Sosiologi dan Agus Comte. Isnaini Anis Farhah 1112051000128 (Tugas Ke-2)
Sosiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu "socius" yang artinya teman dan "logos" yang artinya ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan dan diungkapkan pertama kali nya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan Auguste Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Sosiologi adalah ilmu yanbg mengkaji tentang masyarakat dan hubungannya dengan lingkungan tempat masyarakat tersebut tinggal. Sosiologi menjelaskan perilaku individu/kelompok dalam masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat,perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. Dengan sosiologi dapat diketahui bagaimana dampak dan pengaruh suatu perilaku individu dan kelompok.
Ilmu Sosiologi atau terkadang disebut sebagai sosiologi saja mencakup berbagai bidang, sehingga kita bisa menemui beberapa istilah yang terkait dengan sosiologi. Misalnya sosiologi kota yang berarti sosiologi perkotaan. Atau sosiologi makro yang berarti pengetahuan tentang sistem sosial secara total yang mencakup semua aspek masyarakat.
Tokoh utama dalam sosiologi adalah Auguste Comte (1798-1857) berasal dari Perancis yang merupakan manusia pertama yang memperkenalkan istilah sosiologi kepada masyarakat luas. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial.Auguste Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi di dunia Internasional. Comte terinspirasi oleh ilmu sains dan ingin menjadikan sosiologi setara dengan ilmu sains lainnya. Sebenarnya Comte belum mengajukan secara rinci apa yang menjadi pembahasan sosiologi. Namun dia mengajukan dua bagian pokok yaitu social statistic dan sosial dynamics.
- Social Statistic : Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan.
- Social dynamics: Bagaimana lembaga-lembaga tersebut berkembang dan mengalami
perkembangan sepanjang waktu.
Auguste Comte juga mengajukan tiga tahap perkembangan masyarakat yang dapat disebut hukum tiga tahap. Tahap-tahap perkembangan ini didasarkan pada cara berpikir masyarakat. Cara berpikir yang berbeda-beda ini berpengaruh pada pola kelembagaan dan organisasi sosial masyarakat. Jadi, waktu struktur social masyarakat tergantung pada pandangan dunia atau cara mengenal dan menjelaskan gejala yang dominan.
Penjelasan Auguste Comte mengenai tiga tahap perkembangan pikiran manusia adalah :
1. Tahap Teologis
Tingkat pemikiran manusia dimana ia memahami bahwa semua gejala di dunia ini disebabkan oleh hal-hal supernatural. Cara pandang seperti ini tidak dapat diterapkan dalam ilmu pengetahuan.
Auguste Comte membagi tahap ini menjadi tiga periode yaitu fetisisme (percaya pada kekuatan benda-benda),politeisme (percaya pada banyak dewa), da monoteisme (percaya pada satu kekuatan tertinggi).
2. Tahap Metafisik
Ini hanya merupakan bentuk lain dari tahap yang pertama. Bedanya, kalau yang pertama akal budi mengandaikan yang supernatural secara absolut, sedangkan tahap metafisik mengandaikan adanya kekuatan-kekuatan abstrak, hal-hal yang benar-benar nyata melekat pada semua benda dan mampu menghasilkan gejala-gejala yang ada di dunia. Dalam tahap ini, manusia belum berusaha untuk mencari sebab serta akibat dan gejala-gejala.
3. Tahap Positif
Tahap ini mengandaikan manusia sudah dapat berpikir secara ilkmiah. Akal budi manusia tidak lagi memusatkan perhatian pada pengertian-pengertian absolut, asal dan tujuan alam semesta. Tapi memusatkan perhatian pada studi tentang hukum-hukumnya yang tidak berubah. Sarana-sarana pengetahuan ini adalah penggabungan antara penalaran dan pengamatan secara empiris. Di tahap ini menunjukkan bahwa semangat positivisme yang selalu terbuka secara terus menerus terhadap data baru yang terus mengalami pembaharuan dan menunjukkan dinamika yang tinggi.
Comte mengatakan bahwa disetiap tahapan tentunya akan selalu terjadi suatu konsensus yang mengarah pada keteraturan sosial, dimana dalam konsensus itu terjadi suatu kesepakatan pandangan dan kepercayaan bersama, dengan kata lain suatu masyarakat dikatakan telah melampaui suatu tahap perkembangan diatas apabila seluruh anggotanya telah melakukan hal yang sama sesuai dengan kesepakatan yang ada. Ada suatu kekuatan yang dominan menguasai masyarakat yang mengarahkan masyarakat untuk melakukan konsensus demi tercapainya suatu keteraturan sosial
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar