharusnya menjadi tulang punggung keluarga. Namun, pada kenyataannya sebagian besar pendapatan setiap individu memang berasal dari bidang industri.
V. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kontribusi industrialisasi pedesaan pada kesejahteraan masyarakat, maka dapat ditarik kesimpulan. Tingkat kesejahteraan setiap individu tetap saja tergantung sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki.
Dari berbagai macam jenis mata pencaharian, penduduk Desa Benda mayoritas bekerja sebagai karyawan di pabrik atau industri. Pegawai industripun didominasi oleh perempuan sehingga jumlah pengangguran laki-laki jauh lebih banyak dari pada jumlah pengangguran perempuan. Hal ini dikarenakan jenis produksi sebagian besar berupa garment sehingga peluang untuk wanita lebih banyak.
Secara keseluruhan kontribusi industrialisasi pedesaan pada masyarakat desa belum bisa dikatakan sepenuhnya mensejahterakan namun tidak juga dikatakan tidak mensejahterakan. Jika dilihat masih ada individu yang belum dan tidak bekerja dan sebagian besar laki-laki, yang padahal seharusnya menjadi tulang punggung keluarga. Namun, pada kenyataannya sebagian besar pendapatan setiap individu memang berasal dari bidang industri.
DAFTAR PUSTAKA
Gandi, Rajib. Skripsi: Pengaruh Industrialisai Pedesaan Terhadap Taraf Hidup Masyarakat. Bogor: IPB. 2011.
Hermansah, Tantan. Industrialisasi di Pedesaan dan Prosfek Usaha Mikro Untuk Peningkatan Kesejahteraan Rakyat. Academia edu.
Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian: Public Relations & Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Scott, John. Sosiologi: The Key Concepts. Terjemahan Labsos FISIP UNSOED. Jakarta: Rajawali Pers. 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar