Senin, 30 September 2013

Raaafazaahirah_KPI1A_Tugas4_sosiologi_Max Weber

1. Economic and society

Di dalam buku ini menjelaskan tetang tipe-tipe ideal. Tipe –tipe ideal adalah salah satu sumbangan terpenting dari Max Weber untuk sosiologikontemporer.seperti yang kita ketahui bahwa Weber percaya bahwa tanggung jawab sosiolog adalah mengembangkan perangkat konseptual,yang kemudian dapat digunakan oleh sejarawan dan sosiolog. Perangkat konseptual tersebut disebut juga dengan tipe ideal:





Tipe ideal dibentuk oleh aksentuasi satu sisi dari satu atau lebih
sudut pandang dan oleh sintesis dari begitu banyak fenomena individual
konkret yang kabur, khas, kadang kala kentara dan kadang –kadang
tidak, yang diatur menurut sudut pandang satu sisi ke dalam konstruk
analitis terpadu. ...dalam kemurnian konseptualnya, konstruk menta
ini...secara empiris tidak dapat ditemukan di dalam realitas.

(Weber,1903-17/1949:90)

Tipe-tipe ideal merupakan perangkat heuristik, mereka berguna dan
membantu dalam melakukan penelitian empiris dan dalam memahami aspek
tertentu dari dunia sosial (individu historis). Seperti yang dikatakan
Lachman, "pada dasarnya tipe ideal adalah tolak ukur" (1971:26), atau
menurut Kalberg, "standar pembanding"(1994:87). Inilah yang dikatakan
Weber : "fungsinya adalah alat pembanding dengan realitas empiris
untuk menentukan ketidaksesuaian atau kemiripan, untuk
menggambarkannya dengan konsep yang paling dapat dipahami secara
tepat,dan untuk menentukan dan menjelaskannya secara kausal
(1903-17/1949:43). Sebagai contoh, ilmuan sosial akan mengontruksi
tipe ideal birokrasi berdasarkan atas keterlibatan mereka dengan data
sejarah.tipe ideal ini kemudian dapat dibandingkan dengan birokrasi
aktual.peneliti mencari ketidaksesuaian dan pada kenyataan riil dari
tipe ideal rata-rata.selanjutnya, mencari sebab-sebab ketidaksesuaian
dan penyimpangan ini. Beberapa alasan tipikal bagi ketidaksesuaian ini
adalah:

a) Tindakan birokat yang didasarkan pada informasi yang keliru.

b) Kesalahan strategi, terutama yang dilakukan oleh para pemimpin
birokrasi.

c) Kesalahan logika yang menopang tindakan pemimpin dan pengikut.

d) Keputusan birokratis yang didasarkan pada perasaan.

e) Segala irasionalitas dalam tindakan pemimpin dan pengikut birokrasi.

Sejalan dengan upaya Weber untuk menemukan titik tengah antara
pengetahuan nomotetis dengan pengetahuan idiografis, ia berpendapat
bahwa tipe-tipe ideal tidak boleh terlalu spesifik. Sebagai contoh,
pada kasus agama ia menolak tipe-tipe ideal sejarah agama secara umum,
namun ia pun harus bersikap kritis terhadap tipe-tipe ideal fenomena
yang sangat spesifik, seperti pengalaman keagamaan individual.
Tipe-tipe ideal justru dikembangkan dari fenomena antara, seperti
Calvinisme, pietisme, Metodisme, Baptisme (Weber,1904-05/1958).

Penggunaan kata ideal ideal atau utopia tidak boleh diartikan bahwa
konsep yang digambarkan tersebut dari sudut pandang mana pun adalah
yang terbaik di antara yang mungkin. Menurut Weber, istilah ini
berarti bahwa bentuk yang digambarkan dalam konsep tersebut jarang,
jika pernah, di temukan di dunia nyata. Sebaliknya Weber berargumen
bahwa tipe ideal tidak harus positif atau benar, bisa saja ia sama
sekali tidak dapat diterima secara moral atau bersifat negatif
(1903-17/1949).

Hekman (1983:38-59) juga mengakui bahwa Weber menawarkan beberapa
macam tipe ideal:

a. Tipe ideal historis. Ini terkait dengan fenomena yang
ditemukan pada epos sejarah tertentu.

b. Tipe ideal sosiologis umum. Ini terkait dengan fenomena yang
bersinggung dengan beberapa periode historis dan masyarakat.

c. Tipe ideal tindakan.merupakan tindakan murni yang didasarkan
pada motivasi pelaku.

d. Tipe ideal struktural. Merupakan sebab dan akibat tindakan sosial.



2. The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism

Di dalam buku ini menjelaskan kausalitas. Aspek lain dari metodologi
Weber adalah komitmennya pada studi kausalitas (Ringer,1997:75). Weber
cenderung melihat study sebab-sebab fenomena sosial berada dalam
wilayah sejarah bukan sosilogi. Namun ketika sosiologi dan sejarah
tidak dapat dipisahkan secara jelas dalam karya subtantif Weber, isu
kausalitas tetap relavan bagi sosiologi. Ini juga merupakan tempat
bagi Weber untuk mengombinasikan pendekatan nomotetis dengan
idiografis.

Yang Weber maksud dengan kausalitas adalah kemungkinan suatu peristiwa
diikuti atau disertai peristiwa lain. Menurut dia tidak cukup hanya
mencari keajekan historis, pengulangan, dan keparalelan, sebagaimana
yang dilakukan sebagai sejarawan. Namun peneliti harus melihat alasan,
sekaligus makna, perubahan-perubahan historis.

Meskipun Weber dapat dipandang memiiki model kausal satu jalan yang
berlawanan dengan mode penalaran dialektis Mark, dalam sosiolgi
subtantifnya ia selalu menyelaraskan hubungan antara ekonomi,
masyarakat, politik, organisasi, stratifikasi sosial, agama, dan lain
sebagainya. Jadi Weber bekerja dengan pendekatan multikausaldi mana "
sekumpulan pengaruh interaktif sering kali menjadi faktor kausal
efektif".

Weber cukup jelas ketika membicarakan isu keragam kausalitas dalam
studinya tentang hubungan antara protestanisme dengan semangat
kapitalisme, meskipun terkadang ditafsirkan lain. Sebenarnya hanya
ingin menyatakan bahwa etika protestan adalah salah satu faktor kausal
munculnya semangat kapitalismemodern.

Dan beginilah weber mengemukakan pandangannya:



Sejauh mungkin kita harus menjelaskan cara dan arah umum... gerakan
agama dalam mempengaruhi perkembangan budaya materi. Baru ketika hal
ini ditentukan dengan akurasi yang pas lah upaya dapat dilakukan untuk
memperkirakan sejauh mana perkembangan hisroris kebudayaan modern
dapat dilekatkan pada kekuatan religius dan sejauh mana pada kekuatan
lainnya.

(Weber,1904-05/1958:91-92).

Pemikiran Weber tentang kausalitas terkait erat dengan upayanya
memahami konflik antara pengetahuan nomotetis akan berargumen bahwa
terdapat hubungan pasti antara fenomena sosial, sementara pendukung
perspektif idiografis cenderung hanya melihat hubungan acak antara
entitas-ettitas tersebut. Seperti biasa, Weber mengambil posisi tengah
yang disajikan dalam konsep "kausalitas yang tepat". Istilah konsep
kausalitas yang tepat adalah mengadopsi pandangan bahwa hal terbaik
yang dapat kita lakukan dalam sosiologi adalah membuat pernyataan
parobabilistik tentang hubungan antara fenomena sosial.



Nama :Raafa Zaahirah

Nim :1113051000046

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini