Senin, 24 Maret 2014

Syifa Thoyyibah_Tugas 3_Proposal Ekologi Manusia

PEMBERDAYAAN  PEREMPUAN DALAM RUMAH TANGGA,  DI BIDANG PENDIDIKAN, LINGKUNGAN, DAN PEMBANGUNAN  

A.    Dasar Pemikiran

Pendidikan Perempuan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam rangka transformasi pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, nilai, dan budaya pada kaum perempuan agar dapat mempertahankan kehidupan, memahami keseimbangan antara hak dan kewajiban, meningkatkan daya saing sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam program pembangunan nasional. Program pendidikan perempuan berada pada Sub. Direktorat Pendidikan Perempuan, Direktorat Jenderal Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal, dan Departemen Pendidikan Nasional.[1]

Permasalahan yang ada di era reformasi saat ini, salah satu nya yaitu, pendidikan perempuan yang masih banyak tantangan yang perlu dihadapi. Diantaranya :

1.      Masih tingginya tingkat buta aksara perempuan, sehingga menghambat mereka dalam mengakses kesempatan kerja/berusaha.

2.      Adanya keyakinan nilai budaya yang memandang perempuan hanya sebagai ibu rumah tangga ( tugas domestik), sehinggga tidak perlu mencari kehidupan ekonomi karena itu tugas laki-laki.

3.      Tertinggalnya tingkat pendidikan perempuan berdampak terhadap rendahnya kualitas hidup perempuan. Kondisi ini membawa turunan yang signifikan tentang ketertinggalan perempuan dalam setiap bidang kehidupan.

4.      Adanya diskriminasi perlakuan dan kebijakan terhadap perempuan dalam melakukan usaha produktif.

5.      Kurangnya semangat daya saing dan keberanian di kalangan perempuan yang disebabkan ketimpangan perlakuan dan pandangan masyarakat terhadap perempuan sehingga menurunkan tingkat prestasi dan partisipasi perempuan dalam berbagai bidang pembangunan.

6.      Terbatasnya kesempatan yang diberikan kepada perempuan dalam melakukan berbagai bidang pembangunan, sehingga kreativitas dan inovasi perempuan dalam proses pembangunan tidak optimal.

 

Karena, masih banyak ditemui di daerah pedesaan, masih banyak perempuan yang berpandangan bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi. Padahal, pendidikan bisa didapatkan oleh semua kalangan, baik laki-laki, maupun perempuan. Jika perempuan bisa meningkatkan kualitas hidup mereka dan mepunyai pengetahuan yang luas, maka tantangan pendidikan perempuan bisa dihadapi. Sehingga perempuan juga bisa bekeja dan beruasaha, tidak tertinggal pendidikan, dan dapat bersaing di bidang pembangunan.

Hubungan gender dalam rumah tangga, lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan, Menurut Dankelman, laki-laki maupun perempuan (termasuk anak-anak) memeberikan kontribusi berupa energi, perspektif, waktu, pengetahuan, ketrampilan, pengalaman dan teknologi budidaya untuk mengelola ecosphere dan menghasilkan produk darinya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ini berarti tidak hanya dalam hal ketahanan dalam sumberdaya seperti pangan, air, energi, hasil-hasil pertanian dan hutan, tapi juga ketahanan secara ekologis, pendapatan dan kesehatan bagi keluarga. Dengan demikian, dalam pembangunan berkelanjutan terdapat interaksi positif antara faktor-faktor. Laki-laki dan perempuan memainkan peranan kunci dalam menciptakan keseimangan tersebut[2].

Permaslahannya, kebijakan pembangunan paradigma lama telah berdampak pada kerawanan ekologis dihampir semua belahan dunia, terlebih di negara-negara sedang berkembang. Kerawanan ekologis meningkatkan kondisi ketersediaan air yang fluaktif dan erosi serta bentuk-bentuk degradasi lingkungan lainnya, yang secara langsung memepengaruhi anggota keluarga, perempuan dan laki-laki, dewasa, dan anak-anak. Dan beban kerja perempuan meningkat.

Dari permasalahan tersebut, maka perlu adanya pemberdayaan perempuan dalam rumah tangga, di bidang pendidikan, lingkungan , dan pembangunan. Kegiatan yang dikhususkan untuk Ibu Rumah Tangga yaitu peningkatan kreativitas dalam membuka usaha sendiri yang dapat menunjang perekonomian keluarga. Selain itu dapat juga diadakan training atau pelatihan khusus Ibu Rumah Tangga yang ingin lebih produktif lagi dan mampu bersaing di dunia bisnis, agar perempuan tidak hanya dipandang bisa mengurus barang domestik saja.

B.     Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan untuk Ibu Rumah Tangga dari diadakan nya kegiatan pemberdayaan perempuan dalam rumah tangga, di bidang pendidikan, lingkungan, dan pembangunan  yaitu :

1.       Ibu Rumah Tangga dapat membuka usaha sendiri yang dapat membantu perekonomian keluarga.

2.      Ibu Rumah Tangga dapat mengetahui, perempuan tidak  hanya sebagai ibu rumah tangga ( tugas domestik), akan tetatapi dapat bekerja seperti laki-laki.

3.      Ibu Rumah Tangga mampu bersaing di dunia bisnis, dan berani mengambil resiko terhadap usahanya. Dan dapat meningkatkan prestasi dan partisipasi perempuan dalam berbagai bidang pembangunan.

4.      Dengan mempunyai pengetahuan, perempuan tidak lagi akan tertinggal di bidang pendidikan yang akan berdampak terhadap rendahnya kualitas hidup perempuan.

5.       Tidak lagi adanya diskriminasi perlakuan dan kebijakan terhadap perempuan dalam melakukan usaha produktif.

6.      Dapat memeperoleh kesempatan yang diberikan kepada perempuan dalam melakukan berbagai bidang pembangunan, sehingga kreativitas dan inovasi perempuan dapat di salurkan.

Manfaat untuk peneliti sendiri dari kegiatan tersebut yaitu :

1.      Dapat mengetahui usaha rumah tangga yang dapat meningkatkan perekonomian keluarga.

2.      Dapat mengetahui prestasi dan partisipasi perempuan di berbagai bidang pembangunan.

3.      Dapat mengetahui kesempatan yang diberikan kepada perempuan dalam melakukan berbagai bidang pembangunan, sehingga kreativitas dan inovasi perempuan dapat di salurkan.

 

 

 



[2] Fakultas Ekologi Manusia-IPB, Ekologi Manusia, hal 219

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini