Selasa, 26 Mei 2015

Nama Desa Buahdua_Iqbal Zaenal Mutaqin_PMI 2

Asal mula Nama Desa Buahdua

Diceritakan, pada saat Sumedang berada dibawah kekuasaan Kesultanan Mataram, pemerintah Sumedang memberikan tugas pada Kepala Cutak yang bernama Rd. Agus Salam untuk mempersiapkan jamuan makan pada rombongan pasukan Mataram yang ketika itu akan mengadakan penjelajahan dalam misi peperangan melawan VOC (Belanda) di Batavia.


Awalnya tersiar kabar, bahwa rombongan pasukan dari Mataram yang akan menjadi tamu Rd. Agus Salam akan tinggal sementara di daerah itu, tamu dari Mataram tersebut diperkirakan berjumlah 200 orang tentara, sehingga persiapan jamuan pun dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sejumlah pasukan tersebut selama tinggal di daerah Rd. Agus Salam. 

Namun ternyata kabar tersebut meleset, karena pada kenyataannya rombongan tamu dari Mataram lebih dari 200 orang dan melebihi jamuan yang telah dipersiapkan, diperkirakan tamu yang datang malah sepuluh kalilipatnya atau sekitar 2000 orang bahkan lebih. Untuk memenuhi segala kekurangan yang telah dipersiapkan sebelumnya, dan agar tidak mencemarkan nama baik Sumedang, Rd. Agus Salam mencari cara agar ketersediaan makanan mencukupi, karena itu adalah tanggung jawabnya sebagai Kepala Cutak. 

Berkat kecerdikan dan kesaktian yang ada pada dirinya, persiapan jamuan yang tadinya diperuntukkan bagi 200 orang tidak ada kekurangan ketika diperuntukan bagi 2000 orang tamu. Malah sebaliknya, persediaan makanan yang ada cukup bahkan berlebih, hal tersebut bukanlah sihir, melainkan berkat ilmu dan keyakinan yang dimiliki Rd. Agus Salam. Bahkan ketika rombongan tamu akan pulang ke Mataram, Rd. Agus Salam bisa memberikan bingkisan yang lumayan banyak pada pasukan Mataram tersebut.

Berdasar pada kejadian itu, Rd. Agus Salam mendapat anugrah kepercayaan dari pemerintah Sumedang kala itu sebagai Malandang (juru bagi) di wilayah kekuasaannya. Hingga kini, julukan nama Malandang diabadikan menjadi nama dusun di dekat makam beliau sekarang berada, dusun tersebut bernama Dusun Malandang.

Untuk menghormati jasa-jasa dan penghormatan kepada Rd. Agus Salam, sampai sekarang makamnya sangat terawat dan sering diziarahi anak cucunya yang datang dari berbagai wilayah di Sumedang. Bahkan dari luar Sumedang pun  banyak yang datang berziarah ke makam beliau. 

Mulai dari saat itulah daerah yang dulu dikuasainya, dimana beliau pernah menjabat sebagai Kepala Cutak, dikenal sebagai daerah panyeuseupan (tempat menyusu), karena kesuburan tanahnya yang bisa mensejahterakan penduduk yang tinggal di tempat itu.

Waktu pun berganti, muncullah nama baru untuk daerah panyeuseupan (tempat menyusu) yang diartikan pada buah dada layaknya seorang ibu yang sedang menyusui anaknya, yang dengan itu menjadi perantara Tuhan memberikan pertumbuhan bagi manusia, dan sebagai sumber kehidupan bagi manusia. Maka agar terdengar lebih sopan dari kata Buah Dada, kata tersebut diperhalus menjadi Buah Dua, sampai sekarang kata "Buahdua" tetap bertahan menjadi nama desa dan kecamatan di Sumedang, yaitu Desa Buahdua dan Kecamatan Buahdua. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini