PROFIL YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM SABILUSSALAM
Latar belakang berdirinya yayasan ini karena para pemuka masyarakat di daerah kampung sekitar adalah didasarkan pada kebutuhan mahasiswa dalam mempelajari ilmu agama yang tidak diperoleh di instansi-instansi umum. Para pemuka masyarakat tersebut merasa bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak dan masyarakat sekitarnya maupun masyarakat luas. Pendirian yayasan ini juga ikut membantu program pemerintah dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya.
Lembaga pendidikan pesantren baru dibuka pada tahun 1994. Cita-cita pendirian pesantren mahasiswa ini telah ada jauh sebelum Yayasan Pendidikan Islam Sabilussalam dibentuk (sekitar tahun 1980-an). Berawal dari cita-cita Bapak H.M. Mansyur, salah satu pendiri Yayasan Islam Sabilussalam yang ketika itu masih menjalani studi S1 di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia bersama teman-temannya dari Jurusan Bahasa Arab (antara lain: H.D. Hidayat, S. Shodikin, dan Fahrurrozi) dan juga istrinya memiliki kegiatan pengajian mingguan secara bergilir di sekitar desa Cempaka Putih. Dari jalan pengajian itulah akhirnya ada salah seorang warga yang mewakafkan tanahnya untuk kepentingan dakwah.
Yayasan tersebut didirikan pada tanggal 24 Oktober 1981. Pada awalnya berdiri di atas lahan tanah seluas 500 m2 (lima ratus meter persegi) hasil wakaf dari tanah bekas milik adat yang kemudian diperluas 200 m2 sehingga menjadi ±700 m2. Sebidang tanah itulah yang saat ini berdiri Yayasan Islam Sabilussalam, yang di dalamnya terdapat Raudhatul Athfal (TK) (1982), Madrasah Diniyyah (1988) dan akhirnya pada periode 1991-1993 dibangun gedung Pesantren Luhur Sabilussalam. Yayasan Islam Sabilussalam tersebut beralamatkan di Jl. WR. Supratman Gang Bacang RT/RW 002/09 Kp. Utan, desa Cempaka Putih, kecamatan Ciputat Timur, Kabupaten Tangerang Selatan Provinsi Banten 15412.
Sejak berdirinya yayasan tersebut hingga saat ini, Yayasan Pendidikan Islam Sabilussalam pernah mengalami kekosongan kepemimpinan dikarenakan para pendiri semakin banyak udzur dan penerus yang belum siap mengelola yayasan tersebut. Sehingga ±10 tahun Yayasan Islam Sabilussalam mengalami pemberhentian. Hal ini rupanya berdampak akan lembaga pendidikan, seperti halnya diniyyah yang hilang dan seolah-olah menyatu dengan TPQ.
Pesantren ini awalnya sesuai dengan keinginan pendiri (H.M. Manshur) dibangun sebagai pesantren modern, dalam artian modern dalam berpikir, kegiatan ibadah yang sempurna serta pengkajian kitab kuning dan modern dalam bermasyarakat. Sehingga pesantren ini dulunya hanya menerima mahasiswa mulai dari semester tiga, bahkan pesantren ini pernah memiliki mahasantri pascasarjana. Namun seiring berkembangnya zaman pesantren ini mulai membuka pendaftaran untuk mahasiswa semester satu.
Pesantren tersebut mengedepankan kemandirian mahasantri, bahkan sistem pesantren mandiri yang diciptalan yaitu "dari santri, oleh santri, untuk santri". Melihat hal semacam ini diharapkan alumni juga ikut berperan dalam perkembengan pesantren. Selain itu, Bimbingan Tes Sabilussalam atau biasa disebut BIM-TES Sabil, juga membantu memperkenalkan pesantren dikhalayak umum, sehingga peminat pesantren ini setiap tahun bertambah dan menjadikan pesantren ini semakin diakui keberadaannya.
Selain itu, faktor didirikannya pesantren Luhur Sabilussalam ini adalah para pendiri merasakan sangat kurangnya sarjana Islam yang memiliki kemampuan memadai dalam membaca dan memahami khazanah keagamaan yang berbahasa Arab. Juga didukung dengan keinginan pendiri membuat tafsir Alqur'an yang baru, mudah difahami, dan lebih ringkas bersama para mahasantri.
Hingga saat ini Sabilussalam mulai bangkit dan menjadi pesantren luhur yang diharapkan mampu bersaing dengan pesantren lain, juga menghasilkan alumni yang bermanfaat dikehudupan mendatang. Secara umum tujuan didirikannya Pesantren Luhur Sabilussalam, yaitu: "Mencetak pemimpin yang bertanggung jawab dan kuat dalam bidang agama". Sejak dibuka pada tahun 1994 hingga saat ini pesantren ini telah mewisuda 18 angkatan.
A. Strukturan Yayasan Pendidikan Islam Sabilussalam
Adapun susunan Badan Pendiri Yayasan Pendidikan Islam Sabilussalam antara lain:
1. Prof. Dr. H.A.R. Partosentono, sebagai Ketua
2. Prof. Drs. H. Chatibul Umam sebagai Anggota
3. Drs. H. Muchsin Idham sebagai Anggota
4. Drs. H. Ibrahim Gade sebagai Anggota
5. Drs. H. Mohammad Mansyur sebagai Anggota
6. H. Ir. A. Sjofjan sebagai Anggota
7. J. Rosyadi sebagai Anggota
B. Tujuan didirikan Pesantren Luhur Sabilussalam
Setiap lembaga sudah tentu memiliki tujuan dalam pembentukannya, adapun tujuan didirikannya Pesantren Luhur Sabilussalam adalah sebagai berikut:
1. Membantu usaha Pemerintah Republik Indonesia dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, khususnya di bidang pendidikan dan sosial.
2. Mencetak pemikir Islam yang mampu memahami dan mengaplikasikan hasil karya ulama-ulama besar dari zaman klasik, pertengahan, maupun zaman kontemporer yang terdapat pada buku-buku yang berbahasa Arab.
3. Membangun manusia Indonesia yang sejahtera, berpengetahuan luas, berakhlak luhur, beramal ikhlas, cinta kepada nusa, bangsa, dan agama serta bertaqwa kepada Allah SWT.
4. Mendidik kader ulama yang mendalami (takhassus) ilmu keagamaan dan kebahasaaraban, karena semakin langkanya ulama pada dewasa ini.
C. Kendala Yayasan Pendidikan Islam Sabilussalam
Dalam suatu lembaga bukanlah hal yang aneh lagi apabila memiliki kendala dalam proses perjalanannya, baik lembaga yang besar maupun kecil sekalipun. Karena semakin besar lembaga maka semakin banyak pula kendala-kendala yang dihadapinya:
1. Masalah notaris
Karena pada awalnya Yayasan Pendidikan Islam Sabilussalam ini berasal dari tanah adat masyarakat setempat jadi tidak jelas status kepemilikannya.
2. Masalah fasilitas
Karena setiap tahun yang minat atau yang mau mondok di Yayasan Pendidikan Islam Sabilussalam ini semakin banyak, namun ruangan dan kamar tidak memadai dan hanya memiliki 6 lokal kelas.
3. Masalah tenaga pengajar
Karena yang yang mengajar memiliki kesibukkan lain diluar, sehinnga sulit untuk menentukan jadwal belajar dan mengaji.
4. Masalah masyarakat
Karena Yayasan Pendidikan Islam Sabilussalam ini langsung terjun dan bersentuhan dengan masyarakat, yang terkadang banyak permintaan masyarakat yang harus di penuhi oleh pihak Yayasan Pendidikan Islam Sabilussalam dan juga sebaliknya.
Sumber:
Muhamad Faiz Al-Maki dan Fawwaz Raihan (Santri Sabilussalam)
Kelompok 3:
Nur Afriani (11140530000002)
Khoirunnisa (11140530000006)
Abdul Hafidz (11140530000016)
Muhamad Faiz Al-Maki (11140530000020)
Fawwas Raihan (11140530000028)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar