Nama : Iqbal Zaenal Mutaqin
NIM : 11140540000003
Prodi : Pengembangan Masyarakat Islam
PENTINGNYA PENDIDIKAN SEJAK DINI BAGI MASYARAKAT DESA
I. Pendahuluan
Setiap dari kita tentunya setuju, bahwa pendidikan adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan ini. Di dalam era yang penuh kompetisi ini, semua orang berlomba-lomba untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik. Siswa-siswi rela meluangkan waktunya untuk belajar atau mengikuti berbagai les agar dapat meraih nilai yang baik atau agar diterima di sekolah/perguruan tinggi yang baik. Dalam hal ini, orang tua juga rela mengeluarkan dana dalam jumlah yang cukup besar untuk mendukung anaknya unggul dalam pendidikan.
Sayangnya, pendidikan di Indonesia ini belum merata. Pendidikan di Indonesia masih hanya terpusat di kota-kota besar saja. Memang benar bahwa pemerintah telah mencanangkan dan juga melaksanakan program sekolah gratis di berbagai wilayah di Indonesia. Permasalahanya adalah, apakah sekolah-sekolah tersebut menunjang bangku persekolahan? Salah satu contoh lain dari tidak meratanya pendidikan di Indonesia ini adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Selain belum meratanya PAUD, PAUD juga masih mengalami berbagai kendala dalam hal fasilitas belajar, kualitas guru, dan kompensasi untuk para guru.
II. Permasalahan yang dikaji
Pendidikan sangatlah penting untuk membangun masa depan bangsa. Pendidikan yang diterapkan sejak dini sangat berpengaruh pada awal masa perkembangan diri anak. Oleh karena itu, pemerintah harus mampu memperhatikan pendidikan anak di usia dini. Pemerintah hanya mewajibkan belajar 9 tahun yang dimulai dari tingkat Sekolah Dasar. Seharusnya pemerintah dapat pula menggratiskan sekolah Pendidikan Usia Dini (PAUD) juga. Masalah di desa Cibatok II bukan hanya kurang adanya perhatian pemerintah, tetapi juga kurang pedulinya orang tua kepada masa depan anaknya, terutama tidak peduliannya terhadap anak perempuan. Seolah-olah anak perempuan hakikatnya hanya mengurus rumah tangga.
III. Metodologi
· Subyek Penelitian : Kondisi pendidikan Desa Cibatok II dan kondisi geografis Desa
Cibatok II
· Sumber data :Data-data yang saya peroleh merupakan wawancara dari aparatur Desa Cibatok II
· Teknik pengumpulan data :
1. Observasi
2. Wawancara
· Jenis sumber data :
a. Data primer : data yang diperoleh dari penduduk langsung dengan mengajukan pertanyaan secara tertulis untuk mendapatkan jawaban diperlukan peneliti
b. Data sekunder yaitu data penunjang yang diperoleh dari lembaga pemerintah setempat dan instansi terkait.
IV. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian: Penelitian ini dilaksanakan pada 15 Juni 2015
Tempat penelitian : Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cibatok II terletak di kecamatan Cibungbulang kabupaten bogor, Provinsi Jawa Barat.
V. Tinjauan Teoritis
Analisis univari atatau biasa yang dikenal dengan analisis table frekuensi merupakan analisis terhadap satu variable, yang dimaksudkan untuk memperoleh gambaran karakteristik suatu variable. Analisis ini terutama menggunakan data yang ditampilkan dalam table frekuensi, untuk mengetahui adanya tendensi sentra dengan menggunakan ukuran pemusatan; distribusi atau sebaran dengan memakai berbagai ukuran penyebaran dan frekuensi dengan menggunakan angka mutlak atau relative/ presentasi.
Analisis satu variable ini sangat penting, karna itu table frekuensi hendaknya dibuat untuk semua variable penelitian, meskipun tabel-tabeltersebut tidak semuanya dimuat dalam laporan penelitian. Akan tetapi, table frekuensi ini dibuat untuk analisis selanjutnya baik bagi peneliti sendiri maupun untuk orang lain yang ingin menggunakan data penelitian tersebut.
Kelas elit : Bidan, Pns, Polri, Tni
Kelas bawah : Buruh tani, Pedagang Kecil
VI. Gambaran Lokasi
Desa Cibatok II memilik pemandangan yang indah. Terdapat banyak lahan pertanian dan perkebunan seperti padi-padian, ubi dan singkong. Dalam hal yang berkaitan dengan setiap kegiatan pembangunan tentunya erat kaitannya dengan hal pembiayaan. Pembiayaan itu pula yang menjadi kendala dalam kegiatan pembangunan infrastruktur jalan. Hal itu disebabkan, karena kondisi sekarang ini kurang bisa mendukung untuk dilakukannya kegiatan pembangunan yang berskala besar dengan pembiayaan yang besar pula.
Pembiayaan disana lebih mengutamakan pembangunan infrastruktur. Pemerintah setempat kurang memperhatikan pendidikan, khususnya di pendidikan usia dini (PAUD). Hal ini terbukti, di desa Cibatok II hanya terdapat 2 TK/PAUD. Oleh karenanya peningkatan jalan sangat diharapkan dan akan bermanfaat sekali guna pembangunan secara keseluruhan.
1. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk Desa Cibatok Dua sampai akhir bulan 31 Desember Tahun 2012, tercatat sebanyak 7.243 Jiwa (sumber data dari laporan jumlah penduduk perbulan Desember 2012) terdiri dari :
Jumlah laki-laki
|
3.750 orang
|
Jumlah perempuan
|
3.493 orang
|
Jumlah total
|
7.243 orang
|
Jumlah kepala keluarga
|
1.804 KK
|
Kepadatan Penduduk
|
0.01 per km
|
2. Pendidikan
TINGKATAN PENDIDIKAN
|
LAKI-LAKI
|
PEREMPUAN
|
Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK
|
65 orang
|
28 orang
|
Usia 3-6 tahun yang sedang TK / play group
|
126 orang
|
87 orang
|
Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah
|
30 orang
|
20 orang
|
Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah
|
755 orang
|
302 orang
|
Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah
|
45 orang
|
145 orang
|
Usia 18-56 thn pernah SD tetapi tidak tamat
|
250 orang
|
125 orang
|
Tamat SD/sederajat
|
500 orang
|
1500 orang
|
Jumlah usia 12 – 56 tahun tidak tamat SLTP
|
200 orang
|
300 orang
|
Jumlah usia 18 – 56 tahun tidak tamat SLTA
|
370 orang
|
286 orang
|
Tamat SMP/sederajat
|
700 orang
|
1445 orang
|
Tamat SMA/sederajat
|
594 orang
|
1145 orang
|
Tamat D-1/sederajat
|
50 orang
|
30 orang
|
Tamat D-2/sederajat
|
25 orang
|
15 orang
|
Tamat D-3/sederajat
|
10 orang
|
10 orang
|
Tamat S-1/sederajat
|
35 orang
|
3 orang
|
Tamat S-2/sederajat
|
5 orang
|
3 orang
|
Tamat S-3/sederajat
|
- orang
|
- orang
|
Tamat SLB A
|
- orang
|
- orang
|
Tamat SLB B
|
- orang
|
- orang
|
Tamat SLB C
|
- orang
|
- orang
|
.................................................................
|
- orang
|
- orang
|
Jumlah
|
3.750 orang
|
3.493 orang
|
Jumlah Total
|
7.243 orang
|
3. Sarana dan Prasarana Pendidikan Umum :
a. TK : 2 buah.
b. SD : 3 buah.
c. SLTP : 1 buah.
d. SMA : - buah.
e. DIPLOMA : - buah.
f. PERGURUAN TINGGI : - buah.
g. Tempat-tempat Kursus : - buah.
h. BLK : - buah.
4. Sarana dan Prasarana Pendidikan Islam :
a. R.A / TK ALQUR'AN : 5 buah.
b. MADRASAH IBTIDAIYAH : 1 buah.
c. M T S : - buah.
d. M A N : - buah.
e. Pondok Pesantren : 9 buah.
f. Majelis Taklim : 9 buah.
VII. Hasil Penelitian
A. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana keadaan pendidikan usia dini di desa cibatok II?
B. Hasil Petanyaan Penelitian
Keadaan pendidikan cukup memadai. Dilihat dari jumlah sekolah PAUD, di desa Cibatok II meiliki 2 TK/PAUD dengan jumlah 213 siswa. Tetapi, perlu ditingkatkan lagi dari segi jumlah sekolah. Dari segi keterbelakangan pendidikan desa Cibatok II cukup memprihatinkan pula. Sebab, terdapat 245 orang yang tidak dapat mengenyam pendidikan. Berbagai factor mungkin dapat mempengaruhi, salah satunya keterbatasan dana untuk sekolah tersebut.
Seharusnya ini menjadi perhatian pemerintah, untuk lebih memperluas jangkauan program sekolah gratis 9 tahun. Jadi, bukan hanya orang kota yang bias merasakan. Tetapi, orang miskin atau tidak mampu di desa juga dapat merasakannya.
VIII. Pertanyaan Teknis
1. Sejak kapan desa Cibatok II mulai membangun TK/PAUD?
2. Siapa seorang penggerak TK/PAUD pertema kali?
3. Apa yang menyebabkan seseorang berniat untuk membangun TK/PAUD?
4. Apa bentuk bantuan masyarakat sekitar untuk mensupport adanya TK/PAUD tersebut?
5. Apa saja hambatan untuk menciptakan kepercayaan masyarakat bahwa pentingnya pendidikan?
IX. Hasil Pertanyaan Teknis
Peneliti mewawancara salah seorang penduduk di Desa Cibatok II yang bernama Bu Ipeh diatas.
1. Sejak tahun 2009
2. TK/PAUD II di desa Coibatok II dipelopori oleh bapak Asep
3. Bapak Asep tergerak hatinya karena didasari oleh keyakinan bahwa masa depan itu ditanam dari sejak dini.
4. Masyarakat sekitar sebagian mensupport adanya TK/PAUD ini. Mulai dari usia3 tahun mereka ada yang suda menyekolahkan anaknya di TK/PAUD.
5. Ada beberapa hambatan. Pertama, kurangnya biaya. Kedua, kurangnya kesadaran orang tua akan pendidikan anaknya.
X. Kesimpulan
Di desa penyelenggaraan pendidikan anak usia dini masih belum memadai, kurangnya sarana dan prasarana, alat bermain yang sedikit inipun merupakan hasil swadaya dari orang tua, karena tersedia fasilitas kurang memadai dengan jumlah siswanya, sehingga menyebabkan berebutan antar siswa, perkelahian serta tangisanpun tak terelakan lagi. Kondisi ini terparah dengan sumber daya pengajar yang kurang, karena untuk mengrekrut tenaga kerja pengajar butuh pemikiran yang panjang, apalagi dengan gaji yang ala sekedarnya, yang tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari.
Ini berbanding terbalik, ketika kita mendengar dan melihat seorang pemimpin rakyat di beberapa pemberitaan media baik media lokal maupun media nasional dengan bangganya mereka berlomba - lomba bisa hidup bahagia mengkorupsi uang negara dengan nilai yang sangat fantastik.
XI. Daftar Pustaka
Salam, S., & Fadhillah, A. (2008). Sosiologi Perdesaan. Jakarta: Lembaga Peneliti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar