Nama : Muhammad Farid
NIM : 1111054000003
Mata kuliah : Ekologi Manusia
Tugas ke : 3
Proposal Ekologi Manusia
Tema : Alam Rimbun, Anggun, dan Sejahtera
Judul : Belajar dari Suku Baduy tentang Kehidupan, Keseimbangan Alam dan Keasriannya
Latar Belakang Masalah
Ekosistem adalah tempat saling memberi dan menerima antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik terdiri dari tumbuhan dan hewan. Sedangkan komponen abiotik terdiri dari batu, tanah, air, sungai, dan lain-lain. Dalam suatu ekosistem harus ada keseimbangan antara produsen dan konsumen.
Dalam menjalankan kehidupannya, manusia membutuhkan tiga hal pokok. Kebutuhan pokok tersebut ialah sandang, pangan, dan papan. Semua kebutuhan manusia tersebut tersedia di alam ini. Tuhan memperbolehkan kamu untuk mengolah alam ini dengan sebaik-baiknya. Manusia dengan ilmu yang dimilikinya, mengembangkan berbagai teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Akan tetapi, karena sifat dasar manusia yang tidak pernah puas, banyak manusia yang mengolah alam dengan teknologi yang dibuatnya, secara tidak terkendali. Manusia sering tidak memikirkan dampak terhadap keseimbangan lingkungan dan apa yang terjadi di masa depan.
Faktor manusia dalam kerusakan alam memang sangat nampak terlihat. Yang pada akhirnya berdampak di masa depan dan berdampak pada bencana alam yang acap kali terjadi karena kerusakan alam yang dilakukan oleh manusia. Ada beberapa contoh yang menggambarkan kerusakan yang dilakukan manusia:
1. Kegiatan penambangan pohon juga pembakaran hutan. Dua kegiatan ini bisa menimbulkan kerusakan yang sangat serius bagi ekosistem. Tak hanya menyebabkan banjir juga longsor, berkurangnya pohon yang merupakan paru-paru dunia ini akan membuat iklim di bumi terganggu. Yang masih terasa dalam ingatan ini adalah pembakaran hutan di Riau.
2. Perburuan hewan yang tak terkendali. Manusia membutuhkan hewan baik itu sebagai salah satu bahan makanan maupun sebagai rekreasi. Di samping itu juga ada yang memburu binatang dilindungi untuk kebutuhan komersil misalnya bahan garmen. Ada juga yang marak terjadi salah satunya membunuh badak untuk mengambil culanya, dan membunuh gajah untuk diambil gadingnya.
- Kegiatan pemakaian pupuk yang berlebihan. Aktivitas pertanian manusia juga terkadang bisa mengganggu keseimbangan alam. Pupuk digunakan untuk memaksimalkan hasil pertanian. Ada dua jenis pupuk yang, yakni pupuk alami yang tidak membahayakan organisme lainnya sementara itu penggunaan pupuk buatan atau insektisida misalnya, jika digunakan secara berlebihan akan berbahaya bagi organisme lainnya misalnya saja burung yang tidak mengganggu tanaman sama sekali.
- Pembuangan limbah, lindustri yang mebunag limbah pabrik di sungai, limbah transportasi, limbah rumah tangga, dsb.
Dari persoalan di atas, dapat disimpulkan betapa kiranya manusia dapat menjaga kearifan alam, demi terciptanya keseimbangan ekosistem. Yang mana sangat bermanfaat untuk jangka panjang, dan bermanfaat untuk anak cucunya.
Dari cara menjaga alam ini kita bisa belajar dari suku baduy dalam, untuk mencapai hidup yang sejahtera, namun tidak merusak ekosistem yang ada disekitarnya. Sejahtera dalam hal ekonomi maupun kearifan alamnya.
Suku Baduy adalah salah satu suku yang berada di Indonesia, mereka berada di bagian barat Jawa, tepatnya di Provinsi Banten. Baduy merupakan suku yang terletak di kaki pegunungan kendeng desa Kanekes, kecamatan Leuwi Damar, Kabupaten Lebak- Rangkasbitung Banten. Desa ini merupakan jalur terakhir transportasi umum. Suku baduy dalam di kenal sangat taat mempertahankan adat istiadat dan warisan nenek moyangnya. Mereka memakai pakaian yang berwarna putih dengan ikat kepala putih serta membawa golok. Pakaian suku baduy dalam pun tidak berkancing atau kerah. Uniknya, semua yang di pakai suku baduy dalam adalah hasil produksi mereka sendiri. Biasanya para perempuan yang bertugas membuatnya. Suku baduy dalam di larang memakai pakaian modern. Selain itu, setiap kali bepergian, mereka tidak memakai kendaraan bahkan tidak pakai alas kaki dan terdiri dari kelompok kecil berjumlah 3-5 orang.
Suku baduy dalam juga tidak mengenal perkakas seperti yang kita tahu misal gergaji, palu, paku. Jadi untuk membuat rumah, dibuat dengan menggunakan bahan dan alat-alat tradisional. Di ambil dari hutan dan di kerjakan secara gotong royong. Seperti jembatan yang di buat dengan bahan bambu, di ikat dengan tali dan memakain pondasi dari pohon sekitar.
Yang mesti diperhatikan pola hidup mereka. Segala gerak laku masyarakat Baduy harus berpedoman kepada buyut yang telah ditentukan dalam bentuk pikukuh karuhun. Seseorang tidak berhak dan tidak berkuasa untuk melanggar dan mengubah tatanan kehidupan yang telah ada dan sudah berlaku turun menurun.
Pikukuh itu harus ditaati oleh masyarakat Baduy dan masyarakat luar yang sedang berkunjung ke Baduy. Ketentuan-ketentuan itu diantaranya adalah :
- Dilarang masuk hutan larangan (leuweung larangan) untuk menebang pohon, membuka ladang atau mengambil hasil hutan lainnya
2. Dilarang menebang sembarangan jenis tanaman, misalnya pohon buah-buahan, dan jenis-jenis tertentu
3. Dilarang menggunakan teknologi kimia, misalnya menggunakan pupuk, dan obat pemberantas hama penyakit dan menuba atau meracuni ikan
- Berladang harus sesuai dengan ketentuan adat, dll
Dari sini banyak hal yang dipahami, yang terpenting bagaimana suku baduy dapat menjaga keseimbangnan alam. Dengan hukum adat yang dapat dipatuhi sehingga keseimbangan alam dengan kebutuhan mereka tetap terjaga, dan juga tetap menjaga keelokan alam yang ada sehingga dapat hidup sejahtera secara ekonomi dan hati.
Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Belajar bagaimana cara suku baduy menyelaraskan alam untuk kebutuhan hidupnya.
2. Dapat mengaplikasikan pola hidup baduy dalam menjaga alam, ke dalam keseharian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar