SOSIALISASI MASJID DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
MASJID BAITUL MUGHNI
Nama: Mudillah
NIM: 1112051000132
A. Latar belakang
Agama merupakan suatu kepercayaan tertentu yang dianut setiap warga negara yang merupakan aspek penting di dalam kehidupan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rohani. Agama yang diakui oleh negara Republik Indonesia ada enam, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghuchu. Setiap agama memiliki tempat peribadatan, misalnya masjid bagi umat islam. Masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi digunakan sebagai tempat bersilaturrahmi maupun tempat sarana pendidikan. Salah satu bentuk silaturrahmi dengan diadakannya pengajian-pengajian terbuka untuk umum.
Pada zaman sekarang keberadaan masjid yang terjadi di kalangan umat Islam khususnya di Indonesia, membangun masjid lebih hanya sebatas bidang fisiknya saja, sementara pemakmuran luput dari perhatian kebanyakan orang, sehingga terjadilah kesenjangan amat lebar antara ajaran dan pengamalannya. Oleh karena itu penulis mencoba mengungkapkan sosialisasi di Masjid Baitul Mugni daerah kuningan-jakarta di lingkungan masyarakat sekitar.
B. Pertanyaan Pokok
· Bagaimana sosialisasi Masjid Baitul Mugni di lingkungan masyarakat sekitar?
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis adalah metode kualitatif. Metode ini digunakan guna menggali lebih dalam sosialisasi Masjid Baitul Mugni dengan masyarakat sekitar di kehidupan sehari-hari.
Waktu: Minggu,17 november 2012.
Pukul: 10.00 – 12.00
Tempat: Rumah pribadi H.M. Arief Amsir.
Jl.ex auri kuningan timur, jakarta selatan.
D. Gambaran Tokoh
Narasumber: H.M. Arief Amsir, beliau adalah salah satu tokoh masyarakat yang telah bertempat tinggal di kuningan timur sejak beliau dilahirkan dan beliau cukup aktif di dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Masjid Baitul Mugni.
E. Analisis
Masjid Baitul Mughni merupakan satu dari puluhan masjid yang ada di Jakarta Selatan. Masjid ini berlokasi di Jl. Gatot Subroto Kav 26 , Kelurahan Kuningan Timur, kecamatan Setia Budi, Jakarta Selatan. Masjid ini dibangun pada tahun 1901 diatas lahan seluas 13 x 13 meter milik Alm. K.H. Abdul Mughni bin Sanusi bin Ayyub bin Qais, yang lebih dikenal dengan nama Guru Mughni, oleh karena itu masjid ini dinamakan Baitul Mughni.
Selain sebagai tempat Ibadah masjid yang terbilang mewah ini menyediakan fasilitas pendidikan dari tingkatan Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama dengan nama Al-Mughni. Selain itu salah satu dari keturunan Guru Mughni, Dr. Ahmad Lutfi Fathullah, MA. mendirikan sebuah lembaga kajian hadist yang diberi nama Pusat Kajian Hadist al-Mughni lembaga ini menyediakan sebuah perpustakaan konvensional hingga perpustakaan digital khusus hadist.
Untuk menghidupkan suasana masjid, maka setiap hari Sabtu pagi, Masjid Baitul Mughni mengadakan pengajian untuk kaum hawa dan malam Rabu dan malam Sabtu untuk kaum adam. Pengajian ini juga diadakan pada bulan Ramadhan setelah shalat shubuh. Di dalam pengajian tersebut membahas tafsir al-Qur'an, kajian ilmu Fiqh dan ilmu agama lainnya yang digurui oleh ustadz atau ustadzah. Masjid ini juga mengadakan kegiatan sosial, antara lain: santunan berupa zakat, infaq, dan sadhaqah untuk anak yatim-piatu dan kalangan yang tidak mampu. Selain itu, Remaja Islam Baitul Mughni (RIMBANI) mengadakan kegiatan sosial antara lain; lembaga pendidikan non formal (bimbingan belajar) tingkat SD dan SMP untuk kalangan tidak mampu tanpa dipungut biaya.
Sekali dalam setahun, masjid ini mengadakan acara haul Guru Mughni di bulan Rabi'ul Awal yang dihadiri oleh para jemaah dan ulama dari berbagai daerah. Acara ini diadakan hanyalah sebuah tradisi mengenang jasa-jasa para Alim-Ulama di masa-masa dakwah zamannya, khususnya Guru Mughni sang Ulama Betawi yang menyebarkan Islam di Indonesia khususnya di DKI Jakarta.
Dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti ini terjalinlah hubungan silaturrahmi antar sesama jama'ah sekaligus memepererat tali silaturrahmi yang telah terbina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar