Eka Sugiarti KPI 1B (11150510000066)
Salsabila Azhar Jurnalistik 1A (11150510000042)
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Aspek ekonomi merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh di seluruh negara yang ada di dunia dalam pembangunan nasional. Negara secara hakiki merupakan Negara kelas yang berarti Negara secara langsung ataupun tidak langsung di kuasai oleh kelas yang menguasai bidang ekonomi. Negara bukanlah lembaga yang mengatur masyarakat tanpa pamrih, tetapi merupakan alat bagi kelas atas untuk mengamankan kekuasaan mereka. Kedudukan Negara tidak netral, melainkan berpihak pada kelas tertentu.
Menurut Mark, pelaku utama dalam perubahan social bukanlah individu, tetapi kelas – kelas social. Dalam setiap masyarakat terdapat kelas yang menguasai dan kelas yang dikuasai atau dengan kata lain terdapat kelas atas dan kelas bawah. Mark membagi kelas social ke dalam tiga kelas, yakni kaum buruh, kaum pemilik modal dan tuan tanah (namun, dalam masyarakat kapitalis, tuan tanah dimasukkan ke dalam kaum pemilik modal).
Dalam sistem kapitalis, kaum buruh dan pemilik modal memang saling membutuhkan. pembagian masyarakat dalam kelas atas dan kelas bawah merupakan ciri khas masyarakat kapitalis. Hubungan antarkelas pada hakikatnya merupakan hubungan eksploitasi.
Tinjauan Teoritis
Karl Marx
Teori Kelas Marx
Menurutnya sampai sekarang adalah perjuangan kelas. Dalam kata lain pelaku utamanya dalah masyarakat kelas sosial.
Menurut Lenin, kelas sosial dianggap sebagai golongan sosial dalam sebuah tatanan masyarakat yang ditentukan oleh posisi tertentu dalam proses produksi. Marx juga berpendapat bahwa pelaku utama perubahan sosial adalah kelas-kelas sosial itu sendiri. Didalam kelas-kelas sosial tersebut terdapat pula kelas atas dan kelas bawah. Marx juga membagi kelompok kelas sosial, yaitu pemilik modal, buruh dan pemilik tanah. Tetapi pemilik tanah dalam teoi kapitalis termasuk kedalam pemilik modal.
· Pemilik modal
Atau biasa disebut dengan borjuis adalah pemilik aset atau benda produksi dimana pemilik modal mengekploitasi pekerjanya untuk memperluas modal mereka.
· Buruh
Merupakan tenaga kerja yang hanya memiliki kemampuan untuk bekerja dengan tangan dan pikiran mereka. Para pekerja ini harus mencari penghasilan kepada para pemilik modal. Dalam sistem kapitalis, kaum buruh dan pemilik modal memang saling membutuhkan. Buruh hanya dapat bekerja jika pemilik modal membuka tempat kerja. Pemilik modal membutuhkan buruh untuk mengerjakan kegiatan usahanya. Akan tetapi, ketergantungan ini tidak seimbang. Buruh tidak dapat bekerja jika pemilik modal tidak memberikan lapangan pekerjaan, tetapi pemilik modal masih bisa hidup tanpa buruh karena ia bisa menjual pabriknya kepada orang lain. Dapat dikatakan bahwa kaum buruh adalah kelas yang lemah, sedangkan kaum pemilik modal adalah kelas yang kuat. Pembagian masyarakat dalam kelas atas dan kelas bawah merupakan ciri khas masyarakat kapitalis. Hubungan antarkelas tersebut pada hakikatnya merupakan hubungan eksploitasi.
Teori Kritik
Kelas pekerja di negara-negara kapitalis maju yang menurut Marx akan menuju revolusi proletariat justru berhasil memperbaiki keadaan mereka dan menjadi pendukung sistem ekonomi kapitalis. Kemajuan pekerja ini tentu bukan hadiah dari kaum pemilik modal, tetapi merupakan hasil perjuangan para pekerja itu sendiri tanpa perlu melakukan revolusi. Oleh karena itu, apa yang dikatakan Marx bahwa perbaikan sosial hanya bisa tercapai melalui revolusi itu tidak benar. Hal yang benar adalah setiap perbaikan sosial harus diperjuangkan. Selain itu, pandangan bahwa negara secara hakiki adalah negara kelas belum tentu benar. Di negara yang tidak menganut sistem demokrasi hal itu memang terjadi. Namun, di negara dengan sistem demokrasi, negara bukanlah negara kelas. Semakin demokratis suatu negara maka negara tersebut semakin tidak menjadi negara kelas.
Hasil Observasi
Annisa Store, bertempat di Pamulang Square, Pamulang, Tangerang Selatan. Merupakan toko yang khusus menjual koleksi pakaian-pakaian atau bisa dikatakan Butik. Menurut hasil observasi lapangan kami yang menggunakan metode wawancara, Dika (20thn) yang merupakan narasumber kami.
Dika, karyawan di Annisa store yang sudah bekerja selama 6 bulan di toko tersebut mengatakan bahwa banyak sekali ketentuan yang dapat diterima maupun yang terpaksa. Sebagai karyawan dari toko tersebut dan pastinya merupakan bawahan dari majikan atau pemilik modal tentunya Dika memiliki sedikit tuntutan dari pihak pemilik modal.
Hal ini berkaitan dengan teori Kelas Karl Marx dimana kelompok Borjuis
( Pemilik modal ) berkuasa, walaupun tidak semena-mena tetapi karyawan yang kami wawancarai memang merasa terikat oleh keputusan sepihak dari pemilik modal. Dalam teori Kelas social dikatakan bahwa pemilik modal cenderung mengeksploitasi kaum buruh atau kaum pekerja demi memperluas modal dan juga menambah keuntungan mereka.
Dalam observasi kami terhadap Dika yang merupakan karyawan di Annisa store, pemilik modal atau majikannya memberlakukan waktu kerja fullday tanpa libur dalam seminggu atau dengan kata lain dari hari Senin-Minggu. Mungkin dalam hal ini merupakan kesepakatan dari pemilik modal dan kelompok kerja pada awalnya tapi disini terlihat dengan jelas pemilik modal hanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya.
Selain itu jam kerja yang cukup panjang dari jam 9 pagi sampai 9 malam juga mnerupakan tuntutan dari pemilik modal ( Borjuis ). Walaupun butik yang kami observasi tidak menargetkan barang jualan yang harus terjual sehari tapi kami melihat toko tersebut selalu ramai oleh pembeli. Hal itu juga dibuktikan dengan omset 6 Juta/hari dan bahkan di bulan Ramadhan bisa mencapai 20 juta/hari.
Tapi disini Dika yang merupakan karyawan berterus terang jika ia berhasil mencapai atau melebihi target sang pemilik akan memberikan bonus berupa uang senilai 10.000/ 1juta penjualan. Analisis kami disini bahwa karyawan mendapatkan bonus yang tidak seberapa, dan sekali lagi pemilik modal juga tidak terlalu peka terhadap keinginan karyawan.
Dika juga mengatakan bahwa sebagai karyawan yang harus adatang on time selain mendapatkan gaji ia tidak diberi uang transport dan makan. Dimana disini ia hanya mendapatkan gaji bersih selama sebulan. Dengan jadwal kerja dari Senin-Minggu dan tanpa embel-embel bonus sangatlah tercermin perbedaan kelas social antara kelas Borjuis ( pemilik modal ) dan kelas pekerja/buruh.
Selain itu dari hasil wawancara kami pemilik modal sangat jarang berkunjung ke toko tersebut untuk sekedar mengecek atau membantu. Pemilik modal sepenuhnya memberikan tugas dan kepercayaan kepada karyawannya, dimana pemilik modal hanya menunggu laporan penjualan ataupun stock yang laku dan habis dari karyawan di toko.
Adapun peraturan-peraturan yang ditentukan oleh pemilik modal / majikan kepada karyawannya dalah sebagai berikut :
· Datang On Time / tepat waktu
· Memakai kerudung dan pakaian sopan (Karna menjual pakaian muslim)
· Bersikap ramah dan cekatan
· Jujur
· Mengambil libur hanya boleh 1 bulan sekali
· Menutup toko dengan keadaan rapih.
Selain itu para pembeli yang merasa barangnya tidak pas atau mengalami kecacatan dapat menukar dengan barang baru yang sama. tentunya disini pemilik modal memanjakan para pembeli atau customers.
Karna ketentuan dari pemilik modal jugalah Dika karyawan di Annisa store tidak dapat melakukan aktifitas kuliah sambil kerja karna ketentuan jam kerjanya yang dari pagi sampai malam. Menurut kami dengan ketentuan seperti itu, pemilik modal mengharapkan pekerja yang benar-benar memprioritaskan kerja atau lebih dikatan sebagai usia kerja dari umur 25 tahun keatas.
Tetapi fakta yang kami temukan di lapangan banyak karyawan yang kami wawancarai masih berusia sekitar 16 – 21 tahun dalam kata lain belum termasuk kepada usia kerja atau angkatan kerja. Pemilik modal yang hanya mengartikan mereka yang masih belum diusia kerja sebagai orang yang sudah ingin mencari uang dan kurang memeperhatikan masalah tersebut.
Pemilik modal yang merupakan kelas tertinggi di kelas social ini merasa mereka sudah memberikan lapangan pekerjaan dan juga salary kepada kelompok pekerja merasa berhak untuk memberikan ketentuan atau tuntutan kepada kelompok kerja. Menurut analisis kami disini akan terjadilah kesenjangan social atau Disintegrasi terhadap pemilik modal dan pekerja.
Selain pemilik modal karna toko yang kami amati berada di sebuah mall yang mengharuskan menyewan ruko atau lahan juga memberikan beberapa peraturan terhadap pemilik modal dan karyawan. Walaupun dalam teori kapitalis pemilik lahan merupakangabungan dari pemilik modal tapi dalam ini pemilik lahan juga menetapkan aturan-aturan diantaranya sebagai berikut.
· Toko harus selalu dalam keadaan bersih dan rapih
· Pembayaran sewa tepat waktu per/3 bulan
· Tidak merokok (Karna di ruangan AC)
Kesimpulan
Annisa Store merupakan salah satu toko yang menjual khusus pakaian wanita. toko ini berada di salah satu mall yang terletak di daerah Pamulang, Tangerang Selatan. Hasil observasi kami melalui pendekatan teori dari Karl Mark, yaitu teori kelas sosial dan teori kritik. Dimana didalamnya orang yang memiliki Annisa Store ini adalah kaum Borjuis ( pemilik modal ) dan mempekerjakan seorang pekerja (buruh). Dari hasil observasi kami, pemilik modal lebih berkuasa dan selalu menuntut agar karyawan yang bekerja di Annisa Store melakukan tugasnya dengan baik. Hal ini sesuai dengan isi dari teori Kelas sosial dan kritik dari Karl Marx.
Daftar Pustaka
Pengantar Sosiologi Nurani Soyomukti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar