Rabu, 01 April 2015

Life Story Bagian 2

Nama      : Nida Ulyanah
NIM         : 1112052000020
Jurusan   : BPI 6





Saya akan mendeskripsikan sedikit sosok seseorang yang menurut saya perjuangannya dapat ditiru oleh kita semua sebagai pendengar. Ia adalah seorang pengusaha kerupuk singkong yang bernama lengkap Fajar Rahmat, berusia 45 tahun yang bertempat tinggal dikawasan Cengkareng Jakarta barat. Ia hidup 5 bersaudara  ia adalah anak pertama, adiknya bernama, Farhan( 40),kholis (37), anis (32), dan terakhir bernama rohim (27). Rumah yang ia tempati saat ini adalah milik rumahnya sendiri yang telah tinggal sendiri bersama istri dan anaknya, berbeda dengan orang tua dan adiknya rata-rata mereka tinggal dikawasan Jakarta utara. Rumah yang mereka tempati cukuplah untuk membuka lapak usahanya sebagai bos krupuk cap GR ini.

Ia telah menjadi tokoh inspiratif bagi setiap penyandang difable di Indonesia. Tentang ketekunan serta kerja kerasnya dalam mencari penghidupan. Terlahir tanpa kaki, fajar tak pernah lepas dari kata bersyukur. Dia tau setiap menusia hanya menjalankan jalan- Nya. Ia terlahir dari keluarga miskin dan untuk menghidupi keluarganya, kedua orangnya berjualan warung kecil- kecilan. Ia terlahir sebagai anak keenam dari sepuluh bersaudara. Kisah hidup pak fajar ini memanglah tidak seperti kehidupan manusia biasanya, ia terlahir dengan kekurangan fisik, naman dengan kekurangan fisik tersebut tidaklah membuat dirinya pantang menyerah, ini terbukti dengan ia dapat menyelesaikan pendidikannya dari tingkat Sd sampai dengan tingkat SMA . itu semua adalah berkat kegigihan dari fajar yang pantang menyerah dalam menuntut ilmu, karena menurut beliau kekuarang fisik yang ia miliki bukanlah halangan untuknya menuntut ilmu, dan beliau menganggap kekurangan yang ada pada dirinya sebagai kasih saying Allah kepada dirinya yang tidak dimiliki oleh orang lain, betapa tabahnya hati seorang  fajar dengan kekurangan yang ia miliki ia tak pernah berhenti bersyukur kepada Allah. Sejak kecil  Fajar sudah dididik oleh orang tuanya dengan pendidikan yang sangat kuat, maka tak heran jika sampai saat ini fajar sangat memegang teguh prinsip agamanya serta selalu bersyukur atas kehidupannya yang ia miliki sekarang, karena sejak saat kecil pak fajar memang sangat bercita-cita untuk menjadi pengusaha agar mampu menghidupi  serta membantu biaya orang tuanya serta adik-adiknya.

Dan, ketika anda mungkin bertanya tentang keadaan jasmaninya, dia langsung menjawab "Alhamdulillah, sejak lahir saya sudah begini."

Keti saya sedang berbincang-bincang dengan beliau saya sangat ingat sekali ketika beliau bercerita tentang kisah ibundanya yang memimpikannya sebelum ia lahir.Ketika akan melahirkan fajar, ibunya pernah bermimpi bahwa ia akan melahirkan seorang anak yang cacat. Dia kala itu juga mendapatkan pasan, anak cacat itu akan membawa berkah untuk keluarga. "Alhamdulillah, tak lama setelah saya lahir, kata almarhum ibu, ayah saya langsung mendapatkan pekerjaan tetap, sehingga bisa membiayai pendidikan seluruh anak- anaknya hingga SMA," kata fajar ditemui di rumah sederhananya, di bilangan Cengkarng Jakarta barat. Dengan cerita beliau seperti itu saya sedikit merinding mendengarkannya sebab saya tidak menyangka bahwa ternyata mimpi ibunda beliau tersebut menjadi kenyataan.

fajar memang lahir dalam keadaan fisik yang tak sempurna. Namun, fajar selalu tawakal, maka Tuhan pun selalu memberinya yang terbaik. Ia memang tidak memiliki dua kaki hingga pangkal paha. Tubunya seperti separuh, namun semangat hidupnya tinggi. Dengan sebuah kursi roda, fajar bisa bergerak lincah bahkan bisa mengendarai sepeda motor. Sepeda motor yang telah dimodifikasi sehingga hanya memerlukan tangan. Dia memanfaatkan kendaraan itu untuk bisnisnya kini. Saya juga merasa takjub bahwa dibalik kekurang fisik yang beliau punya, ternyat ia juga adalah orang sangat sangat kreatif.

Meski sejak kecil keadaannya sudah begitu, fajar kecil tak pernah merepotkan orang tuanya. Ia selalu mencoba melakukan sagala hal sendiri. Dia bahkan tak mau dipapah atau pun digendong. Hal ini ia lakukan agar tidak menyusahkan orang lain, karena prinsip hidupnya adalah selagi bias melakukan pekerjaan nya sendiri ia tidak akan mau merepotkan orang lain.

Satu yang saya ingat dari kutipan wawancara dengan beliau adalah beliau berbicara seperti ini kepada saya,"Saya tak mau dikasihani orang, saya ingin sukses bukan karena orang kasihan pada saya, tetapi karena kerja keras saya." katanya tegas.

Dilingkungan tempat tinggalnya, ia dikenal sebagai pekerja keras, orang yang gigih maka tidak sedikit tetangga yang kagum padanya atas apa yang sudah ia lakukan demi untuk menghidupkan keluarganya, beliau juga dikenal orang yang baik yang senantiasa mau menolong orang lain walaupun dengan keaadaan yang seperti itu, ia berkata bahwa selagi saya masih mampu membantu orang lain yang perlu bantuan saya maka akan saya bantu. Begitulah sekiranya tanggapan warga sekitar terhadap sosok fajar.

Beliau bercerita bahwa Ketika memasuki tahun 1995, beliau akhirnya bertemu jodohnya, seorang wanita bernama Nahroh yang juga penyandang difable. Meski keduanya sama- sama tak sempurna, ketiga anaknya yang lahir sehat dan normal. Anak pertama bernama putri(18), agus (15), dan adit(10). Belakangan anak kedua mereka meninggal karena kecelakaan. Meski didera banyak cobaan, hidup fajar sudah menyerahkan dirinya kepada Sang Pencipta. Pada kenyataannya memang saya mengenal bahwa fajar memanglah seseorang yang sangat bersyukur atas apa yang dikaruniakan kepada-Nya.

Sebelum membangun usaha sendiri seperti sekarang fajar terlebih dahulu bekerja di yayasan Swa Prasidya Purna. Setelah bekerja bertahun- tahun di yayasan Swa Prasidya Purna, merasa tak mendapat materi yang berarti, fajar memilih keluar dari tempat kerjanya. Bermodal ijasah diploma, ia diterima bekerja sebagai di sebuah perusahaan sebagai staf personalia. Tapi belum lama bekerja, krisis 98 menghantam membuatnya harus siap berhenti bekerja. Maka dimulailah periode fajar hidup sebagai pengangguran baru. Tapi ia tak mau lama- lama menganggur.

Dia mulai mengikuti berbagai kursus ketrampilan yang diadakan oleh Pemda DKI untuk penyandang cacat. Salah satu kursus yang menjadi perhatiannya yaitu kursus membuat kerupuk dari singkong. Beliau juga berkata kepada saya "Dari belasan orang peserta, hanya satu- satunya orang yang masih bertahan membuat krupuk sampai sekarang. Yang lain, tumbang," . jadi dari sekian banyak orang yang di yayasan tersebut yang diajarkan khursus untuk membuat kerupuk, hanya fajarlah yang masih bertahan dalam membuat bisnis usaha kerupuk sampai saat ini.

Awalnya beliau mendapatkan modal utama dari pemda DKI modalnya cuma satu juta rupiah. Ia berharap dengan modal segitu iya mampu mendirikan usaha krupuk dengan maksimal. Bersama istrinya, fajar memulai bisnis pertamanya yaitu membuat kerupuk singkong. Kala itu produk kerupuknya dibuat secara seadanya dari segi pengemasan terangnya. Tapi bukan tentang kualitas produknya. ia paham betul tentang hal tersebut. Ia serius bahkan memproduksi 100 bungkus kerupuk yang berukuran 2 ons masing- masing. Kerupuk yang dibuat murni dari singkong seberat 10 kilogram.

"Namanya juga pertama, kerupuk dagangan saya baru habis setelah sebulan lebih," itu yang ia ucapkan kepada saya sambal memegang kemasan kerupuk buatannya.. Proses pembuatan kerupuk singkong bisa dibilang lebih rumit dibanding pembuatan keripik singkong. Jika keripik singkong cukup mengiris singkong tipis- tipis lalu digoreng, kerupuk singkong lebih lama. Pertama kali, fajar mengupas kulit lalu memarutnya hingga lembut. Perutan itu kemudian diubah menjadi adonan dengan campuran sedikit bumbu dan tepung barulah dibentuk.

Setelah mewawancarai beliau saya diajak kedapur pembuatan kerupuknya sekaligus diberi tahu cara pembuatan kerupuk produksi beliau.Adonan itu dibentuk memanjang seperti singkong utuh, kemudian dijemur di panas matahari. Setelah adonan itu sedikit liat barulah diangkat kemudian diiris. Irisan tipis itu tidak lantas digoreng masih ada satu tahapan lagi. fajar harus menjemur kembali kerupuk itu selama dua hari di panasnyaa matahari. Setelah itu, kerupuk telah siap untuk digoreng hingga matang. Kenapa begitu lama? Ini untuk membuat kerupuknya bisa bertahan lama dan lebih gurih tentunya. Beliu mengerjakan ini hanya berdua bersama istrinya sebab sampai saat ini beliau belum mau mempunyai karyaan karena menurutnya produksi kerupuk singkongnya ini masih bias ia kerjakan ber dua bersama istrinya.

Dari hanya 10 kilogram singkong, fajar sekarang mampu merubah menjadi 50 hingga 100 kilogram singkong menjadi kerupuk. Ia kini memiliki merek dagang sendiri untuk produknya. "Saya beri nama merek Cap GR, GR adalah singkatan dai Gurih, dan renyah". katanya sambil tersenyum. "Kalo nanti ada biaya, merek ini saya mau patentkan," tambahnya.

Saya mengamati dari smua kegiatan yang beliau lakukan Semua pekerjaan dan proses pembuatan ia kerjakan sendiri dibantu sang istri. Setiap hari, tanpa kenal lelah, ia sendiri pergi untuk menawarkan langsung kerupuknya ke warung- warung dan koperasi- koperasi di kantor pemerintah. "Saya menggunakan sistem konsinyasi atau titip jual, harga dari saya empat ribu, terserah mereka menjualnya berapa, tapi bisanya mereka jual lima ribu rupiah." kata fajar.

Usaha yang telah ditekuni sejak 2000 ini, memang belum terlihat memberikan materi berarti. ia masih saja hidup di gedung bekas tempatnya bekerja dicengkareng, Jakarta barat. Rumahnya pun masih terdiri dari tiga petak yang disekat papan triplek termasuk di dalamnya ruang pembuatan kerupuk "Cap GR". Satu hal yang menyentuh hati saya bahwa ternyata ada seorang pengusaha lokal yang melihat kegigihan fajar. Ia bernama pak Rizky, beliau memang sangat mengenal  fajar dari dulu ia mengetahui persis bagaimana kegigihan fajar dalam mendirikan usaha kerupuk singkong tersebut,  kemudian  Ia pun menyumbang sebuah sepeda motor agar  fajar bisa bekerja lebih maksimal.

"Namanya juga tidak punya kaki, saya sempat bingung juga, bagaimana mengendarainya?" Tak kehilangan, ia memodifikasi ulang motor tersebut agar tuas perseneling dapat dioperasikan hanya dengan tangan. Dengan bantuan tukang las, jadilah motornya mempunyai tuas besi di bagian perseneling dan rem. Tambahan lain seperti gerobak di sisi kanan, fungsinya untuk mengangkut muatan serta keseimbangan. Motor itu kini benar- benar membantu mobilitas produksinya.

Alhamdulillah hingga saat ini, fajar masih terus mengembangkan pemasaran produknya. Setip hari ia terus sibuk pergi dari satu koperasi ke koperasi lain. Dia juga menyasara warung- warung hingga seluruh pelosok ibu kota, tentu dibantu sepeda motor uniknya. Bahkan kini, permintaan akan kerupuk Cap GR terus mengalir dari handphon fajar.

"Saya ingin sekali mendapat tambahan modal, atau minimal ada orang yang mau menjadi mitra usaha untuk mengembangkan bisnis ini. Saya punya mimpi suatu saat kerupuk saya ini dimakan sama orang luar negri." Itu adalah salah satu keinginan dan harapan beliau dan ingin sekali mewujudkannya.

Ia merasa  masih kesulitan memasok produknya ke pasar modern seperti supermarket atau hipermarket. Usahanya harus jadi perseroan, bahkan harus menyediakan deposit uang; ini sulit baginya kini. Tak mau menyerah, ia memiliki prinsip bahwa Indonesia membutuhkan setidaknya 20% wirausahawan untuk seluruh penduduk Indonesia. Dia tak mau menyarah menjadi pengusaha. Maski bisnisnya hanya menghasilkan untung kisaran 1- 2 juta per- tahun, fajar masih bersemangat untuk mengembangkan usahanya. Sungguh perjuangan yang luar biasa yang tidak sembarang orang mampu menjalaninya, jika memang ia benar-benaar mau berusaha maka apapun yang ia inginkan maka InsyaAllah akan terwujud.

Maka pelajaran yang dapat saya ambil adalah bahwa hidup itu memang penuh perjuangan, jadi jangan pernah lupa untuk terus dan selalu bersyukur kepada Allah, karena bagai mana pun juga hanya dangan kehendak-Nya segala apa yang menjadi tujuan kita dan yang kita inginkan dapat tercapai. Serta jangan mernah menyerah serta merasa kurang sebab apa yang ada didalam diri kita kelebihan apapun yang ada diri kita belum tentu ada didiri orang lain maka syukurilah.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini