ASRAMA PUTRI DAN MA'HAD PUTRI (MAHASANTRI) UIN JAKARTA
OLEH
AVIVAH HAZANAH (11140530000004)
KELAS MD 4 A
Asrama putri UIN Jakarta terletak di sekitar komplek dosen UIN jalan Ibnu Taimiyah IV Pisangan Ciputat. Asrama ini telah ada sejak dahulu ketika UIN jakarta masih menjadi IAIN Jakarta. Pada saat itu bentuk asrama ini hanya berbentuk kos-kosan mahasiswi. Seiring berjalannya kurun waktu, IAIN Jakarta berubah menjadi UIN Jakarta dan asrama pun mulai berkembang menjadi gedung tempat tinggal para mahasiswi (life students). Gedung asrama putri (aspi) selesai direnovasi pada akhir tahun 2002 dan disahkan pada tahun 2003 oleh rektor UIN jakarta.
Pembina atau pengasuh mahasiswi di asrama putri pada saat ini adalah bunda Nailil Huda (dosen bahasa arab di fakultas adap dan humaniora). Beliau menjadi pembina asrama kurang lebih selama enam tahun sejak tahun 2010 hingga sekarang.
Pada tahun yang sama juga asrama putri ini terbagi menjadi dua yakni asrama putri reguler dan asrama putri untuk mahasantri yang dikenal dengan mahasantri ma'had. Perbedaan antar keduanya terletak pada kegiatan pembinaan. Mahasiswi yang ikut dalam kegiatan ma'had mereka mendapat pembinaan khusus seperti layaknya sebagai mahasantri, sedangkan mahasiswi yang tinggal di asrama putri reguler tidak mendapatkan pembinaan tambahan tersebut.
Ma'had UIN Jakarta merupakan bangunan pesantren mahasiswa yang didirikan untuk membentuk dan mencetak generasi islam yang rahmatan lil'alamin, serta mempunyai visi dan misi yang sama dengan kampus UIN Jakarta tercinta yakni knowledge, piety dan integrity. Pembangunan ma'had ini memiliki beberapa tujuan yaitu untuk memberikan bimbingan kepada mahasiswa yang memiliki multi talenta, sebagai pengembangan dan pemberdayaan kemampuan bahasa asing mahasiswa, peningkatan penguasaan interdisipliner keilmuan mahasiswa, dan peningkatan kemampuan berorganisasi dan sosialisasi dengan lingkungan.
Khusus untuk mahasantri putri, gedung mereka digabung dengan asrama putri reguler dan gedung mahasantri putra telah berdiri sendirinya. Pada tahun 2010 ketika organisasi ma'had baru terbentuk, pemilihan ketua mahasantri putri hanya berdasarkan aklamasi, hanya ada satu devisi ketika itu yaitu devisi kewanitaan. Setelah sekian lama berjalan, organisasi makin berkembang dan menjadi organisasi yang otonom pemilihan ketua baru berdasarkan pemilu dan divisi setiap bidang juga telah ada.
Banyak peristiwa-peristiwa positif yang terjadi yang menyebabkan perkembangan yang baik untuk kemajuan asrama. Diantaranya adalah festival asrana putri. Sebelum bunda Nailil menjabat sebagai pembina, festival ini disebut sebagai Maret ceria. Pada tahun 2011, pembina asrama mengganti nama acara tersebut menjadi festival asrama putri. Pada awalnya fesitival ini hanya diadakan satu tahun sekali antar lantai. Ada empat lantai yang terdapat di asrama yakni lantai satu , lantai dua, lantai tiga, dan gedung c. Acara tersebut dapat membawa dampak positif bagi mahasantri dan asrama, sehingga pada akhirnya peristiwa tersebut diadakan menjadi satu kali enam bulan. Dalam kegiatan festival asrama ini mahasantri dapat mengapresiasikan minat bakat dan kemampuan mereka. Sehingga ini menjadi ajang untuk menyalurkan bakat mahasantri. Selain itu juga menyambung tali persaudaraan mahasantri antar mahansantri satu dengan mahasantri lainnya.
Selain kegiatan festival aspi, juga ada peristiwa lainnya yakni muhadharah. Muhadharah ini dibentuk pada tahun 2012. Dalam kegiatan ini mahasantri diajarkan tentang pelajaran keislaman, keindonesiaan, kebahasaan yang terdiri dari bahasa arab dan inggris, dan ke modernan. Muhadharah dapat melatih jiwa mahasantri tentang keislaman dan juga melatih bahasa asing mereka. Yang awalnya belum bisa berbahasa asing, sedikit demi sedikit mereka menjadi lebih tahu.
Pada tahun 2016 sekarang, kemahasiswaan UIN Jakarta telah mengeluarkan job baru. Ia mengatakan bahwa mahsantri yang mendaftar masuk ke asrama putri, mereka diwajibkan untuk mengikuti pembinaan sama seperti halnya mahasantri sebelumnya. Tidak ada lagi pembedaan antara asrama putri reguler dan mahasantri ma'had. Semua disamakan agar tidak ada perbedaan antara mereka, karena sama-sama diberi bekal keagamaan. Pembinaan ini bertujuan agar mahasantri yang telah habis masa pembinaannya di asrama, ketika mereka telah mengarungi dunia luar, mereka mempunyai bekal keagamaan keislaman agar mereka mengetahui kebaikan dan keburukan yang ada di sekitarnya dan juga dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar