Selasa, 23 Juni 2015

Tugas UAS Sosped_Desa Cihideung Udik_Syarifah Asmar_PMI 2

Syarifah Asmar

(11140540000016)

PMI 2

Ketiadaan TPA dan Problemis Lingkungan di Desa Cihideung Udik  

I.         Pendahuluan

 

Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah.

Peningkatan jumlah sampah ini tidak diikuti oleh perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana pengelolahan sampah. Hal ini mengakibatkan permasalahan sampah menjadi kompleks, antara lain sampah tidak terangkut dan terjadi pembuangan sampah liar. Sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungan pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan.

Pengelolahan sampah merupakan upaya dalam mengurangi, mengumpulkan, memindahkan, menyimpan sementara, mengolah dan menimbun sampah.Pengelolahan sampah dengan biaya murah, layak dari segi kesehatan dan tidak membawa implikasi yang negatif terhadap lingkungan, merupakan salah satu permasalahan serius yang harus dihadapi oleh pemerintah kota dan harus dipikirkan oleh semua elemen masyarakat.

         

A.      Permasalahan yang dikaji

Pencemaran lingkungan salah satunya yaitu pencemaran tanah, dimana pencemaran tanah di sebabkan oleh sampah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

Desa Cihideung Udik, Ciampea, Bogor  adalah desa yang cukup jauh dari kota menyebabkan banyak masalah yang timbul di desa tersebut. Diantaranya adalah masalah sampah rumah tangga yang tidak terangkut oleh petugas. kondisi sungai di Desa Cihideung dapat dikatakan sebagai sungai yang buruk. Hal ini dapat terlihat dari berbagai macam sampai yang menumpuk di bibir sungai mulai dari sampai organik maupun sampah anorganik. Selain itu juga terlihat dari kondisi perairannya yang cenderung mengeluarkan bau yang tidak enak dan warna perairan yang keruh akibat tercemar oleh limbah-limbah yang dibuang ke dalam perairan. Selain dari dampak visual yang diakibatkan oleh adanya sampah yang berada disungai, dampak lainnya yang akan timbul yaitu akan menimbulkan banjir apabila hujan tiba. Hal ini lah yang selama ini meresahkan masyarakat karena ketika banjir melanda desa tersebut otomatis segala bentuk aktivitas mereka akan terhambat.

B.      Metodologi

Hari pertama (13 Juni 2015)

Perjalanan menuju ke Desa Cihideung Udik Ciampea Kabupaten Bogor kira-kira berjarak 30 km dari UIN Ciputat, perjalanan bisa ditempuh dengan menggunakan angkutan umum dan bisa juga menggunakan kendaraan pribadi. Kira-kira perjalanan menuju  Desa Cihideung Udik ditempuh kurang lebih 90 menit.

Hari Kedua Observasi ( 14 Juni 2015 )

Ketika observasi di Desa Cihideung Udik, saya bertemu dengan Bapak Sahrodi, beliau adalah ketua RT 01/02 di Desa Cihideung Udik. Disana saya mewawancara beliau. Beliau cukup merespon wawancara saya tentang keadaan Desa Cihideung Udik. Kemudian saya juga mewawancarai masyarakat sekitar Bapak Ibrahim, Ibu Mala, dan saya juga mewawancarai Bapak Juhdi selaku kepala Desa Cihideung Udik tentang problem yang dihadapi masyarakat Desa Cihideung Udik dengan ketiadaan TPA.

 

II.      Tinjauan Teori

Teori Kontruktivis

Konstruktivis sosial merupakan sebuah teori sosiologi yang menjelaskan paradigma konstruktivis, yaitu paradigma yang hampir merupakan antitesis dari paham yang meletakan pengamatan. Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially, meaningful, action melalui pengamatan langsung terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dam memelihara atau mengelola dunia sosial mereka. Menurut kontruktivis pengetahuan dan pemikiran awam berisikan arti atau makna yang diberikan individu terhadap pengalaman dan kehidupan sehari-hari, dan hal tersebutlah yang menjadi awal penelitian ilmu-ilmu sosial.

 

III.      Gambaran Lokasi

Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat memiliki batas wilayah administratif  sebagai berikut:

Sebelah Utara              :         Desa Cinangneng

Sebelah Timur             :          Desa Situ Daun

Sebelah Barat              :         Desa Cibitung

Sebelah Selatan           :         Desa Purwasari

         

Secara umum kondisi Desa Cihideung Udik merupakan desa dengan kondisi tanah berupa persawahan. Angka kepadatan penduduknya sebesar 527 jiwa. Penduduk laki-laki sebanyak 4858 jiwa dan perempuan sebanyak 4510 jiwa. Jumlah KK di desa ini mencapai 2503 KK yang masuk ke dalam 2 dusun dengan jumlah RT sebanyak 25 RT dan RW sebanyak 5 RW (data Profil Desa).

Sarana pendidikan relative memadai jika dilihat dari ukuran  sebagai sebuah desa karena sudah terdapat 2 TK, SD sebanyak 4 buah, SMP/Tsanawiyah sebanyak 2 buah dan SMA/SLTA sebanyak 1 buah. Kondisi ini memungkinkan penduduknya mendapatkan akses pendidikan secara lebih mudah. Sarana pendidikan yang menunjang ini dimanfaatkan penduduk desa untuk menyekolahkan anak-anak mereka meskipun banyak juga anak-anak yang sekolah di luar desa mencari sekolah yang lebih favorit dan lebih bermutu.

Berdasarkan data perkembangan Desa Cihideung Udik kondisi kesejahteraan keluarga adalah keluarga prasejahtera sebanyak 271 Keluarga, keluarga sejahtera 1 sebanyak 152 keluarga, keluarga sejahtera 2 sebannyak 1216 keluarga, keluarga sejahtera 3 sebanyak 388 keluarga, dan keluarga sejatera plus 463 plus.

Wabah penyakit yang masih melanda Desa Cihideung Udik dalam satu tahun terakhir antara lain: muntaber sebanyak 4 kejadian, demam berdarah sebanyak 6 kejadian, dan chikungunya seanyak 2 kejadian. Jenis penyakit ini merupakan penyakit yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan terutama pada daerah yang relative menjadi pandemic penyakit menular tersebut.

Jenis penyakit tersebut berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat yang antara lain bisa dilihat dari indicator membuang sampah yang masih sembarangan terutama di pinggir sungai, kebiasaan buang air besar, pola makan, dan kebiasaan berobat bila sakit. Berdasarkan data dari desa maka jumlah keluarga yang memiliki WC yang sehat sebanyak 2290 keluarga, 250 keluarga memiliki WC yang kurang memenuhi standar kesehatan, 50 keluarga yang membuang air besar ke parit/sungai/kebun, dan 100 keluarga memanfaatkan fasilitas MCK umum. Masih banyaknya keluarga yang menggunakan parit sebagai MCK ini mengindikasikan perilaku hidup sehat belum sepenuhnya difahami dan diamalkan oleh penduduk Desa Cihideung Udik.

IV.            Hasil Penelitian

A.    Pertanyaan Penelitian

1.      Apa masalah lingkungan yang dihadapi warga Desa Cihideung Udik?

B.     Hasil Petanyaan Penelitian

Sistem pengelolaan persampahan di Desa Cihideung Udik belum menunjukan hasil yang optimal baik ditinjau dari aspek pewadahan/ pengumpulan maupun dari aspek pengangkutan ke TPA. Jarak Desa Cihideung Udik ke lokasi TPA yang relatif jauh serta sistem pewadahan/pengumpulan yang masih didominasi oleh metode individual merupakan kendala yang dalam rangka teknik operasional pengelolaan sampah di Desa Cihideung Udik. Tingkat pencapaian armada angkutan sampah ke TPA ditempuh selama  4 jam tiap kali pengangkutan. Sehingga tiap kendaraan masing-masing hanya bisa mengangkut sampah 2 kali / hari. sementara volume produksi sampah tiap hari di Kota Enrekang adalah kurang lebih 34,77 m3/hari. Akhirnya masyarakat membuang sampah sembarangan contohnya dipinggiran kali, dibelakang pemukiman warga, yang itu semua membuat pemukiman itu tidak nyaman dengan bau yang dihasilkan dari sampah tersebut. Belum lagi itu semua menjadi sarang penyakit karna sampah-sampah yang berserakan dekat dengan pemukiman warga. Oleh karena itu, dipertimbangkan  alternatif lokasi baru TPA Desa Cihideung Udik yang mudah dijangkau, namun tetap mempertimbangkan aspek lingkungan hidup.

 

C.     Pertanyaan Teknis

1.      Apa tanggapan warga dengan tidak tersedianya TPA sampah?

2.      Apa saja masalah lingkungan yang dihadapi masyarakat?

3.      Apa faktor-faktor penyebab banyak terdapat sampah di sungai Desa Cihideung?

4.      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat?

 

D.    Hasil Pertanyaan Teknis

Peneliti mewawancara penduduk di Desa Cihideung Udik dan hasil wawancara tersebut memberikan jawaban dari pertanyaan teknis diatas.

1.      Warga beranggapan bahwa tidak adanya kepedulian pemerintah untuk menggapi masalah sosial ini yaitu ketiadaannya TPA Sampah.

2.      Masalah lingkungan yang dihadapi masyarakat adalah ketidaknyamanan masyarakat dikarenakan ketiadaan TPA Sampah yaitu bawa yang tidak sedap, sarang penyakit terdapat dekat dengan pemukiman warga.

3.      Penyebabnya dikarenakan tidak ada tempat pembuangan sampah yang legal, tidak ada kepedulian pemerintah sekitar menindak lanjuti kejadian ini.

4.      Dampak dari pembuangan sampah yang tidak mengindahkan ketentuan dapat menyebabkan terhambatnya penciptaan ling­kungan yang baik dan sehat. Sampah yang menumpuk banyak dan ber­serakan dan bau yang yang menyengat hidung setiap orang yang lewat merupakan masalah yang harus segera ditangani. Sampah memberi­kan dampak negatif bagi warga. Kesehatan warga juga jadi tidak baik jika masalah ini tidak ditindak lanjuti.

Problematika Sampah

a.       Perilaku warga dalam membuang sampah, kebanyakan warga Desa Cihideung Udik membuang sampah masih sembarangan adang yang membuang sampah ke kali yang mebuat kali tersebut tercemar.

b.      Jenis-jenis sampah Sebenarnya sampah banyak penggolongannya, tetapi umumnya masyarakat mengenal ada 2 jenis sampah, yaitu sampah organik dan anorganik (non-organik). Ada pula sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Lewat artikel ini, kita akan kenali satu persatu.

1. Sampah Organik (Sampah Basah)

Sampah organik yaitu sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup (material biologis) yang dapat membusuk dengan mudah, misalnya:

- sisa makanan,

- dedaunan kering,

- buah dan sayuran.

 

 

2. Sampah Anorganik (Sampah Kering/Non-organik)

Sampah jenis ini berasal dari bahan baku non biologis dan sulit terurai, sehingga seringkali menumpuk di lingkungan. Sampah anorganik atau disebut juga sampah kering sulit diuraikan secara alamiah, sehingga diperlukan penanganan lebih lanjut. Yang tergolong ke dalam sampah anorganik yaitu:

 

- plastik dalam bentuk botol, kantong, dan sebagainya,

- kaleng,

- kertas,

- kaca,

- styrofoam,

- dan lain-lain.

 

3. Sampah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya)

Yaitu limbah dari bahan yang beracun dan berbahaya seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik, pertambangan, dan sebagainya.

Ketiga jenis sampah tersebut banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menangani permasalahan sampah, biasanya sampah dipilah-pilah sesuai jenisnya. Menggunakan tiga tempat sampah berbeda, yaitu organik, anorganik, dan B3, masing-masing jenis sampah akan mendapat perlakuan yang berbeda. Untuk sampah anorganik dapat dibuat kompos, sampah anorganik dapat didaur ulang atau dijadikan bahan kerajinan tangan, sedangkan sampah B3 harus diolah secara khusus menggunaan metode kimia, fisik, dan biologi dengan tujuan menghilangkan atau mengurangi sifat berbahaya dan beracunnya.

Sampah, apabila terlalu banyak akan menimbulkan berbagai masalah lingkungan. Untuk mengatasinya, diperlukan teknik 4R (Reduce, Reuce, Recycle, Replace) untuk mengurangi sampah. Selain itu, kepedulian kita terhadap lingkungan turut memegang peranan penting dalam upaya pelestarian lingkungan.

 

Dokumentasi penelitian 

 

 

IV.            Kesimpulan

Fasilitas yang dibutuhkan untuk menjaga kebersihan desa adalah membuat tempat pembuangan sampah yang terpusat dan jauh dari keramaian. Untuk mengangkut sampah-sampah dari rumah warga ke tempat pembuangan sampah (TPS) tersebut harus menggunakan truk pengangkut ataupun motor pengangkut sampah. Setelah fasilitas tersebut terpenuhi, maka dibuthkan sumber daya untuk mengangkut sampah tersebut sampai ke TPS.Fasilitas tersebut dapat dipenuhi dengan cara membicarakan kepada bapak kepala desa agar dapat mencari bantuan dana untuk Desa Cihideung udik. Bantuan swadaya masyarakat dapat berupa kesadaran dan kepatuhan dalam membayar uang pemungutan sampah. Namun, modal uang maupun sarana infrastruktur dari kecamatan, kabupaten, maupun provinsi merupakan modal awal yang harus dicapai oleh Kepala Desa agar desa ini dapat menjaga kelangsungan hidupnya di masa sekarang dan masa depan.

Selain menjembatani pemenuhan fasilitas Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Desa Cihideung udik, kepala desa juga diharapakan dapat tetap mengayomi warganya dengan baik agar setiap warga selalu hidup tentram dan rukun seperti yang sudah terjaga sampai dengan sekarang.

 

VI.           Daftar Pustaka

Salam, S., & Fadhillah, A. (2008). Sosiologi Perdesaan. Jakarta: Lembaga Peneliti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

 

Pudjiwati, Sajogyo. 1995. Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan.  Yogyakarta :

Gadjah   Mada University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini