Selasa, 16 Juni 2015

Tugas Uas_Nurul Andani_Nur Syamsiyah_Budaya Pesantren

       I.            Konsep Dasar
Abdurrahman Wahid, Memberikan definisi bahwa pesantren adalah sebuah komplek dan lokasinya terpisah dengan kehidupan sekitarnya. Dalam komplek itu terdiri beberapa buah bangunan, rumah kediaman pengasuh, sebuah masjid temapat pengajaran yang diberikan dan asrama, tempat tinggal para santri.[1]
Menurut fungsinya, pesantren di samping sebagai pendidikan Islam, sekaligus merupakan penolong bagi masyarakat dan tetap mendapat kepercayaan di mata masyarakat. Jadi pesantren yang dimaksud dalam hal ini suatu lembaga pendidikan Islam yang didirikan di tengah-tengah masyarakat, yang di dalamnya terdiri dari pengasuh atau pendidik, santri, alat-alat pendidikan dan pengajaran serta tujuan yang akan dicapai.
Pesantren merupakan asrama dan tempat para santri belajar ilmu agama juga ilmu yang bersifat umum dan di didik untuk bagaimana hidup mandiri.[2]
 
    II.            Proses Pembangunan Pesantren
Pondok Pesantren Darunnajah adalah lembaga pendidikan Islam swasta (non-pemerintah).  Dirintis sejak 1942, didirikan Pondok Pesantren pada tanggal 1 April 1974 oleh (Alm) KH. Abdul Manaf Mukhayyar dan dua rekannya (Alm) KH. Qomaruzzaman dan KH. Mahrus Amin, dengan sistem kurikulum yang terpadu, pendidikan berasrama serta pengajaran bahasa Arab dan Inggris secara intensif.
Pondok Pesantren Darunnajah terletak di Jalan Ulujami Raya, nomor 86, Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta. Lokasi pesantren sangat menguntungkan karena berada di pinggiran ibukota, yang mana hal tersebut memudahkan komunikasi, baik dengan instansi pemerintah maupun dengan masyarakat luas.
Dengan didukung oleh lingkungan yang asri, Pondok Pesantren Darunnajah berupaya untuk mencetak manusia yang muttafaqoh fiddin untuk menjadi kader pemimpin umat/bangsa, selalu mengupayakan terciptanya pendidikan santri yang memiliki jiwa keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah Islamiyah, kebebasan berfikir dan berperilaku atas dasar Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW untuk meningkatkan taqwa kepada Allah SWT.
Sebagai jenis pesantren modern, santri Pondok Pesantren Darunnajah mempunyai pikiran terbuka dan moderat, tanpa menghilangkan unsur peran Islam. Disiplin dan kesederhanaan, diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kampus.
Di Pondok Pesantren Darunnajah, pengelolaan pendidikan dan pengajaran serta kegiatan santri sehari-hari dilaksanakan oleh para guru/ustadz dengan latar belakang pendidikan dari berbagai perguruan tinggi dan pesantren modern, yang sebagian besar tinggal di asrama dan secara penuh mengawasi serta membimbing santri dalam proses kegiatan belajar mengajar dan kepengasuhan santri.
Seiring berjalannya waktu, Pondok Pesantren Darunnajah dengan keikhlasan dan idealisme para pendirinya, lembaga ini terus berkembang, hingga saat ini memiliki 16 cabang di bawah Yayasan Darunnajah.  Dengan usaha selalu meningkatkan mutu pendidikan, pembangunan fisik, pengembangan dana dan mempersiapkan para kader untuk kemajuan jangka panjang lembaga pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat.
·         Sejarah Perkembangan Pesantren
Sejarah perkembangan Pondok Pesantren Darunnajah terbagi dalam beberapa periode:
1.      Periode Cikal Bakal (1942-1960)
Pada tahun 1942, KH. Abdul Manaf Mukhayyar (pendiri Pondok Pesantren Darunnajah) mempunyai sekolah Madrasah Al-Islamiyah di Petunduhan, Palmerah. Tahun 1959, tanah dan madrasah tersebut digusur untuk perluasan kompleks perkampungan olah raga Sea Games, yang sekarang dikenal dengan kompleksolah raga Senayan. Untuk melanjutkan cita-citanya, maka diusahakanlah tanah di Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.Periode inilah yang disebut dengan periode cikal bakal, sebagai modal pertama berdirinya Pondok Pesantren Darunnajah.
2.      Periode Rintisan (1961-1974)
Pada tahun 1961, KH. Abdul Manaf Mukhayyar membangun gedung madrasah enam lokal di atas tanah wakaf. Karena banyaknya rintangan dan hambatan, maka pendidikan belum bisa dilaksanakan di Ulujami, tetapi dilaksanakan di Petukangan bersama beberapa tokoh masyarakat setempat.
3.      Periode Pembinaan dan Penataan (1974-1987)
Pada tanggal 1 April 1974, pada awalnyapesantren mengasuh 3 orang santri saja. Pada periode inilah ditata kehidupan di Pesantren Darunnajah dengan sunnah-sunnahnya, seperti : aktivitas santri dan kegiatan pesantren disesuaikan dengan jadwal waktu sholat, menggali dana dari pesantren sendiri untuk lebih mandiri, meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran, dengan dibentuk Lembaga Ilmu Al-Qur'an (LIQ), Lembaga Bahasa Arab dan Inggris dan Lembaga Da'wah dan Pengembangan Masyarakat (LDPM), beasiswa Ashabunnajah (kelompok santri penerima beasiswa selama belajar di Darunnajah) untuk kader-kader Darunnajah.
4.      Periode Pengembangan (1987-1993)
Darunnajah mulai melebarkan misi dan cita-citanya, mengajarkan agama Islam, pendidikan anak-anak fuqara dan masakin dan bercita-cita membangun seratus pondok pesantren modern.
5.      Periode Dewan Nadzir (1994-sekarang)
Perjalanan sejarah Pondok Pesantren Darunnajah yang relatif lama, telah menuntut peraturan kesempurnaan untuk menjadi lembaga yang baik. Pada tanggal 7 Oktober 1994, para pewakif tanah (Alm. KH. Abdul Manaf Mukhayyar, Alm. KH. Qomaruzzaman dan KH. Mahrus Amin), secara resmi mengucapkan ikrar wakaf dengan disaksikan oleh beberapa tokoh nasional, tokoh masyarakat, alumni dan wali santri.
 
 III.            Kelembagaan
a)      Struktur Pesantren
Yayasan Darunnajah mempunyai struktur tata kerja sebagai berikut:
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Susunan Personalia
Yayasan Darunnajah terdiri dari beberapa bagian, yaitu; Dewan Nazir yang merupakan badan tertinggi di dalam yayasan, pengurus, pengawas dan bidang-bidang seperti; bidang kepesantrenan, bidang perguruan tinggi, bidang usaha dan pengembangan bisnis manajemen dan bidang pemeliharan dan pengembangan wakaf. Berikut nama-nama pengurus Yayasan Darunnajah per Januari 2012:
I.       DEWAN NAZIR:
1.      K.H. Jamhari Abdul Djalal, Lc.
2.      H. Abdul Ghofur
3.      Drs.K.H. Mahrus Amin
4.      H. Hadidi, S.H.
5.      Dr.K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.
6.      Drs.H. Azhari Baedlowie, M.M.
7.      Drs.H. Mahfudz Makmun
8.      Drs.K.H. Mad Rodja Sukarta
9.      Drs.H. M. Habib Chirzin
10.  Drs.H. Sofwan Manaf, M.Si.
                
II.          PENGURUS:
Ketua                              : H. Saifuddin Arief, S.H., M.H.
Sekretaris Umum                        : Drs.H. Mustofa Hadi Chirzin
Sekretaris I                      : H. Abdul Haris Qodir
Bendahara Umum                       : Drs.H. Bahruddin Moyensyah, M.M.
Bendahara I                    : Hadiyanto Arief, S.H., M.B.S.          
 
III.       PENGAWAS:
1.      Drs.H. Supriyadi Ahmad, M.A.
2.      Ir.H. Edi Sutaryadi Wariat
 
IV. BIDANG-BIDANG
A. Bidang Pesantren                :  Drs. H. Sofwan Manaf, M.Si.
 
1. Pesantren Darunnajah 1                   : 1. Drs.K.H. Mahrus Amin
                                                     2. Drs. H. Sofwan Manaf, M.Si.
2. Pesantren Darunnajah 2                   : K.H. Jamhari Abdul Djalal, Lc.
3.  Pesantren Al-Mansur (Darunnajah 3)          : Drs.H. Mustofa Hadi Chirzin
4. Pesantren Tsurayya (Darunnajah 4) :  Tb Safaruddin, S.Pd.I.
5. Pesantren An-Nahl (Darunnajah 5)  : Drs.K.H. Mad Rodja Sukarta
6. Pesantren An-Nakhil (Darunnajah 6)           : Drs. H. Sofwan Manaf, M.Si.
7. Pesantren Annur Darunnajah 8        : Hadiyanto Arief, S.H., M.B.S.
8. Pesantren Al Hasanah Darunnajah 9            : H. Saifuddin Arief, S.H., M.H
9. Pesantren Darunnajah 10                 : Bahliah, S.Pd.I
10. Pesantren Al Barokah Darunnajah 11: Muhammad Aly Imron., S.H.I .  
11. Pesantren Nurul Ilmi Darunnajah 14          : Fajar Suryono, S.Kom.
 
B. Bidang Perguruan Tinggi                             :  1. Drs.H. Aunur Rofiq, M.Pd
                                                                           2. Drs.H. Saifullah Kamalie, LC, M.Hum.
                                                                           3. Diah Nadiah, Bc.Psy.
                                                                           4. Duna Izfanna, M.Ed.
C. Bidang Usaha dan Pengembangan               : 1. Trimo, S.Ag.
     Bisnis Manajemen                                                    2. H. Mardhani Zuhri, S.Ag.
                                                                          3. Saiful Huda, S.H., M.H.
                                                                          
D. Bidang Pemeliharaan dan                            :  1. Ir. Ahmad Setiadi
     Pengembangan Wakaf                                               2. H. Noor Badri, B.B.A.
                                                                           3. H. Muhsinin, S.Pd.
                                                                           4. Drs. Sulistiyo
                                                                           5. Mustajab, S.Pd.I.
b)     Proses Belajar Mengajar
Pendidikan adalah program inti Pondok Pesantren Darunnajah yang tentu saja harus ditopang dan didukung dengan program-program lainnya. Pondok Pesantren Darunnajah menerapkan sistem pendidikan terpadu, dimana kekurangan sistem akan diisi dengan kelebihan sistem lainnya. Tiga sistem yang diterapkan adalah (1). Sistem Pondok Modern, (2). Sistem Madrasah, (3). Sistem Pesantren Salaf.
Pondok Pesantren Darunnajah lebih mengutamakan pendidikan dari pada pengajaran, karena pendidikan tidak hanya mengasah daya fikir santri, tetapi lebih kepada pembentukan pribadi santri dalam seluruh hidupnya. Pendidikan di Pondok Pesantren Darunnajah lebih diarahkan kepada (1). Pendidikan kader-kader umat yang  mampu dan terampil di tengah-tengah masyarakatnya, (2). Pembinaan generasi muda yang mampu melanjutkan studinya sesuai dengan bakatnya dan kelak tetap berada di tengah masyarakat dengan menjunjung tinggi amar ma'ruf nahi munkar, (3). Beribadah dan mencari ilmu karena Allah SWT.
Pelajaran madrasah disesuaikan dengan kurikulum negeri; ditambah dengan beberapa kitab, kitab-kitab yang bertuliskan bahasa arab seperti al-Quran, dengan tajwidnya dan tafsirnya, Aqoid dan Ilmu Kalam, Fiqhi dengan Usul Fiqhi, Hadist dengan Musthollah hadist, bahasa Arab dengan ilmu alatnya, seperti Nahwu, Sharaf, Bayan, Tarikh Manthiq dan tasawuf antara lain Bulughul Murom, Subulus Salam, Ajurumiyyah, dan Bidayatul Mujtahid. Sedangkan dalam pengajian setiap sore memakai Fathul Qarib dan Tafsir Jalalain.
 
c)      Ciri khas pesantren
 
·         Menggunakan bahasa arab dan inggris sebagai bahasa pengantar.
·         Kegiatan 24 jam santri disesuaikan dengan jadwal shalat
·         Mengamalkan disiplin dan tata tertib yang ketat
·         Menggunakan perpaduan kurikulum pesantren dan negeri
·         Latar belakang santri yang beraneka ragam, seluruh pelosok nusantara dan negara-negara sahabat
·         Dua ijazah, yaitu: ijazah dari departemen agama (tsanawiyah dan aliyah) dan ijazah pesantren yang telah diakui diluar negeri oleh banyak universitas di luar negeri, diantaranya; Universitas Al-Azhar, Mesir, Universitas Islam Madinah, Universitas Ibnu Su'ud, Riyadh, Universitas Ummul Qura, Mekah, Universitas Islam Internasional Malaysia dan lain-lain.
 
 IV.            Dampak
a)      Pendidikan
Seiring berjalannya waktu, keberadaan akan pendidikan pesantren pun semakin lama semakin di butuhkan oleh masyarakat. Sebab, hal ini sudah menjadi sesuatu yang wajar. Kalau sistem pendidikan yang di tawarkan oleh pesantren itu lebih unggul dari pada yang lainya.
Sesuai kebutuhan zaman, sekarang banyak pesantren yang telah menyediakan sistem pendidikan berbasis islam terpadu. Sistem ini adalah memadukan antara pendidikan agama murni dengan pendidikan formal (umum). Seperti hal-nya pendidikan berbasis islam terpadu yang di tawarkan oleh Pondok Pesanten Darunnajah ini. Selain Pesantren Darunnajah mengajarkan keilmuan tentang agama, tapi juga di padu dengan pendidikan formal (umum). Adapun pendidikan (formal) yang di tawarkan oleh Darunnajah, yakni; mulai dari RA/TK, MI/SD, MTs/ SLTP, MA/SLTA/ SMA, dan bahkan Sekolah Perguruan Tinggi Agama Islam Darunnajah (Staida).
Dengan adanya sistem pendidikan islam terpadu seperti ini, diharapkan kelak para santri yang lulus dari Pesantren Darunnajah I, akan menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi umat. Di samping itu, Darunnajah II juga mempunyai cita-cita agar kelak para lulusan dari pesantren ini mudah-mudahan akan menjadi pemimpin yang bertaqwa serta berakhaqul karimah di negeri ini. Dengan adanya pemimpin negera yang bertaqwa, diharapkan negara ini akan menjadi lebih tentram dan makmur.
 
b)     Sosial
Pondok Pesantren Darunnajah yang pada saat ini berusia 41 tahun dan telah banyak
menyalurkan dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial pada masyarakat sekitar. Contohnya ketika terjadi bencana alam banjir. Biasanya organisasi santri bagian sosial mengerahkan seluruh santri untuk menyalurkan bantuannya agar dapat disalurkan kepada korban bencana. Koordinir penggerak untuk menyalurkan bantuan dikenalnya sebagai Darunnajah Charity.
Darunnajah charity sendiri memiliki kantor khusus di area parkir Abu Bakar. Di kiosnya terdapat barang barang santri yang tak terpakai namum masih layak pakai dan dijual kembali dengan harga yang murah. Hasilnya akan disumbangkan jika ada bencana. Tidak hanya untuk para korban bencana dana charity juga dipakai untuk menyambung hidup anak-anak yatim-piatu di Darunnajah Cabang ke IV yakni Tsurayya yang dikhususkan sebagai panti asuhan yang menampung anak-anak dari keluarga tidak mampu. Dana pembangunan berasal dari Yayasan Darunnajah pusat di Ulujami Jakarta. K.H. Abdul Manaf mengangkat Abdul Hamid, salah seorang tokoh masyarakat di Padarincang sebagai pimpinan di Panti Asuhan Al-Manshur 2.
Pada awal berdirinya pesantren, dibuka pendidikan setingkat Taman Kanak-Kanak yaitu Raudhatul Athfal (RA) dan Madrasah Diniyah (setingkat Madrasah Ibtidaiyah). Santri Madrasah Diniyah sebanyak 70 anak, sedangkan santri Raudhatul Athfal lebih dari 80 anak.
c)      Ekonomi
Pondok pesantren Darunnajah melalui koperasi mempunyai 21 bidang usaha. Bidang usaha tersebut adalah dapur umum, dapur alternatif, kantin, koperasi pelajar, alfamart, penginapan andalusia, kedai pramuka, tour dan travel, warung internet, warung telekomunikasi, Darunnajah Syariah Multi Finance, Baitul Mal Wat Tanwil, Production house, rental mobil, klinik, property, laundry dan warung makan parkir. Bidang-bidang usaha tersebut bertujuan untuk membantu warga Darunnajah dan menjadi sumber alternatif bagi pembangunan pondok pesantren. Bidang-bidang usaha tersebut di audit secara internal setiap bulannya.
 
 
    V.            Profil Tokoh
a)      Tokoh Utama[3]
Drs. KH. Mahrus Amin
Selain dikenal sebagai kota modern, ternyata memiliki sosok Kiai yang dikenal luas oleh masyarakat. Dia adalah K.H. Mahrus Amin, penggagas pendirian 1000 Pesantren Nusantara. Lelaki berusia 70 tahun ini menggagas pendirian 1000 Pesantren Nusantara dengan Gerakan Nasional, Cinta Wakaf Zakat, Infaq, dan Shadaqoh. Impiannya untuk mewujudkan 1000 Pesantren Nusantara pada awalnya memang tampak seperti sesuatu yang mustahil diwujudkan, terleboh saat ini masyarakat lebih mengutaman pendidikan umum ketimbang agama.
Namun pelan tapi pasti keinginannya mulai terwujud, idenya mendapatkan respon dari masyarakat di berbagai daerah. K.H Mahrus Amin mengatakan gerakan pendirian 1000 pesantren ini didasari masih belum meratanya kader-kader umat Islam di pelosok nusantara. "Untuk pemerataan da'wah muslim, perlu disebar pondok pesantren di seluruh Indonesia," ungkap K.H Mahrus Amin.
Pemilihan model pengkaderan lewat pondok pesantren adalah alasan historis dan empiris. Lembaga ini telah terbukti bisa tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat, desa maupun kota. Pondok pesantren juga merupakan penerjemahan dari jejak langkah Rasulullah Muhammad SAW membangun umat di Madinah. "Ketika hijrah dari Makkah ke Madinah, hal pertama yang dilakukan oleh Rasul adalah mendirikan masjid sebagai pusat semua aspek kegiatan umat," ungkap pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Madinatunnajah Tangsel ini.
Saat ini Ponpes Madinatunnajah berada dibawah Yayasan Pendidikan dan Wakaf Islamiyah An-Najah yang terletak di Jl. Jombang-BSD No.97 Ciputat Tangerang Selatan Banten. K.H Mahrus Amin juga memaparkan Saat ini Yayasan Pendidikandan Wakaf Islamiyyah telah merintis pembangunan 100 pesantren yang tersebar di selurh Indonesia, baik yang merupakan bagian dari Madinatunnajah Grup maupun mitra binaan. Dan saat ini telah memiliki lembaga pendidikan meliputi Tarbiyatul Mu;allimin Wal Mu'allimat Al Islamiyah (TMI), Madrasah Ibtidaiyah Terpadu, dan Taman Pendidikan Al Qur-an. Selain itu ada juga Majlis Ta'lim, Pengajian Awal bulan bersama ulama Madinatunnajah (PESAN ULAMA) , Tahfidz Al Qur-an, Rihlah Ruhiyah, Manasik Haji, dan kegiaatan keislaman lainnya.
Pada peringatan Maulid Nabi Muhammad 1430 Hijriah, Yayasan Pendidikan dan Wakaf Islamiyah An-Najah menggelar pengajian awal bulan bersama ulama Madinatunnajah (PESAN ULAMA) dengan penceramah KH. Ahya Al-Anshori. Pembina Majlis Ta'lim Al Chosiyah Kota Tangsel. Dalam kesempatan tersebut K.H Mahrus Amin mengundang Hj.Airin Rachmi Diany, aktivis sosial yang dikenal ditengah masyarakat. "Harapannya agar perkembangan pesantren di Kotanya bisa terus meningkat. Sementara itu Hj.Airin Rachmi Diany mengatakan dukungannya kepada Yayasan "Saya sangat mendukung program yang digagas oleh Kiai Mahrus Amin dengan mendirikan 1000 pesantren di Nusantara. Mari kita bersama-sama berusaha dan berdo'a untuk mewujudkan tujuan yang mulia ini," tutur Hj Airin  
Nama : KH. Drs. Mahrus Amin
T T L : Cirebon, 14 Februari 1940
Nama Bapak : Casim Jasim Ahmad Amin
Nama Ibu : Hj. Jamilah binti H. Muharom
Alamat asal : Ds. Kallimukti (Kalibuntu) Pabedilan (Ciledug) Cirebon
Alamat sekarang : Jl. Pesanggrahan 86 Ulujami Jakarta Selatan.
Pendidikan : 1. Sekolah Rakyat Islam Losari Brebes (6 tahun), 1954
2. KMI Gontor (6 tahun), 1954/ 1961
3. IAIN Jakarta Fak. Ushuluddin Jur. Ilmu Dakwah, 1962 – 1972
Pengalaman Kerja :
1.      Merintis dan memimpin Darunnajah Petukangan Jakarta Selatan, 1962 – 1972
2.      Merintis dan memimpin Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami, 1961 – sekarang.
3.      Mendirikan Darunnajah Group, 1980.
4.      Pendiri dan Ketua I Yayasan Qolbun Salim Jakarta.
5.      Anggota Dewan Penasehat Majlis Ulama DKI Jakarta.
6.      Ketua I DPP Forum Islamic Center Indonesia.
 
b)      Tokoh Pendukung[4]
 
Real Name
Dr. KH. Sofwan Manaf, M.Si
Location
Jakarta
Age
49
Marital Status
Married
Sex
Male
Occupation
Teacher
Hobbies
Tennis, Swimming
Address
Kampus Pesantren Darunnajah Jl Ulujami Raya 86 Pesanggrahan Jakarta Selatan 12250
Mobile
+62811805905, +622173883665
Mobile Flexy
+628978805905
Fax.
+622173880158
Email
Alternate Email


Pendidikan Formal :
SDN pagi 1no 1029 Ulujami Jakarta 1977

SMP Islam Al-Azhar Kb. Baru 1979

KMI Pondok Modern Gontor 30 agustus 1979-1985

S1 Fak. Usuluddin Jurusan perbandingan agama Institut Pendidikan Darussalam Gontor Ponorogo 1991

S2 Qism Filsafat Islam Fak. Darul Unv. Cairo Univercity Cairo Mesir 1993 (tidak selesai)

Kuliah di Ma'had Al Ali untuk Studi Islam Zammaliek Cairo Mesir 1992

S2 dalam Ilmu Administrasi Kekhususan Adm & Kebijakan Publik Universitas Indonesia 1999

S3 Manajemen Pendidikan di UNJ Jakarta
My Lovely Wife & Sons
Description: My lovely wifeDescription: anak anak
 
 
 
 
 
 VI.            Kesimpulan
Pondok Pesantren Darunnajah adalah lembaga pendidikan Islam swasta (non-pemerintah).  Dirintis sejak 1942, didirikan Pondok Pesantren pada tanggal 1 April 1974 oleh (Alm) KH. Abdul Manaf Mukhayyar dan dua rekannya (Alm) KH. Qomaruzzaman dan KH. Mahrus Amin, dengan sistem kurikulum yang terpadu, pendidikan berasrama serta pengajaran bahasa Arab dan Inggris secara intensif.
Pondok Pesantren Darunnajah terletak di Jalan Ulujami Raya, nomor 86, Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta. Lokasi pesantren sangat menguntungkan karena berada di pinggiran ibukota, yang mana hal tersebut memudahkan komunikasi, baik dengan instansi pemerintah maupun dengan masyarakat luas. Dengan didukung oleh lingkungan yang asri, Pondok Pesantren Darunnajah berupaya untuk mencetak manusia yang muttafaqoh fiddin untuk menjadi kader pemimpin umat/bangsa, selalu mengupayakan terciptanya pendidikan santri yang memiliki jiwa keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah Islamiyah, kebebasan berfikir dan berperilaku atas dasar Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW untuk meningkatkan taqwa kepada Allah SWT. Sebagai jenis pesantren modern,santri Pondok Pesantren Darunnajahmempunyai pikiran terbuka dan moderat, tanpa menghilangkan unsur peran Islam. Disiplin dan kesederhanaan, diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kampus.
Di Pondok Pesantren Darunnajah, pengelolaan pendidikan dan pengajaran serta kegiatan santri sehari-hari dilaksanakan oleh para guru/ustadz dengan latar belakang pendidikan dari berbagai perguruan tinggi dan pesantren modern, yang sebagian besar tinggal di asrama dan secara penuh mengawasi serta membimbing santri dalam proses kegiatan belajar mengajar dan kepengasuhan santri.
Seiring berjalannya waktu, Pondok Pesantren Darunnajah dengan keikhlasan dan idealisme para pendirinya, lembaga ini terus berkembang, hingga saat ini memiliki 16 cabang di bawah Yayasan Darunnajah.  Dengan usaha selalu meningkatkan mutu pendidikan, pembangunan fisik, pengembangan dana dan mempersiapkan para kader untuk kemajuan jangka panjang lembaga pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat.
   



[1] Abdurrahman Wahid, Pesantren dan Pembaharuan, (LP3ES: 1988), hlm. 40.
[2] Mas'ud Khasan Abdul Qahar, et. Al., Kamus Pengetahuan Populer, (Yogyakarta: Bintang Pelajar), hlm. 191.
[3] Diakses di http://darunnajah.com/ pada tanggal 17 juni 2015
[4] Di akses dari https://sofwanmanaf.wordpress.com/ pada tanggal 17 juni 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini