Selasa, 23 Juni 2015

UAS SOSPED_DESA SITUDAUN_SYIFAURRAHMAH PMI2

Kurangnya Sarana Transportasi Menuju Desa Situdaun Dan Peranan Bagi Perekonomian Warga Desa

Disusun oleh : Syifaurrahmah

Bab I

Pendahuluan

A.    Permasalahan yang dikaji

Dalam berkehidupan manusia akan melakukan berbagai aktivitas yang dapat mendukung mereka untuk tetap dapat bertahan hidup dan meningkatkan kesejahteraannya. Untuk melakukan aktivitasnya tersebut, masyarakat memmbutuhkan suatu pelayanan-pelayanan atau fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung mereka dalam beraktivitas. Berbagai pelayanan yang dapat memfasilitasi masyarakat dalam beraktivitas ini disebut juga dengan infrastruktur.

Infrastruktur transportasi baik transportasi darat, laut maupun udara merupakan sarana yang sangat berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah sehingga sering disebut sebagai urat nadi perekonomian disamping fungsinya sebagai alat pemersatu bangsa. Dalam kaitannya dengan sektor-sektor perekonomian, infrastruktur transportasi berperan sebagai perangsang tumbuhnya sektor-sektor perekonomian baru dan berkembangnya sektor-sektor perekonomian yang sudah ada.

Infrastruktur transportasi dalam fungsinya sebagai fasilitas publik memberikan pelayanan publik bagimasyarakat yaitu :

(1) Mendorong pemerataan pembangunan

(2) Melayani kebutuhan pergerakan masyarakat dengan harga yang terjangkau

(3) Memperlancar mobilitas distribusi barang dan jasa

(4) Jika sarana transportasi terpenuhi kesejahteraan masyarakat akan meningkat

Pertumbuhan sektor ekonomi lainnya. Dalam kaitannya dengan sektor antara, infrastruktur transportasi menghubungkan berbagai macam aktivitas ekonomi, merupakan prasarana penghubung antar daerah dan memudahkan mobilitas penduduk serta memperlancar lalu lintas barang antar daerah maupun pengiriman barang ke luar negeri Memperhatikan berbagai fungsi dan manfaat transportasi tersebut, pembangunan infrastruktur transportasi harus diarahkan untuk meningkatkan pelayanan jasa transportasi yang efektif, efisien, berkualitas, aman, nyaman dan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dikembangkan sistem transportasi nasional dan system transportasi daerah dengan prinsip keterpaduan inter dan antar moda serta keterpaduan antar wilayah. Sistem transportasi inter moda ada lahan dan pembangunan satu moda transportasi yang terintegrasi sehingga bisa menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lain, baik dari desa ke kota, antar kecamatan, antar kabupaten, antar provinsi dan nasional. Sistem transportasi antarmoda merupakan sistem yang terintegrasi antarmoda transportasi yang berbeda dan saling mendukung, sehingga tercipta system distribusi yang lancar baik regional, nasional maupun internasional.

B.     Metodologi

Paradigma dalam penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif. Paradigma kualitatif yaitu paradigma yang bersifat induktif, yang mempunyai tujuan penyusunan konstruksi teori melalui pengungkapan fakta. Paradigma ini disebut juga dengan pendekatan konstruktivis.

Subyek Penelitian : Subyek penelitian ini adalah masyarakat Desa Situdaun dan kondisi geografis Desa Situdaun

Sumber data        : Data-data yang saya peroleh merupakan wawancara dari      aparatur Desa Situdaun

Teknik pengumpulan data :

1. Observasi

2. Wawancara

3. Dokumentasi

 Jenis sumber data :

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui analisis hasil wawancara sedangkan data sekunder diperoleh dengan menelusuri beberapa studi pustaka berupa artikel, data statistik, internet, dan literatur yang berhubungan dalam menganalisis data kependudukan yang telah diperoleh di lapangan

Waktu dan Tempat Penelitian        : Penelitian dilaksankan di Desa Situdaun Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pada tanggal 16 Juni 2015.

Bab II

Tinjauan Teori

Perpestif fenomenologi menempati kedudukan sentral dalam perkembangan metodologi penelitian kualitatif. Perpektif ini mengarahkan apa yang dicari peneliti dalam kegiatan penelirtiannya, bagaimana melakukan kegiatan dalam situasi penelitian dan bagaimana peneliti menafsirkan beragam informasi yang telah digali dan dicatat semuanya sangat tergantung pada perpektif teoritis yang digunakan. Fenomenologi memandang perilaku manuasia , apa yang mereka katakan dan apa yang mereka lakukan adalah sebagai suatu produk dari bagaimana orang melakukan tafsir terhadap dunia mereka sendiri. Dengan demikian perspektif fenomenologis adalah dalam rangka menangkap perilaku seorang peneliti yang berusaha untuk melihat segalanya dari pandangan orang yang terlibat dalam situasi yang menjadi sasaran studinya tersebut (paticipant's point of view). Ibaratnya untuk memahami perilaku seoarang anak yang menurut pandangan orang dewasa dianggap aneh dan kita akan bisa paham bila kita memposisikan diri kita sebagai anak tersebut.

Dalam penelitian ini peneliti memulai dengan sikap diam dan terbuka tanpa prasangka artinya tidak menganggap dirinya mengetahui makna dari berbagai hal yang terjadi dan ada pada orang – orang yang dipelajarinya. Sikap diam dan terbuka ini adalah usaha untuk bisa menangkap segala kemungkinan dengan pikiran tanpa prasangka dan tidak berpikir prediktif.

Bab III

Gambaran Lokasi

Tenjolaya adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Tenjolaya merupakan kecamatan hasil pemekaran dengan Kecamatan Ciampea pada tahun 2004, di dalam Kecamatan Tenjolaya terdapat suatu desa yang bernama Situdaun.

Pada Desa Situdaun terdapat banyak lahan pertanian dan perkebunan seperti padi, palawija, dan jagung. Begitupun kreativitas yang ada di desa diantaranya pembuatan bunga kering dan besek ikan. Namun karena ketidakadaan transportasi menuju desa situdaun, menjadi kendala bagi warga untuk pengiriman barang ke kota ataupun desa lainnya.

Luas Wilayah Desa situdaun adalah 329.045 Ha yang terdiri dari 4 Dusun dengan 4 rukun warga (RW) dan 20 Rukun Tetangga (RT), Desa Situdaun memiliki batas wilayah administratif sebagai berikut :

Sebelah Utara              : Desa Cihidung Udik Kec. Ciampea

Sebelah Timur             : Desa Purwasari Kec. Dramaga

Sebelah Selatan           : Desa Gunung  Malang Kec. Tenjolaya

Sebelah Barat              : Desa Cibitung Tengah Kec. Tenjolaya

Keadaan sosial

Kependudukan

Penduduk Desa  Situdaun berdasarkan data terakhir hasil sensus penduduk Tahun 2010 tercacat sebanyak 8678 jiwa, tahun 2009 sebanyak 8553 jiwa, tahun 2008 sebanyak 8530 jiwa mengalami kenaikan setiap tahunnya. Untuk jelasnya dapat dilihat pada table  dibawah ini

Jumlah Penduduk Desa Situdaun

No

Tahun

Jumlah

Laju Pertumbuhan

1

2008

8530

-

2

2009

8553

-

3

2010

8678

-

 

Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Sehingga pendidikan adalah sebuah investasi (modal) dimasa yang akan dating.

Didesa Situdaun tahun 2009-2010, jumlah guru dan murid tiap tahunnya mengalami peningkatan. Guru pada tahun 2010 berjumlah : 145 orang, SLTP sebanyak = 560 orang, SLTA sebanyak = 140 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 4 dibawah ini.

Bab IV

Hasil Penelitian

Ketersedian data penduduk Desa Situdaun merupakan hasil dari proses wawancara yang di himpun melalui RT RW setempat. Ketersedian data juga diperoleh berdasarkan laporan dari instansi terkait seperti artikel, data statistik, internet, leteratur serta data yang disiapkan dari berbagai sumber.

Ketidakadaan transportasi menuju desa situdaun, menjadi kendala bagi warga untuk akses perekonomian, Padahal rata-rata penduduk desa memiliki lahan perumahan, perkebunan atau persawahan yang tentunya tidak bisa dikerjakan sendiri.

Dan kendala tersebut berakibat adanya migrasi dari desa ke kota, desa mengalami kelangkaan jumlah penduduk. Hal ini menjadi penyebab lambatnya pembangunan dan kenaikan tingkat kesejahteraan. Rumah tangga yang dahulunya memiliki warga rata-rata 5 orang, kini semakin berkurang seiring semakin dewasanya anak-anak. Dengan fasilitas pendidikan yang terbatas serta fasilitas untuk mencari penghidupan yang sedemikian rupa, orang tua yang berorientasi pada masa depan selalu mengirimkan anak-anaknya untuk mencari ilmu dan nafkah di daerah lain yang memungkinkan.

Selain terbatasnya fasilitas, keberhasilan program Keluarga Berencana yang digalakkan pada masa orde baru cukup memberi andil pada pengurangan jumlah penduduk. Permasalahan lain, adalah semakin banyaknya populasi lansia yang tidak diimbangi oleh penduduk usia produktif. Ini berakibat pada semakin berkurangnya tenaga-tenaga yang biasa mengerjakan profesi pertanian dan perkebunan.

Bab V

Kesimpulan

Desa Situdaun terdapat banyak lahan pertanian dan perkebunan seperti padi, palawija, dan jagung. Begitupun kreativitas yang ada di desa diantaranya pembuatan bunga kering dan besek ikan. Maka dari itu pentingnya transportasi pada desa situdaun ialah untuk mempermudah akses pada perekonomian di desa situdaun. Dan memudahkan aksesibilitas orang dan barang.

Daftar Pustaka

Salam, S., & Fadhillah, A. (2008). Sosiologi Perdesaan. Jakarta: Lembaga Peneliti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Soetomo. 2008. Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini