Antropologi Budaya
Tugas Makalah Ini Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Uas Antropologi Budaya (PMI) IV
Budaya Pesantren Nurul Hidayah Filwadi Depok Jawa Barat
Oleh : AHMAD ALI NIDAULHAQ
1113054000027
M Fahmi Nurdin
1113054000023
Dosen Pembimbing :Dr. Tantan Hermansyah, M.Si.
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
A. Pengertian Budaya Pesantren
Ada banyak sekali pengertian mengenai budaya. A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn menghimpun sebanyak 160 lebih mengenai definisi kebudayaan tersebut dalam buku mereka berjudul Culture, a Critical Review of Concepts and Definitions. Secara etimologis, Koentjaraningrat menyatakan bahwa kata budaya berasal dari kata budhayah, bahasa Sanskerta, yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian, kebudayaan dapat dikatakan "hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal." Karena ia berkaitan dengan budi dan akal manusia, maka skupnya pun menjadi demikian luas. Koentjaraningrat kemudian menyatakan bahwa kebudayaan paling sedikit mempunyai tiga wujud, yaitu:
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma peraturan dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas, kelakuan berpola
dari manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karyamanusia.
Berdasarkan pengertian tentang budaya yang demikian, maka setiap individu, komunitas dan masyarakat melalui kreasinya pun bisa menciptakan sebuah budaya tertentu Ketika kreasi yang diciptakan itu kemudian secara berulang, bahkan kemudian menjadi kesepakatan kolektif maka pada saat itu kreasi itu telah menjelma menjadi sebuah budaya. Salah satu komunitas yang mampu membentuk budaya yang khas adalah pesantren. [1] Menurut Manfred Ziemek asal kata pesantren adalah "pe-santri-an" yang artinya tempat santri.[2] Jadi pesantren adalah tempat para santri untuk menuntut ilmu (Agama Islam). Pesantren adalah sebuah kawasan yang khas yang ciri-cirinya tidak dimiliki oleh kawasan yang lain. Karenanya tidak berlebihan jika Abdurrahman Wahid menyebut sebagai sub-kultur tersendiri. Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam sistem pendidikan pesantren secara tradisional yang menjadikannya khas adalah kiai, santri, masjid, pondok dan pengajaran kitab-kitab klasik.[3] Secara garis besar, tipologi pesantren bisa dibedakan paling tidak menjadi tiga jenis, walaupun agak sulit untuk membedak an secara ekstrim diantara tipe-tipe tersebut yaitu salafiyah (tradisional), khalafiyah (modern) dan terpadu.[4] Salafiyah adalah tipe pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam, atau kitab-kiab klasik yang ditulis oleh para ulama terdahulu. Metode pengajaran yang digunakan hanyalah metode bandongan, sorogan, hafalan dan musyawarah. Khalafiyah adalah tipe pesantren modern, yang di dalamnya mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam dan ilmu-ilmu pengetahuan umum, tetapi masih tetap mengajarkan kitab-kitab klasik seperti pesantren salafiyah. Pola kepemimpinan pesantren tipe ini biasanya kolektif-demokratis, sehingga tugas dan wewenang telah di deskripsikan secara jelas, sehingga tidak ada pemusatan keputusan pada figur seorang kiai. Sistem yang digunakan adalah sistem klasikal, dan evaluasi yang digunakan telah memiliki standar yang jelas dan modern. Pesantren salafiyah atau tradisional adalah model pesantren yang muncul pertama kali. Pesantren ini biasanya berada di pedesaan, sehingga warna yang muncul adalah kesederhanaan, kebersahajaan dan keikhlasan yang murni. Tetapi seiring perkembangan zaman maka pesantren juga harus mau beradaptasi dan mengadopsi pemikiran-pemikiran baru yang berkaitan dengan sistem.
B. Sejarah Pesantren
Sejarah pesantren Nurul Hidayah Filwadi yang berada di daerah Depok Jawa Barat. Pimpinan pesantren ialah bapak KH. Muhammad Bazri sekaligus pendiri pondok pesantren Nurul Hidayah Filwadi. Awal berdirinya pesantren Nurul Hidayah Filwadi ialah sekitar tahun 2000, pada saat itu KH. Muhammad Bazri masih menuntut ilmu atau masih mondok di pesantren Nurul Hidayah yang berada di Sadeng Bogor Jawa Barat. Kyai Bazri awalnya hanya mengajarkan ngaji kepada masyarakat sekitar rumah beliau di Kp Rawa Sari. Masyarakat yang di maksud adalah anak-anak remaja pria maupun wanita. Kyai Bazri meminta izin kepada gurunya di pondok pesantren Nurul Hidayah yang ada di Sadeng untuk pulang pergi dalam menjalankan kegiatanya di pondok, karen seharusnya pada peratuan pesantren semua santri harus menginap dan tidak boleh pulang pergi selama masih menjadi santri dipesantren Nurul Hidayah. karena statusnya Kyai Bazri masih salah satu santri dari pondok pesantren Nurul Hidayah. Setelah mendapat restu dari gurunya kyai Bazri rutin mengajarkan anak-anak kitab kuning, tafsir, nahu sorof. Pada akhirnya setelah kyai Bazri lulus dari pesantren tahun 2000, pada saat itu juga kyai Bazri menikah dan mendirikan pesantren yang diberi nama Nurul Hidayah Filwadi.
Pada saat itu kyai Bazri meminta kepada ke-2 orang tuanya bapak Asnan dan ibu Siti Hawa untuk mewakafkan sebagian tanahnya untuk dijadikan pesantren. Orang tua kyai Bazri pun menyetujui permintaan kyai Bazri. Bukan hanya itu orang tua kyai Bazri pun sedikit memberikan modal untuk bangunan pertama atau kelas.
Jadi modal awal yang di dapat kyai Bazri dalam membangun dan mendirikan pesantren Nurul Hidayah Filwadi yaitu dari kedua orang tuanya. Bangunan awal pesantren Nurul Hidayah Filwadi sangat sederhana, para santri dan santriawan menepati gubuk yang terbuat dari bambu dalam menjalankan belajar mengajar setiap harinya. Kyai Bazri pun tinggal di pesantren tersebut. Lebih tepatnya ya berada di gubuk sebelah yang biasa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Pesantren Nurul Hidayah Filwadi adalah pesantren Salapi, pesantren khusus mengaji santri tidak sekolah di pesantren tersebut. Ada santri dan santriawan yang menginap dan ada juga yang pulang pergi. Pada saat angkatan pertama santri dan santriawan berjumlah hanya 30 orang saja, yang terdiri dari 20 laki-laki dan 10 perempuan, yang rata-rata rumahnya disekitar wilayah pesantren.
Pada tahun 2000 keadaan masyarakat Kp Rawa Sari masih sangat sepi, rata-rata yang tinggal di kampung itu pun masih banyak pribumi asli. Masih jarang pengajian yang ada di Kp Rawa tersebut. Suasana kampung pun masih sangat alamiah, masih banyak balong-balong atau kali-kali yang airnya sangat jernih. Udara pun sangat sejuk dan pepohonan masih sangat banyak sekali. Jadi ketika kyai Bazri mengajarkan ngaji di wilayah kampung Rawa Sari respon masyarakat pun sangat baik, bahkan kegiatan yang dilakukan kyai Bazri sangat di dukung penuh oleh masyarakat sekitar. Karena pada saat itu pun guru ngaji masih sangat jarang di kawasan kampung rawa sari ini. Awalnya kyai Bazri hanya mengajarkan anak-anak remaja putra dan putri. Akan tetapi bapak-bapak dan ibu-ibu di sekitar kawasan pesantren Nurul Hidayah Filwadi pun meminta kepada kyai Bazri untuk mengisi ta'lim ibu-ibu dan bapak-bapak. Jadi intinya masyarakat sekitar pesantren Nurul Hidayah Filwadi sangat mendukung kegiatan yang dilakukan kyai Bazri untuk mengajarkan ngaji dan mendirikan pesantren di wilayah dekat rumahnya. Selain itu para ibu-ibu dan bapak-bapak sangat senang karena anak-anak mereka bisa belajar ngaji kepada kyai Bazri.
C. Kelembagaan Pesantren
Struktur yang ada di dalam pondok pesantren Nurul Hidayah Filwadi masih sangat sederhana, maksudnya masih sangat sedikit pengajar atau biasa di kenal ustadz dan ustadzah. Pimpinan pesantren ialah Bapak KH. Muhammad Bazri. Guru pengajar atau Ustadz yakni, Ustadz Muhammad Nurdin, Ustadz Taufik Hidayat, dan Ustadz Heiz Bulloh, Ustadz Ardi, dan Alm Ustadz Syahroni. Ustadz-ustadz yang mengajar di pesantren Nurul Hidayah Filwadi semua adalah lulusan dari pondok pesantren tersebut. Awal berdiri kyai Bazri hanya mengajar di temani oleh kakak beliau dan istri beliau, namun sekarang kyai Bazri sudah banyak mempunyai murid dan sekaligus mengajar di pondok pesantren Nurul Hidayah Filwadi. Jadi sekarang kyai Bazri bisa mengisi ta'lim di luar-luar, karena kegiatan pesantren diserahkan kepada ustadz Muhammad Nurdin keponakan beliau sekaligus yang bertanggung jawab atas kegiatan pesantren.
Pondok pesantren Nurul Hidayah Filwadi bekerja sama dengan yayasan Nurul Hidayah yang di dalam struktur pengurusnya keluarga dari kyai Bazri. Pimpinan yayasan kakak dari kyai Bazri yakni Ustadz Nur Amin. Yayasan Nurul Hidayah membiayai anak yatim yang mondok dipesantren Nurul Hidayah Filwadi gratis selama mondok di pesantren tersebut. Selain bekerja sama dengan yayasan Nurul Hidayah pesantren Nurul Hidayah Filwadi juga bekerja sama dengan orang dari timur tengah untuk masalah pendanaan, selain itu pesantren kyai Bazri yang berada di Sadeng Bogor sering memberikan bantuan berupa memberikan Al-Qur'an dan kitab-kitab yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar pesantren setiap harinya. Pondok pesantren Nurul Hidayah Filwadi pun banyak membuat proposal untuk membangun kelas atau memperbanyak ruang kelas. Namun dari keterangan kyai Bazri proposal yang dibuat jarang berhasil atau tidak ada orang yang memberikan bantuan melalui proposal yang tersebar, melainkan donatur-donatur yang datang dengan sendirinya dan memberikan bantuan kepada pihak pesantren. Biaya masuk untuk uang gedung Rp. 450.000,00 dan Biaya bayaran per anak yakni Rp.300.000,00 perbulan. Itu sudah biaya keseluruhan untuk makan dll.
Proses belajar mengajar pondok pesantren Nurul Hidayah Filwadi.
Senin
No | Waktu | Kegiatan |
1 | 02.00 – 03.30 WIB | Sholat Tahajud |
2 | 04.30 – 06.20 WIB | Sholat Subuh Berjamaah Dan Pengajian subuh |
3 | 12.15 – 13.20 WIB | Sholat Dzuhur Berjamaah Dan Makan Siang |
4 | 13.30 – 14.30 WIB | Sorogan Kitab |
5 | 15.15 – 16.15 WIB | Sholat Ashar Berjamaah |
6 | 16.20 – 17.15 WIB | Pengajian Ashar |
7 | 17.15 – 18.00 WIB | Istirahat Dan Piket Sore |
8 | 18.00 – 19.30 WIB | Sholat Magrib Berjamaah Dan Sorogan Al-Quran |
9 | 19.30 – 21.30 WIB | Sholat Isya Berjamaah Dan Pengajian Isya |
10 | 21.30 – 22.00 WIB | Makan Malam |
11 | 22.00 – 22.20 WIB | Belajar Malam |
12 | 22.20 – 02.00 WIB | Istirahat |
Selasa
No | Waktu | Kegiatan |
1 | 02.00 – 03.30 WIB | Sholat Tahajud |
2 | 04.30 - 06.20 WIB | Sholat Subuh Berjamaah Dan Pengajian subuh |
3 | 12.15 – 13.20 WIB | Sholat Dzuhur Berjamaah Dan Makan Siang |
4 | 13.30 – 14.30 WIB | Sorogan Kitab |
5 | 15.15 – 16.15 WIB | Sholat Ashar Berjamaah |
6 | 16.20 – 17.15 WIB | Pengajian Ashar |
7 | 17.15 – 18.00 WIB | Istirahat Dan Piket Sore |
8 | 18.00 – 19.30 WIB | Sholat Magrib Berjamaah Dan Sorogan Al-Quran |
9 | 19.30 – 21.30 WIB | Sholat Isya Berjamaah Dan Pengajian Isya |
10 | 21.30 – 22.00 WIB | Makan Malam |
11 | 22.00 – 22.20 WIB | Belajar Malam |
12 | 22.20 – 02.00 WIB | Istirahat |
Rabu
No | Waktu | Kegiatan |
1 | 02.00 – 03.30 WIB | Sholat Tahajud |
2 | 04.30 - 06.20 WIB | Sholat Subuh Berjamaah Dan Pengajian subuh |
3 | 12.15 – 13.20 WIB | Sholat Dzuhur Berjamaah Dan Makan Siang |
4 | 13.30 – 14.30 WIB | Sorogan Kitab |
5 | 15.15 – 16.15 WIB | Sholat Ashar Berjamaah |
6 | 16.20 – 17.15 WIB | Pengajian Ashar |
7 | 17.15 – 18.00 WIB | Istirahat Dan Piket Sore |
8 | 18.00 – 19.30 WIB | Sholat Magrib Berjamaah Dan Sorogan Al-Quran |
9 | 19.30 – 21.30 WIB | Sholat Isya Berjamaah Dan Pengajian Isya |
10 | 21.30 – 22.00 WIB | Makan Malam |
11 | 22.00 – 22.20 WIB | Belajar Malam |
12 | 22.20 – 02.00 WIB | Istirahat |
Kamis
No | Waktu | Kegiatan |
1 | 02.00 – 03.30 WIB | Sholat Tahajud |
2 | 04.30 - 06.20 WIB | Sholat Subuh Berjamaah Dan Pengajian subuh |
3 | 12.15 – 13.20 WIB | Sholat Dzuhur Berjamaah Dan Makan Siang |
4 | 13.30 – 14.30 WIB | Sorogan Kitab |
5 | 15.15 – 16.15 WIB | Sholat Ashar Berjamaah |
6 | 16.20 – 17.15 WIB | Pengajian Ashar |
7 | 17.15 – 18.00 WIB | Istirahat Dan Piket Sore |
8 | 18.00 – 19.30 WIB | Sholat Magrib Berjamaah Dan Sorogan Al-Quran |
9 | 19.30 – 21.30 WIB | Sholat Isya Berjamaah Dan Pengajian Isya |
10 | 21.30 – 22.00 WIB | Makan Malam |
11 | 22.00 – 22.20 WIB | Belajar Malam |
12 | 22.20 – 02.00 WIB | Istirahat |
Jumat
No | Waktu | Kegiatan |
1 | 02.00 – 03.30 WIB | Sholat Tahajud |
2 | 04.30 - 06.20 WIB | Sholat Subuh Berjamaah Dan Pengajian subuh |
3 | 11.30 – 13.00 WIB | Sholat Jumat Berjamaah Dan Makan Siang |
4 | 13.30 – 14.30 WIB | Sorogan Kitab |
5 | 15.15 – 16.15 WIB | Sholat Ashar Berjamaah |
6 | 16.20 – 17.15 WIB | Pengajian Ashar |
7 | 17.15 – 18.00 WIB | Istirahat Dan Piket Sore |
8 | 18.00 – 19.30 WIB | Sholat Magrib Berjamaah Dan Sorogan Al-Quran |
9 | 19.30 – 21.30 WIB | Sholat Isya Berjamaah Dan Pengajian Isya |
10 | 21.30 – 22.00 WIB | Makan Malam |
11 | 22.00 – 22.20 WIB | Belajar Malam |
12 | 22.20 – 02.00 WIB | Istirahat |
Sabtu
No | Waktu | Kegiatan |
1 | 02.00 – 03.30 WIB | Sholat Tahajud |
2 | 04.30 - 06.20 WIB | Sholat Subuh Berjamaah Dan Pengajian subuh |
3 | 07.00 – 11.00 WIB | Mencuci Pakaian Masing-Masing |
4 | 12.15 – 13.20 WIB | Sholat Dzuhur Berjamaah Dan Makan Siang |
5 | 13.30 – 14.30 WIB | Sorogan Kitab |
6 | 15.15 – 16.15 WIB | Sholat Ashar Berjamaah |
7 | 16.20 – 17.15 WIB | Pengajian Ashar |
8 | 17.15 – 18.00 WIB | Istirahat Dan Piket Sore |
9 | 18.00 – 19.30 WIB | Sholat Magrib Berjamaah Dan Sorogan Al-Quran |
10 | 19.30 – 21.30 WIB | Sholat Isya Berjamaah Dan Pengajian Isya |
11 | 21.30 – 22.00 WIB | Makan Malam |
12 | 22.00 – 22.20 WIB | Belajar Malam |
13 | 22.20 – 02.00 WIB | Istirahat |
Minggu
No | Waktu | Kegiatan |
1 | 02.00 – 03.30 WIB | Sholat Tahajud |
2 | 04.30 - 06.20 WIB | Sholat Subuh Berjamaah Dan Pengajian subuh |
3 | 07.00 – 09.00 WIB | Olah Raga Bersama |
4 | 09.30 – 11.30 WIB | Bersih-Bersih Pondok Pesantren Nurul Hidayah Filwadi |
5 | 12.15 – 13.20 WIB | Sholat Dzuhur Berjamaah Dan Makan Siang |
6 | 13.30 – 14.30 WIB | Sorogan Kitab |
7 | 15.15 – 16.15 WIB | Sholat Ashar Berjamaah |
8 | 16.20 – 17.15 WIB | Pengajian Ashar |
9 | 17.15 – 18.00 WIB | Istirahat Dan Piket Sore |
10 | 18.00 – 19.30 WIB | Sholat Magrib Berjamaah Dan Sorogan Al-Quran |
11 | 19.30 – 21.30 WIB | Sholat Isya Berjamaah Dan Pengajian Isya |
12 | 21.30 – 22.00 WIB | Makan Malam |
13 | 22.00 – 22.20 WIB | Belajar Malam |
14 | 22.20 – 02.00 WIB | Istirahat |
D. Impact Terhadap Masyarakat Dalam Bidang Pendidikan, Sosial, Dan Ekonomi
Impact di bidang pendidikan dengan adanya pesantren Nurul Hidayah Filwadi sedikit membatu, maksudnya anak-anak yang tidak mampu untuk sekolah di sekolahan umum maka mereka akan di suruh mengaji di pesantren Nurul Hidayah Filwadi. Mereka semua yang tidak sekolah di sekolahan umum memang tidak mendapatkan pelajaran-pelajaran pada umumnya di sekolah umum. Namun mereka semua belajar bagaimana menjadi anak yang soleh dan soleha yang bisa menjadi kebanggaan kedua orang tua. Dengan adanya pondok pesantren Nurul Hidayah Filwadi ini sikap, karakter, dan spritual anak-anak remaja laki-laki dan perempuan di Kp Rawa Sari sangat baik. Mereka semua belajar bagaimana mereka semua harus bersikap kepada orang yang lebih tua. Mereka semua diajarkan mengaji baca Al-Qur'an, belajar kitab, tafsir, dan ilmu nahu sorof. Tidak hanya yang tidak sekolah saja yang belajar di pesantren Nurul Hidayah Filwadi ini, melainkan anak-anak yang sekolah umum juga mengikuti pembelajaran dan kegiatan pesantren namun hanya waktunya saja yang berbeda. Kalau anak-anak yang tidak sekolah belajar dan mengaji dari pagi, akan tetapi buat yang sekolah umum mereka baru ngaji setelah mereka pulang sekolah. Jika anak-anak remaja yang mendapat ilmu di sekolahan umum lalu memberikan ilmunya kepada anak-anak yang tidak sekolah namun belajar dipesantren dan sebaliknya, maksudnya mereka saling bertukar ilmu, saya yakin ilmu dunia dan ilmu akhirat yang sama-sama mereka dapat tapi ditempat yang berbeda jika bisa dikolaborasikan bukan tidak mungkin anak-anak remaja wilayah Kp Rawa Sari Depok ini bisa menjadi generasi penerus bangsa. Intinya Impact yang pesantren Nurul Hidayah Filwadi ini khususnya di bidang pendidikan sangat baik. Keberadaan pesantren membawa kebaikan untuk mendidik generasi penerus bangsa yang memiliki moral dan ahklak yang baik.
Impact di bidang sosial dengan adanya pesantren Nurul Hidayah Filwadi ini bagi masyarakat sangat baik, yang tadi saya jelaskan di atas masyarakat Kp Rawa Sari sangat senang dan respect dengan adanya kegiatan atau berdirinya pesantren disekitar wilayah mereka. karena masyarakat menganggap bahwa keberadaan pesantren membawa pengaruh yang positif. Baik dalam kehidupan sehari-hari masyarakat maupun kehidupan spritual masyarakat yang semakin baik karena masyarakat bisa belajar ilmu agama Islam dengan kyai Bazri baik di dalam pesantren maupun majelis-majelis ta'lim yang sengaja di buat untuk kegiatan rutin masyarakat sekitar Kp Rawa Sari. Selain itu ketika masyarakat membuat kegiatan Maulid Nabi atau perayaan Isra Mi'raj, masyarakat tidak usah susah-susah untuk mencari tim hadroh dan qori karena pesantren Nurul Hidayah Filwadi mempunyai santri-santri yang ahli dalam bidang hadroh dan qori. Selain kegiatan perayaan hari-hari besar, masyarakat juga dapat menggunakan jasa-jasa para santri untuk ngaji orang meninggal. Karena biasanya di Kp Rawa Sari ini ketika ada yang meninggal apalagi orang pribumi asli, maka akan di ngajiin selama 7 hari berturut-turut, nah disitu masyarakat yang terkena musibah bisa menggunakan jasa para santri-santri untuk melaksanakan pengajian. Para santri pun biasanya membantu masyarakat jika ada pekerjaan membersikan lingkungan masyarakat, contohnya jika ada kegiatan untuk membersihkan selokan-selokan, sampah-sampah, dll. Para santri membantu masyarakat sekitar pesantren untuk melaksanakan kegiatan tersebut, karena sebagian santri pesantren Nurul Hidayah Filwadi ini adalah orang-orang yang berasal dari daerah yang notabenya mempunyai tenaga-tenaga yang besar maka bukan hal sulit untuk para santri membantu kegiatan masyarakat. Kyai Bazri pun mengizinkan para santri-santrinya untuk membantu masyarakat karena kalau hari minggu jadwal kegiatan santri banyak yang kosong. Intinya impact di bidang sosial sangat besar pengaruhnya dengan adanya pesantren Nurul Hidayah Filwadi ini.
Impact di bidang ekonomi dengan adanya pesantren Nurul Hidayah Filwadi. Memang tidak terlalu berpengaruh besar tidak seperti di bidang pendidikan dan sosial seperti yang di jelaskan diatas. Pada awalnya sebelum adanya pesantren Nurul Hidayah Filwadi ini keadaan ekonomi masyarakat Kp Rawa Sari normal-normal saja. Karena kebanyakan atau mayoritas masyarakat adalah orang betawi. Dengan adanya pesantren Nurul Hidayah Filwadi ini hanya mengubah ekonomi masyarakat sebagain kecil saja. Contohnya masyarakat yang membuka usaha warung di dekat pesantren yang menjual kebutuhan-kebutahan sehari-hari para santri seperti sabun, odol, sikat gigi dll. Bentuk warungnya pun sederhana dan tidak terlalu besar, namun keuntungan berjualan di sekitar pesantren lumayan banyak. Yang penting mah usahanya tetap berjalan menurut keterangan pemilik warung bapak udin. Intinya impact di bidang ekonomi pengaruhnya tidak terlalu besar, namun tetap ada pengaruhnya walaupun kecil. Jika secara keseluruhan belum berpengaruh besar dengan adanya pondok pesantren Nurul Hidayah Filwadi bagi masyarakat khususnya di bidang ekonomi.
E. Profil Tokoh Pesantren Nurul Hidayah Filwadi Depok Jawa Barat
Profil Pendiri
KH Muhammad Bazri merupakan pendiri dan pimpinan ponodok pesantren Nurul Hidayah Filwadi. Kyai Bazri lahir di sebuah wilayah yang berada di Depok Jawa Barat. Kyai Bazri anak ke-4 dari 6 bersaudara, kyai Bazri lahir pada tanggal 15 Maret 1974 lebih tepatnya 41 tahun yang lalu. Riwayat pendidikan kyai Bazri memang berlatarbelakang keagamaan, kyai Bazri ketika sekolah dasarnya di madrasah aliyah, ketika masuk SMP dan SMA kyai Bazri dikirim oleh kedua orang tuanya Bapak Asnan dan Ibu Siti Hawa ke pondok pesantren nurul hidayah Sadeng Bogor Jawa Barat. Kyai Bazri mondok selama 6 tahun di ponpes Nurul Hidayah Sadeng Bogor, lalu kyai Bazri dikirim oleh orang tuanya ke pondok pesantren yang berada di Cianjur Jawa Barat.
Pada tahun 2000 kyai Bazri menyelesaikan pendidikanya di kedua pondok pesantren tersebut, lalu kyai Bazri memutuskan untuk menikah dan mendirikan pesantren Nurul Hidayah Filwadi di daerah tempat kelahiranya Depok Jawa Barat. Kyai Bazri di karunia'i 4 orang anak, 3 laki-laki 1 perempuan, hasil perkawinan dengan Ibu Siti Fatimah pada tahun 2000.
Profil Pendukung
Ustadz Muhammad Nurdin adalah keponakan dari kyai Bazri, dan kyai Bazri mempercayai Ustadz Muhammad Nurdin sebagai penanggung jawab kegiatan pesantren Nurul Hidayah Filwadi. Karena menurut kyai Bazri Ustadz Muhammad Nurdin memiliki ilmu yang cukup tinggi dan mampu menjadi penangung jawab kegiatan pesantren. Ustadz Muhammad Nurdin lahir di Depok Jawa Barat pada tanggal 16 Mei 1984 lebih tepatnya 31 tahun yang lalu.
Ustadz Muhammad Nurdin sekolah dasarnya di Madrasah aliyah di dekat rumahnya. Ketika SMP dan SMA sama seperti kyai Bazri, Ustadz Muhammad Nurdin dikirim oleh kedua orang tuanya Bapak Mardinah dan Ibunya Alm Aminah untuk melanjutkan pendidikanya di pesantren Tarbiyatul Mubtadin di daerah Banten. Ustadz Nurdin mondok di pesantren Tarbiyatul Mubtadin selama 6 tahun, lalu Ustadz Nurdin dikirim oleh kyai Bazri ke pondok pesantren Nurul Hidayah di Sadeng Bogor Jawa Barat selama 2 tahun. Karena Ustadz Nurdin mempunyai kecerdasan yang tinggi Ustadz Nurdin dikirim lagi oleh pimpinan pondok pesantren Nurul Hidayah KH Syafiqul Kholki ke pondok pesantren yang berada di Tasikmalaya.
Di Tasikmalaya Ustadz Nurdin hanya mondok 2 tahun, jadi total Ustadz Nurdin mondok selama 10 tahun di tiga tempat yang berbeda. Ustadz Nurdin menikah pada tahun 2011 dengan wanita pujaanya Ibu Ayu. Ustadz Nurdin baru mempunyai 1 anak laki-laki yang bernama Ibni Mushnil Haq.
F. Kesimpulan
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa: pertama, pesantren sebagai subkultur mempunyai tiga komponen inti, yaitu kepemimpinan kyai yang mandiri, tidak terkooptasi oleh pemerintah, kemudian, kitab-kitab rujukan pengajian berasal dari kitab-kitab klasik dan terakhir mempunyai value. system tertentu yang dikembangkan dari kajian-kajiannya terhadap kitab-kitab klasik atau lebih dikenal dengan kitab kuning.
Komponen tersebut bergerak seiring dengan dinamika pesantren hingga membentuk budayanya sendiri. Budaya-budaya ini terbentuk akibat dari kebiasaan-kebiasaan santri yang di-konstruk oleh pesantren. Artinya, visi dan misi serta tujuan pesantren yang diperjuangkan untuk digapai bersama, baik oleh santri, pengurus ataupun pengasuh menjadi arah bagi seluruh aktivitas yang dibiasakan di pesantren. Aktivitas yang dibiasakan ini dalam bahasa sekarang dikenal dengan pendidikan karakter.
Pondok pesantren Nurul Hidayah Filwadi mempunyai cita-cita yakni melahirkan generasi penurus bangsa yang baik, baik dalam bersikap, bertindak, dan tentunya menteladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW.
G. Lampiran Foto Pesantren Nurul Hidayah Filwadi
Daftar Putaka
· Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kiyai,Jakarta: LP3ES, 1981
· Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren Pendidikan Alternatif Masa Depan , Jakarta: Gema Insani Press, 1997.
· Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan,Jakarta: Gramedia, 1976.
· Daulay, Haidar Putra, Historisitas dan Eksistensi Pesantren dan Madrasah, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001.
[1] Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan, (Jakarta: Gramedia, 1976), h. 19.
[2] Haidar Putra Daulay, Historisitas dan Eksistensi Pesantren dan Madrasah, (Yogyakarta: Tiara
Wacana, 2001), h. 7.
[3] Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren..., h. 44-60.
[4] Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren, Pendidikan Alternatif Masa Depan, (Jakarta: Gema
Insani Press, 1997), h. 45.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar