Minggu, 21 September 2014

idhaChusaini_PMI5_Tugas Demografi

A.    Pengertian Demografi
 
Demografi berasal dari bahasa Yunani, yaitudemos yang berarti rakyat atau penduduk dan grafein yang berarti menulis. Jadi, demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk. Istilah ini dipakai untuk pertama kalinya oleh Achille Guillard dalam tulisannya yang berjudul Elements de Statisque Humaine on Demographic Compares pada tahun 1885.
Beberapa ahli pun punya pendapat masing-masing tentang pengertian dari demografi itu sendiri. Berikut ini pendapat para ahli tersebut.
1.      Menurut Johan Susczmilch (1762), demografi adalah ilmu yang mempelajari hukum Ilahi dalam perubahan-perubahan pada umat manusia yang tampak dari kelahiran, kematian dan pertumbuhannya.
2.      Menurut Achille Guillard, demografi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu dari keadaan dan sikap manusia yang dapat diukur.
3.      Menurut George W. Barclay, demografi adalah ilmu yang memberikan gambaran menarik dari penduduk yang digambarkan secara statistika. Demografi mempelajarai tingkah laku keseluruhan dan bukan tingkah laku perorangan.
4.      Menurut Phillip M. Hauser dan Dudley Duncan, demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahan dan sebab-sebab perubahan tersebut.
5.      Menurut D.V. Glass, demografi adalah ilmu yang secara umum terbatas untuk mempelajari penduduk yang dipengaruhi oleh proses demografis, yaitu : fertilitas, mortalitas dan migrasi.
6.      Menurut Donald J. Boague (1973), demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistika dan matematika tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk serta perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
Dapat disimpulkan bahwa demografi dalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaaan perubahan-perubahan kependudukan dengan memnfaatkan data dan statistic kependudukan serta perhitungan-perhitungan secara matematis dan statistic dari data penduduk   terutama mengenai perubahan jumlah, persebaran, dan komposisi /strukturnya perubahan- perubahan tersebut dipengaruhi oleh perubahan dan komponen-komponen utama perubahan penduduk, yaitu fertilitas, moralitas, dan imigrasi, yang pada gilirannya yang menyebabka perubahan pada jumlah, struktur, dan persebaran penduduk.  Demografi memberikan gambaran menyeluruh tentang perilaku penduduk, baik secara agregat maupun kelompok[1] 
B.      Sejarah Ilmu Kependudukan Dunia
John graunt(1620-1674), seorang warga Negara inggris, dikenal sebagai pelopor dalam bidang pencatatn statistic penduduk. Bukunya yang berjudul Natural and  Political Observations Mentioned in a Following Index and Made Upon the Bills of Mortality( Graunt, 1662 dalam Iskandar,1994)sebagian besar analisis mortalitas dan selebihnya mengenai fertilitas, migrasi, perumahan, data keluarga, perbedaan antar kota dan Negara, dan jumlag penduduk laki-laki yang berada dalam kelompok umur militer. Data yang digunakan dalam analisis kematian dan kelahiran tersebut bersumber dari catatan kematian(The Bills of Mortality) yang diterbitkan secara berkala oleh petugas gereja setiap minggu. Dari hasil penelitiannya itu, Graunt mencetuskan"hukum-hukum "pertumbuhan penduduk.
Dari hasil penelitian Empiris  terhadap jumlah dan perkembangan penduduk London pada masa itu,  dapat dikatakan bahwa ilmu demografi lahir pada zamannya, oleh karena itu Graunt dikenal pula sebagai Bapak Demografi. Dalam studinya, graunt memperoleh banyak dorongan dari William Petty, seorang ahli statistic. Karya Petty, Political Arithmetic (1690), berpengaruh besar terhadap perkembangan demografi. William Petty (1623-1687) yang hidup semasa dengan Graunt menganjurkan berdirinya Central Statistical Office (Biro Pusat Statistik). selain itu, usaha memanfaatkan data statistic penduduk dilakukan pula oleh Edmund Halley (16561742), seorang astronom, dengan menyusun table kematian modern yang pertama di kota Breslau pada tahun 1687-1691.
Stelah era graunt, perhatian public terhadap masalah kependudukan , baik mengenai pencatatan statistik maupun pertumbuhannya terus meningkat. Dalam sejarah perkembangan ilmu demografi , timbul masalah meengenai pembagian cabang ilmu ini. Awalnya, para pengamatan berpendapaat  bahwa demografi lebih terfokus pada penyusunan statistic penduduk dan analisisnya. Pendapat ini memang dapat dimengerti karena pelopor-pelopor ilmu demografi, seperti Sussmilch dan Guillard menganggap demografi sebagai bio social book keeping, yang artinya kelahiran sebagai factor penambah jumlah penduduk, sedangkan kematian sebagai factor pengurang jumlah penduduk. Kemudian, beberapa pengamat membedakan masalah penduduk menjadi dua, yaitu yang bersifat kuantitatif yang membahas tentang jumlah, persebaran, serta komposisi enduduk, dan yang bersifat kualitatif yang membahas masalah penduduk dari segi genetis dan biologis. Gagasan ini kurang mendapat dukungan karena keduanya mengandung unsur kualitatif dan kuantitatif[2]
C.     Transisi Demografi
Transisi demografi adalah suatu model grafik yang menggambarkan perubahan penduduk dari pertumbuhan penduduk tinggi menuju pertumbuhan penduduk yang stabil. Transisi demografi istilah awalnya hanya menggambarkan pergeseran sosial yang terjadi di masyarakat Barat dari abad 19 ke tahun 1930-an. Pada masa itu masyarakat Eropa yang bertempat tinggal di luar negeri, bergerak dengan kecepatan yang cukup dari tingkat fertilitas dan mortalitas tinggi, ke tingkat fertilitas dan  mortalitas rendah dengan konsekuensi sosial yang besar.
Konsep transisi demografi mencoba menerangkan mengapa negara-negara yang kini tergolong maju mengalami tahapan transisi demografi ini. Tahapan transisi demografi meliputi 3 kurun perkembangan yaitu
Tahap 1 : Kelahiran tinggi dan kematian tinggi
Tahap 2 : Kelahiran masih tinggi, kematian cenderung menurun
Tahap 3 : Kelahiran menurun dan kematian menurun dan menuju stabil
Grafik transisi demografi dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Description: http://3.bp.blogspot.com/-ZZlDyGgpOXk/UWd2TsIJNwI/AAAAAAAACDU/EcmSbert8y0/s400/demographic-transition-theory.png
 
Banyak faktor yang memengaruhi terhadap transisi penduduk yaitu 
1. tingkat kesehatan
2. keadaan geografis
3. kebijakan politis 
4. kemajuan iptek
5. perubahan pola pikir masyarakat dan lainnya[3]
 
 


[1] Tim Penulis Lembaga Demografi UI, Dasar-Dasar Demografi , Jakarta:Salemba Empat, 2011. Hlm 2-3
[2] Tim Penulis Lembaga Demografi UI, Dasar-Dasar Demografi , Jakarta:Salemba Empat, 2011. Hlm 3-4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini