Selasa, 22 Maret 2016

sarah fauziah audina_PMI 6_ekologi manusia_tugas 3


Sarah FAuziah Audina _PMI _1113054000010

Kebakaran Hutan Di Indonesia

Secara umum, penyebab kebakaran hutan di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua. Yang pertama adalah kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor alam. Yang kedua kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor manusia. Kebakaran hutan di Indonesia yang terus terulang setiap tahun ini, penyebabnya sebagian besar oleh faktor manusia, baik tanpa disengaja maupun disengaja. Dampak kebakaran hutan ini tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, namun juga negara-negara tetangga.

Penyebab kebakaran hutan karena faktor alam atau secara alami dipicu oleh petir, lelehan lahar gunung api, gesekan antara pepohonan yang kemudian menimbulkan percikan api. Kebakaran hutan yang diakibatkan oleh petir dan gesekan pohon jarang terjadi di Indonesia apalagi pada hutan hujan tropis. Baru dapat terjadi apabila kondisi hutan memungkinkan, seperti saat kekeringan yang panjang. Kebakaran hutan di Indonesia yang berulang hampir tiap tahun, lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia. Berdasarkan laporan sebuah lembaga riset, faktor manusia merupakan penyebab kebakaran hutan di sejumlah provinsi. Menurut Syaufina (2008) dalam bukunya, Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia, hampir 99 persen kebakaran hutan di Indonesia disebabkan karena ulah manusia.

Kebakaran Hutan di Indonesia

Kebakaran hutan yang disebabkan oleh ketidaksengajaan manusia bisa terjadi misalnya karena puntung rokok yang dibuang di area hutan, api unggun di hutan yang lupa dimatikan atau tidak benar-benar mati saat ditinggalkan, pembakaran sampah, dan berbagai kelalaian lainnya. Kebakaran jenis ini kerap terjadi di hutan-hutan pada gunung-gunung yang kerap dikunjungi pencinta alam (pendakian gunung) di pulau Jawa seperti kebakaran hutan di Gunung Sindoro dan Gunung Muria pada akhir September ini.

Karena itu diperlukan kewaspadaan bagi para penggiat kegiatan di outdor dan masyarakat di sekitar hutan. Kelalaian kecil semisal meninggalkan bekas perapian yang masih memiliki bara api atau membuat puntung rokok mampu memicu kebakaran hutan. (Kebakaran di bawah tanah (ground fire) pada daerah tanah gambut dapat pula menjadi menyulut kebakaran hutan di atas tanah pada saat musim kemarau. Kebakaran bawah tanah di salah satu lahan basah ini bisa terjadi sangat lama dan tidak terdeteksi hingga memicu kebakaran lahan di atasnya.

Faktor manusia lainnya yang menjadi penyebab kebakaran hutan di Indonesia adalah pembukaan lahan. Pembukaan lahan dengan cara membakar hutan kerap menjadi hal yang paling sering dilakukan baik oleh perorangan maupun perusahaan. Pembakaran hutan menjadi pilihan yang paling murah dan mudah untuk mengubah lahan hutan menjadi kebun kelapa sawit, kebun karet, dan lahan pertanian lainnya sekaligus menaikkan harga jual lahan. Kebakaran hutan hebat yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan pada tahun ini pun ditengarai disebabkan oleh faktor ini.

Penyebab Kebakaran Hutan di Indonesia

Terungkap fakta bahwa menurut Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah No.15 tahun 2010. Di Kalimantan Tengah, untuk membakar hutan seluas maksimal satu hektar orang hanya perlu izin ketua RT. Demikian laporan detik.com. Sementara untuk membuka lahan dengan cara membakar hutan seluas satu sampai dua hektar, hanya cukup izin dari lurah atau kepala desa. Dilaporkan juga, Pemprov Kalimantan Tengah mengizinkan masyarakat membakar hutan secara tertib untuk membuka lahan. Setelah ada bencana kebakaran hutan yang berujung kabut asap, Pergub yang memuat izin membakar hutan itu akan direvisi. "Pergub Nomor 15 Tahun 2010, tentang diperbolehkan membakar lahan kini dalam pengendalian. Sekarang sedang saya proses revisi," kata Penjabat Gubernur Kalteng Hadi Prabowo saat dihubungi detikcom, Jumat (23/10).

Mengapa api sulit dipadamkan

Sementara itu juga semakin sering dipertanyakan, mengapa api sulit dipadamkan, padahal sudah melibatkan bantuan dari negara-negara lain. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar membenarkan, kebakaran sulit dipadamkan karena baik di Kalimantan maupun Sumatera, titik api berada pada kedalaman tiga sampai lima meter di bawah tanah. Inilah karakteristik tanah gambut, jika sudah terbakar. ''Dipadamkan di atas sudah mati, ternyata di bawah itu ada rongga yang isinya bara api,'' demikian diterangkan Menteri LHK di kompleks Istana Kepresidenan (Selasa, 6/10). Siti Nurbaya Bakar menambahkan, kondisi tersebut yang menyebabkan kepulan asap masih saja terjadi padahal kobaran api sudah mereda.

Asap kini sudah meluas sampai ke Thailand, yang biasanya tidak terjangkau asap dari kebakaran hutan Indonesia. Di Thailand selatan kini sekolah-sekolah ditutup. Selain kehidupan sehari masyarakat, asap dari Indonesia juga menyebabkan kerugian besar bagi sektor pariwisata Thailand, mengingat sejumlah penerbangan terpaksa dibatalkan akibat kabut asap.

Analisis

dari banyaknya kasus kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia seperti di Kalimantan Tengah dan Riau kebakaran ini kebanyakan di lakukan oleh perusahaan-perusahaan dan mereka sudah mendaptkan izin dari RT dan Lurah setempat. Ini lah yang menjadi masalah serius. RT dan Lurah yang merupakan pejabat tinggi yang seharusnya menjaga dan melestarikan lingkungan tetapi malah membiarkan ini terjadi demi mendaptkan beberapa juta tetapi mengakibatkan kabut asap yang membawa dampak buruk bagi lingkungan.

Sudah saatnya pemerintah memberikan hukuman yang tegas bagi pemberi izin dan pelaku pembakaran hutan sejauh ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah memberikan sanksi administratif kepada 10 perusahaan yang terkait pembakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatra dan Kalimantan. Dua di antaranya dicabut izin perusahaannya. Menurut Menteri LHK, langkah itu berdasarkan hasil penyelidikan satgas khusus pengawasan kebakaran lahan dan hutan sejak 22 September.

DAFTAR BACAAN :

http://alamendah.org/2015/10/01/penyebab-kebakaran-hutan-di-indonesia/ dikutip pada 23 Maret 2016 pada pukul 12.30

http://www.dw.com/id/penyebab-kebakaran-hutan-terungkap/a-18801135  dikutip pada 23 Maret 2016 pada pukul 12.45



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini