Rabu, 01 April 2015

Rifky Fadillah oleh Aulia Ulfa

              
                                      Life History Rifky Fadillah

                Rifky Fadillah adalah seorang Drafter yang merintih kariernya dari bawah. Ia dilahirkan dari pasangan H.Syarif Machfudz dan Murni pada tanggal 30 April 1989 di Jakarrta. Ia adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara, memiliki seorang kakak perempuan bernama Yulia Fitri Marhaeni dan seorang adik perempuan bernama Aulia Ulfa.
            Chucky, begitulah biasanya ia dipanggil oleh kerabatnya. Nama Chucky itu sendiri dulunya berasal dari temen-teman di akun Facebooknya karena sebelum mereka menjadi teman akrab seperti sekarang ini, Chucky sering menggunakan foto boneka Chucky sehingga teman-temannya memanggil Chucky hingga sekarang.

            Chucky berprofesi sebagai drafter disalah satu perusahaan swasta dibilangan daerah Jakarta selatan. Sudah hampir 5 tahun ia bergelut dibidang tersebut dengan pendapatan kisaran Rp.6.000.000 per bulan, itupun belum termasuk dengan tender yang ia kerjakan.
            Sebelum ia menggeluti dunia desain, ia sempat mengalami masa-masa keterpurukan yang luar biasa. Chucky melewati masa Sekolah Dasar selama 7 tahun karena sempat mengalami tidak naik kelas pada kelas 4 SD. "Terlalu malas" ujarnya. Ia  lulus dari SDN Pondok Ranggon 01 Jakarta pada tahun 2002, kemudian melanjutan sekolahnya di SMP N 237 Jakarta dan lulus pada tahun 2005, ia melanjutkan jenjang pendidikannya ke SMK/STM I PB.Soedirman Jakarta dengan mengambil jurusan Otomotif. Dia mengaku bahwa memang dia sangat menyukai dunia otomotif, itulah alasan mengapa ia memilih jurusan tersebut. Kemudian ia lulus dari SMK/STM PB.Soedirman Jakarta pada tahun 2008.
            Selanjutnya ia melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dengan Jurusan Teknik Informatika. Seiring berjalannya waktu, ia hanya dapat bertahan dengan pendidikannya selama satu semester. Dikarenakan, ia merasa tidak cocok dengan jurusan tersebut. Dan ternyata dibalik semua itu tersimpan konflik antara ia dengan sang Ayah, yang katanya jurusan Teknik Informatika itu adalah pilihan sang ayah. Sampai akhirnya ia pun memutuskan untuk keluar dari pendidikan tersebut dikarenakan ketidak cocokan dan perbedaan pendapat tersebut.
            Dari sinilah dimulai masa-masa gelap baginya. Ayahnya tidak terima dengan sikapnya, sang ayah mencoba memberikan pengertian kepadanya. Menanyakan apa yang ia mau, ia suka dan yang ingin ia jalani. Tetapi ia malah menghindari masalah dan menimbulkan masalah baru. Ia kabur dari rumah selama berbulan-bulan. Mencari pekerjaan serabutan, yang saat itu berada di dalam benaknya   adalah "bagaimana caranya agar saya bisa mendapatkan uang dan makanan". Sampai akhirnya ia bekerja di salah satu Warnet dimana tempat temannya bekerja. Dari situlah ia mendapatkan uang dan makanan, dan disitu pulalah ia menumpang tidur.
            Selain itu, ia juga menjadi mekanik motor sesuai dengan ilmu yang telah ia dapat semenjak duduk dibangku SMK/STM PB.Soedirman. Karena keadaan lingkungan yang terlalu bebas, membuat ia terjerumus kepada hal-hal yang tidak diinginkan seperti mengikuti balapan-balapan liar tiap tengah malam, meminum minuman keras dan lain sebagainya.
            Tetapi satu yang ia tekankan  "Senakal-nakalnya gua, gak pernah nyentuh yang namanya Narkoba". Walaupun ia hidup tanpa pengawasan orang tua, tetapi ia tetap mengetahui batasan-batasannya. 
            Setelah beberapa bulan, ia pun dibujuk-bujuk untuk kembali pulang kerumah. Tak hanya sekali dibujuk tetapi berkali-kali sampai akhirnya ibunya yang membujuk ia untuk pulang. Alasan mengapa ia tidak mau pulang karena ia malu dan merasa takut terhadap ayahnya. Malu karena tidak bisa menjadi kebanggaan kedua orang tuanya.
            Ayahnya pun menanyakan apa yang ia mau, berbualan-bulan ia tidak menjawab pertanyaan ayahnya. Karena keluarganya memiliki sebuah angkot, akhirnya ia coba-coba menjadi supir angkot. Berbulan bulan pun ia merasa bahwa bahwa hidupnya hanya berdiri ditempat yang sama. Akhirnya pun ia mengutarakan keinginannya kepada ayahnya. Ia menginginkan dibuatkan usaha warnet, awalnya ayahnya tidak menyetujui kemauannya itu, lalu sang ibu berusaha untuk mengabulkan keinginnanya. Ayahnyapun mencarikan uang dengan meminjam uang di bank sebanyak Rp.50.000.000 dengan menggadai BPKB mobil angkot yang mereka miliki kepada bank.
            Berdirilah sebuah warnet. Nami Net adalah nama dari warnet yang ia miliki. Pada saat hari syukuran dibukannya warnet tersebut, ayahnya tidak mendatangi acara tersebut. "Entah kenapa, mungkin bapak masih kesal waktu itu" ujarnya. Awalnya pada bulan bulan pertama banyak keuntungan yang didapat dari usaha warnet yang ia dirikan tersebut. Namun setelah masuk bulan ke-empat mulailah ketidakjelasan pemasukan dari warnet itu. Sampai akhirnya dibulan ke-lima pun ia bangkrut. Sedangkan hutang bank baru mencapai cicilan ke-lima. Ia menjual semua peralatan warnetnya tersebut, dan itupun tidak cukupp untuk melunasi hutang-hutang dibank. Dan akhirnya semua hutang tersebut ditanggung oleh orangtuanya.
            Pada tanggal 31 Desember 2011, ayahanda telah berpulang ke Rahamatullah, bahkan sampai dengan ayahnya meninggalpun ia belum sempat membahagiakan ayahnya itu, termasuk melunasi semua hutang-hutangnya yang telah dipinjam untuk modal membuka warnetnya tersebut. "Nyesel banget-banget nyesel" ujarnya. Ia menyesal karena ia tidak sempat membahagiakan ayahnya itu, bahkan sampai wafatnya pun ia malah menyusahkan ayahnya.
            Dari rasa bersalah dan penyesalan itulah ia bangkit, ia berfikir ia harus bisa berhasil, ia masih mempunyai seorang ibu yang wajib untuk ia bahagiakan. Kemudian ia belajar teknik-teknik desain grafis dan software autocad secara autodidak. Setelah dirasa ia mampu untuk mengaplikasikan teknik tersebut, ia mencoba melamar kebanyak perusahaan swasta dijakarta yang bergerak dibidang tersebut.
            Kemudian ia diterima sebagai drafter di daerah bialngan slipi, tepatnya di slipi tower. Ia menjalani masa percobaan selama tiga bulan dan kemudian menjalani masa kontrak selama satu tahun. Ia berniat untuk mengajak temannya yang bernama Rudi atau biasa dipanggil Eno. Awalnya semua berjalan dengan mulus, namun setelah temannya tersebut (eno) melewati masa percobaan, mulailah banyak masalah yang menimpa dirinya.
            Ada seorang senior yang tidak menyukai dirinya dikarenakan prestasi kerja yang dimiliki sangatlah bagus, bahkan melebihi seniornya tersebut. Ia tidak pernah tidak masuk, tidak pernah telat, mengirim pekerjaan sebelum batas waktu yang ditentukan dan bahakan bisa mengerjakan 2 proyek di waktu yang bersamaan.
            Karena seniornya tersebut tahu bahwa ia dan eno itu adalah teman dekat, maka ia dijatuhkan, temannya tersebut lebih dibangga-banggakan di perusahaan dibandingkan dirinya. Sampai akhirnya kontrak kerjanya pun berakhir dan ia tidak di perpanjang. Sedangkan temannya (eno) masih bertahan diperusahaan tersebut sampai dengan saat ini.
            Kemudian ia kembali lagi mencari pekerjaan dibidang yang sama. Hampir satu bulan ia menganggur karena belum adanya panggilan kerja. Hingga akhirnya ia diterima disalah satu perusahaan dibilangan daerah kuningan, tepatnya Gedung Sampoerna Kuningan. Ia mampu bekerja sampai dengan tiga tahun. Kemudian dipindahkan ke kantor cabang di daerah bilagan cilandak, tepatnya Menara Manhatan yang belum lama ini baru saja dibuka. Dan iapun mampu bekerja dengan baik sampai dengan sekarang. Sesuai dengan kemampuannya, gaji yng didapatkannyapun sangat tinggi.
            Ketika ditanya soal pandangan hidup, ia merasa bingung, kemudia ia menjawab bahwa tujuan hidup kita didunia ini adalah mati, dengan begitulah bagaimanapun caranya kita harus bisa memanfaatkan hidup kita agar bermanfaat bagi diri kita sendiri maupun bagi otang lain, serta berbudi baik. Menjadi manusia bahagia didunia maupun di Akhirat.
            Menurut beberapa temannya, setelah ayahnya meninggal, sifatnya berubah drastis. Dari yang pemalas menjadi pekerja keras, dari yang sangat jauh dari agama sekarang sudah mulai menjadi lebih baik. Terlebih lagi tahun ini ia ingin menikah, sifat pekerjakerasnya pun sangat terlihat, bahkan ia rela pergi pagi pulang menjelang pagi. Ujar beberapa teman dekatnya.
            Ketia ia sakit, banyak yang merawatnya terutama keluarga besarnya, ibunya dan saudara perempuannya. Karena ia mempunyai banyak teman dan pandai bergaul, tak heran jika ia sakit banyak teman-temannya yang menjenguk. Dia juga sering menjeguk temannya jika ada yang sakit, malahan dialah yang paling sangat antusias "itulah yang dikatakan Eno sahabat  dekatnya"
             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini