Selasa, 23 Juni 2015

Tugas UAS Sosped_Desa Cogreg_Ilmam Fachri Zen_PMI 2

 
 
Nama        : Ilmam Fachri Zen
NIM          : 11140540000017
Jurusan        : Pengembangan Masyarakat Islam


KONTRIBUSI INFRASTRUKTUR BAGI MASYARAKAT DESA COGREG
 
1.      PENDAHULUAN
Kita sering mendengar yang namanya infrastruktur. "Infrastruktur" mengacu pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, air, bangunan, dan fasilitas publik lain yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia secara ekonomi dan sosial.
Infrastruktur jalan memegang peranan penting salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Keberadaan insfrastruktur yang memadai sangat diperlukan seperti jalan dan jembatan. Keterbatasan pembangunan infrastruuktur jalan dapat menyebabkan melambatnya laju investasi.
            Tahun 2008, pemerintah mencurahkan perhatian lebih pada infrastruktur jalan demi mengejar target pertumbuhan 6,8%, mendorong laju investasi dan  menggerakkan sector riil. Anggaran yang dikeluarkan pun membengkak hingga puluhan persen dari tahun sebelumnya. Pemerintah  mengalokasikan anggaran bagi Departemen PU sebesar Rp. 35,6 triliun atau naik 41,4% dibandingkan dengan perkiraan realisasi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan ( APBN-P) tahun 2007. Anggaran tersebut akan dimanfaatkan untuk program peningkatan dan pembangunan jalan.
 
A.    Permasalahan yang dikaji
Infrastruktur jalan merupakan hal yang sangat vital bagi setiap masyarakat. Pada khususnya masyarakat di daerah desa Cogreg, Ciseeng yang masih belum memadai keadaan jalan disana. Keadaan insfrastruktur jalan yang sangat tidak memadai terhampar cukup panjang menuju daerah wisata Gunung Kapur.
      Pada kenyataannya, disana terdapat perusahaan yang memiliki daerah wisata Gunung Kapur namun perusahaan tersebut tidak lantas mengambil tindakan untuk memperbaiki infrastruktur jalan disana untuk kelancaran transportasi baik oleh masyarakat setempat dan juga para wisatawan domestik yang berasal dari daerah Parung, Bogor maupun daerah lainnya.
Pengembangan Desa Cogreg  masih sangat diperlukan. Segala potensi yang dimiliki Desa Cogreg tidak akan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya jika tidak ada infrastruktur jalan darat yang memadai. Mahalnya biaya hidup membuat biaya segala bidang menjadi tinggi, padahal kesejahteraan masyarakat Desa Cogrek masih tergolong rendah. Demikian juga sektor perdagangan, pertanian, pendidikan, dan lain-lain, tidak akan dapat berkembang dengan baik.
 
B.     Metodologi
 
            Berdasarkan hasil observasi saya di lapangan,  saya mewawancara beberapa orang di daerah Gunung Kapur atas kontribusi  infrastruktur jalan bagi masyarakat Desa Cogrek. Berikut adalah hasil wawancara langsung saya dengan para pengelola tempat wisata Gunung Kapur :
 
Saya                : "Apakah dampak infrastruktur yang memadai akan menunjang perekonomian masyarakat desa setempat ? "
Pak Yahya       : "Ya tentu berpengaruh sekali. apabila infrastruktur jalan  disini memadai maka akan banyak wisatawan domestik yang berkunjung ke Gunung Kapur seperti dahulu."
 
Saya                : "Sejak kapan kah tempat wisata Gunung Kapur ini ada ?"
Pak Yahya       : "Tempat wisata Gunung Kapur ini sudah adasejak tahun 1981"
 
Saya                : "Apa yang menyebabkan akses menuju tempat wisata ini tidak begitu terurus ?"
Pak Yahya       : "Penyebab nya adalah mobil dam truk besar yang suka melewati jalan tersebut pada saat malam karena kalau siang lewat jalan tersebut pasti akan mengakibatkan kemacetan."
 
Saya                : "Apakah warga setempat pernah melakukan teguran terhadap pemerintah untuk segera memperbaiki infrastruktur jalan tersebut ?"
Pak Uhay        : "Warga sudah komplain ke pemerintah beberapa kali. Tetapi jawaban pemerintah sama saja. Pemerintah menjawab tidak ada dana ."
 
Saya                : " Apa akibat dari jalan menuju kawasan wisata ini yang tidak memadai ?"
Pak Uhay        : "Akibatnya adalah banyak yang mengeluhkan akomodasi menuju daerah wisata ini menjadi tidak nyaman dan para wisatawan menjadi malas melintasi jalan rusak tersebut karena tidak ada nya perhatian pemerintah terhadap infrastruktur jalan."
 
Saya                : "Sejak kapan kah jalan menuju tempat wisata Gunung Kapur ini tidak memadai ?"
Pak Surya        : "Jalanan rusak sudah sejak tahun 2011"
 
Saya                : "Bagaimana pendapat Bapak tentang pemerintah yang tidak menaruh perhatian terhadap infrastruktur umum ini ?"
Pak Surya        :" Pemerintah hanya memberikan janji palsu kepada masyarakat saat kampanye saja. Ketika mereka sudahh dilantik menjadi pejabat pemerintah, mereka lalai akan janjinya."
 
Saya                : "Bagaimana sejarah pengelolaan Gunung Kapur ini sendiri ?"
Pak Surya        :" Pada tahun 1981, tempat wisata ini dikelola oleh pemerintah namun sejak 1991, PT. Bagya yang mengontrak pengelolaan tempat wisata Gunung Kapur ini hingga sekarang."
 
Saya                : "Apakah perbedaan dulu dan sekarang ditempat wisata Gunung Kapur ini?"
Pak Uhay        :" Dulu jalanan disini masih memadai dan nyaman dilintasi. Namun setelah seringnya mobil dam truk yang lewat pada tengah malam, jalanan disini mulai amblas dan berlubang tetapi pemerintah tidak kunjung memperbaiki infrastruktur jalan ini."
 
Saya                :"Berapakah omset/pendapatan dari Daerah Wisata Gunung Kapur ini ?"
Pak Surya        :"Pendapatan  saat sedang ramai pengunjung biasanya mencapai lebih dari Rp. 500.000 dalam sehari. Jika sedang sepi bahkan bisa tidak mendapat pendapatan."
 
Saya                :"Kapankah saat wisata Gunung Kapur ini sedang ramai pengunjung maupun sepi pengunjung ?"
Pak Surya        :"Biasanya tempat wisata ini ramai ketika akhir pecan dan musim liburan datang. Jika saat sepi nya itu biasanya saat anak-anak sekolah. Itu bisa sampai tidak ada pengunjung seharian."
 
Saya                :"Apakah dampak dari tempat wisata Gunung Kapur ini terhadap kehidupan Bapak ?"
Pak Surya        :"Dampak adanya tempat wisata Gunung Kapur ini terhadap kehidupan saya adalah cukup membantu dalam segi ekonomi dan menyejahterakan keluarga saya."
 
Saya                :"Apakah harapan Bapak terkait infrastrukur yang tidak terawat ini demi eksistensi kembali kawasan Gunung Kapur ini seperti dulu ?"
PakSurya         :"Harapan kami untuk infrastruktur jalan menuju tempat wisata Gunung Kapur ini segera diperbaiki. Agar perekonomian masyarakat sekitar Gunung Kapur ini kembali membaik.
 
 
2.      TINJAUAN TEORI
Paradigma konstruktivisme ialah paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan kebenaran suatu realitas sosial bersifat relatif. Paradigma konstruktivisme ini berada dalam perspektif interpretivisme (penafsiran) yang terbagi dalam tiga jenis, yaitu interaksi simbolik, fenomenologis dan hermeneutik. Menurut paradigma konstruktivisme realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang. Konsep mengenai konstruksionis diperkenalkan oleh sosiolog interpretative, Peter L.Berger bersama Thomas Luckman. Dalam konsep kajian komunikasi, teori konstruksi sosial bisa disebut berada diantara teori fakta sosial dan definisi sosial.
            Paradigma konstruktivis dipengaruhi oleh perspektif interaksi simbolis dan perspektif strukturan fungsional. Perspektif interaksi simbolis ini mengatakan bahwa manusia secara aktif dan kreatif mengembangkan respons terhadap stimulus dalam dunia kognitifnya. Dalam proses sosial, individu manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relatif bebas di dalam dunia sosialnya. Realitas sosial itu memiliki makna manakala realitas sosial tersebut dikonstruksikan dan dimaknakan secara subjektif oleh individu lain, sehingga memantapkan realitas itu secara objektif.
Pendekatan konstruktivisme merupakan upaya untuk meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini berhubungan dengan masalah yang dihadapi mahasiswa, membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan sosial, serta kemampuan berpikir kritis. Pengetahuan bukanlah seperangkat kata-kata, konsep atau kaidah yang siap diambil, dan diingat. Namun manusia harus mengkonstruksi pengetahuannya, dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Pendekatan konstruktivisme ini memfasilitasi mahasiswa untuk dapat mengembangkan potensi dalam dirinya untuk berpikir kronologis, kritis analitis  seperti mengembangkan kemampuan pengetahuan, pemahaman, analisis dan sikap serta perilaku berdasarkan pengalaman yang akan membantu siswa dalam mengambil hikmah dari pengalaman tersebut, untuk dijadikan tolak ukur dalam bersikap, berpikir dan bertingkah laku.
 
3.      GAMBARAN LOKASI
 
      Secara umum, Desa Cogrek adalah wilayah desa yang keberadaannya disamping kota. Walaupun Desa Cogrek keberadaannya tidak begitu masuk ke pedalaman, vegetasi disana masih cukup terjaga dengan cukup banyaknya pepohonan disepanjang jalan. Keadaan alam di Desa Cogrek pun cukup bervariasi, ada yang dimanfaatkan untuk perkebunan, tambak ikan dll.
      Batas wilayah Desa Cogrek Kec. Ciseeng
Sebelah Utara        : Berbatasan dengan Kec. Parung
Sebelah Selatan     : Berbatasan dengan Kec. Rumpin
Sebelah Barat        : Berbatasan dengan Kec. Kemang dan Kec. Rancabungur
Sebelah Timur       : Berbatasan dengan Kec. Gunung Sindur
 
Luas wilayah dan pemanfaatan lahan di Desa Cogreg.
No.
Pemanfaatan tanah
Luas wilayah
1.
Sawah
51 ha
2.
Pekarangan dan pemukiman
73.4 ha
3.
Ladang/kebun
39.8 ha
4.
Kolam/empang
17.1 ha
5.
Kuburan
5.3 ha
6.
Lainnya
12.3 ha
 





 
     
4.      HASIL PENELITIAN
 
      Keadaan masyarakat Desa Cogreg umum nya bekerja di kota namun ada juga yang berprofesi sebagai peternak ikan, pengrajin tempe, pedagang serta berprofesi sebagai pengelola wisata alam Gunung Kapur.
Dampak Penyediaan Infrastruktur dan Perkembangan Kondisi Ekonomi

Jawaban
Jumlah responden
%
Dampak penyediaan infrastruktur
Penurunan biaya hidup
15
75
Kenaikan pendapatan
13
65
Keduanya
13
65
Tidak ada
6
30
Perkembangan keadaan ekonomi keluarga
Lebih baik
10
50
Biasa saja
6
30
Lebih buruk
4
20
Sumber: Data survey lapangan, Juni 2015, diolah
Secara kuantitatif, responden yang menyatakan terjadi penurunan biaya hidup dari adanya infrastruktur ada 15 responden (75 persen), sementara yang menyatakan terjadinya kenaikan pendapatan hanya 13 atau 65 persen, sisanya menyatakan tidak ada pengaruhnya terhadap pendapatan atau keduanya. Terhadap kondisi perekonomiannya, responden umumnya menyatakan bahwa saat ini kondisinya lebih baik, mencapai 50 persen, yang menjawab biasa saja tanpa perubahan 30 persen dan yang menyatakan lebih buruk 20 persen.
Perlunya peranan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat untuk pengembangan pembangunan jalan untuk kehidupan yang lebih baik. Sinergi dari berbagai pihak mampu menggerakkan roda pembangunan perekonomian yang mampu menyejahterakan masyarakat.
            Daerah Desa Cogreg memiliki tempat wisata alam yakni Gunung Kapur. Namun sangat disayangkan jalan utama menuju tempat wisata tersebut sangatlah tidak memadai. Terdapat jalan sekitar  2 KM dijalan utama yang berlubang, dan sangat tidak nyaman dilintasi. Apalagi jika keadaan jalan habis diguyur hujan, pastinya jalan akan semakin berbahaya karena banyak lubang jalan yang tertutup genangan air sehingga masyarakat yang melintasi daerah tersebut harus sangat berhati-hati melintasi jalan tersebut.
 
            Masyarakat Desa Cogreg telah berulang kali menegur pemerintah untuk melakukan perbaikan jalan namun tidak kunjung diperbaiki karena alasan dana yang belum ada. Sudah sekitar 4 tahunan akses jalan menuju kawasan wisata Gunung Kapur tersebut tidak memadai. Koordinasi antara masyarakat dan pemerintah harus ditingkatkan demi memajukan kesejahteraan ekonomi masyarakat khususnya daerah wisata Gunung Kapur.
 
Berikut adalah gambar hasil observasi di jalan dan kawasan wisata Gunung Kapur :
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
                       
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
5.      KESIMPULAN
Infrastruktur jalan merupakan hal yang sangat vital bagi setiap masyarakat. Pada khususnya masyarakat di daerah desa Cogreg, Ciseeng yang masih belum memadai keadaan jalan disana. Keadaan insfrastruktur jalan yang sangat tidak memadai terhampar cukup panjang menuju daerah wisata Gunung Kapur.
Pengembangan Desa Cogreg masih sangat diperlukan. Segala potensi yang dimiliki Desa Cogreg tidak akan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya jika tidak ada infrastruktur jalan darat yang memadai. Mahalnya biaya hidup membuat biaya segala bidang menjadi tinggi, padahal kesejahteraan masyarakat Desa Cogreg masih tergolong rendah. Demikian juga sektor perdagangan, pertanian, pendidikan, dan lain-lain, tidak akan dapat berkembang dengan baik.
Perlunya peranan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat untuk pengembangan pembangunan jalan untuk kehidupan yang lebih baik. Sinergi dari berbagai pihak mampu menggerakkan roda pembangunan perekonomian yang mampu menyejahterakan masyarakat.
 
6.      DAFTAR PUSTAKA
 
Sugiyantu, C. dan Setiawan B. 2007. "Kajian Aspek Kemasyarakatan di dalam Pengembangan Infrastruktur Indonesia".  Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat. Universitas Indonesia

            Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofyan.1989. MetodePenelitian Survai. LP3ES:Jakarta.

Sajogyo dan Sajogyo, Pudjiwati. 1983. Sosiologi Pedesaan Jilid 1. Jogjakarta: UGM Perss
 
 
 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini