Senin, 28 Desember 2015

TUGAS UAS SOSIOLOGI JULIAH KPI 1B FAIZAH JURNALISTIK 1B TUTI AWALIYAH KPI 1A

OBSERVASI SOSIOLOGI

Dr. Tantan Hermansyah M.Si

 

 

 

 

 

 

 

 

Juliah KPI 1 B

Faizah JURNALISTIK 1 B

Tuti Awaliyah KPI 1 A

 

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIEF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2015/1437

 

I.                  PENDAHULUAN

A.    Mengapa gejala sosial ini penting ditulis

Tujuan daripada observasi kali ini adalah bagaimana dan dengan apa para pengusaha kecil yang tangguh itu mempertahankan usahanya hingga akhirnya membuat usaha menjadi naik daun. Dalam proses itu pun pasti akan timbul adanya gejala sosial dan prilaku sosial yang dilakukan oleh pihak yang bersangkutan. Dalam era sekarang ini sudah tidak jarang lagi usaha yang mungkin oleh sebagian orang terlihat kecil, bisa menjadi besar dan menjajikan. Tentu itu semua tidak berjalan apa adanya atau terjadi begitu saja dengan bergantung pada waktu.

Observasi ini juga sebagai pembuktian dari teori – teori para sosiolog yang sudah ada, seperti Max Weber dan Karl Marx. Sebagai mahasiswa, kami perlu mengkaji lebih dalam tentang gejala – gejala sosial yang terjadi di  sekitar kami, karena bagaimanapun perlu adanya pengembangan sosial untuk dijadikan motivasi memperoleh kehidupan yang layak dan sejahtera.

 

B.     Landasan teori sosiologi

seperti yang sudah diketahui , dalam observasi kali ini kami mendapat jatah tema " Para Pengusaha Kecil yang Tangguh " dalam tema ini kami menjadikan teori Max Weber dan Karl Marx sebagai pedoman untuk meneliti objek observasi kami.

Dalam kegiatan observasi kali ini  kami menggunakan teori Karl Marx dan para marxian sebagai pedoman kami menjalankan tugas turun lapangan yang kami lakukan dalam pasar. Tinjauan kembali dari teori Karl Marx bahwa[1] Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar. Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya dinikmati oleh kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya. Untuk menyejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan pahamkomunisme.  Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx, kaum proletar akan memberontak dan menuntut keadilan. Inilah dasar dari marxisme.

 Dalam teori Max Weber jelas diterangkan mengenai Objek sosiologi yang berarti bahwa perilaku manusia yang di topang dalam batin orang oleh motivasi, tujuan dan arti yang dapat "dipahami" oleh sosiolog.

Menurut Weber perilaku manusia haruslah mempunyai tujuan tertentu, yang terwujud dengan jelas. Perilaku sosial adalah jika perilaku seseorang mempunyai arti bagi pihak-pihak yang terlibat, yang kemudian berorientasi terhadap perilaku yang sama pihak lain. Sedang perilaku yang bersifat introspeksi seperti meditasi (keagamaan), atau perilaku yang berorientasi terhadap objek atau situasi material bukanlah perilaku sosial. Perilaku sosial yang paling penting adalah perilaku sosial timbal balik (resiprokal). Perilaku yang meniru perilaku orang lain jika dilakukan sebagai panutan adalah perilaku sosial. Tetapi jika hanya menirukan tanpa mengerti arti tujuannya adalah bukan perilaku sosial. Perilaku kerumunan maupun imitasi (peniruan) memang berada di titik tengah antara perilaku sosial dan bukan.

Metode penelitian sosiologi yang dikembangkan Weber adalah pemahaman terhadap perilaku sosial. Perilaku sosial sendiri kadang ada yang rasional dan irasional. Kerasionalan perilaku tergantung dari perwujudan perilaku tersebut logis tidak. Perilaku dikatakan logis jika perilaku tersebut sesuai dengan urutan perilaku yang dapat diduga. Jika perilaku rasional, maka perilaku tersebut dapat dipahami secara intelektual atau empiris. Sebaliknya jika perilaku tidak rasional, maka diperlukan pemahaman yang menggunakan perasaan, dengan jalan memproyeksikan diri sendiri kedalam situasi irasional. Atau secara utuh peneliti harus menggunakan intelektual dan emosi bersamaan untuk memahami perilaku sosial. Pemahaman yang rasional dapat menjadi pemahaman aktual atau empiris (karena menggunakan intelek dan perasaan), yaitu bentuk pemahaman yang lazim digunakan, dan pemahaman eksplanatoris, jika diungkap motiv-motiv yang menjadi dasar perilaku yang diamati.

 

C.    Metode

Metode yang kami gunakan dalam observasi ini adalah dengan wawamcara beberapa pedagang tukang bakso yang kami golongkan menjadi tiga yaitu, pengusaha bakso yang baru membuka lapangan usahanya, yang kedua adalah tukang bakso yang sudah lama merintis usahanya yang disertai adanya titik terang akan adanya kesempatan menuju arah yang lebih baik dan yang ketiga pengusaha bakso yang sudah sukses dan berhasil membuka cabang.

 tentunya wawancara ini tidak kami lakukan hanya sekali. Kami mewawancarai pemilik asli dari usaha bakso tersebut, para karyawannya juga para konsumen yang membeli bakso.

Objek kamipun memiliki tempat yang berbeda dan memiliki jarak yang lumayan jauh. Alat yang kami gunakanpun tidak hanya sekedar pulpen dan kertas, kamipun menyiapkan perekam suara sebagai dokumentasi akan bukti hasil observasi kami kali ini. Alasannya, kami menganggap wawancara adalah metode yang cukup akurat dalam melakukan observasi, kami bisa mendapat informasi langsung dari bibir sang narasumber.

Dari kesemua itu, kami akan memiliki sembilan sumber bahkan lebih sebagai acuan kami dalam mengamati lebih jauh tentang para pengusaha kecil yang tangguh ini. Kami juga membagi tugas dalam melakukan wawancara agar waktu wawancaranya bisa lebih efisien dan cepat.

 

I.                   GAMBARAN LOKASI

a.      Lokasi pertama :

Bertempat di jl. Semanggi 2 Ciputat, Tangerang Selatan

Warung bakso ini bernama " Bakso Idola " yang tepat bersebalahan dengan warung makan milik seseorang yang masih berhubungan kerabat dengan si tukang bakso. Walau baru membuka usaha baru, sang pemilik lebih memilih untuk menyewa tempat berjualan daripada menjajakan dagangannya berkeliling. Lokasinya cukup strategis untuk berjualan bakso, karena jika diamati tidak banyak yang berjualan bakso di daerah sekitarnya melainkan warung makanlah yang banyak berdiri.

Lokasi tukang bakso ini juga tepat berada di tengah – tangah tempat tinggal kos para mahasiswa dan mahasiswi UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, sehingga mudah ditemukan oleh para pelanggan yang hendak membeli bakso. Tempat tukang bakso ini tidaklah terlalu besar mengingat usaha ini baru berjalan. Kesan yang dipilih oleh sang pemilik adalah bagaimana pelanggan bisa menikmati makanan mereka dengan nyaman, makadari itu banyak fasilitas tambahan seperti televisi, musik, bangku dan tempat duduk.  Harga yang ditawarkanpun masih terbilang biasa alias masih bisa terjangkau oleh orang banyak, pelangganpun bisa memilih beberapa menu pilihan lain yang tersedia.

b.      Lokasi ketiga

Gambaran lokasi bakso TITOTI yang ada di kedaung ciputat terletak di Jl. Aria Putra No. 24 Kedaung, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia ini banyak sekali dikunjungi pelanggannya. Dikarenakan lokasinya yang strategis yaitu dipinggiran jalan raya arah ke pasar Ciputat. Sekitar bakso TITOTI kebanyakan rumah makan seperti warung nasi padang dan warteg da nada juga Richese Factory. Jarang sekali yang berjualan bakso di sekitar lokasi itu, sekalinya ada hanya penjual bakso keliling dan itupun sangat jarang sekali. Dan setelah lokasi bakso TITOTI ini baru ada kedai bakso lagi itupun letaknya di samping pasar Ciputat, yang tempatnya rame dan menarik para pengunjung pasar untuk mampir ke kedai tersebut. Beda halnya dengan bakso TITOTI, bagi orang yang sudah mengenal TITOTI maka jika mereka lewat dari pasar Ciputat untuk menuju Jombang atau mereka yang ingin ke Ciputat dari daerah Jombangn, mereka tidak akan pernah lupa untuk mampir ke warung bakso ini.

Bakso TITOTI yang terletak di Kedaung ini memiliki Tiga ruangan terbuka di pinggiran jalan, dimana ruangan pertama di depannya terdapat gerobak yang menyediakan bakso dan mie ayam, kemudian ruangan tengah terbuka yang di depannya terdapat gerobak yang menyediakan macam-macam jus dan minuman lainnya, dan ruangan terakhir didepannya ada sebuah gerobak yang menyediakan siomay. Di belakang gerobak siomay terdapat meja administrasi pembayaran bakso TITOTI. Di meja admin juga tersedia beberapa minuman seperti aqua dan makanan ringan seperti kerupuk dan kacang mete.

Meja yang tersusun di Bakso TITOTI memanjang ke samping namun ada juga meja yang berukuran untuk perorangan. Untuk meja yang memanjang kesamping itu diperkiraan memuat untuk enam orang pelanggan. Kursi dan mejanya masing-masing mempunyai wana hijau dan silver.

Sebelum masuk ke ruangan tterbuka bakso TITOTI disana terdapat tempat parkiran yang luasnya mengikuti panjang ruangan bakso tersebut. Setiap kendaraan dikenakan biaya dua ribu rupiah untuk parkir.

 

Lokasi Kedua

Gambaran lokasi

Letaknya berada di Pasar Minggu Jakarta Selatan. Memiliki satu gerobak didepan tetapi juga terdapat dapur di belakang. Mempunya 10 meja selain itu juga disedikan tempat lesahan yang mengaitkan akan ketradisionalan.disekitar tempat penjualan tersebut terdapat Apotik yang berada disebelah kanan. Dan terdapat bengkel Motor yang berada disebelah kiri.

Daerah tersebut ramai akan pegawai yang bekerja di beberapa perusahaan disekitar tempat berjualan. Untuk sekitar yang terdekat tidak terdapat penjual bakso yang lain, tetapi pada jarak 700m terdapat juga penjual Bakso lainnya.

 

II.                ANALISIS

 

a.      Analisis Pertama

 

Sesuai dengan ketentuan yang ada, dalam tugas, kami mengamati pengusaha kecil yang tangguh, kami mulai mengamati dengan pengusaha tukang bakso yang baru – baru ini membuka usahanya. Perlu sedikit adanya usaha untuk membujuk sang pemilik untuk bisa diwawancarai, yang akhirnya beliau bersedia untuk kami wawancarai.

Dari wawancara kami pada pemilik usaha didapatkan informasi bahwa tujuan atau motif sebenarnya untuk memutuskan menjalani bisnis ini adalah tidak lain ingin mencoba merubah nasib dengan dimulainya usaha kecil seperti menjadi tukang bakso, yang notabene-nya metode maupun modal tidaklah terlalu sulit didapat dan dikuasai. Bisa dibilang langkah kecil yang mereka harap akan menjadi besar. Atau ada juga yang beralasan karena hanya itu yang dapat mereka lakukan saat ini juga.

Lingkunga juga terkadang menjadi tolak ukur mereka dalam membuka usaha, lingkungan yang tepat dapat mendorong mereka untuk terus meningkatkan usaha kecil tersebut. Perjuangan yang dialami para pembuka usaha barupun tidaklah mudah. Banyak kendala atau masalah yang harus dihadapinya dalam mempertahankan bisnis mereka. Menurut informasi yang kami dapat kendala yang sering dialami oleh para pengusaha baru adalah kurang pembeli dan kepercayaan pembeli yang kebanyakan pasti lebih memilih pedagang langganan mereka dan enggan untuk mencoba yang lainnya.

Kendala lain yang menjadi masalah adalah bagaimana bisa untuk membalikkan modal yang telah digunakan. Pasti butuh waktu lama untuk mendapat balik modal apalagi akan sulit bagi pengusaha baru yang tidak mempunyai pengalaman atau koneksi lebih. Ada sebagian dari mereka membutuhkan waktu bertahun – tahun baru bisa balik modal tetapi juga ada dari mereka yang bisa mendapat balik modal dalam jangka setahun saja. Nasib pengusaha baru tidaklah bisa ditebak bagaimana jadinya sebelum melewati waktu serta proses yang panjang.

Dengan adanya masalah inilah membuat para pengusaha baru itu berlomba menarik minat pelanggan dengan beragam cara. Cara yang paling wajib dijalankan bagi para pengusaha baru maupun lama tentulah sikap yang ramah dan sopan terhadap pelanggan yang datang. Seperti dalam pepatah " Pembeli adalah raja". Bagi pengusaha baru pelayanan yang mengesankan merupakan kunci utama dalam menjalankan bisnis, agar bisa menumbuhkan kepercayaan para pelanggan, apalagi dalam usaha kecil, pesaing yang membludak bukanlah masalah kecil yang dianggap sebelah mata. Selain pelayanan, peningkatan kualitas juga patut diperhatikan. Karena , pelayanan mungkin sangatlah penting tetapi tidaklah berguna jika kualitas maupun rasa yang disuguhkan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan pelanggan.

Seperti yang diharap – harapkan para pengusaha baru dalam bidang lainnya yang beragam, membuka usaha pastilah terbesit untuk membuka cabang lain untuk mensejahterakan dan memperluas usahanya. Tidak urung juga para pengusaha kecil yang tangguh, yang sekarang ini merebah bagai jamur yang tumbuh dimana – mana di negara tercinta kita ini.

Dari tempat pengusaha tukang bakso yang kami datangi, kami juga mengorek informasi dari salah satu karyawan sang pemilik usaha. Menurutnya, bekerja pada pengusaha baru bisa menambah pengalamannya tentang berbisnis di dunia perdagangan, meskipun upah yang diberikan tidak tentu jumlahnya. Banyak dari mereka mulai mengerti, ternyata dalam berdagang tukang bakso di zaman sekarang ini tidaklah cukup hanya menjual bakso jika menjualnya mengambil tempat sebagai rumah makan.

Berbeda dengan penjual bakso yang memulai karirnya dengan menjajakan bakso berkeliling. Pengusaha baru yang memulai bisnis dengan mengambil suatu tempat sebagai pangkalan, mengharuskannya menyediakan pilihan lain bagi para pelanggan agar tertarik mencoba bakso buatannya. Seperti menyediakan berbagai jenis minuman, atau mungkin tambahan pilihan makanan lain sebagai pelengkap bakso yang dijual. Hal ini dilakukan karena alasan keuntungan yang didapat sangatlah tipis, malihat para pedagang bakso tidaklah jarang disetiap tempat apalagi dikota yang cukup besar seperti Ciputat.

Karyawan yang diketahui telah bekerja pada sang pemilik dari tahap awal ini sangatlah patuh apa – apa yang disuruh sang pemilik. Tentu, terbesit juga dalam dirinya akan tujuan mengikuti bosnya ini adalah untuk bisa membuka usaha untuk dirinya sendiri. Yang kami ketahui juga , karyawan satu ini telah banyak meraup pengalaman tentang berdagang selain berjualan bakso. Seperti berjualan es cendonl, mie ayam dan lain sebagainya.

Selain pemilik dan karyawan yang kami wawancarai, kami juga memintai pendapat beberapa pelanggan bakso tentang pengusaha bakso yang baru memulai usahanya. Mereka mengatakan bakso merupakan salah satu makanan favorit saat ini, tidak heran jika ada saja yang membeli bakso dalam kurun seminggu sekali atau bahkan hampir tiap hari. Hal inilah yang menjadi kasus merajalelanya tukang bakso saat ini.

Menurut masyarakat yang khususnya penyuka bakso, mereka lebih memilih  bakso dari penjual yang sudah menjadi langganan mereka. Merekan juga berpikir, bakso yang berkualitas tentu mempunyai pelanggan yang lebih banyak daripada yang baru membuka usaha menjual bakso, sehingga mereka memilih yang pasti – pasti saja. Tidak banyak orang yang mau mengabil resiko untuk mencoba bakso selain yang biasa mereka dapatkan. Selain itu ,menurut mereka pedagang bakso yang masih baru belumlah bisa berkembang pesat sebelum adanya proses, apalagi jika bakso tersebut hanya bermodal dijajakan saja seperti biasanya tanpa ada sesuatu yang berbeda.

Menurut mereka, kriteria tukang bakso yang baik adalah yang memiliki cita rasa khas juga adanya pelayanan yang baik. Kejujuran juga sangat penting dimiliki oleh seorang pengusaha. Benar saja pernah salah satu dari kami tanpa sengaja mewawancarai salah satu bakso di daerah kampus UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, sempat kami tanyakan mengapa harga yang ditawarkan begitu murah dengan porsi yang sungguh banyak. Karena rekan kami tidak puas dengan jawaban sang tukang bakso keliling itu, rekan kami pun mencercanya dengan berbagai pertanyaan lainnya yang membuat sang tukang bakso itu terpojok. Hingga terbuktilah dugaan kami dengan mendadaknya harga bakso yang naik minggu depannya. Miris memang , ini juga menjadi salah satu alasan mengapa tidak sedikit orang yang enggan mencoba bakso yang baru dikenalnya apalagi tanpa rekomendasi orang lain.

Menurut pendapat konsumen tentang bakso, untuk mendapatkan pelanggan yang banyak haruslah bagi sang pengusaha untuk mengenalkan baksonya ke khalayak umum disertai dengan cita rasa dan pelayanan yang memuaskan tentunya.

 

b.      Analisi kedua

Observasi yang kedua ini kami lakukan pada pengusaha yang kami golongkan sebagai usaha pertengahan. Yang mana usaha ini adalah lanjutan dari proses tindakan sosial yang dilakukan seseorang setelah mengalami proses pada tahapan awal membuka usaha.

Tentang bakso "ATOM" yang berada di kawasan pasar minggu Jakarta selatan. Dengan narasumber bapak Sudarto yang berasal dari Malang yang sudah mempunyai istri dan 2 orang anak. Bapak Sudarto sudah berjualan sekitar 7 tahun yang lalu. Usaha yang beliau awalai dengan berjualan keliling menggunakan gerobak, pendapatan yang tidak seberapa membuat beliau berinisiatif untuk menggubah berjualannya dengan mendirikan warung sendiri.

Karena berjualan dengan menggunakan gerobak dalam pendapatannya kurang dari apa yang dikira-kira.

Selain berjualan bakso beliau juga menjual mie ayam dan mie yamin. Karena kebanyakan pembeli tidak hanya mencari Bakso tapi juga mie ayam dan mie yamin. Untuk modal sehari-hari beliau biasanya mengeluarkan biaya sekitar Rp500.000 ribu rupiah. Dalam  berjualan ini bapak Sudarto juga dibantu oleh istrinya dan juga kedua anaknya, terkadang anak-anak beliau membantu setelah pulang sekolah dan juga pulang kuliah. Pada saat pembeli yang banyak dan membeludak untuk membeli Bakso beliau terkadang beliau merasakan kerepotan, tapi itu hanya dalam waktu yang sebentar dan mulai dari itu beliau mulai terbiasa untuk repot.

Dalam suka duka berjualan beliau merasakan suka disaat beliau mendapatkan banyak sekali pelanggan dan untuk duka dalam berjualannya terkadang beliau mendapatkan pelanggan yang kurang sabar dan ingin mendapatkan Bakso lebih dulu.

Bisa dinamakan saat – saat seperti inilah masa pertengahan atau proses menuju usaha yang lebih baik dan sudah mulai menarik banyak pelanggan.

 

 

 

c.       Analisis Ketiga

 

Tentang Bakso ''TITOTI'' Narasumber Bapak Susanto

Tentang Bakso TITOTI

Bakso TITOTI adalah salah satu bisnis restoran yang berpusat di Wonogiri Jawa Tengah.Berdiri sejak tahun 1975. Bagi pecinta bakso TITOTI pasti sudah terbayang apa yang ada dibenak mereka. semangkuk bakso urat dan mie atau bihun dengan kuah bening yang merupakan ciri khas dari bakso ini ditambah bonus dengan beberapa potongan daging kecil yang menyerupai urat. Slamet Riyanto, begitu nama lengkap pemilik dan pendiri bakso TITOTI, yang berasal dari Wonogiri Jawa Tengah yang datang ke Jakarta untuk peruntungannya. Berawal dari berjualan bakso dengan pikulan yang mengelilingi kampong-kampung. Lambat laun peminatnya semakin banyak hingga kemudian mempunyai warung sendiri yang diberi nama TITOTI yang berasal dari suku kata terakhir nama ketiga anak Bapak Slamet, yaitu Nuryanti, Hertanto dan Dian Susanti.

 

Tentang Pendiri Bakso TITOTI

Seorang mahasiswi mendengarkan penjelasan dari seorang narasumber yang bernama Pak Susanto asal Wonogiri Jawa Tengah, beliau adalah pemimpin sekaligus admin di Bakso TITOTI Serua – Ciputat.Takada aroma anyir bakso atau bawang goreng di rumah megah yang sebelumnya rampung itu.Diantara bau cat dan politer, semerbak parfum agak menyengat mengiringi seorang pria berkulit gelap keluar dari kamar tidur yang besar.Tatanan rambutnya rapi, begitu pula kumisnya.Baju lengan panjang warna abu-abu dipadu celana panjang sewarna membalut tubuhnya yang gempal.Perilakunya terlihat amat santun.

Setelah menyalami tamunya, beliaupun mengenakan sepatu kulit hitam mengkilat yang telah disiapkan dibawah sofa.Sebulah lampu robyong Kristal berukuran besar tergantung di ruang tamu.Di rumah mewah yang seluruh lantainya dari marmer itu, penampilan Slamet Triyanto seorang laki-laki berumur 41 tahun yang merupakan pendiri Bakso TITOTI ''Rumah ini hasil jerih payah selama saya mikul di Jakarta'' Ungkap pak Slamet.Dengan rendah hati beliau mengakui nilai uang yang beliau tanamkan dalam pembangunan rumahnya Di Desa Brubuh mencapai sekitar 1 Milyar Rupiah. Bapak Slamet mempunyai 3 orang anak yaitu Nuryanti, Hartanto dan Iana Susanti yang akhirnya dari ketiga anaknya ini beliau menamakan usaha baksonya dengan nama TITOTI, dua huruf terakhir dari nama masing-masing anaknya.

Kiat Pengawasan Bakso TITOTI

Bapak Slamet tak lagi mengelola baksonya Dua restoran baksonya di Jakarta sejak empat tahun terakhir dipercayakan sepenuhnya kepada anak buahnya.Salah satunya pada Bakso TITOTI yang sekarang di pegang oleh Bapak Susanto aseli Wonogiri Jawa Tengah.Beliau merupakan tetangga dekat dari Bapak Slamet.Bapak Slamet mempercayakan usaha Baksonya yang terletak di Daerah Serua – Ciputat ini kepada Bapak Susanto.Penghasilan Bersih dari Bakso TITOTI Serua ini setiap harinya mencapai 10 Juta Rupiah itu sudah termasuk pendapatan bersih sudah dihitung gajih karyawan dan pengeluaran.Setiap harinya Pak Susanto membutuhkan 70 -80 Kg Daging sapi untuk campuran baksonya.Daging-daging itu aseli dari sapi yang baru di sembelih beliau tidak menyimpannya di dalam kulkas terlebih dahulu melainkan langsung dibuat menjadi bakso.

Apakah tak terbesit rasa curiga atau suatu saat kepercayaan itu akan disalahgunakan?, ''Tidak'' Tandas Pak Slamet. Beliau mempercayakan semuanya kepada Allah.beliau percaya bahwa Allah lah yang telah memberi rizki semua ini, dan Allah pula yang mengambil. Bapak Slamet melepas semua usahanya dan dipercayakan kepada masing-masing anak buahnya yang berjumlah 42.Beliau juga menerapkan sistem pengawasan yang khas.Setiap kali ke Jakarta beliau pamit pulang ke Solo kepada karyawannya namun selang beberapa menit diam-diam beliau kembali ke restorannya.Dengan menyamar sebagai salah satu penumpang taxi, beliau mengawasi gerak-gerik para karyawannya.Setelah itu baru beliau pulang ke Solo.

Sesampai di Wonogiri, Pak Slamet segera menelpon ke Jakarta dan menegur satu demi satu karyawan yang beliau anggap lalai .karyawan yang ditegurpun dibuat bingung dan menganggap juragannya punya ilmu terawang. Dengan sistem pengawasan yang tradisional seperi itu terbukti bahwa para karyawannya setia, disiplin sepenuh hati.Karyawannya yang berjumlah 42 itu semua berasal dari Wonogiri Jawa Tengah.

Rasa dan Pelayanan

Setiap minggu Pak Susanto mentransfer omset bakso TITOTI kepada Bapak Slamet setiap hari senin.Bakso TITOTI yang terletak di Serua – Ciputat ini buka sejak pukul Sembilan pagi sampai pukul sepuluh malam.Pengunjungnya sangat ramai tidak pernah sepi tempat bakso tersebut.Khususnya pada hari-hari libur, yaitu hari sabtu dan minggu. Soal rahasia rasa, menurut Pak Susanto bakso TITOTI ini tidak ernah ada rasa yang dirahasiakn, asal banyak daging sapinya maka rasanyapun akan terasa enak. Ujar Pak Susanto dengan yakin.

Beliau wanti-wanti agar jangan menggunakan bahan pengawet seperti boraks yang digunakan sebagai pengenyal baksonya.Selain dari rasanya Bapak Susanto ditekankan oleh Bapak Slamet untuk menjaga kebersihan dari setiap segi, kerapihan dan keramahan dalam setiap pelayanan.Di samping itu selain menjual bakso, TITOTI juga menyediakan Siomay yang pembuatannya membutuhkan 80 kg ikan tenggiri setiap hari.Selain siomay juga ada mie ayam, es teller, macam-macam jus, kacang mete dan beberapa cemilan lainnya yang cocok untuk dimakan bersamaan dengan bakso.

Bapak Slamet sangat menekankan kebersihan dan keramahn saat berjualan bahkan hal ini sudah dilakukanya saat beliau masih berjualan bakso dengan memikul angkring atau gerobak dorong  dan terus beliau pegang sampai usahanya berkembang di tahun 1980-an. Waktu itu beliau mulai berjualan di kompleks pertokoan duta merlin. Setelah pusat pertokoan di duta merlin digusur, atas kebaikan hati seorang pegawai pajak beliau pindah ke depan kantor pajak dan mulai menggelar warung bertenda beliau bertahan disitu hingga empat belas tahun.

Seorang pelanggan bernama Eka mengatakan ''Rasa yang ada pada bakso TITOTI itu berbeda dengan bakso lainnya.Bakso TITOTI lebih terasa dagingnya yang membuat saya selalu ketagihan untuk mampir ke tempat ini, selain itu pelayanannya pun cukup memuaskan deengan keramahan para pelayananya dan harganya juga terjangkau.Jadi saya memilih bakso TITOTI sebagai menu makan siang atau makan malam saya'' Jelas Eka.

Selain eka seorang pelanggan laki-laki bernama Muhammad Ridwan juga mengatakan '' Baksonya wuenak sampe saya selalu ketagihan mampir ke TITOTI kalau saya melewati tempat ini.Rasanya ada yang kurang kalau lewat TITOTI tidak mampir ke dalamnya.Selain itu saya juga suka karena disini bukan hanya menyediakan bakso, tapi juga mie ayam, siomay, kacang mete, aneka jus dan es kopyor'' Tegas Ridwan.

Nasib Baik Pendiri Bakso TITOTI

Menurut penjelasan Pak Susanto, Bapak Slamet Triyanto niscaya tidak bisa dijadikan tolak ukur bagi masyarakat mayoritas penjual bakso di negeri ini, bahkan mungkin di dunia banyak yang dapat mewujudkan impiannya mengecap hidup yang mewah berlimpah. Ada sebuah faktor nasib baik yang melekat pada laki-laki kelahiran 28 Oktober 1956 ini, yang pendidikannya tak tamat Sekolah Dasar (SD) ini. Perjalanan hidup beliau cukup anjang dan tentu disana tersimpan perjuangan yang pahit, getir, kegigihan, keuletan, disamping sifat hemat, tekun, jujur dan sebagainy.Itu dimulai pada tahun 1971.Setelah beberapa lama mengikuti naluri agrasisnya mencangkul di sawah ayahnya, yang sempit beliau memutuskan mau mengadukan nasib ke Jakarta.

Mulanya beliau mengikuti kakak iparnya yang berjualan bakso.Oleh kakak iparnya itu beliau diberi modal satu angkring bakso.Bapak Slamet hanya menjajakan baksonya disekitar Kampung Kotabambu.Berkat keuletannya dua tahun kemudian angkringannya berganti menjadi gerobak dorong yang lebih ringan.Bapak Slamet menganggap bahwa nasib baik yang singgah padanya adalah berkat belas kasih beberapa orang. Beliau mencatat nama haji Zaksman seorang penduduk aseli Kotabambu, Tomang Asli, yang pertama kali memberikannya pondokan gratis. Juga satpan Duta Merlin, pegawai pajak di kantor pajak dan warga masyarakat di kalibata yang memberi kesempatan berdagang.

Cabang Bakso TITOTI

Setelah menjalani masa perkembangannya mulai dari yang tadinya berjualan bakso dengan dipikul kemudian mempunyai gerobak dorong dan seterusnya. Baksi TITOTI telah mencapai kejayaannya dan mempunya banyak cabang diantaranya di daerah Wonogiri sendiri, BSD, Kebon Jeruk, Jakarta Selatan, Parung, Solo, Ciledug, Ciputat, Sragen, Bogor, dan sebagainya.

Untuk daerah Jakarta dan sekitarnya ada beberapa Alamat Bakso TITOTI sebagai berikut:

·         Jl. Kebon Jeruk Raya No. 44 (depan SMPN 75)

Jakarta Barat. Telpon: 021-5483990

·         Jl. Raya Pasar Minggu Jakarta Selatan

Sebelah Makam Pahlawan Kalibata Jakarta Selatan

·         Jl. Ashari, Pinang Ciledug Tangerang

·         Jl. Arya Putra Kedaung Ciputat Tangerang

Sedangkan alamat pusat di Wonogiri adalah

·         Jl. Honggowongso No. 42 Solo Kota / Laweyan

 

III.             Kesimpulan

Dari semua observasi yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa setiap perjalanan individu dalam menggapai tujuan usahanya membutuhkan proses yang panjang tidak serta merta langsung meraih tujuan yang diinginkan. Seperti halnya teori Max Weber yang menerangkan bahwa seseorang haruslah mempunyai motivasi dan tujuan dalam hidup.

Dari hasil observasi pertama, kita tau bahwa seorang pengusaha yang baru memulai karirnya haruslah berusaha lebih keras lagi apalagi di era seperti sekarang ini. Berlanjut observasi kedua, seseorang yang sudah memulai usahanya dan memulai untuk membuka cabang sebelumnya dia juga mengalami apa yang dialami oleh observasi orang pertama dan kemajuan ini juga membutuhkan proses dan usaha lebih keras lagi dari sebelumnya untuk mempertahankan keadaan yang sudah ia bangun.

Hasil observasi ketiga menyimpulkan bahwa seorang pengusaha ini  sudah banyak memiliki cabang, dan itu tidak sedikit cabangnya hampir daerah jawa dan Jabodetabek. Ini merupakan hasil dari jerih payahnya yang memulai berjualan bakso dengan dipikul keliling kampong, kemudian berganti menggunakan gerobak dorong setelah gerobak dorong pengusaha itu membuka tenda untuk berjualan. Lambat laun bakso ini banyak diminati para pelanggannya yang pada akhirnya memiliki cabang dimana – mana. Omset perharinya dapat mencapai sepuluh juta perhari. Perjalan panjang untuk sebuah kesuksesan, tidak lain karena kerja keras dan motivasi.

Para pengusaha ini akan terus melakukan tindakan sosial selama mempunyai motivasi dan tujuan untuk suskses, yang mana tindakan inilah yang kan menimbulkan suatu proses perjalanan kehidupan seseorang dalam berbisnis. Dimulai yang tidak punya apa – apa hingga keberhasilannya mempunyai omset yang tak terduga.

 

IV.             Daftar Pustaka

Ritzer, George dan Doughlas J. Goodman .2014. Teori sosiologi. Bantu : Kreasi Wacana. ( Juni 2014 ).

Marx dan Friedrich Engels, Manisfesto Komunis,

 

V.                Lampiran

 

 

 

 

 

 

 



[1] Teori ini tertuang dalam buku Manisfesto Komunis yang dibuat oleh Marx dan Friedrich Engels

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini