Rabu, 01 April 2015

NEZATULLAH RAMADHAN oleh Hoirunnisa

Nama : Hoirunnisa
Kelas : BPI 6
NIM : 1112052000009
                 LIFE HISTORY
    "NEZATULLAH RAMADHAN"            Pendiri Yayasan Nara Kreatif
     Dia adalah salah satu tokoh yang saya jadikan inspirasi disetiap kehidupanya. Dia juga banyak memotivasi orang-orang disekitarnya termasuk saya, untuk terus berjuang memberikan apa yang bisa kita perbuat untuk orang lain demi mencapai kebahagiaan orang lain tersebut. Sosok inspirasi saya ini adalah seseorang yang baru saya kenal pada bulan Oktober 2014, semenjak saya ikut berpartisipasi didalam suatu kegiatan yang beliau dirikan untuk membangun anak bangsa dibalik kekurangan yang mereka miliki.
Sosok ini adalah pendiri Yayasan Nara Kreatif yang bernama Nezatullah Ramadhan, atau saya biasa menyebutnya dengan sapaan Kak Neza. Kak Neza ini lahir di Padang, 8 April 1991. Saat ini Ia tinggal bersama keluarganya di Jalan Dukuh 5 no.38 rt 09 / 05 Kelurahan Dukuh Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. Bidang akademik atau pendidikan fomal yang Ia jalani itu di SDN 05 Dukuh Jakarta Timur, SMPN 49 Jakarta Timur, SMAN 93 Kampung Tengah Jakarta Timur dan Ia lulusan Politeknik Negeri Jakarta jurusan Teknik Mesin tahun 2013. Ia adalah anak pertama dan terakhir dari Ayah yang bernama Astari Zainal dan Ibu yang bernama Hermadewita. Hobi dari seorang Kak Neza ini adalah memudahkan kehidupan orang lain, dan Ia mempunyai cita-cita yaitu bisa membanggakan orang tua dan bisa membahagiakan orang banyak. Beliau ini mempunyai moto hidup yang sama dengan Yayasan yang Ia bangun, yaitu "Selalu hidup memudahkan".
     Tokoh inspirasi saya ini, mempunyai masalah atau krisis dalam kehidupannya pada waktu Ia masih kecil dari SD menuju ke SMP. Pada waktu SD, Ia dan keluarganya merasa hidup mapan dan serba berkecukupan sehingga Kak Neza mampu disekolahkan di sekolah favorit. Pada saat Ia beranjak ke SMP, keluarganya mengalami krisis ekonomi yang membuat Kak Neza merasa banyak perubahan. Salah satu kejadian yang Ia ceritakan kepada saya itu adalah pada saat Ia merasa minder, karena teman-temannya mempunyai handphone keluaran terbaru, sedangkan Ia sendiri tidak mempunyai handphone. Bahkan dirumahpun keluarganya tidak mempunyai TV. Pada waktu itu, Ia juga memiliki masalah dibidang biaya sekolah, padahal sekolah yang Ia tempati itu termasuk sekolah favorit, unggulan dan bisa disebut sekolahnya orang-orang berada atau mapan. Terkadang Ia merasa iri dengan teman-temannya yang setiap sekolah diantar jemput oleh supirnya, sedangkan Ia tidak. Pada saat itu juga Ia merasa bahwa teman-temannya dapat dengan mudah membeli ini itu, sedangkan Kak Neza serba kesulitan, Ia hanya diberikan uang jajan dan ongkos saja. Banyak perubahan yang Ia rasakan pada waktu Ia menginjak SMP.
Pada waktu Ia mengalami permasalahan tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa Ia merasa minder dengan teman-temannya. Tetapi lama-kelaman Ia merasa jenuh dengan sikapnya yang selalu minder, maka dari itu Ia berfikiran bagaimana caranya Ia bisa mendapatkan apa yang Ia inginkan tanpa harus menunggu dari orang tua ataupun menyusahkan orang tua. Berhubung pada waktu itu Ia masih kecil, jadi Ia hanya berfikiran bagaimana bisa mendapatkan kesenangan tanpa berfikir hal lain. Maka dari itu, Ia dan teman-temannya yang memiliki hal senasib dengan Kak Neza berfikir mengapa tidak kita manfaatkan mereka dengan cara meminta duit teman-teman kita yang hidup berkecukupan dan mapan untuk bisa membeli sesuatu. Karena dengan begitu, Kak Neza beserta teman-teman merasa bisa membeli sesuatu tanpa harus menyusahkan orang tuanya. Kak Neza beserta teman-temannya merasa banyak peluang yang mereka lihat, karena mereka mempunyai teman-teman yang hidupnya mapan dan kaya. Orang Tua Kak Neza pun pernah dipanggil pihak sekolah, karena sikap Kak Neza yang meresahkan teman-temannya. Wajar, Kak Neza berfikiran seperti itu, karena memang pada waktu itu Ia masih kelas satu SMP dan Ia berada pada lingkungan yang membuat Ia berfikir keras apa yang harus Ia lakukan. Dengan berjalannya waktu, Ia merasa orang tuanya mulai lebih mendalami ilmu agama yang mereka anut. Padahal, sewaktu Ia SD dan hidup berkecukupan, Ia merasa orang tuanya "tidak agama banget" tutur Kak Neza. Salah satu hal yang mulai ditanam orang tua Kak Neza terhadap dirinya mengenai agama adalah setiap adzan Shubuh berkumandang, Ia selalu dibangunkan Ayahnya dan diajak untuk shalat jama'ah di Masjid dan sepulangnya dari Masjid, Ia diajarkan membiasakan diri untuk membaca Al-Qur'an sebanyak satu 'ain, kemudian Ia diberikan semacam nasihat dan ceramah oleh kedua orang tuanya sebelum Kak Neza menjalankan aktifitasnya. Pada waktu itu, keluarganya mulai mendalami ilmu agama Islam dan mulai bangkit dari keadaan ini. Menurut Kak Neza, jika keluarganya tidak mendapatkan masalah seperti waktu dulu, mungkin keluarganya tidak dapat seperti sekarang ini mendalami ajaran agama Islam. Ia sangat bersyukur kepada Allah, karena Ia merasa janji-janji Allah itu pasti akan terbukti, dan sudah banyak yang Ia rasakan. Kak Neza mencoba melihat ajaran agama Islam dengan realita yang Ia alami. Salah satu cerita yang Ia utarakan dalam Al-Qur'an itu adalah jika kita berteman dengan tukang minyak wangi, maka kita pun akan terkena harum dari minyak wangi tersebut. Ia merasa bahwa cerita tersebut sama halnya ketika dulu Ia mau mencoba berteman dengan orang yang tidak seumuran dengannya, karena Ia merasa dengan begitu Ia dapat mendapat banyak pengalaman dari orang tersebut dan pasti akan terbawa olehnya. Kak Neza berfikir bahwa teman-teman yang seumuran itu ya hanya untuk sebatas tempat bersenang-senang saja dengan mereka, sedangkan jika Kak Neza ingin menjadi orang yang hebat, maka Ia harus banyak belajar atau bergaul dengan orang yang jauh lebih hebat. Karena pada saat kita bergaul dengan orang hebat kan otomatis kita akan ikut dan terbawa olehnya. Contohnya, jika kita bersama teman kita sama-sama berjuang dengan nasib, terus siapa yang akan membawa kita. Ada cerita lagi yang membuat Ia merasa bahwa ternyata cerita yang sederhana yang selama ini Ia dengar dapat terbukti, yaitu bahwa kita harus lari dari zona aman. Zona nyaman disini ada kaitannya dengan Nabi Muhammad yang pernah hijrah, dan secara tidak langsung kita pun sebagai umatnya jangan hanya berada pada zona nyaman saja. Kita juga harus hijrah dan mencoba suatu hal yang baru untuk kebaikan diri kita dan orang lain. Salah satunya itu dengan cara merubah lingkungan kita menjadi lebih baik dan berkembang. Zona nyaman ini adanya didalam diri kita sendiri, sedangkan zona tidak nyaman itu zona yang terdapat dari luar diri kita yang dapat memotivasi diri kita untuk berusaha menjalaninya. Kak Neza percaya bahwa segala sesuatu yang realita itu harus dikaitkan dengan ajaran-ajaran agama, karena Ia beranggapan bahwa segala sesuatu itu tidak akan terjadi jika Allah belum berkehendak atau menyetujuinya. Menurutnya, pada saat Ia belum mendapatkan apa yang Ia inginkan, Ia harus menjadi orang yang bijak dan harus meyakini bahwa segala sesuatu itu ada hikmahnya. Intinya, pada saat Ia sudah mulai bisa merasakan apa-apa yang diinginkan mudah, Ia tidak akan melupakan bagaimana saat-saat Ia merasa apa-apa itu serba susah. Jadi, Alhamdulillah Kak Neza sudah pernah berada didalam dua kondisi ini dan pihak keluargapun banyak membantu agar Kak Neza tidak terus terpuruk dengan keadaan pada saat Kak Neza mengalami krisis dalam kehidupan. Ia merasa bahwa, segala sesuatunya sudah diatur oleh Allah, dan Ia menyakini bahwa segala sesuatunya sudah direncanakan dengan sebaik-baiknya oleh Allah, tinggal bagaimana kita menjaga kepercayaan yang sudah Allah berikan kepada kita.
     Salah satu cara Kak Neza mengabdikan dirinya untuk sosial yaitu dengan cara membuat rumah singgah atau rumah binaan untuk anak-anak yang membutuhkan dan mengajarkannya mendaur ulang yang dapat berdaya guna dan berdaya jual. Rumah singgah ini bernama Yayasan Nara Kreatif. Nara Kreatif ini merupakan salah satu rumah singgah dan sekolah paket yang didirikan Kak Neza untuk anak-anak kurang mampu, anak-anak jalanan, anak kaum dhuafa, anak yatim dan anak pengidap autis dalam mencapai cita-citanya. Awalnya, Kak Neza tidak punya perencanaan bahwa akan sampai seperti Nara Kreatif, Ia tidak menyangka bahwa perkembangan Nara selama dua tahun ini benar-benar membuahkan hasil. Nara Kreatif ini dibangun dari bentuk keprihatinan beliau terhadap kehidupan sosial dan lingkungan. Maka dari itu, ketika masih kuliah Kak Neza bersama teman-temannya berniat melakukan kegiatan bertema sosialenterpreneur. Demi merealisasikan keinginanya, dengan bermodal seadanya dengan menjaminkan ijazah kampus, maka terbentuklah Yayasan Nara Kreatif pada bulan Juni 2012. Menuurtnya, Nara Kreatif merupakan bentuk kepedulian beliau terhadap anak jalanan yang hidupnya terlantar, dimana di Nara Kreatif anak jalanan bisa memperoleh kehidupan yang lebih layak dari hasil penjualan barang-barang daur ulang. Awalnya, daur ulang ini hanya dilakukan pada kertas dan batang pisang, tetapi kini Nara Kreatif juga memanfaatkan limbah lain seperti kulit kacang, eceng gondok dan beberapa jenis barang berbahan plastik. Adapaun hasil daur ulang limbah tersebut dibuatnya menjadi sesuatu yang berharga, yaitu kartu nama, box file, album box, tas, undangan, alender, wallpaper hingga paper bag. Pada awalnya Kak Neza membangun Nara Kreatif bersama dengan teman kampusnya, tetapi kini mereka sudah lepas, dan sekarang Kak Neza melanjutkannya bersama teman SMA nya yang bernama Kak Dian Kareen. Nara kreatif tidak hanya mengolah limbah saja, melainkan juga berusaha mewujudkan mimpi mereka dengan dibekali pelajaran sekolah atau sekolah kejar paket yang sudah bekerjasama dengan sekolah Master yang berlokasi di Depok dan Dinas Pendidikan Jawa Barat. Semua itu dilakukan beliau agar anak-anak terlantar bisa memperoleh pendidikan yang layak, karena menurut Kak Neza, jika anak-anak ini memperoleh pendidikan yang layak, mereka bisa menggapai mimpi mereka. Nara Kreatif ini memiliki visi yaitu "rumah kreatif melayani umat" dengan moto "selalu hidup memudahkan". Beliau menampik adanya anggapan bahwa ajang sosial ini dianggap sebagai hasrat memenuhi kepentingan pribadi. Bagi Kak Neza, ia tidak memberdayakan anak-anak, tetapi mencoba mewujudkan mimpi anak-anak yang dipandang sebelah mata, yang intinya dari mereka untuk mereka. Ia beranggapan bahwa, Jika kita ingin berbuat sesuatu hanya sesuai apa yang kita bisa atau sebiasanya saja, maka semuanya akan jalan ditempat dan tidak akan memiliki perkembangan, tetapi sebaliknya jika kita selalu berusaha mencoba hal baru demi kebaikan orang banyak, maka InsyaAllah segala sesuatunya akan dipermudah oleh Allah dan Ia meyakini hal tersebut. Kak Neza merasa apa yang sudah Ia dapati sekarang itu bisa jadi adalah rezekinya orang tua yang tertunda dan keberhasilan Nara ini juga merupakan bukti dari janji-janji Nya Allah selama ini. Maka dari itu harapan Kak Neza itu adalah dapat membahagiakan dan membanggakan orang tua dan membahagiakan orang banyak. Sedangkan harapan Kak Neza sendiri untuk Yayasan Nara Kreatif kedepannya adalah Ia bisa membangun Yayasan Nara di tempat lain dan Ia berharap dapat membuat banyak anak bangsa merasa bahwa dirinya bisa bermanfaat bagi orang lain, dapat memiliki pendidikan yang laik walaupun dengan adanya kekurangan, dan kekurangan itu bukan suatu penghalang untuk mereka menggapai cita-cita mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini