Nama : Rifqi Masruri
NIM :1112051000095
Prodi/Semester : KPI/5 (C)
FENOMENA MEDIA KOMUNIKASI TERKINI DAN ETIKA KOMUNIKASI : PATH
Internet merupakan media komunikasi baru yang menawarkan kecanggihannya sebagai hasil inovasi teknologi. Sifatnya yang instan dan global menjadikannya sebagai sarana praktis untuk berbagi informasi. Terlebih di zaman sekarang, dimana mobilitas semakin mudah, dan moving yang semakin cepat serta tingkat kesibukan masyarakat yang tinggi. Tak ayal memang jika internet sekarang menjadi kebutuhan primer bagi sebagian besar kalangan masyarakat untuk sekedar berbagi informasi.
Masyarakat Indonesia kini mulai fasih menggunakan internet. Terbukti dengan kenaikan jumlah pengguna internet sebesar 58%, menjadikan Indonesia masuk dalam daftar penambahan jumlah pengguna internet terbesar ketiga di seluruh dunia (sumber:http://www.tempo.co/). Dan, karena terlalu fasihnya banyak masyarakat yang kecanduan internet. Sayangnya, yang menjadi candu adalah situs jejaring sosial/ sosial media. Menjamurnya berbagai aplikasi sosial messenger yang mendukung percakapan secara instan, telah membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih pasif. Seakan-akan mereka menghabiskan waktu mereka hidup dalam dunia maya yang semu.
Salah satu sosial media yang sedang digandrungi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini ialah Path. Salah satu kelebihan Path yang disukai adalah privasinya. Ya, di Path teman kita hanya dibatasi cuma 150 orang saja. Path memang mengkhususkan diri untuk orang-orang yang postingannya ingin diketahui oleh temen-temen terdekatnya atau keluarganya saja. Selain itu, aplikasi yang cuma bisa diakses lewat smartphone berbasis Android dan iOS ini juga menyajikan fitur-fitur yang banyak dan trendy. Namun pada bulan April lalu, Path yang awalnya hanya 150 menambah batas pertemanan menjadi 500. Kabar ini sebenarnya sudah sering terdengar tetapi belum terealisasikan, nyatanya saat ini kabar tersebut terwujud. Path yang muncul pada 2010 lalu sebenarnya sudah sering melakukan penambahan kuota pertemanan yang awalnya hanya 50 teman menjadi 150 dan saat ini menjadi 500 teman.
Kebanggaan tersendiri bagi Indonesia ketika masyarakatnya mulai terhindarkan dari suatu keadaan yang disebut "gaptek". Namun, terselip rasa miris ketika mendapati fakta bahwa konsumsi internet terbesar masyarakat Indonesia hanya untuk situs jejaring sosial.
Media sosial memang memiliki fungsi positif untuk menjalin keakraban satu sama lain. Namun, selain pengaruh positif, media sosial juga berdampak negatif terutama untuk psikologis manusia, yaitu membuat manusia hidup menyendiri dan asik dengan dirinya sendiri atau bahkan mengakibatkan berkurangnya interaksi sosial di dunia nyata. Interaksi sosial mereka lebih intens di dunia maya atau lebih tepatnya yang jauh terasa dekat dan yang dekat terasa dijauhkan. Hal ini tentunya akan mengurangi hubungan sosial di dunia nyata yaitu hubungan antar keluarga, antar teman, maupun antar teman sekantor yang dapat digantikan di dunia sosial media. Perubahan pola hidup seperti ini harus diwaspadai dampak jangka panjangnya, yang akan merenggangkan interaksi sosial di masyarakat maupun di dunia kerja. Dampak lain dari sosial media ini adalah tak sedikit orang yang menjadi apatis, tidak peduli lingkungan, dan tidak peduli orang lain.
Baru-baru ini banyak kasus pencemaran nama baik melalui sosial media Path ini,salah satu contohnya yaitu Dinda. Dinda saat itu mencurahkan kekesalannya pada Ibu Hamil di dalam kereta melalui Path, dan nada seorang temannya yang menyimpan screenshot postingan Dinda dan menyebarkannya. Sejak saat itu nama Dinda pun menjadi bahan pembicaraan berbagai pengguna sosial media lain dan tak ayal banyak orang yang membully Dinda berkat postingannya tersebut.
Ada satu fenomena unik yang bisa diamati disini, yaitu kebebasan berbicara. Mereka yang di dunia nyata takut berpendapat seakan mendapat ruang untuk berekspresi lewat jejaring sosial. Tapi di sisi lain, karena terlalu bebasnya berekspresi sampai-sampai orang lupa etika berpendapat. Kata-kata bullying tak jarang muncul menghiasi kolom komentar di sebuah forum online. Tanpa basa-basi, pun tanpa memperhitungkan dampak negatif dari pendapat sarkastik tersebut.
Menurut hasil survei, tujuh dari sepuluh orang menggunakan jejaring sosial sebagai tempat mencurahkan isi hati. Jejaring sosial dinilai sebagai cara terbaik untuk mendapatkan perhatian. Saat seseorang memperbarui status, sebenarnya mereka ingin mendapatkan simpati dari orang lain.
Dalam penggunaan media sosial sebaiknya lebih bijak dalam mengemukakan pendapat, cobalah untuk memposting obrolan atau informasi yang ringan dan sesuatu yang berguna untuk diri sendiri maupun orang lain. Jadikan media sosial hanya sebagai situs sosial, bukan sebagai "tempat berdo'a dan mencurahkan isi hati", karena sebenarnya semua masalah itu tidak sepantasnya disebar dan diceritakan kepada setiap orang. Bagi umat Muslim sebaiknya hanya curhat kepada Allah'Azza wa Jalla atas segala masalah yang sedang dihadapi. Seorang muslim hanya akan menampakkan kelemahannya di hadapan Allah, tidak kepada makhluk yang sama-sama lemah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar